Anda di halaman 1dari 11

askep bayi mendadak meninggal

SIDS ( Sudden Infant Death Syndrome)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sindroma Kematian Bayi Mendadak merupakan salah satu penyebab kematian bayi di
Indonesia, sindroma kematian bayi mendadak tidak di ketahui jelas dan tidak terduga pada
bayi yang tampaknya sehat.
Tiga (3) dari 2000 bayi mengalami sindroma kematian bayi mendadak dan hampir
ditemui kematian bayi pada saat bayi tertidur. Pada angka kematian bayi, di Indonesia hampir
mencapai 31 % angka yang di dapat pada kasus kematian bayi yang tidak jelas penyebabnya.

B. Tujuan
1. Mengetahui resiko terjadinya Sindroma Kematian Bayi Mendadak.
2. Mengetahui diagnosa pada Sindroma Kematian Bayi Mendadak.
3.

Mengetahui cara penanganan pada orang tua yang kehilangan anaknya karena Sindroma
Kematian Bayi Mendadak.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah
suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat. SIDS
merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2
minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir ketika mereka sedang tidur.
Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia.
Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang tetap tidak jelas, bahkan
setelah otopsi, merupakan sarat kematian paling utama pada tahun pertama kehidupan setelah
masa neonatus. Peristiwa ini menggambarkan sindroma bayi mati mendadak (SIDS yaitu
Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga
pada bayi yang tampaknya sehat.
Pada kasus yang khas seorang bayi berusia 2-3 bulan yang tampak sehat, di tidurkan
tanpa kecurigaan bahwa segala sesuatunya di luar keadaan yang biasa, beberapa waktu
kemudian bayi di temukan meninggal, dan otopsi konvensional gagal menemukan penyebab
kematian. Telah di ungkapkan bahwa bayi tampak sehat sebelum meninggal, tetapi riwayat
perinatal yang lebih rinci serta pemeriksaan intensif fungsi kardiorespiratorik dan neurologik
menghasilkan bukti-bukti bahwa anak tidak berada dalam keadaan yang normal sebelumnya.
Seorang ibu yang merokok pada masa kehamilan meningkatkan risiko sindrom mati
mendadak pada bayi. Kematian mendadak pada bayi terjadi ketika bayi kekurangan napas di
tempat tidur setelah posisinya menghalangi pernapasannya. Seperti yang dikutip dari AFP,
sindrom mati mendadak itu banyak dikaitkan dengan kurangnya respons yang mengejutkan
pada otak yang memicu bayi bernapas megap-megap. Dalam kondisi semacam itu, bayi akan
menangis untuk merangsang pernapasan normal kembali.

B.

Etiologi
Penyebab ketidak normalan itu masih belum diketahui jelas. Namun, bukti statistik
menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan dengan sindrom

mati mendadak pada bayi. Tim dokter yang dipimpin Dr Anne Chang, seorang profesor di
bidang pernapasan di Royal Childrens Hospital Foundation di Brisbane, Australia, berupaya
mencari kaitan antara kedua hal itu dengan mengamati 20 bayi sehat berusia sekitar tiga
sampai lima bulan. Usia itu merupakan usia yang berisiko mati mendadak.
Para ahli mengamati sepuluh ibu bayi yang tidak merokok pada masa kehamilan,
sedangkan yang lain merokok selama kehamilan. Untuk penelitian, bayi diletakkan di
punggung, posisi yang direkomendasikan untuk mencegah kematian mendadak. Kemudian,
bayi-bayi itu diganggu oleh suara nyanyian yang kekuatannya mencapai 80 desibel dari
pengeras suara di dekat mereka setelah tidur. Tes dilakukan selama para bayi tidur nyenyak
dan dalam keadaan terang sepanjang tahap tidur antara sepuluh sampai dua belas jam. Irama
jantung dan pernapasan serta respons tingkah laku bayi seperti gerakan badan dan membuka
mata diamati. Para peneliti menemukan tidak ada perbedaan cara tidur bayi atau bangun
ketika suara terdengar selama tidur nyenyak. Periode ditentukan oleh kecepatan gerak mata di
samping pupil. Tetapi, perbedaan besar meningkat pada respons mereka selama membuka
mata atau bergerak selama periode itu, bahkan ketika rangsangan terhadap telinga diperbesar.
Para peneliti percaya penemuan itu menambah kecurigaan bahwa nikotin dapat berakibat
pada perkembangan kunci fungsi motoris bayi, yakni memerintahkan otak untuk tidur dan
membangunkan serta fungsi jantung serta paru-paru.
Penyebabnya tidak diketahui. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering
terjadi pada bayi yang tidurnya tengkurap dibandingkan dengan bayi yang tidurnya terlentang
atau miring. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan dalam posisi terlentang atau miring. Resiko
terjadinya SIDS juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya menghadap ke
kasur atau selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan diatas kasur
yang keras

