Anda di halaman 1dari 6

1.

mencret : Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari.

2. muntah : Mengeluarkan isi perut melalui mulut secara terpaksa.

3. demam : peningkatan suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius yang umumnya merupakan


respons tubuh terhadap penyakit.

4. kejang : gangguan aktivitas listrik di otak. Kondisi ini sering kali ditandai oleh gerakan
tubuh yang tidak terkendali dan disertai hilangnya kesadaran. Kejang bisa menjadi
tanda adanya penyakit pada otak, atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak.

5. stesolid suppositoria : Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan,


meredakan kejang, kaku otot, atau sebagai obat penenang sebelum
operasi.Suppositoria adalah cara mengonsumsi obat dengan dimasukkan ke dalam
lubang anus atau alat kelamin. Cara ini bisa dipakai sebagai alternatif bagi orang
yang kesulitan menelan obat secara oral maupun memiliki fobia jarum suntik.

6. Turgor kulit : tingkat kelenturan kulit.

masalah

1. bagaimana terjadinya mencret pada anak dan apa saja penyebabnya?

Diare adalah kondisi yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar
(BAB) menjadi 3 kali atau lebih dalam sehari, dengan tinja yang lebih cair. Sebagian
besar diare pada anak balita disebabkan oleh infeksi virus. Penyebab lainnya adalah
infeksi bakteri dan parasit. Kondisi yang menjadi pemicu utama diare pada anak
akibat infeksi ini adalah kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Selain karena infeksi, diare pada anak juga bisa disebabkan oleh alergi, keracunan
makanan, gangguan penyerapan makanan, dan efek samping obat.
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan atau minuman
yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang
yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. ( melalui 4 F = finger, flies,
fluid, field).
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang menyebabkan diare pada manusia
secara selektif menginfeksi dan menghancurkan sel-sel ujung-ujung villus pada usus halus. Biopsi
usus halus menunjukkan berbagai tingkat penumpulan villus dan infiltrasi sel bundar pada lamina
propria. Perubahan-perubahan patologis yang diamati tidak berkorelasi dengan keparahan gejala-
gejala klinis dan biasanya sembuh sebelum penyembuhan diare. Mukosa lambung tidak terkena
walaupun biasanya digunakan istilah “gastroenteritis”, walaupun pengosongan lambung tertunda telah
didokumentasi selama infeksi virus Norwalk.
Virus akan menginfeksi lapisan epithelium di usus halus dan menyerang villus di usus halus. Hal ini
menyebabkan fungsi absorbsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh
enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang sehingga fungsinya belum baik. Villus
mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan
dan makanan yang tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi
hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong keluar usus
melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.

Secara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi atau sekresi.
Terdapat beberapa pembagian diare:
1. Pembagian diare menurut etiologi
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi.
3. Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi.
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.

2. bagaimana terjadinya muntah pada anak dan apa saja penyebabnya?

Muntah berada di bawah kendali sistem saraf pusat dan 2 daerah di medula oblongata, yaitu
nukleus soliter dan formasi retikular lateral yang dikenal sebagai pusat muntah. Pusat
muntah di medula diaktifkan oleh impuls yang berasal dari chemoreceptor trigger zone (CTZ)
yang berada di dasar ventrikel IV. Chemoreceptor trigger zone merupakan tempat
berkumpulnya impuls aferen yang berasal dari bahan endogen/eksogen atau impuls dari
saluran cerna atau tempat lainnya yang dihantarkan melalui nervus vagus. Pada CTZ juga
dtemukan berbagai neurotransmiter, reseptor, dan enzim. Reseptor terhadap dopamin
ditemukan pada daerah ini.

