Sesak nafas
Untuk bayi yang baru lahir, normal jika sesekali dia mengeluarkan bunyi ketika
bernapas. Hal ini bukan berarti ia sedang mengalami sesak napas, jadi tidak perlu
Anda khawatirkan.
Paru-paru dan hidung bayi masih beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda
dengan di dalam rahim.Organ pernapasannya tersebut harus mulai terbiasa dengan
lingkungan yang kering dan menghirup udara. Napas bayi berbunyi yang terlihat
mirip seperti sesak napas pada bayi ini kemungkinan akan terjadi selama beberapa
minggu dan tidak perlu dirisaukan.
Namun, ada juga napas bayi berbunyi yang menandakan jika si kecil sedang terserang
penyakit tertentu. Berikut beberapa jenis napas bayi berbunyi dan penyebabnya.
Dengan ini, Anda bisa mengetahui apakah bunyi napas pada si kecil berbahaya atau
tidak.Mengi (napas berbunyi seperti siulan lirih atau ngik ngik)Napas bayi berbunyi
seperti ini disebabkan oleh penyumbatan kecil di lubang pernapasan, bisa karena
saluran napas yang menyempit.
Suara siulan juga dapat menjadi tanda mengi, yang disebabkan adanya sumbatan pada
saluran napas bawah hingga membuat suara bersiul ketika bayi mengeluarkan napas.
Mengi bisa merupakan gejala yang biasa ditemukan pada asma atau infeksi saluran
napas bawah. Hal ini bisa menyebabkan sesak napas pada bayi.Suara melengking dan
bernada tinggi, alias stridor atau laringomalasia
Suara ini biasanya terdengar saat bayi menarik napas. Napas bayi berbunyi ini
disebabkan kondisi saluran napas bayi yang lebih sempit dan lebih lunak. Kondisi ini
biasanya tidak berbahaya dan bisa hilang ketika si kecil berusia dua tahun.Bersuara
serak ketika menangis dan batuk Napas bayi berbunyi yang satu ini diakibatkan oleh
penyumbatan lendir pada laring. Hal ini bisa menjadi gejala croup, yaitu infeksi pada
laring, trakea, dan tabung bronkial.
Pneumonia
Napas si kecil yang cepat dan sesak, biasanya diakibatkan oleh pneumonia yang
diawali dengan adanya cairan dalam saluran udara terkecil atau alveoli. Pneumonia
membuat napas si kecil tersengal-sengal dan cepat, batuk terus-menerus, dan
mengeluarkan suara serak ketika didengarkan dengan stetoskop. Penyebab sesak
napas pada bayi ini perlu Anda khawatirkan
Alat hirup
Bagi anak Anda yang menderita asma, dapat menggunakan obat melalui nebulizer
atau berupa inhaler yang dapat digunakan sewaktu-waktu di rumah.
Jenis alat yang dihirup ini bisa membantu melancarkan pernapasan.
Obat topikal
Obat topikal dengan bahan yang aman untuk bayi dapat membantu melegakan hidung
tersumbat akibat gejala flu atau sesak napas anak.
Pastikan terdapat bahan seperti minyak atsiri atau ekstrak chamomile yang aman
untuk anak. Anda bisa mencoba Transpulmin yang punya kelebihan ini.
Transpulmin merupakan produk topikal dengan bahan aman yang sudah
direkomendasikan lebih dari 30 tahun oleh ahli, dan juga dipercaya ibu-ibu Indonesia.
Cepat pergi ke dokter spesialis anak atau ke UGD jika si kecil mengalami ini
Seperti disebutkan di atas, napas bayi berbunyi memang normal terjadi. Namun,
segera hubungi dokter spesialis anak atau pergi ke Unit Gawat Darurat jika napas
berbunyi disertai dengan tanda di bawah ini.
Jika Anda bingung apakah napas bayi berbunyi yang dialami oleh si kecil bisa
menyebabkan sesak napas pada bayi atau tidak, dianjurkan untuk segera berkonsultasi
dengan dokter ahli untuk mendapatkan
Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Seperti halnya suhu tubuh orang dewasa, suhu tubuh bayi juga berfluktuasi
berdasarkan pada hal-hal seperti cuaca, aktivitas, dan bahkan pengukuran suhu.
Secara umum, suhu bayi seharusnya berada di antara 97,7 ° F (36,5 ° C) dan 99,5 ° F
(37,5 ° C) ketika diukur dengan termometer oral.
Jika suhu tubuh bayi berada di bawah 97,7 ° F (36,5 ° C), mereka bisa jadi mengalami
hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah. Hipotermia pada bayi bisa berbahaya, dan
meskipun jarang dapat menyebabkan kematian.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Apa saja gejala yang ditunjukkan?
Tanda-tanda Hipotermia Pada Bayi
Foto: Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya 1.jpg
Foto: humanosphere.org
ADVERTISEMENT
Dalam laman FirstCry Parenting disebutkan bahwa berikut ini merupakan gejala-
gejala hipotermia yang terjadi pada bayi:
Gejala hipotermia ringan
* Tubuh bayi dingin ketika disentuh.
