Anda di halaman 1dari 12

SUDDEN INFANT DEATH SYNDROME

(Sindrom Kematian Bayi Mendadak)

A. DEFINISI
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindroma kematian
bayi mendadak adalah kematian yang tidak dapat dijelaskan pada bayi
sehat usia kurang dari satu tahun ketika bayi sedang tidur.
Sindroma kematian bayi mendadak adalah sebuah istilah medis yang
menggambarkan kematian tiba-tiba dari seorang bayi yang tidak bisa
dijelaskan sebabnya setelah semua kemungkinan penyebab lain diteleti dan
dikesampingkan melalui autopsy, pemeriksaan tempat kejadian, dan
penelaahan riwayat medis. Sindrom ini lebih banyak terjadi pada bayi
berusia satu bulan sampai satu tahun (National Safety Council, 2007).

B. ETIOLOGI
Penyebab yang jelas masih belum diketahui tetapi terdapat beberapa
hipotesis tentang punca terjadinya SIDS. 1-4
o Menidurkan bayi dgn posisi tertelungkup – menyebabkan rahang
tertekan yang mengarah ke obstruksi jalan nafas.
o Keterlambatan pada perkembangan sel saraf dalam otak -
aurosal/kewaspadaan terhadap hipoksia
o Rebreathing asphyxia: re-breathe carbon dioxide. Dihubungkan dengan
kasur yang terlalu lembut menyebabkan bayi bernafas di udara yang
kotor sepanjang malam
o Hypertermia – karena bayi dibalut dengan selimut yang tebal.
o Apnea – berhentinya aliran udara ke hidung dan mulut, berlangsung
sekitar 15 detik.
Kombinasi faktor lingkungan fisik dan tidur dapat membuat bayi lebih
rentan terhadap SIDS. Faktor-faktor ini dapat bervariasi dari anak ke anak.
C. FAKTOR FISIK
Faktor fisik berhubungan dengan SIDS meliputi: 4
o Kelainan otak. Beberapa bayi lahir dengan masalah yang membuat
mereka lebih mungkin untuk meninggal karena SIDS. Dalam banyak
bayi-bayi ini, bagian dari otak yang mengontrol pernapasan dan
penyadaran dari tidur tidak bekerja dengan baik.
o Berat lahir rendah. Kelahiran prematur atau menjadi bagian dari
kelahiran ganda meningkatkan kemungkinan bahwa otak bayi belum
matang sepenuhnya, sehingga ia kurang memiliki kendali atas proses
otomatis dapat diandalkan seperti pernapasan dan detak jantung.
o Infeksi saluran pernapasan. Banyak bayi yang meninggal karena SIDS
baru saja mengalami flu, yang dapat berkontribusi untuk masalah
pernapasan.
Faktor lingkungan tidur
o Tidur di atas perut (menengkurup) atau samping. Bayi yang
ditempatkan di atas perut mereka atau salah satu sisi untuk tidur
mungkin memiliki lebih banyak kesulitan bernapas daripada mereka
ditempatkan di punggung mereka.
o Tidur di permukaan yang lembut. Berbaring telungkup di selimut
berbulu atau kasur air dapat memblokir jalan napas seorang bayi.
Mengalungkan selimut menutupi kepala bayi juga berisiko.
o Tidur dengan orang tua. Risiko SIDS dapat diturunkan jika bayi tidur di
kamar yang sama dengan orang tuanya, tetapi risiko meningkat jika
bayi tidur di ranjang yang sama - sebagian karena ada permukaan yang
lebih lunak untuk merusak pernapasan.

D. EPIDEMIOLOGI
Mortalitas
Dari hasil penelitian yang teliti dari evaluasi postmortem lengkap,
termasuk tempat kejadian dan anamnesis, SIDS merupakan penyebab utama
dari kematian bayi yang tidak dapat dijelaskan. 2, 3
Insidens 1-4
o SIDS pd umur 1 bulan pertama jarang
o Resiko tertinggi pd bayi 2-4 bulan, kemudian menurun.
o Kira-kira 90% SIDS muncul pada bayi umur < 6 bulan
o USA - 0,54 kematian per 1000 kelahiran hidup
o Kematian bayi yang tiba-tiba biasanya memiliki ciri, bayi sebelumnya
sehat,umur < 6 bulan, ditemukan meninggal di tempat tidur, tidak ada
tanda-tanda gangguan pernapasan sebelumnya, bayi biasanya makan
normal sebelum ditidurkan.

