Anda di halaman 1dari 29

Masalah Pada BBL

01

KEJANG
KEJANG
Kejang pada neonatus adalah suatu kegawatdaruratan yang harus
01 segera dikenal untuk mendapatkan penanganan yang cepat
Kejang pada bayi baru lahir disebabkan oleh adanya perubahan pada
fungsi neurologik (perilaku, sensorik, motorik dan fungsi saraf saraf
yang terjadi dalam waktu yang singkat dan memiliki gejala yang sama

02 Pada bayi aterm dikaitkan dengan kualitas


perawatan perinatal karena penyebabtersering
adalah HIE
Kejang yang biasa terjadi
1. Gejala Orofacial (Wajah dan Mulut)
Kedipan mata, gerakan alis yang bergetar berulang, mata yang tiba – tiba terbuka
denga bola mata terfiksasi ke satu arah, gerakan seperti menghisap, mengunyah,
mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah dan gerakan pada bibir.
2. Pada lengan dan kelonggaran:
Gerakan seperti orang berenang, mendayung, bertinju dan bersepeda
3. Episode henti napas (apneu)
Henti napas yang termasuk kejang bila disertai dengan bentuk serangan kejang
lain dan tidak disertai dengan penurunan denyut jantung.
4. Dapat juga terjadi perubahan tekanan darah, denyut jantung dan peningkatan
produksi air liur.
Menurut jenis kejang
Kejang Tonik
Fokal; postur tubuh tidak seimetris yang menetap dari badan atau ekstremitas dengan atau tanpa
adanya gerakan mata abnormal.
Umum (Umum); fleksi tonik dan ekstensi leher, badan dan ekstremitas, biasanya dengan
ekstensi ekstremitas.

Kejang Klonik
Fokal; gerakan bergetar dari satu atau dua ekstremitas pada sisi unilateral, gerakan pelan dan
ritmik, frekuensi 1 – 4 kali/detik.
Multifokal; kejang klonik dengan lebih dari satu fokus atau migrasi gerakan dari satu
ekstremitas secara acak pindah ke ekstremitas lainnya.

Kejang Mioklonik
Fokal; kontraksi cepat satu atau lebih otot fleksor atas
Mutifokal; gerakan tidak sinkron dari beberapa bagian tubuh
Umum; terdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi massif dari kepala dan badan dan adanya
gerakan fleksi atau ekstensi dari ekstremitas.
Penyebab kejang pada bayi baru lahir

Kekurangan oksigen pada saat kelahiran, misalnya disebabkan oleh persalinan


lama, lilitan tali pusat, solusio plasenta, dan lain sebagainya
Infeksi pada sebelum atau setelah kelahiran
Kekurangan gula darah (hipoglikemia)
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia (kekurangan natrium), hipokalsemia
(kekurangan kalsium), hipernatremia (kelebihan natrium) dan lain sebagainya
Stroke
Kelainan metabolik
Gejala putus obat, terutama pada ibu yang menggunakan obat terlarang saat
kehamilan
● Kelainan bawaan lainnya
02
DEMAM
APA ITU DEMAM?
Demam adalah tanda bahwa
tubuh sedang berusaha melawan
infeksi.Bayi dikatakan demam
apabila suhu tubuhnya diatas
37,5°C
Penyebab demam
• Infeksi saluran pernafasan yang
• Disentri

disebabkan oleh virus/bakteri


• Demam Berdarah

• Infeksi telinga
• Malaria

• Efek samping imunisasi


• Lingkungan yang panas

• Diare
• Pakaian yang terlalu tebal

• Batuk Rejan
Gejala yang diwaspadai

•Demam tinggi melebihi 40 derajat Celcius


•Demam berlangsung lebih dari 72 jam atau lebih dari 3
hari
mengalami demam disertai gejala lain seperti leher kaku,
tenggorokan sangat sakit, sakit telinga, ruam atau sakit
kepala parah
•Mengalami kejang
•Tampak sangat kesakitan, kesal atau tidak responsif
Cara penanganan demam pada bayi

• memberikan bayi pakaian yang terlalu tebal.

• Ukur suhu tubuh bayi dengan termometer yang bersih.

• Berikan obat penurun panas seperti Paracetamol.Untuk bayi baru lahir sebaiknya tidak

diberi obat-obatan penurun panas secara sembarangan seperti ibuprofen.