* Tampak lemah.
* Kulit bayi tampak kemerahan.
* Menyusu dengan buruk.
* Pusing dan menggigil.
* Hipoksia.
Gejala hipotermia sedang
* Kesulitan mengoceh atau mengeluarkan suara.
* Mengalami kesulitan bergerak.
* Menggigil berlebihan dan tidak terkontrol.
Foto: Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya 3.jpg
Foto: healthline.com
Jika suhu tubuh bayi sangat rendah atau mengalami hipotermia, situs kesehatan
Healthline menyarankan agar Moms melakukan beberapa tindakan berikut ini:
1. Memakaikan pakaian hangat atau pakaian berlapis.
2. Menghangatkan tubuh bayi dengan suhu tubuh Moms melalui skin to skin contact.
3. Membedong bayi.
4. Membawa bayi ke ruangan dengan suhu yang lebih hangat.
Jika langkah-langkah di atas masih belum dapat menaikkan suhu tubuh bayi,
dianjurkan untuk segera mencari bantuan medis darurat atau menghubungi dokter.
Baca Juga: Manfaat Tes Glukosa Pada Bayi Baru Lahir
Terapkan Pencegahan Sebelum Bayi Mengalami Hipotermia
Foto: Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya 4.jpg
Foto: raisingchildren.net.au
Cara terbaik untuk mencegah hipotermia pada bayi, terutama ketika cuaca sedang
dingin adalah dengan menerapkan beberapa tindakan berikut ini:
1. Pastikan bayi selalu memakai pakaian kering dan hangat. Jika perlu pakaikan topi.
2. Pastikan bahan pakaian menyerap keringat untuk menghindari keringat berlebih
selama bayi beraktivitas.
3. Pakaikan lapisan pakaian dalam yang longgar.
4. Seluruh tubuh bayi sebisa mungkin harus tetap kering sepanjang hari.
“Jika berada di luar rumah, bawalah alat penyelamat (dari hipotermia) yang mencakup
selimut dan mantel tebal,” kata Thomas Waters, MD, dokter bagian layanan darurat,
seperti dikutip dari Health Cleveland Clinic.
Bayi kehilangan panas tubuh lebih cepat daripada orang dewasa. Perawaran dini saat
bayi mengalami hipotermia dapat mengurangi risiko komplikasi serius.
Selalu hubungi dokter jika Moms mencurigai ada sesuatu yang salah dengan kondisi
Si Kecil.
Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,50C.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem yang mengatur
pendinginan suhu tubuh. Akibatnya, muncul keluhan mulai dari kram otot, gangguan
otak, hingga gangguan sistem saraf.
Suhu tubuh yang normal berada pada rentang 36–37,50C. Hipertermia didefinisikan
sebagai peningkatan suhu tubuh lebih dari 38,50C yang disebabkan oleh kegagalan
pada sistem pengatur suhu tubuh.
Kulit kering pada bayi bisa disebabkan oleh udara dingin dan kering, paparan sinar
matahari, atau paparan klorin pada air di kolam renang. Selain itu, kebiasaan mandi
terlalu lama, terlalu banyak menggunakan sabun, atau alergi terhadap produk
perawatan kulit tertentu juga bisa menyebabkan iritasi dan kulit kering pada bayi.
Perhatikan pula produk sabun mandi bayi yang Bunda gunakan. Sebaiknya, pilihlah
produk sabun mandi khusus bayi yang tidak mengandung parfum atau pewangi dan
ditujukan untuk kulit sensitif.
Gunakan pelembap secara rutin
Untuk merawat dan mengatasi masalah kulit kering pada bayi, Bunda perlu rutin
mengoleskan pelembap ke kulit Si Kecil setidaknya 2–3 kali sehari, yaitu setelah
mandi pagi dan sore serta sebelum tidur. Pastikan pula pelembap yang digunakan
bebas parfum, sehingga tidak menyebabkan iritasi pada kulit Si Kecil.
Untuk menghindari kulit kering akibat paparan klorin pada air kolam renang, pastikan
Si Kecil segera mandi setelah berenang dan gunakan pelembap setelahnya.
Selain menggunakan pelembap dan membatasi waktu mandi, Bunda bisa melakukan
beberapa hal lainnya untuk menjaga kelembapan kulit Si Kecil, seperti:
Jaga suhu ruangan di kamar Si Kecil agar tetap sejuk dan lembap
Cukupi kebutuhan asupan cairan Si Kecil, baik dengan ASI atau susu formula
Cuci pakaian bayi dengan detergen berbahan lembut dan bebas parfum atau pewangi
Hindari mengenakan pakaian ketat dan berbahan kasar, seperti wol, serta kenakan
pakaian berbahan katun yang nyaman di kulit
Lindungi kulit Si Kecil dari paparan sinar matahari atau udara dingin dengan pakaian
tertutup dan sarung tangan
Gejala Alergi pada Kulit Sensitif Bayi
Terkadang, saat menggunakan produk perawatan kulit yang baru, kulit bayi
kemungkinan mengalami alergi. Jika kulit bayi mengalami ruam, gatal, serta kulit
mengelupas dan kering, segera hentikan pemakaian produk tersebut.