E. FAKTOR RISIKO
o Prenatal: penggunaan nicotine, heroin and alcohol pd ibu, prenatal care
& gizi yg inadekuat, anak sblmnya < 1 tahun bedanya, ibu dan bayi
overweight, hamil usia muda, 60% pada laki-laki 1-4
o Postnatal: BBLR, paparan asap rokok, posisi tidur tertelungkup, tidak
minum ASI, peningkatan suhu udara, terlalu banyak selimut, tempat
tidur yg lunak, umur bayi, bayi premature, anemia, gas toxic 1-4

F. PATOFISIOLOGI
Studi tentang faktor genetik, lingkungan, dan biologis yang terlibat
dalam patogenesis SIDS terus berkembang. SIDS kemungkinan terjadi hasil
interaksi faktor, termasuk (1) bayi yang memiliki kelainan rentan intrinsik
dalam kontrol kardiorespirasi, (2) periode kritis perkembangan mekanisme
kontrol homeostatik, dan (3) stresor eksogen.
Leiter dan lain-lain telah mengusulkan bahwa patogenesis SIDS
melibatkan refleks janin pada awal setelah kelahiran yang persisten, di mana
selama hambat rangsang ditingkatkan dan depresi refleks respon terhadap
stresor kardiorespirasi lokal yang hadir, mengarah kepada kematian
mendadak saat tidur pada bayi yang tampak normal. Kinney mencatat
bahwa cacat pada critical life-sustaining neural pathways selama
perkembangan janin dan, dalam beberapa kasus, yang lebih lanjut
5
dipengaruhi oleh paparan prenatal dan postnatal asap rokok dan alkohol.

G. GAMBARAN KLINIS
o Tidak dapat diprediksi, tdk dpt dicegah dan kejadian yg tdk dapat
dijelaskan. Bayi terlihat sehat tanpa ada tanda distress atau penyakit lain
sblm kejadian.
o Kematian timbul cepat pada saat bayi tidur.
o "A silent event". Bayi tidak menangis.
o Bayi biasanya gizi baik dan sehat sebelum meninggal.
o Keluarnya darah-biruan berbusa dari hidung atau mulut pada saat
penemuan.
o Tanda-tanda rigor livor atau rigor mortis sering ditemukan.
o Pada otopsi, bayi biasanya menunjukkan tanda-tanda hidrasi normal
dan gizi, yang merupakan bukti perawatan yang tepat.
o Tidak ada tanda-tanda trauma jelas atau okultisme harus hadir.
o Pemeriksaan kasar organ umumnya mengungkapkan tidak ada bukti
dari suatu kelainan bawaan atau diperoleh konsisten dengan proses
penyakit penyebab kematian dikenali.

Perawatan harus diambil pada tempat kematian untuk memeriksa tanda-


tanda obstruksi saluran napas eksternal, jebakan sengaja dikepala, atau
faktor lingkungan lainnya (misalnya, suhu lingkungan, sumber pemanas
untuk eksposur karbon monoksida) yang mungkin telah memberi kontribusi
pada kematian.1
Krous dkk mencatat bahwa petechiae intrathoracic biasanya ditemukan
pada permukaan timus, pleura, dan epikardium. Frekuensi dan beratnya
petechiae kurang lebih sama pada bayi yang ditemukan tertelungkup di
permukaan tidur atau yang menghadap ke atas atau ke samping wajah.
Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat kegagalan pada saluran napas
pusat yang dimediasi, seperti apnea atau failed gasping bukan obstruksi
jalan napas eksternal, kemungkinan dalam SIDS 1
Pemeriksaan mikroskopis ditemukan perubahan inflamasi kecil dalam
cabang trakeobronkial. Limfosit miokard sangat ringan dan infiltrasi
makrofag dengan kardiomiosit nekrotik yang tersebar dapat dilihat dalam
SIDS dan tidak dianggap sebagai patologis. Secara histologi, kelenjar timus
dan adrenal normal.

