Anda di halaman 1dari 45

1.

Mekanisme Mual, Muntah dan Diare


1. Mekanisme Mual
Mual yaitu rasa ingin muntah yang dapat di sebabkan oleh impuls iritasi
yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah
yang berhubungan dengan motion sickness, maupun impuls yang berasal dari
korteks serebri untuk memulai muntah.
Mekanisme mual pada penderita maag atau gastritis:
1) Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-
makanan yang mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga
menyebabkan terjadi iritasi pada lambung dan menyebabkan peradangan
di lambung yang diakibatkan oleh tingginya asam lambung.
2) Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang
pengeluaran zat yang di sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas
kapiler pembuluh darah naik.
3) Lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor tegangan
dan merangsang hypothalamus untuk mual.
2. Mekanisme Muntah
Muntah yaitu pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut
karena terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan
penurunan diafragma dan di control oleh pusat muntah otak.
Penyebabnya bisa dari infeksi virus, stress, kehamilan, dan obat-obatan.
Mekanisme muntah pada penderita maag atau gastritis:
1) Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf
aferen dan s. simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan
menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah
masuk ke usus.
2) Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja
lambung dan duodenum sehingga duodenum teregang.
3) Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan
otot dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung
tinggi.

1
4) Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan
laring untuk menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka.
Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui
esophagus dan keluar. Hal ini disebut muntah.

3. Mekanisme Diare
1.1 Definisi
Secara epidemiologi, diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang
lunak atau cair dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa
darah atau lender dalam tinja. Atau ibu merasakan adanya perubahan
konsistensi dan frekuensi BAB pada anaknya.
2.1 Etiologi
Sebagian besar (85%) diare disebabkan oleh virus dan sisanya (15%)
disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur, alergi makanan, keracunan
makanan, malabsorpsi makanan dan lain-lain.
1) Golongan virus penyebab diare, terdiri dari Rotavirus, virus Norwalk,
Norwalk like virus, Astrovius, Calcivirus, dan Adenovirus.
2) Golongan bakteri penyebab diare, antara lain Escherichia coli (EPEC,
ETEC, EHEC, EIEC), Salmonella, Shigella, Vibrio cholera,
Clostridium difficile, Aeromonas hydrophilia, Plesiomonas
shigelloides, Yersinia enterocolitis, Campilobacter jejuni,
Staphilococcus aureus dan Clostridium botulinum.
3) Golongan parasit penyebab diare, antara lain Entamoeba histolytica,
Dientamoeba fragilis, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum,
Cyclospora sp, Isospora belli, Blastocyctis hominis dan Enterobius
vermicularis.
4) Golongan cacing penyebab diare, antara lain Strongiloides stercoralis,
Capillaria philippinensis dan Trichinella spiralis.
5) Golongan jamur penyebab diare, antara lain Candidiasis, Zygomycosis
dan Coccidioidomycosis.
3.1 Patofisiologi

2
Patofisiologi dasar terjadinya diare adalah absorpsi yang berkurang dan
atau sekresi yang meningkat. Adapun mekanisme yang mendasarinya
adalah mekanisme sekretorik, mekanisme osmotik dan campuran.
Mekanisme sekretorik atau disebut juga dengan diare sekretorik disebabkan
oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus. Hal ini terjadi, bila
absorpsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel
berlangsung terus atau meningkat. Kalau pada diare infeksi prinsip dasarnya
adalah kemampuan bakteri mengeluarkan toksin-toksin yang bertindak
sebagai reseptor untuk melekat pada enterosit, merusak membran enterosit
dan kemudian menghancurkan membran enterosit, mengaktifkan enzim-
enzim intraseluler sehingga terjadi peningkatan sekresi, sehingga terjadi
diare sekresi. Tapi jika ada kerusakan enterosit, maka disamping diare
sekresi juga dapat terjadi diare osmotik tergantung dari derajat
kerusakannya.
Diare osmotik terjadi karena tidak dicernanya bahan makanan secara
maksimal, akibat dari insufisiensi enzim. Makanan dicerna sebagian, dan
sisanya akan menimbulkan beban osmotik intraluminal bagian distal. Hal
ini memicu pergerakan cairan intravascular ke intraluminal, sehingga terjadi
okumulasi cairan dan sisa makanan. Di kolon sisa makanan tersebut akan
didecomposisi oleh bakteri-bakteri kolon menjadi asam lemak rantai
pendek, gas hydrogen dan lain-lain. Adanya bahan-bahan makanan yang
sudah didecomposisi ini menyebabkan tekanan osmotik intraluminal kolon
akan lebih meningkat lagi, sehingga sejumlah cairan akan tertarik lagi ke
intraluminal kolon sehingga terjadi diare osmotik.
4.1 Klasifikasi
Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi
menjadi diare akut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare
akut dibagi menjadi disentri, kolera dan diare akut (bukan disentri maupun
kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi menjadi diare persisten dan diare
kronik. Berdasarkan derajat dehidrasi, diare dibagi menjadi diare tanpa
dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-sedang dan diare dengan dehidrasi