Untuk menguji produk baru, Bunda bisa mengoleskan produk pada pergelangan
tangan atau lengan Si Kecil. Perhatikan jika ada gejala kemerahan atau iritasi yang
muncul dalam waktu 24–48 jam. Bila dalam waktu tersebut atau setelah pemakaian
produk muncul reaksi alergi pada kulit Si Kecil, segera hentikan penggunaannya.
Kulit kering pada bayi yang disertai bercak merah dan gatal menunjukkan adanya
kemungkinan bayi mengalami eksim atau dermatitis atopik. Eksim ringan bisa diatasi
dengan rajin mengoleskan pelembap.
Namun, jika kulit kering pada bayi disertai kemerahan, gatal dan pembengkakan tidak
kunjung sembuh meski sudah menggunakan pelembap, segera periksakan ia ke
dokter. Dengan begitu, Si Kecil dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan
sesuai penyebab kulit keringnya.
Telapak tangan dan telapak kaki bayi yang terlihat biru, teraba dingin dan selalu basah
atau berkeringat biasanya merupakan hal yang normal terjadi pada bayi di bawah 3
bulan. Bayi dilahirkan dengan sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah yang
belum berkembang dengan sempurna, oleh karena itu tubuhnya lebih mengutamakan
untuk memberikan suplai darah ke organ-organ yang penting seperti otak, jantung,
ginjal, dan saluran cernanya. Hal ini menyebabkan suplai darah ke kaki dan tangan
sedikit berkurang, sehingga kaki dan tangan bayi seringkali terlihat kebiruan, serta
teraba dingin dan basah. Hal ini akan membaik dengan sendirinya seiring
bertambahnya usia bayi dan semakin maturnya sistem sirkulasi dan peredaran
darahnya.
Bila anda merasa kuatir kaki yang dingin pada bayi anda adalah hal yang tidak
normal, anda dapat mencoba melihat dan meraba bagian perut dan punggung bayi.
Bila perut dan punggungnya masih terlihat kemerahan dan teraba hangat, maka
kemungkinan besar bayi anda baik-baik saja. Anda juga dapat melihat wajah dan bibir
bayi anda, bila wajah dan bibir bayi anda kemerahan, tidak tampak biru atau pucat,
maka kemungkian besar bayi anda baik-baik saja. Anda juga dapat memperhatikan
perilaku bayi anda, bila bayi anda tampak tenang, tidak rewel, aktif dan ceria seperti
biasa, maka kemungkinan tidak ada hal lain yang terjadi pada bayi anda. Anda juga
bisa mencoba mengukur suhu tubuh bayi anda dengan termometer. Suhu tubuh
normal bayi berkisar antara 36,5 hingga 37,4 derajat celcius. Bila suhu tubuh dalam
rentang tersebut, maka kemungkinan besar bayi anda sehat-sehat saja.
Jangan membungkus bayi anda dengan selimut terlalu tebal karena bisa menyebabkan
bayi mengalami kepanasan yang dapat membahayakan bayi
Atur suhu ruangan agar tetap hangat untuk bayi anda
Bungkus kakinya dengan kaos kaki dan kepalanya dengan topi untuk mengurangi
keluarnya panas dari tubuh bayi anda
Sebaiknya anda segera membawa bayi anda ke dokter bila anda menemukan gejala-
gejala berikut ini:
Namun, di samping anemia, banyak lagi faktor lain yang bisa menyebabkan bayi
pucat, contohnya karena kulit yang terlalu putih, kurang asupan nutrisi, gangguan
jantung, aspirasi benda asing ke saluran napas, infeksi, dehidrasi, hipoglikemia,
hipoxemia, alergi, dan sebagainya.
Agar lebih obyektif, coba Anda periksakan langsung bayi Anda ke dokter atau dokter
anak terdekat. Dengan begitu, dokter tentu bisa menentukan, apakah kondisi bayi
Anda masih wajar, ataukah berkaitan dengan suatu penyakit yang memerlukan
tatalaksana lebih lanjut.
Saat ini, jangan dulu panik. Anda cukup berfokus memberi bayi Anda ASI yang cukup
sesuai kebutuhannya. Mengingat usianya yang telah menginjak 6 bulan, Anda bisa
juga mulai mengenalkan variasi menu MPASI pada bayi agar kebutuhan gizinya
terpenuhi dengan baik.
•Hisapan bayi lemah,rewel,muntah,mengantuk
Pada bayi dengan refleks hisap yang lemah dan dengan riwayat laringomalasia,
pemberian nutrisi pada bayi perlu dilakukan secara hati-hati. Pada prinsipnya,
tatalaksana yang dilaksanakan perlu menjamin tercukupinya nutrisi untuk bayi,
melindungi saluran pernapasan bayi, menunjang bayi dalam menelan nutrisi,
menjamin stimulasi oral yang optimal, meningkatkan kualitas hidup bayi dan
keluarga, serta membantu keluarga untuk mempertimbangkan stategi terapi lainnya.