• penuhi kebutuhan cairan anak agar terhindar dari dehidrasi, seperti ASI.
Cara mengukur suhu tubuh bayi
1.Mengukur suhu
rektal (dalam dubur)

2.Mengukur suhu
lewat ketiak
3.Mengukur suhu
dengan termometer
oral

4.Mengukur suhu
dengan termometer
telinga
03

Gangguan Nafas
Gangguan nafas pada BBL
Ada berbagai masalah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang perlu
Moms waspadai. Presentasi klinis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir
meliputi apnea, sianosis, mendengus, sindrom inspirasi, pembersihan hidung,
makanan yang buruk, dan takipnea (bernapas lebih dari 60 kali per menit).

Gangguan pernapasan terjadi pada sekitar 7% bayi, dan persiapan sangat


penting dilakukan oleh dokter yang memberikan perawatan neonatal.
Sebagian besar kasus ini disebabkan oleh takipnea transien pada bayi baru
lahir, sindrom gangguan pernapasan, atau sindrom aspirasi mekonium
Berbagai penyebab lainnya juga mungkin terjadi
1. Respiratory Distress Syndrome (RSD) Pada Bayi Baru Lahir
RSD biasanya terjadi ketika paru-paru bayi belum menghasilkan
cukup surfaktan. Zat ini, yang terdiri dari protein dan lemak,
membantu menjaga paru-paru tetap membesar dan mencegahnya
dari kerusakan.
Bayi biasanya mulai memproduksi surfaktan sekitar minggu ke-24
sampai ke-28 kehamilan. Sebagian besar bayi menghasilkan cukup
banyak surfaktan untuk bernapas secara normal pada minggu ke-
34.
Jika si kecil lahir prematur, ia mungkin tidak memiliki cukup
surfaktan di dalam paru-parunya.
2. Takipnea Transien Pada Bayi Baru Lahir
Tachypnea sementara pada bayi baru lahir merupakan penyebab
paling umum dari gangguan pernapasan pada bayi baru lahir
Dalam kasus yang ringan, terjadi ketika sisa cairan paru-paru
tetap berada di jaringan paru janin setelah proses persalinan.
Prostaglandin dilepaskan setelah persalinan, pembuluh limfatik
yang melebar untuk menghilangkan cairan paru saat sirkulasi
paru meningkat bersamaan dengan napas pertama. Bila cairan
tetap ada meskipun mekanisme ini, takipnea transien pada bayi
baru lahir bisa terjadi
3. Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
Meconium aspiration syndrome terjadi kira-kira 15% persalinan.
Kondisi ini menyebabkan sindrom aspirasi mekonium pada bayi dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.

Meconium terdiri dari sel desquamated, sekresi, air, lanugo, pigmen


empedu, enzim pankreas, dan cairan ketuban. Meskipun steril, meconum
bersifat iritatif, obstruktif, dan media untuk berkembang biak bakteri.

Bagian meconium bisa mewakili hipoksia atau gawat janin dalam rahim.
Gejala serupa juga bisa terjadi karena aspirasi darah atau cairan amnion
yang tidak kotor.
4. Infeksi
Infeksi bakteri merupakan penyebab lain dari gangguan pernapasan pada bayi baru
lahir. Patogen umum yang menyebabkan infeksi bakteri termasuk streptokokus
kelompok B (GBS), Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan batang
enterik gram negatif.

Pneumonia dan sepsis memiliki berbagai manifestasi, termasuk gejala khas gangguan
pernapasan serta ketidakstabilan suhu tubuh.

Tidak seperti takipnea transien, sindrom gangguan pernapasan, dan sindrom aspirasi
mekonium, infeksi bakteri membutuhkan waktu untuk berkembang, dengan
gangguan pernapasan yang terjadi berjam-jam sampai berhari-hari setelah
persalinan.
O4