3
berat. Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan gambaran klinis, yaitu
keadaan umum, kelopak mata, rasa haus dan turgor.
Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik.
Diare akut adalah kumpulan gejala diare berupa defikasi dengan tinja cair
atau lunak dengan atau tanpa darah atau lendir dengan frekuensi 3x atau
lebih per hari dan berlangsung kurang dari 14 hari dan frekuensi kurang dari
4x per bulan. Rata-rata 95% diare akut terjadi dalam 3-5 hari, karena itu ada
istilah diare prolong dimana diare yang melanjut lebih dari 7 hari. Dan
dikatakan diare kronik bila diare berlang sung lebih dari 14 hari.
Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender dianggap disentri
yang disebabkan oleh shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera,
memiliki manifestasi klinis antara lain diare profus seperti cucian air beras,
berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3 tahun dan ada
KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru pada
anak. Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera dikelompokkan
kedalam diare akut.
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari
14 hari, umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik
lebih ditujukan untuk diare yang memiliki manifestasi klinis hilang-timbul,
sering berulang atau diare akut dengan gejala yang ringan yang melanjut
lebih dari 14 hari, umumnya disebabkan oleh agen non infeksi.

A. DEFINISI
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering
diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan
cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu. (Brunner dan Suddarth,
2001).
Gastritis atau lebih lazim kita menyebutnya sebagai penyakit maag
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak
ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis
terjadi pada orang-orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan
merangsang produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme

4
juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis
selain nyeri di daerah ulu hati adalah mual, muntah, lemas, kembung dan
terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik, keluar
keringat dingin, pusing, atau selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih
parah, bisa muntah darah (wijoyo,2009).
Penyebab asam lambung tinggi antara lain : aktivitas padat sehingga
telat makan, stres tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung
berlebih, dan makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam
lambung. Ada beberapa faktor lain yaitu infeksi kuman (e-colli, salmonella
atau virus), pengaruh obat-obatan, dan konsumsi alkohol berlebih
(Purnomo,2009).
Di Indonesia pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan
yang ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit
di indonesia dengan jumlah kasus 218.500 serta survey yang dilakukan pada
masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan 1.645 responden
mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai 60%
artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat dan tentunya harus
menjadi perhatian kita semua. Prevalensi meningkat dengan meningkatnya
umur, di negara berkembang yang tingkat ekonominya lebih rendah. Terjadi
infeksi pada 80% penduduk setelah usia 20 tahun (Andi, 2010).
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur
sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola
makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam dan
model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari, pola makan terdiri dari
frekuensi makan dan jenis makanan. Dengan menu seimbang perlu dimulai
dan dikenal dengan baik sehingga akan terbentuk kebiasaan makan
makanan seimbang dengan dikemudian hari. Pola makan yang baik dan
teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga
merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya
untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan atau pola konsumsi
pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