Tatalaksana yang dilakukan juga perlu disesuaikan dengan penyebab dari kondisi
yang dialami oleh bayi Anda, seperti pertimbangan untuk tindakan operasi apabila
derajat laringomalasia sudah sangat mengganggu fungsi menelan dan makan anak.
Selain itu, anjuran yang
dapat dilakukan juga berupa pemberian alat suplementasi makan seperti dengan OGT,
NGT, ataugastronomytube, mengatur posisi anak agar tidak cenderung miring ke
salah satu sisi, mengatur kekentalan susu/nutrisi lain yang diberikan misalnya dengan
menambahkan bahan pengental, dan memberikan nutrisi secara perlahan dengan
modifikasi volume, suhu, dan waktu atau laju pemberian nutrisi tersebut secara
perlahan.
Pada dasarnya pemberian nutrisi pada bayi yang memiliki kondisi medis seperti ini
bukanlah hal yang mudah, akan tetapi dapat membaik seiring dengan tumbuh
kembang bayi yang juga sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anatomi
organ pencernaan dan pernapasannya, termasuk pada laring. Oleh karena itu,
dibutuhkan kerja sama baik dari dokter spesialis anak, dokter rehabilitasi medis atau
fisioterapis, untuk mengevaluasi kondisi bayi dari berbagai aspek dan memberikan
tatalaksana yang sesuai dengan kondisi bayi. Lakukan kontrol secara rutin dan berkala
dan diskusikanlah hal ini dengan tim dokter yang merawat bayi Anda.
Bayi rewel dapat dipicu oleh berbagai alasan, seperti mengantuk, lapar, ruam, tidak
nyaman dan sebagainya. Periode rewel ini sering kali terjadi pada sore atau malam
hari.
Kondisi rewelnya bayi tentu membuat para orang tua cemas, apalagi jika si Kecil tak
kunjung tenang setelah mencoba beberapa cara. Namun sebenarnya, kondisi bayi
yang rewel hampir dialami oleh semua bayi, terutama yang baru lahir.
Nah, untuk itulah jika Sahabat MIKA merupakan orang tua atau calon orang tua,
sebaiknya mengetahui apa saja penyebab bayi rewel serta bagaimana cara
menenangkannya.
Baca juga: Gejala Asma pada Anak, Pengobatan dan Tanda Bahayanya
Lapar
Penyebab paling umum yang menyebabkan bayi rewel adalah kelaparan. Ciri bayi
rewel karena lapar adalah dengan melihat tanda-tanda lapar seperti menggerakkan
tangan ke mulut atau menampar bibir.
Sahabat MIKA sebaiknya melakukan jadwal rutin makan atau waktu menyusui agar
bayi tidak kelaparan. Biasanya, periode pemberian makan ini adalah 2 hingga 2 1/2
jam dari awal satu kali menyusui ke yang berikutnya.
Kelelahan
Bayi yang lelah bisa menjadi bayi yang sangat rewel. Jika dia menggosok matanya
atau Sahabat MIKA mengetahui rutinitas tidurnya tidak sesuai jadwal, maka segeralah
istirahatkan dan ajak ia tidur.
Bayi Kolik
Pada bayi yang berusia 0-5 bulan, maka ada kemungkinan ia menjadi rewel karena
kolik infantil. Kondisi ini ditandai dengan periode menangis yang lama serta sulit
untuk ditenangkan.
Biasanya, kolik infantil dapat terdiagnosis ketika bayi mengalami episode menangis
selama 3 jam atau lebih dalam sehari untuk jangka waktu yang lama. Terkadang, kolik
bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi beberapa orang percaya kolik juga bisa menjadi
indikasi alergi susu yang bisa menyebabkan sakit perut kronis.
Ketika terjadi ruam popok maka kulit bayi akan meradang. Hal ini terjadi karena
popok jarang diganti sehingga dapat menciptakan gesekan antara kulit sensitif, popok
dan kotoran.
Untuk bayi yang mengalami ruam popok kronis meskipun sering mengganti popok,
alergi terhadap lateks atau bahan popok harus dipertimbangkan. Untungnya, ada
popok yang tersedia untuk anak-anak yang mengalami alergi terhadap bahan yang
ditemukan di sebagian besar popok.
Ketidaknyaman ini disebabkan oleh popok yang sudah penuh sehingga sebaiknya
segera diganti. Selain itu, suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin juga membuat
si Kecil menjadi tidak nyaman alhasil menjadi menangis.
Maka dari itulah, sebaiknya Anda mengganti popoknya secara berkala serta menjaga
suasana hati agar tidak rewel.
Sariawan
Sariawan mulut terjadi ketika infeksi jamur hadir di dalam mulut, dan merupakan
penyebab umum bayi rewel. Sariawan terjadi ketika akumulasi jamur candida
menumpuk di dalam dan sekitar mulut.
Gas
Sensitivitas makanan
Refluks asam
Menahan diri dari menangis
Kalau si Kecil merasa gangguan pencernaan sehingga membuat bayi tidak nyaman
dan rewel. Untuk mengatasinya, Sahabat MIKA dapat menggendong bayi Anda di
lengan dengan tubuh bersandar di sisi kiri. Kemudian gosok punggungnya dengan
lembut.