ASFIKSIA
APA ITU ASFIKSIA?
Asfiksia pada bayi baru lahir dikenal
juga dengan asfiksia perinatal atau
neonatorum. Kondisi ini terjadi ketika
bayi kekurangan oksigen sebelum,
selama, dan setelah proses persalinan.
Tanpa asupan oksigen yang cukup,
jaringan dan organ tubuh bayi akan
mengalami kerusakan.
Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
1. Penyakit Membran Hialin 
Penyakit membran hialin adalah masalah paru-paru
pada bayi baru lahir akibat paru bayi belum matang.
Pada saat masih dalam kandungan, paru-paru bayi
dalam keadaan mengempis dan tidak bisa menerima
oksigen.
Lalu pada usia kehamilan 34–35 minggu, normalnya
paru akan mengalami pematangan sehingga paru
mengembang dan dapat menerima oksigen.
Bila bayi dilahirkan sebelum usia kehamilan 34–35
minggu, ada kemungkinan parunya belum cukup
matang. Besar kemungkinan bayi akan lahir dengan
penyakit membrane hialin.
2. Sindrom Aspirasi Mekonium
Sindrom aspirasi mekonium, yaitu sesak napas pada
bayi yang terjadi akibat feses bayi baru lahir (disebut
mekonium) terhirup ke dalam saluran pernapasan,
hingga masuk ke paru.
Dalam keadaan normal, mekonium seharusnya baru
dikeluarkan bayi dalam 24 jam setelah kelahiran.
Pada kondisi ini, mekonium dikeluarkan saat bayi
masih di dalam rahim ibu.
Kondisi ini biasanya terjadi bila bayi mengalami
gawat janin, yaitu kondisi kehamilan yang
menyebabkan kesehatan janin terganggu, misalnya
terlilit tali pusat atau infeksi di dalam rahim.
3. Transient Tachypnea of Newborn (TTN)
Transient tachypea of newborn (TTN) adalah sesak
napas yang terjadi pada bayi baru lahir akibat parunya
masih banyak terisi oleh cairan amnion (air ketuban). 
Normalnya, saat bayi masih di dalam kandungan,
parunya dalam keadaan terendam oleh cairan amnion.
Saat proses persalinan normal, bayi melewati jalan
lahir yang sempit. Paru bayi pun akan “diperas”
sehingga cairan amnion keluar dari paru. 
Proses pemerasan ini tidak terjadi pada bayi yang
lahir melalui persalinan sesar, sehingga timbullah
kondisi TTN.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi di paru bayi baru lahir
sehingga paru tidak dapat mengambil oksigen dan
terhambat membuang karbondioksida. 
Pneumonia pada bayi baru lahir biasanya terjadi
akibat infeksi di dalam rahim saat bayi masih dalam
kandungan.
Selain itu, ada beberapa penyebab asfiksia
neonatorum lain, yaitu:
• Emboli cairan ketuban
• Ruptur uteri
• Solusio plasenta
• Kompresi tali pusat
• Infeksi
PENGOBATAN
1. Suplementasi Oksigen 
Pemberian oksigen saat lahir dan perlu menjalani
perawatan yang intensif di rumah sakit.
Bila asfiksia neonatorum disebabkan oleh
gangguan membran hialin, umumnya bayi akan
dipasangi CPAP (continuous positive airway
pressure).
Alat ini membantu pernapasan bayi dengan cara
memasukkan tekanan positif ke paru sehingga paru
mengembang. Selain itu, surfaktan (zat untuk
mengembangkan paru) juga dapat diberikan.
2. Menyedot Mekonium
Jika asfiksia disebabkan oleh sindrom
aspirasi mekonium, segera setelah
bayi lahir, dokter akan menyedot
mekonium di sepanjang saluran
pernapasan menggunakan suction. 
Apabila mekonium yang masuk ke
saluran napas cukup banyak,
umumnya pemasangan ventilator dan
perawatan di ICU juga perlu dilakukan.
3. Pemberian Antibiotik
Selain itu, umumnya antibiotik juga diberikan untuk
mencegah dan mengatasi infeksi paru. Jika asfiksia
neonatorum terjadi akibat pneumonia, pengobatan
dengan antibiotik wajib diberikan agar efektif.
Antibiotik akan diberikan dengan cara disuntik atau
diinfus ke pembuluh darah bayi.
Asfiksia yang disebabkan oleh transient tachypnea
of newborn umumnya akan hilang dengan sendiri
dalam waktu tiga hari setelah lahir. Selama sesak
masih terjadi, biasanya bayi cukup diberikan
oksigen.
Thanks!
Kelompok V

Arfah
Silva Diah Gayatri
Wini Putri Barannisah
Lahmiati

Anda mungkin juga menyukai