5
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. (Yayuk Farida
Baliwati, 2004 ).
Sakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa
konsultasi ke dokter karena dianggap gangguan kecil. Gastritis kebanyakan
di sebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makan,
frekuensi makan dan jumlah makannya. Untuk mengurangi sakit gastritis ,
minumlah air putih hangat pada saat bangun tidur, makan lebih baik 3
sampai 6 kali sehari dalam porsi kecil daripada 1 kali dalam porsi
berlebihan dan pertimbangkan keterbatasan daya tampung lambung,
biasakan makan pagi dan jangan menahan lapar hanya karena kesibukan
atau karena bukan saat jam makan, dan jangan makan tergesa-gesa, beri
jarak antara saat menyantap satu makanan ke makanan berikutnya.
Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikit–sedikit,
tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang
pengeluaran asam lambung. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu
makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah snack atau kue
untuk menetralkan asam lambung, jika tidak ada snack atau kue maka
minumlah yang banyak untuk membantu menetralkan asam lambung.
Kombinasi obat dokter, keteraturan dalam pola makan dan olahraga yang
tepat dapat mempercepat penyembuhan sakit gastritis.
Gastritis merupakan masalah kesehatan di masyarakat.
Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif lambung dapat
menyebabkan gastritis. Faktor ini dipengaruhi antara lain oleh kebiasaan
merokok, konsumsi NSAID dan kopi

1. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak
dan dapat sembuh sendiri: merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan local. (silvya Price & Wilson,2005).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering terjadi akibat diet yang
kurang baik seperti makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan makanan
yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.

6
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi
pylorus.

1.1 Etiologi
1) Endotoksin bakteri masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi
(staphylococcus, salmonella).
2) Mengkonsumsi kafein, alcohol, merokok
3) Penggunaan aspirin, dimana aspirin dapat menyebabkan penurunan sekresi
prostaglandin.
4) Obat-obatan lain dari golongan NSAID (Indometasin, Ibuprofen, naproksen),
sulfonamide, steroid dan digitalis
5) Makanan berbumbu termasuk lada, cuka atau mustard, dapat menyebabkan
gejala yang mengarah pada gastritis.
6) Apabila alcohol diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut jika diminum secara
terpisah. Gastritis erosive hemoragik difus biasanya terjadi pada peminum
berat dan pemakai aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya dilakukan sekresi
lambung.
7) Stress fisik (luka bakar, sepsis, trauma)
5.1 Manifestasi klinis
Pada gastritis superficial, mukosa memerah, edematosa, dan ditutupi
oleh mucus yang melekat: erosi kecil dan perdarahan sering timbul. Derajat
peradangan sangat bervariasi. Pada umumnya manifestasi klinis dari
gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti
anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat seperti nyeri
epigastriun, muntah, perdarahan, dan hematemesis.
Pada beberapa kasus, bila gejala-gejala memnjang dan resisten terhadap
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan diagnostic tambahan seperti
endoskopi, biopsy mukosa, dan analisis cairan lambung untuk memperjelas
diagnosis.

7
2. Gastritis Kronik
Lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu
sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik disebut gastritis
kronisa. Terjadinya infiltrasi sel radang yang terjadi pada lamina propria,
daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas limfosit
dan sel plasma disebut gastritis kronis. Infeksi kuman Helicobacter pylori
yang juga merupakan penyebab gastritis yang termasuk dalam kelompok
gastritis kronis. Peningkatan aktifitas gastritis kronis ditandai dengan
kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut.
Klasifikasi yang sering digunakan adalah :
1) Apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propia
mukosa superfisialis dann adema yang memisahkan kelenjar-kelenjar
mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh disebut gastritis kronis
superfisialis.
2) Terjadinya perubahan histopatogik kelenjar mukosa lambung menjadi
kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet adalah
metaplasia intestinalis. Perubahan tersebut dapat terjadi hampir pada
seluruh segmen lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-
bercak pada bagian beberapa lambung.
3) Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai distorsi
dan destruksi sel-sel kelenjar yang lebih nyata disebut gastritis kronis
atrofik.
4) Pada saat struktur kelejar-kelenjar menghilangdan terpisah satu sama
lain secara nyata dengan jaringan mengikat, sedangkan sebukan sel-
sel radang juga menurun, atrofi lambung dianggap merupakan stadium
akhir gastritis kronis. Dan mukosa menjadi sangat tipis, sehingga
dapat menerangkan mengapa pembuluh darah menjadi terlihat pada
saat pemeriksaan endoskopi.
Sedang menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi
menjadi :