Tumbuh Gigi
Masa tumbuh gigi bisa menjadi penyebab bayi rewel. Jika Sahabat MIKA
memperhatikan bahwa dia ingin mengunyah semuanya, atau jika dia menolak makan
makanan yang dia sukai, maka hal-hal ini bisa menjadi indikasi tumbuh gigi.
Bayi yang rewel disebabkan karena gigi geraham merasa tidak nyaman, karena gigi
tidak tajam seperti gigi seri, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
menembus gusi.
Jika penyebabnya adalah sensitivitas makanan, maka ibu maupun bayi sebaiknya
untuk mengurangi atau menghindari untuk mengonsumsi:
Kafein
Produk susu
Makanan yang kemungkinan dapat menyebabkan gas (kubis, bawang, kacang-
kacangan)
Bagi ibu yang sedang menyusui, sebaiknya segera berbicara dengan dokter terlebih
dahulu sebelum mencoba diet eliminasi, karena ini dapat menimbulkan risiko
kesehatan tertentu.
Menderita Penyakit
Terakhir, bayi rewel mungkin karena rasa sakit tertentu. Ukur suhu bayi Anda
menggunakan termometer. Jika bayi Anda sering gumoh atau sering muntah, bisa jadi
ia mengalami GERD (gastroesophageal reflux).
Bicarakan dengan dokter tentang tanda-tanda penyakit lain yang harus dicari, seperti:
Jika Anda sudah merasa tenang, maka bisa melakukan cara menenangkan bayi rewel
berikut ini:
Bedong Bayi
Bedong dapat meniru sensasi rahim sehingga akan membuat bayi lebih tenang ketika
ia dibalut erat dalam bedong. Sahabat MIKA dapat memakai selimut besar dan tipis
untuk membuat bayi merasa nyaman.
Jangan membedongnya terlalu kuat dan ketat karena hanya akan membuatnya merasa
sesak. Cara ini ampuh untuk mengatasi bayi rewel karena dingin karena akan
mendapatkan sensasi hangat seperti dipeluk.
Selain itu, cobalah untuk memegang bayi di lengan Anda. Letakkan tubuhnya di sisi
kiri untuk membantu pencernaan atau perut untuk menopang. Selanjutnya, gosok
punggungnya dengan lembut.
Jika bayi tidur, ingatlah untuk selalu membaringkannya di tempat tidurnya dalam
posisi terlentang.
Suara-suara ini mengingatkan bayi saat berada di dalam rahim sehingga akan
membuatnya menjadi lebih tenang.
Lakukan juga gerakan menenangkan seperti mengayun-ayunkannya untuk lebih
mengingatkan bayi akan gerakan yang mereka rasakan di dalam kandungan.
Hal ini bisa membuatnya menjadi lebih nyaman dan tenang. Pijatan bayi juga baik
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Lakukan pijatan dengan lembut.
Manfaatkan minyak telon yang aman untuk kulit bayi untuk memberikan sensasi
hangat dan membuat tidurnya menjadi lebih tenang.
Cobalah untuk menunggu setidaknya 2 hingga 2, 5 jam dari awal satu kali menyusui
ke yang berikutnya.
Selain itu rewel yang tak berhenti, Anda bisa membawa si Kecil ke dokter jika bayi
mengalami tanda-tanda berikut:
Namun jika cincin tidak menutup dengan sempurna, susu bisa kembali lagi ke
kerongkongan, lalu terjadilah gumoh. Dalam ilmu medis disebut refluks.
Di usia yang masih beberapa minggu, bayi rentan mengalami refluks karena ukuran
lambungnya masih kecil. Di usia ini juga cincin otot belum bisa bekerja dengan
smepurna. Biasanya, cincin akan tumbuh kuat saat bayi berusia sekitar 4-5 bulan.
Pada masa ini dia mungkin sudah berhenti mengalami gumoh.
Selain hal diatas, si kecil juga bisa muntah ketika dia menangis atau batuk-batuk
secara berlebihan. Kemungkinan bunda akan sering melihat si kecil muntah karena ini
pada tahun-tahun pertamanya.
Muntah pada bayi yang tidak normal bisa berhubungan dnegan kondisi kesehatan si
kecil berikut beberapa penyebabnya :
Keracunan makanan
Infeksi virus atau bakteri
Infeksi saluran pernafasan
Infeksi telinga
Pneumonia
Radang usus buntu
Stenosis pilorus (cincin otot antara lambung dan usus terlalu tebal sehingga menutup
dan makan tidak dapat lewat)
Meningitis
Tanda-tanda bahwa bayi bunda mengalami muntah abnormal, antara lain:
Muntahan bayi berwarna hijau. Kondisi ini bisa menjadi pertanda bayi bunda
mengalami gangguan pada ususnya
Dia terlihat sangat kesakitan
Muntah yang diiringi pembengkakan perut
Muntah lbih dari seklail detelah mengalami cedera. Hal ini kemungkinan bisa menjadi
pertanda gegar otak
Terdapat darah pada muntahannya. Jika hanya sedikit, bunda tidak perlu khawatir
karena itu normal terjadi. namun jika banyak atau terus menerus ada darah, bawa ke
dokter
Munta
h secara hebat dan terusmenerus
Muntah yang diiringi menguningnya kulit dan mata bayi. Kondisi ini bisa menjadi
tanda bahwa bayi bunda mengalami jaundice atau sakit kuning.
