Bagian dalam tubuh manusia, asal tahu saja, selalu berlendir. Jadi memang sudah dirancang
untuk terus memproduksi lendir yang berfungsi membersihkan saluran pernapasan dan
menangkal infeksi kuman ataupun virus dari dalam tubuh. Nah, tubuh bayi pun
memproduksi lendir. Hanya saja karena refleksnya untuk mengeluarkan lendir belum baik,
akibatnya jumlah lender ”menumpuk”. Ini wajar saja selama lendir tersebut tidak sampai
mengganggu aktivitas bayi (seperti makan-minumnya tetap baik, tidurnya pun bisa
nyenyak), tidak muntah, dan tak ada demam. Kalau begini, tak ada yang perlu
dikhawatirkan.
Namun, beri perhatian jika suara grok-grok yang timbul terdengar begitu nyaring (terlebih
saat bayi menangis). Bayi pun tampak sulit tidur dan aktivitasnya kerap terganggu (sulit
makan dan minum, sering muntah, dan berat badan susah naik). Apalagi bila disertai
hidung meler dan tersumbat, bersin-bersin, dan suhu tubuh meninggi. Ini biasanya
disebabkan infeksi virus.
Yang perlu diketahui, pada bayi normal bunyi grok (karena adanya lendir di saluran
pernapasan) akan menghilang di saat usianya menginjak satu tahun. Nah, jika di usia itu si
kecil masih mengeluarkan suara grok-grok berarti ia berpotensi sebagai pengidap asma di
kemudian hari. Tanda-tanda lainnya, bayi kerap mengalami keluhan pada kulit, seperti
dermatitis atopik atau eksim.