Proses muntah sendiri mempunyai 3 tahap, yaitu nausea, retching, dan emesis. Nausea
merupakan sensasi psikis yang disebabkan oleh berbagai stimulus baik pada organ visera,
labirin, atau emosi. Fase ini ditandai oleh adanya rasa ingin muntah pada perut atau
kerongkongan dan sering disertai berbagai gejala otonom seperti bertambahnya produksi
air liur, berkeringat, pucat, takikardia, atau anoreksia. Pada saat nausea, gerakan peristaltik
aktif berhenti dan terjadi penurunan kurvatura mayor lambung bagian bawah secara
mendadak. Tekanan pada fundus dan korpus menurun, sedangkan kontraksi di daerah
antrum sampai pars desendens duodenum meningkat. Bulbus duodenum menjadi distensi
sehingga dapat menyebabkan refluks duodenogaster. Selain itu juga terjadi peristaltik
retrograd mulai dari jejunum sampai ke lambung. Adanya refluks duodenogaster tersebut
menerangkan bahwa muntah yang bercampur empedu tidak selalu disebabkan obstruksi
usus. Fase ini tidak selalu berlanjut ke fase retching dan emesis. Muntah yang disebabkan
oleh tekanan intrakranial meninggi dan obstruksi usus tidak memperlihatkan gejala nausea.
Pada fase retching terjadi inspirasi dengan gerakan otot napas spasmodik yang diikuti
dengan penutupan glottis. Keadaan ini menyebabkan tekanan intratoraks negatif dan pada
saat yang sama terjadi pula konstraksi otot perut dan diafragma. Fundus mengalami dilatasi,
sedangkan antrum dan pilorus mengalami kontraksi. Sfingter esofagus bagian bawah
membuka tetapi sfingter bagian atas masih menutup. Fase retching-pun dapat terjadi tanpa
harus diikuti oleh fase emesis.

Fase emesis ditandai dengan adanya isi lambung yang dikeluarkan melalui mulut. Pada
keadaan ini terjadi relaksasi diafragma, perubahan tekanan intratoraks dari negatif menjadi
positif, dan relaksasi sfingter esofagus bagian atas yang mungkin disebabkan oleh
peningkatan tekanan intralumal esofagus.

3. bagaimana terjadinya demam pada anak dan apa saja penyebabnya?

Demam merupakan mekanisme alami tubuh dalam melawan infeksi. Munculnya


demam pada anak menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh anak sedang
bekerja untuk memerangi flu atau infeksi lain.
Demam terjadi ketika otak memberi perintah untuk meningkatkan suhu tubuh. Hal ini
diperlukan guna mengarahkan sel-sel darah putih melawan virus dan bakteri yang
mengganggu tubuh.
Ada beberapa penyebab demam tinggi pada anak yang perlu diketahui, yaitu:

 Infeksi
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa demam merupakan tanda sistem
kekebalan tubuh anak dalam melawan infeksi. Infeksi yang sering kali
menjadi penyebab anak menderita demam tinggi adalah infeksi akibat bakteri
dan virus.Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi pada anak,
antara lain adalah flu, roseola, radang amandel, infeksi telinga, infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), infeksi ginjal, infeksi saluran kemih (ISK), cacar air,
dan batuk rejan.

 Pakaian dan suhu lingkungan


Tidak hanya infeksi, demam juga bisa menyerang anak jika dia terlalu lama
beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas. Demam juga dapat terjadi
ketika anak menggunakan baju yang terlalu tebal. Kondisi ini biasanya dialami
oleh bayi, terutama bayi baru lahir. Dianjurkan untuk memakaikan bayi
pakaian tebal hanya jika suhu udara memang dingin.

 Efek imunisasi
Sebagian anak dan bayi juga dapat mengalami demam setelah imunisasi.
Biasanya demam yang dialami tergolong ringan. Tanyakanlah kepada dokter
yang memberikan imunisasi, mengenai penanganan yang mungkin
dibutuhkan bila anak demam setelah imunisasi.

4. bagaimana terjadinya kejang pada anak dan apa saja penyebabnya?


Kejang terjadi saat sejumlah sel saraf mengirimkan muatan listrik pada saat yang
bersamaan. Gelombang listrik yang tidak normal dan intens ini dapat membanjiri otak dan
memicu beragam gejala kejang seperti gemetaran, kehilangan kesadaran, bingung, ngiler,
mata terbelalak, dan gejala lainnya.

1. Infeksi

Adanya infeksi pada tubuh meningkatkan risiko anak alami kejang demam, seperti
infeksi virus flu, radang amandel, dan infeksi telinga.

2. Dampak Imunisasi

Kejang demam yang dialami anak setelah imunisasi merupakan dampak dan
imunisasi yang dijalani bukan penyebab anak alami kejang demam.