8
1) Maag kronis korups tipe A, dimana perubahan histopatologik terjadi
pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan
proses oto–imun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
2) Maag kronis antrim tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling sering
dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman
Helycobacter pylori (H. Pyilori).
3) Maag multifokal atau tipe AB yang distribusinya meyebar ke seluruh
gaster (lambung). Seiring dengan orang yang lanjut usia, penyebaran
ke arah korupspun meningkat.
Pada gastritis kronis oto-imun pengobatannya ditujukan pada anemia
pernisiosa yang diakibatkannya. Untuk memperbaiki keadaan
anemianya,dapat menggunakan vitamin B-12 parenteral. Pada gastritis kronis
yang berhubungan dengan kuman tersebut dianjurkan eradikasi H. Pylori.
Eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologimenjadi normal.
Adapun berbagai kombinasi obat untuk eradikasi kuman H. Pylori adalah
:
1) Quadriple therapy (bila terapi setandar dengan terapi triple gagal).
Kombinasi antara PPI (lihat diatas), CBS (4 x 120 mg/hari) dengan
dua macam anti biotika dipilih dari Amoksisilin, Klaritomisin,
Tetrasiklin atau Metonodasol
2) Triple drugs (diberikan 1-2 minggu) Bismuth triple therapy : Colloidal
bismuth subnitrat (CBS) 4 x 120 mg / hari + Pilih 2 diantara 3 :
Metronidasol 4 x 500 mg / hari, Amoksisilin 4 x 500 mg/hari, dan
Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari.“Proton Pump Inhibitor (PPI) based” triple
therapy : Omeprasol 2 x 20 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 30 mg/hari
atau Lansoprasol 2 x 40 mg/hari + 2 antibiotika dari : Klaritromosin 2
x 250-500 mg/hari, Amoksisilin 2 x 1000 mg/hari atau metronidasol 2
x 400-500 mg/hari.

Adanya luka dalam perut yang timbul pada seseorang yang menjadikan
orang tersebut nyeri ulu hati yang sangat perih dikarenakan orang tersebut
menderita gastritis dalam waktu yang lama. Luka dapat terjadi pada dinding
lambung ataupun pada dinding usus halus atau duodenum. Dalam sistem

9
pencernaan, pengaturan makanan dalam perut dilaksanakan oleh sejumlah
hormon dan persyarafan. Terjadinya luka pada dinding lambung karena
adanya gangguan pada pengaturan syaraf dan hormonal, dan sering kali
mengeluarkan asam lambung.

1. Komplikasi
Gastritis akut: Perdarahan di penceratas, ulkus

Gastritis kronik : Tukak lambung, peptic ulcers, kanker lambung.

2. Diagnosa Banding
1.1 Gastroenteritis, biasa disebut dengan Flu Perut (stomach Flu), yang
biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare,
kram perut dan mual atau muntah, juga ketidakseimbangan untuk mencerna.
Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan
untuk gastritis dapat terjadi terus-menerus.
2.1 Heartburn, rasa sakit seperti terbakar yang terasa dibelakang tulang dada
ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung dan
masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara
tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada
mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian seudah dicerna kembali ke
mulut.
3.1 Stomach Ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus
menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya
borok dalam lambung. Stomach peptic ulcer atau borok lambung adalah
luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah
rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung
sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa
penyebab yang sama, terutama infeksi H.pilory. penyakit ini dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.
4.1 Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait
pada penyaki tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidakdiketahui, tetapi
stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau

10
makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya
adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.

3. Pemeriksaan Diagnostik.
1.1 EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan
GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan /derajat ulkus jaringan /
cedera.
2.1 Gastrointestinal Endoskopi
Gastrointestinal endoskopi adalah prosedur yang memungkinkan spesialis
pencernaan untuk melihat lapisan dalam saluran pencernaan. The endoskopi
gastrointestinal menawarkan akses ke saluran pencernaan yang meliputi
seluruh usus kecil, saluran empedu, usus, duodenum, perut, dan
kerongkongan. Berdasarkan organ-organ yang spesialis pencernaan ingin
lihat, prosedur GI dapat disebut sebagai endoskopi perut atas atau bawah
endoskopi. Endoskopi saluran pencernaan atas (juga dikenal sebagai EGD)
membantu dalam melihat kerongkongan, lambung dan duodenum sedangkan
endoskopi saluran pencernaan bawah membantu dalam memvisualisasikan
usus besar. Biasanya endoskopi pasien masuk melalui anus, tenggorokan,
dan uretra atau melalui insisi kecil dibuat di kulit.
Prosedur endoskopi ini dapat dilakukan baik di dasar rawat jalan atau
dasar rawat inap. Endoskopi saluran pencernaan membantu dalam
mendiagnosis beberapa gangguan GI. Prosedur endoskopi gastrointestinal
tidak hanya digunakan untuk diagnosis penyakit saluran pencernaan tetapi
juga digunakan untuk masalah perawatan GI. Prosedur endoskopik kurang
menyakitkan dan umumnya dikaitkan hanya dengan sedikit
ketidaknyamanan.
Hanya sedikit masalah endoskopi GI yang bisa membantu untuk
mendiagnosis atau menyelidiki adalah –