H. PENATALAKSANAAN
Saat di rumah
Hubungi bagian gawat darurat rumah sakit, jika ada orang tua atau pengasuh
yang pernah diajarkan CPR bayi, mereka harus melakukan CPR sebelum
paramedis datang 3, 4

Saat tiba Paramedis


Tim gawat darurat pediatrik melakukan advanced life support protocols:
Penanganan airway, breathing, nadi, gula darah. Pasang ETT, pasang infus,
obat untuk memperbaiki denyut jantung. 3, 4

Cardiopulmonary resuscitation (CPR)


Untuk bayi (baru lahir hingga 1 tahun) dan anak-anak (1 hingga 8 tahun).
CPR yang diberikan untuk bayi dan anak kecil adalah serupa dengan CPR
untuk orang dewasa. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting yang
perlu diingat seperti di bawah ini. 5
1. Saluran Pernapasan (Airway =A)
Hati-hatilah dalam memegang bayi sehingga tidak mendongakkan kepala
bayi dengan berlebihan. Leher bayi masih terlalu lunak sehingga
dongakan yang kuat dapat menutup saluran pernapasan.
2. Pernapasan (Breathing = B)
Pada bayi yang tidak bernapas, jangan dijepit hidungnya. Tutup mulut
dan hidungnya dengan mulut lalu hembuskan dengan perlahan (1 hingga
1,5 detik/napas) dengan menggunakan volume yang cukup untuk
membuat dadanya mengembang. Pada anak kecil, jepit hidungnya, tutupi
mulutnya, dan berikan hembusan seperti pada bayi.
3. Peredaran Darah (Circulation = C)
4. Pemeriksaan Denyut
Pada bayi, untuk menentukan ada atau tidaknya denyut nadi adalah
dengan meraba bagian dalam dari lengan atas pada bagian tengah antara
siku dan bahu. Pemeriksaan denyut pada anak kecil sarna dengan orang
dewasa.

Tekanan Pada Dada


o Untuk bayi dan anak kecil, gunakanlah hanya satu tangan untuk
menekan dada. Pada bayi, salah satu tangan Anda dapat diselipkan di
bawah punggung untuk memberikan sanggaan yang kuat.
o Untuk bayi, gunakan hanya ujung jari telunjuk dan jari tengah untuk
menekan dada pada ujung tulang dada atau sternum seperti diuraikan
dalam tabel di bawah. Tekanlah sternum antara 1 hingga 2cm paling
tidak 100 kali per menit.
o Untuk anak kecil, gunakan salah satu pangkal telapak tangan (Lihat
tabel untuk posisi), dan tekanlah ujung tulang dada antara 2 hingga
3cm, tergantung pada besar kecilnya anak. Berikan tekanannya
sebanyak 80 hingga 100 kali per menit.
o Untuk bayi dan anak kecil, hembusan napas harus diberikan selama
jeda waktu setelah melakukan tekanan dada sebanyak 5 kali.
Lakukan secara berulang hingga sadar.
Resusitasi Jantung Paru - RJP (Cardio Pulmonary Resuscitation - CPR)
untuk anak di atas 8 tahun sama dengan untuk orang dewasa. 5

Bagian Posisi tangan Tekanan ke Banyaknya tekanan


dari ujung tulang
tangan dada
(sternum)
Bayi Ujung jari 1 lebar jari di 1 hingga 2cm Paling tidak 100 kali per
telunjuk bawah garis antar menit
dan jari puting (pastikan
tengah tidak menekan
ujung tulang
dada)
Anak Pangkal Ujung tulang 2 hingga 3 cm 80 hingga 100 kali per
telapak dada (sama menit
tangan dengan orang
dewasa)

Konseling Orang Tua


o Jangan menyalahkan diri sendiri. Kehilangan anak akibat SIDS bukan
salah orang tua
o Tidak ada tanda atau gejala yg dapat dikenali atau dapat dicegah 2, 3

J. PENANGANAN 1-4

o Jangan menidurkan anak dengan posisi telungkup


o Jaga agar wajah bayi tidak tertutup saat ditidurkan
o Jangan terlalu banyak memakaikan baju berlapis2 untuk
menghangatkan bayi atau menambahkan kain untuk menutupi yang
tidak perlu.
o Jangan merokok disekitar bayi
o Gunakan matras yang keras di box bayi yang telah dijamin
keamanannya.
o Hindari penggunaan alat yg bertujuan mempertahankan posisi bayi.
o Berhati-hati lah bila bayi tidur dengan orang lain yang lebih besar dari
bayi, jangan sampai bayi tertindih
o Monitoring di rumah: penggunaan monitor cardiorespiratory di rumah
masih kontroversial.
o Perkembangan motorik: Org tua seharusnya memberikan waktu utk
“tummy time” pd saat bayi bangun dan diobservasi.
o Rutin membawa bayi ke sarana kesehatan, termasuk imunisasi.

