Anda di halaman 1dari 2

Si kecil kerap mengeluarkan suara grok-grok. Patutkah dikhawatirkan?

Bagian dalam tubuh manusia, asal tahu saja, selalu berlendir. Jadi memang sudah dirancang
untuk terus memproduksi lendir yang berfungsi membersihkan saluran pernapasan dan
menangkal infeksi kuman ataupun virus dari dalam tubuh. Nah, tubuh bayi pun
memproduksi lendir. Hanya saja karena refleksnya untuk mengeluarkan lendir belum baik,
akibatnya jumlah lender ”menumpuk”. Ini wajar saja selama lendir tersebut tidak sampai
mengganggu aktivitas bayi (seperti makan-minumnya tetap baik, tidurnya pun bisa
nyenyak), tidak muntah, dan tak ada demam. Kalau begini, tak ada yang perlu
dikhawatirkan.

Namun, beri perhatian jika suara grok-grok yang timbul terdengar begitu nyaring (terlebih
saat bayi menangis). Bayi pun tampak sulit tidur dan aktivitasnya kerap terganggu (sulit
makan dan minum, sering muntah, dan berat badan susah naik). Apalagi bila disertai
hidung meler dan tersumbat, bersin-bersin, dan suhu tubuh meninggi. Ini biasanya
disebabkan infeksi virus.

Yang perlu diketahui, pada bayi normal bunyi grok (karena adanya lendir di saluran
pernapasan) akan menghilang di saat usianya menginjak satu tahun. Nah, jika di usia itu si
kecil masih mengeluarkan suara grok-grok berarti ia berpotensi sebagai pengidap asma di
kemudian hari. Tanda-tanda lainnya, bayi kerap mengalami keluhan pada kulit, seperti
dermatitis atopik atau eksim.

Berikut yang dapat orangtua lakukan:

 Mencari tahu dan menjauhkan pencetusnya.


 Berikan stimulasi untuk membantu bayi mengeluarkan lendir, caranya:
 Saat tidur posisikan kepala bayi lebih tinggi dari badan.
 Posisi tidur tengkurap juga baik karena posisi saluran napas jadi lebih rendah hingga
lendir pun akan turun ke arah mulut.
 Suhu dalam ruangan bayi harus hangat.
 Jika bayi tidak alergi bisa diberikan penghangat tambahan seperti minyak telon atau
balsem khusus bayi, yang dibalurkan di dada, leher, dan punggungnya.
 Baik jika setiap pagi bayi dijemur di bawah sinar matahari pukul 07.00-08.00, selama
10 menit. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap lalu tepuk-tepuk punggungnya.
Posisikan bayi miring ke kanan lalu ke kiri dan tepuk-tepuk dada sampingnya. Dengan
cara ini biasanya dia akan ”muntah”, bisa juga lendir luluh lalu masuk saluran
pencernaan dan terbuang lewat kotoran. Tapi ingat, lakukan cara ini sebelum bayi
minum-makan apa pun.
 Kalau hidung si kecil tersumbat karena kentalnya lendir, berikan tetes hidung garam
fisiologis atau NaCL (yang bisa dibeli di apotek-apotek). Jika tidak mempan, bayi bisa
dibawa ke klinik fisioterapi untuk menjalani terapi inhalasi. Terapi ini baik meluluhkan
lendir sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh dengan cara dibatukkan,
dibersinkan atau lewat feses.
 Penanganan sama untuk berlebihnya lendir yang disebabkan infeksi virus. Namun
kondisi ini perlu diperiksakan ke dokter untuk memastikan infeksi apa yang menyerang
si kecil.

Anda mungkin juga menyukai