C.

Faktor Resiko

1. Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan)


2. Kasur yang lembut (pada bayi kuran dari 1 tahun)
3. Bayi premature
4. Riwayat SIDS pada saudara kandung
5. Banyak anak
6. Musim dingin
7. Ibunya perokok
8. Ibunya pecandu obat terlarang
9. Ibunya berusia muda
10. Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
11. Perawatan selama kehamilan yang kurang
12. Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki.

D. Tanda dan Gejala


1. Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur. Telah diobservasi pada
dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan adanya obstruksi saluran
nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan
SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea
obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS
2. Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi-bayi
dengan SIDS memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.
3.

Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi,
maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian atas,
apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui.

4.

Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring
dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka di berikan

perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai
mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.
5. Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada jantung muda,
tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukan bahwa aritma
jantung memainkan peranan pada SIDS.

E.

Diagnosa
SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil
otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas. Semakin banyak bukti
bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus
dapat di temukan nilai apgar yang rendah dan abnormalitas control respirasi, denyut jantung
dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal. SIDS
didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak
menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas.

F.

Pencegahan

1. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur, walaupun saat tidur
siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat untuk mengurangi
risiko SIDS.
2.

Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut belum waktunya
untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.

3.

Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian menyimpulkan
bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan di atas kasur yang terlalu
empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau permukaan lembut lainnya.

4. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan yang diisi
dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi Anda. Hal ini untuk mencegah bayi
Anda terselimuti atau tertindih benda-benda tersebut.

5.

Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau tempat penitipan bayi
untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur mengandung risiko
SIDS.

6. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur. Jauhkan
selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi Anda.
7.

Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu lagi untuk
menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya Anda perhatikan
hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak
lebih tinggi dari dada si bayi,Ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di
bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.

8.

Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda sendiri. Hentikan
kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi Anda dan pastikan orang di
sekitar si bayi tidak ada yang merokok.

9. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap hangat
tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada suhu yang nyaman
bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda
terlalu kepanasan.
10. Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang
cukup lama.

G.

Penatalaksanaan
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional.
Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali merasa bersalah.
Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.

Data Subjektif

1. Biodata
a.

Identitas Bayi
Nama Bayi

: Bayi Ny. R

Tanggal Lahir

: 02 JULI 2011

Jenis Kelamin

: Laki-laki

BB

: 3600 gram

PB

: 60 cm

b. Identitas Orang Tua


Nama Ibu

: Ny.R

Umur

: 32 thn

Umur

: 40 thn

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Wirasuasta

Goldar

: AB

Goldar

:B

Alamat

: Jln. Sukarasa

2. Keluhan Utama
Bayi meninggal mendadak

Nama Ayah

: Tn.N

3. Riwayat Kesehatan yang Lalu


a.

Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 3, ibu sudah mendapatkan imunisasi TT lengkap,
selama kehamilan ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan tidak memiliki penyakit
komplikasi selama hamil, ibu pernah memeriksakan keadaan kehamilannya dengan
pemeriksaan USG.

b. Riwayat Persalinan
Ibu melahirkan di BPS Harapan Bunda, jenis persalinannya spontan dan lama persalinannya
kurang lebih 18 jam.
Presentasi

: Belakang kepala

Ketuban Pecah

: Spontan

Warna :jernih

Komplikasi Persalinan : Tidak ada komplikasi


Keadaan tali pusat
c.