Cara Mengatasi Muntah pada Bayi
Untuk mengatasi muntah yang normal, bunda tidak perlu membawanya ke dokter atau
memberikan obat-obat khusus. Cukup berikan dia cairan agar terhindar dari dehidrasi.
jadi bunda tidak perlu khawatir berlebihan karena muntah yang normal biasanya tidak
akan berdampak kepada kondisi kesehatan si kecil.
Dua tips di bawah ini bisa bunda coba untuk meminimalisasi usia si kecil ketika
minum susu,
Usai minum susu jangan langsung membaringkannya ditempat tidur bayi. Lebih baik
bunda menggendongnya dengan posisi tubuk si kecil tegak. Gendong dia sekitar
setengah jam setelah menyusu agar cairan bisa turun dengan sempurna.
Tipa setelah mengonsumsi apapun, biasakan untuk menyendawakan bayi bunda.
Untuk mengatasi muntah yang abnormal, bunda bisa membawanya ke dokter guna
mendapat penanganan lebih lanjut.
Namun sebagai langkah awal, bunda bisa memberikannya cukup cairan, namun
hindari memberikannya jus buah. Terkadang jus buah bsa memperparah keadaan,
terutama jika bayi bunda mengalami diare. Dehidrasi juga bisa dicegah dengan
memberikan cairan elektrolit atau oralit. Tapi pemberian oralit pada bayi harus
mendapat persetujuan dari dokter terlebih dahulu
selain itu bunda juga bisa menidurkannya jika mengalami muntah dalam perjalanan.
Tidur kemungkinan bisa membantu menenangkan bayi sekaligus menghilangkan
keinginan bayi untuk muntah.
Berikan kembali asupan setelah si kecil berhenti muntah atau ketika kondisi perutnya
terlihat sudah membaik. Meski begitu, berikan asupan sedikit demi sedikit. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai muntah pada bayi yang normal dan abnormal. Bunda
bisa mengonsultasikannya dengan dokter.
Bagaimana cara membedakan tanda bayi mengantuk dengan tidak ?
Bayi tidak dapat mengungkapkan apa yang dia rasakan, apakah bayi lapar, apakah bayi
kepanasan, apakah popok basah, apakah bayi tidak nyaman dengan lingkungan sekitar. Bayi
hanya bisa berkomunikasi dengan orang lain melalui tangisan dan beberapa tanda yang ia
lakukan termasuk saat mengantuk.
Pastikan suhu ruangan pas untuk bayi yaitu sekitar 21 hingga 22 derajat celcius.
Melakukan pijat bayi agar bayi merasa rileks.
Gunakan baju yang nyaman.
Pastikan kamar dan kasur bayi bersih, tidak ada barang yang membahayakan terutama benda
kecil dan benda yang dapat menutup jalan nafas bayi.
Gunakan lampu tidur.
Jika bayi tidak tidur dengan nyenyak, selalu terbangun dan rewel, bawa bayi ke dokter anak agar
dicari tahu apakah ada masalah pada bayi Anda.
PENANGANAN INFEKSI ATAU SEPSIS
TANDA-TANDA Suhu tubuh panas atau disebut hipotermia, sesak napas, merintih,
menangis lemah atau tidak ada tangis, susah minum, fontanel cembung, serta tali
pusat memerah.
KATEGORI Sepsis Infeksi Lokal
PENILAIAN Tanda-tanda tersebut di atas disertai:
1. Kadang-kadang kejang
2. Tali pusat merah atau kotor atau bau
3. Kulit ikterik Biasanya hanya ditemukan:
1. Panas
2. Tali pusat merah atau kotor atau bau
3. Nanah di telinga
4. Bisul atau pustule di kulit
v PENANGANAN
PUSKESMAS 1. Pertahankan tubuh bayi tetap hangat (tidak hipotermia)
2. ASI tetap diberikan atau diberi air gula
3. Injeksi antibiotika 1 kali
4. Rujuk ke rumah sakit
5. Diberi injeksi antibiotika
6. Dilanjutkan dengan antibiotika oral
7. Nasehat perawatan infeksi
8. Kontrol kembali dalam 2 hari 9.
RUMAH SAKIT 1. Sama seperti di atas
2. Diberi antibiotika ampisilin + gentamisin i.v.
3. Bila perlu diberikan oksigen
4. Infus untuk mencegah dehidrasi
ASI tetap diberikan
F. Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin yang menyerang sistem saraf pusat.
Spora kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya,
yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir
maupun pada saat perawatannya sebelum puput. Masa inkubasi 3-28 hari, rata-rata 6
hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7 hari, maka biasanya penyakit lebih parah
dan angka kematiannya tinggi.