K. PENCEGAHAN
Beberapa hal yang dianjurkan untuk mencegah atau menurunkan
resiko terjadinya SIDS, antara lain:
1. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut
belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
2. Selalu letakkan bayi dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur,
walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi
bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
3. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi
diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air,
bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
4. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta
mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi.
Hal ini untuk mencegah bayi terselimuti atau tertindih benda-benda
tersebut.
5. Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi atau tempat
penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan
waktu tidur mengandung risiko SIDS.
6. Pastikan wajah dan kepala bayi tidak tertutup oleh apapun selama dia
tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut
bayi.
7. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi sehingga tidak perlu lagi
untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut
sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi berada di
ujung ranjangnya, selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi, ujung
bawah selimut yang ke arah kaki bayi, selipkan di bawah kasur atau
matras sehingga terhimpit.
8. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi. Hentikan kebiasaan
merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi dan pastikan orang
di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
9. Jangan biarkan bayi kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia
tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya
berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu
tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi terlalu kepanasan.
10. Temani bayi saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk
waktu yang cukup lama.
11. Perlu diketahui juga, SIDS lebih umum teijadi di negara barat dari pada di
kawasan timur. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada umumnya
bayi di negara Eropa dan Amerika Serikat tidur di ruangan terpisah dengan
orang tuanya sedangkan di negara-negara timur lazimnya bayi tidur
bersama orang tua sehingga memudahkan orang tua mengawasi sang buah
hati.

Gambar 1. Gambaran saluran pernafasan bayi pada posisi tidur terlentang (gambar 1) dan posisi
tidur telungkup (gambar 2)
L. PEMERIKSAAN OTOPSI6
Pemeriksaan luar pada dasarnya negatif, terlepas dari buih yang
tidak konstan di bibir dan lubang hidung, tidak dijumpai tanda-tanda
kekerasan, dijumpai adanya tanda asfiksia. Panjang badan, berat badan dan
pengukuran fisik lainnya tidak memiliki relevansi langsung, meskipun harus
selalu dicatat dengan hati-hati seperti pada otopsi bayi lainnya.
Pada pemeriksaan dalam tidak didapatkan temuan spesifik pada
SIDS yang khas. Pemeriksaan dalam dapat dijumpai gambaran
pembendungan dan asfiksia dari organ-organ viceral, edema glotis, corpus
alienum, kelainan anatomi organ dalam.
 Bercak perdarahan pada pleura visceral.
 Bercak perdarahan di kelenjar thymus.
 Petechiae atau ekimosis yang lebih besar pada permukaan epikardial
jantung, terutama di posterior.
 Isi lambung, biasanya susu di saluran udara.
 Infeksi saluran pernapasan, seperti inflamasi laring dan mukosa
trakeobronkial jarang terjadi, tetapi secara makroskopik terbukti pada
beberapa korban SIDS. Jika infeksi cukup parah, seperti menghasilkan
nanah dan terutama jika ada perubahan inflamasi yang jelas pada parenkim
paru, maka kematian akan dihapus dari kategori SIDS ke dalam kelompok
infeksi thoraks yang fatal.
 Edema pulmonal sering terjadi, meskipun biasanya intensitasnya sedang.
Gambar 2. Subpleural haemorrhages6
DAFTAR PUSTAKA

1. Krous, HF. Sudden Unexpected Death in Infancy and the Dilemma of


Defining the Sudden Infant Death Syndrome. Current Pediatric Reviews.
2010;6(1):5-12.
2. Moon RY, Horne RS, Hauck FR. Sudden infant death syndrome. Lancet
2007; 370:1578-1587.
3. Hunt CE, et al. Sudden infant death syndrome. In: Kliegman RM. Nelson
Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia, Saunders Elsevier 2011; 1379 -
1385
4. McKenna JJ, Gettler L. Co-Sleeping, Breastfeeding and Sudden Infant Death
Syndrome. Encyclopedia on Early Childhood Development. 2010: p1-10.
5. Yazel E, Herr S. Pediatric Emergencies. Current diagnosis & treatment
emergency medicine. 6th ed. McGraw Hill 2008; p 950-990
6. Saukko, Pekka. Knight, Bernard. Knight’s Forensic Pathology. 3rd Edition.
London, Hodder Arnold. 2004; 451-460

Anda mungkin juga menyukai