: Tidak ada lilitan

Keadaan Bayi saat Lahir


Resusitasi

Baik dengan dilakukan rangsangan taktil

Keadaan Umum

Baik

Reflek Reflek

Reflek hisap

Baik

Reflek berkedip

Baik

Pernapasan

Spontan

Frekwensi

: 50x/menit

Suara

nafas

Menangis

:
:

Warna Kulit

Bersih

Kuat
:

Kemerah-merahan

d. Riwayat Post Natal


BB

: 2600 Gram

PB

: 48 cm

Kelainan Kongenital

: Tidak di temukan

Kondisi Kesehatan

: Baik

4. Riwayat Imunisasi
Pada saat lahir bayi di berikan imunisasi BCG, Vit K, DTP, tidak ada gejala yang serius
setelah pemberian imunisasi hanya badan bayi terasa hangat.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Keadaan bayi pada saat ini bayi mulai memberikan peningkatan mulai dari kenaikan BB
3500 gram, PB 60 cm bayi sudah bisa menggenggam dan memasukan benda apapun pada
mulutnya.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keadaan keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit menular serta
keturunan dan juga tidak ada yang mengalami kelainan congenital.
7. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan ini kelahiran anak yang di inginginkannya bersama keluarga,hubungan ibu
dengan bayi sangat baik begitu dengan keluarga dan bayi sangat baik pula.
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi

: ASI

: BAB 3 x /hari dengan konsistensi lembek dan

warna

kuning
Istirahat dan Tidur

B.

: 2 jam / hari

Keadaan waktu tidur

: Tenang

Hygien

: 2 x / hari

Ganti baju

: setiap terlihat basah

Ganti popok

: setiap habis bak dan bab

Data Objektif

1. Keadaan Umum

: Bayi sudah tidak menampakan adanya kehidupan

2. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan Lahir

: 2600 gram

BB Sekarang : 3500 gram

Panjang Badan Lahir

: 48 cm

PB Sekarang

Lingkar Kepala lahir

: 34 cm

LK Sekarang : 40 cm

Lingkar Dada Lahir

: 30 cm

LD Sekarang : 38 cm

: 60 cm

3. Pemeriksaan TTV
Pernapasan

: 0 x/menit

Nadi

: 0 x/menit

Suhu

: 0 x/menit

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala

: Ubun-ubun kecil: sudah menutup, keadaan: cembung, sutura:


pelebaran.

Mata

: Bentuk: simetris, secret: tidak ada, konjungtiva: pucat, sklera: putih,

reflek pupil: tidak ada, reflek berkedip: tidak ada.


Hidung

: Pernapasan cuping hidung: tidak ada gerakan

Bibir

: Warna: sianosis,

Mulut

: Lidah: tertelan, reflek suckhing: tidak ada, reflek rooting: tidak ada

Telinga

: Posisi telinga: melipat

Leher

: Reflek tonik neck: tidak ada , tidak ada gerakan.

Dada

: Bentuk dada: tidak simetris, pergerakan: tidak ada

Bunyi Jantung

: Tidak terdengar

Abdomen

: Bising usus: tidak terdengar

Genetalia

: Testis: turun

Ekstremitas atas

: Gerakan tangan: kaku, reflek moro: tidak ada

Ektremitas bawah

: Gerakan kaki : kaku, reflek babinski: tidak ada

C. Analisa
Bayi meninggal tanpa di ketahui sebab-sebab yang jelas.

D.

Penatalaksanaan

1. Melakukan perawatan jenajah


2. Memberi dukungan kepada ibu untuk tetap tabah.
3. Memberikan pendidikan pencegahan agar resiko SIDS sedikit terhindar.
4. Memberi pengertian kepada keluarga untuk tetap temani ibu dan mendukungnya.

Anda mungkin juga menyukai