Angka kematian kasus (case Fatality Rate atau CFR) yaitu sangat tinggi. Pada kasus
tetanus neonatorum yang tidak dirawat, angkanya mendekati 100%, terutama yang
memiliki masa inkubasi kurang dari 7 hari. Angka kematian kasus tetanus neonatorum
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia bervariasi dengan angka kisaran 10,8-55%.
Kekebalan terhadap tetanus hanya bisa diperoleh melalui imunisasi TT. Sembuh dari
penyakit tetanus bukan berarti seseorang/bayi selanjutnya kebal terhadap tetanus.
Toksin tetanus dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit tetanus, tidak
cukup untuk merangsang tubuh penderita dalam membentuk zat anti (anti bodi)
terhadap tetanus. Itulah sebabnya seorang/bayi penderita tetanus mesti menerima
imunisasi TT pada waktu diagnosis dan/atau setelah sembuh.
TT akan merangsang pembentukan antibody spesifik yang mempunyai perannan
penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi
TT dalam tubuhnya maka akan membentuk antibody tetanus. Masuk dan menyebar
melalui aliran darah janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mnecegah terjadinya
tetanus neonatorum.
Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan sebanyak 2 kali (2 dosis). Jarak pemberian TT
pertama dan kedua, serta jarak antara TT ke 2 dengan saat kelahiran, sangat
menetukan kadar antibody ttanus dalam darah bayi. Semakin lama interval anatara TT
pertama dan kedua, serta antara TT ke 2 dengan kelahiran bayi maka kadar antibody
tetanus dalam darah bayi akan semakin tinggi, karena interval yang panjang
mempertinggi respon imuonologik dan diperoleh cukup waktu untuk menyebrangkan
antibody tetanus dalam jumlah yang cukup dari tubuh ibu hamil ke tubuh bayinya.
Imunisasi TT pada kehamilan sedini mungkin akan memberikan cukup waktu anatara
dosis pertama dan dosis kedua, seta anatar dosis kedua dengan kelahiran. Interval
imunisasi TT dosis pertama dengan dosis kedua minimla 4 minggu.
TT adalah anti gen yang sangat aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi
janin jika ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Pada ibu hamil yang mendapatkan
imunisasi TT tidk didapatkan perebedaan resiko cacat bawaan ataupun abortus dengan
mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.
TANDA-TANDA
Tiba-tiba bayi demam atau panas, mendadak bayi tidak mau/ tidak bisa menetek
(mulut tertutup atau trismus), mulut mencucu seperti ikan, mudah sekali kejang
(misalnya kalau dipegang, kena sinar, atau kaget-kaget), disertai sianosis, kuduk
menjadi kaku, posisi punggung melengkung, kepala mendongak ke atas (atau
opistotonus)
KATEGORI Tetanus neonatorum sedang Tetanus neonatorum berat
PENILAIAN
1. Umur bayi
2. Frekuensi kejang
3. Bentuk kejang
1. Posisi badan
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda infeksi
>7 hari
Kadang-kadang
- Mulut mencucu
- Trismus
- Kejang rangsang (+)
- Opistotonus kadang-kadang
- Masih sadar
- Tali pusat kotorLubang telinga bersih/kotor
0-7 hari
Sering
- Mulut mencucu
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi adalah bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi
baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang masih
belum sempurna.
Perawatan umum
1. Gunakan sarung tangan dan celemek saat memegang BBL sampai dengan
memandikan bayi minimal 6 jam, dan tidak perlu memakai masker atau gaun
penutup dalam perawatan BBL
2. Bersihkam darah dan cairan bayi dengan menggunakan kapas yang direndam
dalam air hangat kemudian keringkan
3. Bersihkan bokong dan sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok atau
setiap diperlukan dengan menggunakan kapas yang direndam air hangat atau air
sabun lali keringkan dengan hati-hati
4. Gunakan sarung tangan sewaktu merawat tali pusat.
Penyebab bayi tidak BAB 3 hari bisa beragam dan harus anda perhatikan dengan
seksama perkembangan pencernaannya.
Faktor susu
Tidak akan menjumpai masalah jika bayi hanya memakan ASI saja dalam tubuhnya.
Sebab ASI merupakan makanan sekaligus minuman yang paling baik untuk tubuh
bayi itu sendiri. ASI yang di miliki oleh ibu memiliki nutrisi da gizi yang paling
sempurna. Makanan ini sangat mudah di cerna oleh tubuh. Di dalamnya terdapat
beberapa bakteri baik. Bakteri ini berguna untuk membantu melembutkan, sehingga
tinja yang ada di perut akan lebih mudah keluar.
Jika bayi hanya mengkonsumsi ASI, maka masih dalam tahap lumrah kalau tidak bisa
mengeluarkan fases dalam kurun waktu 3 sampai 5 hari. Di nilai dari kualitas
makanannya, ASI sangat mudah di cerna dan mudah di serap oleh tubuh pula. Maka
kotoran yang keluar nantinya juga sedikit saja. Di dalam ASI juga terdapat hormon
motilin yang sangat membantu proses pencernaan.