3. Faktor Genetik

Jika orangtua pernah mengalami kejang demam berulang, kondisi ini juga rentan
dialami oleh anak. Faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab anak
mengalami kejang demam.

4. Riwayat Kejang Demam

Kejang demam dapat terjadi secara berulang pada anak apalagi jika anak pernah
mengalami kejang demam sebelum usianya 1 tahun dan anak mengalami kejang
demam ketika suhu tubuh tidak terlalu tinggi.

5. mengapa anak bisa mengalami mencret, muntah. demam, dan kejang secara bersamaan?

Mual muntah disertai demam umumnya adalah gejala yang mendasari penyakit atau infeksi
tertentu. Kondisi ini merupakan cara tubuh untuk merespon serangan penyakitnya.

Demam yang terjadi bersamaan dengan diare utamanya disebabkan oleh infeksi rotavirus. Orangtua
tidak perlu terlalu khawatir, karena demam sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk
melawan infeksi yang sedang terjadi.

6. apa pengaruh meminumkan kopi kepada anak yang mengalami kejang?

efek stimulan kafein dalam kopi juga dapat menjadi pencetus terjadinya kejang. Kafein dapat
memengaruhi aktivitas listrik di otak dan mengubah keseimbangan neurotransmitter di otak
sehingga terjadi kejang. Fakta tersebut didukung oleh sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa
kafein dalam kopi dapat meningkatkan frekuensi kejang dan menjadi pemicu kejang pada penderita
epilepsi.

7. mengapa stesolid suppositoria bisa menghentikan kejang anak?


Diazepam termasuk dalam golongan benzodiazepine. Obat ini bekerja untuk
meningkatkan aktivitas asam gamma–aminobutirat (GABA), yaitu senyawa kimia di
otak yang betugas menghambat kerja zat kimia penghantar sinyal saraf
(neurotransmitter) di otak.
Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, meredakan
kejang, kaku otot, atau sebagai obat penenang sebelum operasi. 

8. penyakit apa yang dialami anak tersebut?

Mual muntah disertai demam umumnya adalah gejala yang mendasari penyakit atau infeksi
tertentu. Kondisi ini merupakan cara tubuh untuk merespon serangan penyakitnya. Muntaber
(gastroenteritis) adalah salah satu jenis infeksi saluran pencernaan yang gejalanya ditandai
dengan mual dan muntah disertai demam. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit.

Kejang demam ditandai oleh terjadinya kejang saat demam. 

9. bagaimana tatalaksana penyakit yang dialami anak tersebut?

diare
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Oralit baru ini adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Oralit baru dengan low
osmolaritas ini juga menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu
mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%.

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut


Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan
anak.

3. ASI dan makanan tetap diteruskan


sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah
kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang.

4. Antibiotik selektif
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena
akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh dan
menyebabkan diare sulit disembuhkan.

5. Nasihat kepada orang tua

Pada tata laksana kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan, yaitu:

1. Pengobatan fase akut


2. Mencari dan mengobati penyebab

3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam

Pengobatan Fase Akut

Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu pasien sedang kejang semua pakaian yang ketat
dibuka, dan pasien dimiringkan apabila muntah untuk mence gah aspirasi. Jalan napas harus bebas
agar oksigenisasi terjamin. Pengisapan lendir dilakukan secara teratur, diberikan oksigen, kalau perlu
dilakukan intubasi. Awasi keadaan vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan dan
fungsi jan tung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pembe rian
antipiretik Diazepam adalah pilihan utama dengan pemberian secara intravena atau intrarektal.

Mencari dan Mengobati Penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis,


terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter
melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang di curigal mengalami meningitis atau bila kejang
demam berlangsung lama. Pada bayi kecil sering manifestasi meningitis tidak jelas, sehingga pungsi
lumbal harus di lakukan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan, dan dianjurkan pada pasien beru
mur kurang dari 18 bulan. Pemeriksaan laboratorium lain perlu dilakukan untuk mencari penyebab.

Pengobatan Profilaksis

Pencegahan berulangnya kejang demam perlu dilakukan karena menakutkan dan bila sering
berulang menyebabkan kerusakan otak yang menetap.

Anda mungkin juga menyukai