Sayangnya ibu tidak bisa 100% memberikan air susunya pada bayi. Maka mereka
akan di sandingkan dengan makanan pendamping lainnya. Seperti susu formula. Nah
dari sinilah akan muncul masalah baru. Sebab kandungan protein dan lemak pada
susu formula belum seimbang. Selain itu pada susu formula terdapat kandungan
kalsium dan fosfor yang tinggi. ini menyebabkan cairan yang ada di dalam tinja
terserap pada dinding usus. Sehingga menjadi keras dan susah untuk di keluarkan.
Adanya luka
Bayi yang mengejan terlalu keras bisa menyebabkan anusnya terluka. Karena fases
yang keras di paksa untuk keluar. Sehingga terjadilah gesekan antara anus dengan
tinja keras, yang mana menyebabkan luka. Jika tinja tidak segera di keluarkan, maka
kondisi tinja akan semakin keras pula.
Efek dari bayi yang mengalami sembelit atau konstipasi atau tidak bisa BAB
Bayi yang tidak bisa BAB atau buang air besar akan merasa tidak nyaman. Mereka
akan lebih sensitif dari biasanya. Sebab mereka menahan sakit yang ada di dalam
perutnya. Kemudian bayi juga cenderung malas untuk melakuakn sesuatu. Biasanya
mereka cenderung diam, malas bergerak, serta malas beraktivitas.
Selain itu, bayi juga akan mengalami gangguan kolik. Gangguan ini membuat bayi
menjadi lebih susah untuk makan. Mereka telalu tersakiti dengan perut yang tidak
bisa mengeluarkan fases dari dalam anusnya.
Bayi juga sangat mudah untuk menangis, rewel, dan suka ngambek. Bahkan bagian
anusnya akan ruah memerah karena terlalu sering untuk mengejan demi
mengeluarkan fases. Perut bayi juga kembung, membesar dan hanya berisi angin saja.
Karena tidak bisa mengeluarkan makanan dari dalam perutnya. Akhirnya mereka akan
lebih mudah mutah. Jika anda melihat dari fluktuasi pertambahan berat badan,
biasanya cenderung tidak naik. Sebab bayi tidak memasukkan sedikit makanan ke
dalam tubuhnya.
Perhatikan susu formula yang hendak anda berikan pada bayi. Lihat takaran
pengencerannya, agar konsentrasi antara susu dan air pas. Sehingga tidak kental serta
tidak pula cair. Hal ini sangat erat hubungannya dengan masalah pencernaan bayi
nantinya
Jika anda ragu untuk memilih susu formula yang ada, bisa meminta rekomendasi dari
dokter. Biasanya akan di sesuaikan dengan kondisi bayi anda. dokter anak cenderung
lebih paham masalah pencernaan pada bayi anda, sehingga di sesuaikan dengan
komposisi yang ringan.
Bisa di bantu dengan mengoleskan minyak telon di sekitar anus bayi. Hal ini di
percaya bisa membantu untuk melindungi anus bayi dari luka
Bisa di bantu dengan pijatan pijatan lembut pada perut bayi. Di mulai dari pusar
sampai arah luar. Kemudian di bantu dengan gerakan melingkar yang searah dengan
jarum jam. Untuk lebih mudah bisa menggunakan minyak telon bayi agar lebih licin.
Posisikan bayi dalam keadaan telentang. Angkat kakinya dan di gerakkan seperti
dalam gerakan sedang mengayuh sepeda. Ini bisa bekerja untuk pergerakan otot otot
perut bayi. Sehingga bisa membantu bayi untuk melakukan BAB. Faktor
Penyebab bayi tidak BAB 3 hari bisa beragam dan harus anda
Faktor susu
Tidak akan menjumpai masalah jika bayi hanya memakan ASI saja
minuman yang paling baik untuk tubuh bayi itu sendiri. ASI yang di
keluar.
di cerna dan mudah di serap oleh tubuh pula. Maka kotoran yang
Sayangnya ibu tidak bisa 100% memberikan air susunya pada bayi.
lainnya. Seperti susu formula. Nah dari sinilah akan muncul masalah
baru. Sebab kandungan protein dan lemak pada susu formula belum
dan fosfor yang tinggi. ini menyebabkan cairan yang ada di dalam
tinja terserap pada dinding usus. Sehingga menjadi keras dan susah
untuk di keluarkan.
Bisa berupa susu formula atau bisa saja bubur serta nasi tim. Padahal
Bayi yang tidak bisa BAB atau buang air besar akan merasa tidak
Selain itu, bayi juga akan mengalami gangguan kolik. Gangguan ini
tersakiti dengan perut yang tidak bisa mengeluarkan fases dari dalam
anusnya.
Bayi juga sangat mudah untuk menangis, rewel, dan suka ngambek.
dan air pas. Sehingga tidak kental serta tidak pula cair. Hal ini
nantinya
2. Jika anda ragu untuk memilih susu formula yang ada, bisa
lebih licin.