1) Infeksi saluran kemih


2) Perdarahan Internal gastrointestinal

11
3) Ulkus gastrointestinal
4) sindrom iritasi usus (IBS)
5) Masalah Usus Besar
6) Diare kronis

Jenis prosedur endoskopi

Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam


pemeriksaan organ yang berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut -

1) Kolposkopi
2) Bronkoskopi
3) Kapsul Endoskopi
4) Laparoskopi
5) Double Balloon Enteroskopi
6) Fetoskopi
7) Kolonoskopi
8) Fleksibel Sigmoidoskopi
9) Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
10) Arthroskopi
11) Amnioskopi
12) Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
13) Proctoskopi
14) Rhinoskopi
15) Thorakoskopi
Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa
pun dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada
makanan di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan
bisa menyebabkan muntah.
Prosedur

12
Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10 menit. Selama
prosedur ini, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri. Selama prosedur
endoskopi, pasien berada di bawah anestesi pendek. Prosedur endoskopi dilakukan
dengan bantuan endoskop. endoskop adalah tabung fleksibel dengan sistem
pengiriman cahaya yang menerangi saluran tersebut. Lebih lanjut memiliki sistem
lensa yang menyampaikan gambar dari fiberscope dan menampilkan gambar di TV
warna. endoskop ini diturunkan kerongkongan, ke perut dan ke dalam usus.
endoskopi yang gagal dapat mengganggu pernapasan. Selama prosedur,
pengambilan napas lambat dan dalam dapat membantu pasien rileks.

Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien
memakan kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak
melalui saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
1) Perforasi gastrointestinal,
2) Pendarahan dan
3) Infeksi.

3.1 Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan


diganosa penyebab / sisi lesi.
4.1 Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau
jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas
menunjukkan sindrom Zollinger-Ellison.
5.1 Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat d
6.1 ilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis.
7.1 Tes serologi darah = dilakukan untuk memeriksa adanya anemia persiosa,
selain itu untuk menentukan apakah terdapat antibodi akibat infeksi bakteri
H.Pylori.

13
4. Penatalaksanaan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan
mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam
kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.
1.1 Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung
dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah
sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-
obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :
1) Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan
atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
2) Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi
rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat
seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang diproduksi.
3) Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam
dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton
mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.
Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole,
rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga
menghambat kerja H. pylori.
4) Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil.
Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika
meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter

14
biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang
juga menghambat aktivitas H. pylori.

2.1 Terapi terhadap H. pylori


Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang
paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat
pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate.
Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton
berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi
dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang
digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif
daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya
meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan
pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan
pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang
sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori.
Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa
bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut
sudah hilang.

5. Pendidikan Kesehatan dan Terapi Nutrisi


3.7.1 Pendidikan kesehatan pada pasien dengan gastritis
Sebelum perawat memberikan pendidikan kesehatan, ada baiknya
jika pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana
penyuluhan dapat bersifat individual. Diet diresepkan dan disesuaikan
dengan jumlah kebutuhan kalori harian pasien, makanan yang disukai, dan
pola makan. Pasien diberi daftar tentang makanan dan zat-zat yang harus

15
dihindari(mis,. kafein;nikotin;bumbu pedas;alkohol,dll). Antibiotik,
garam bismut, obat-obatan untuk menurunkan sekresi lambung dan
melindungi sel-sel mukosa dari sekresi lambung diberikan sesuai resep.

Pengobatan setelah menderita gastritis


Penanganan Gastritis yang utama adalah dengan menghilangkan
penyebabnya. Misalnya, untuk beberapa tipe gastritis, mengurangi asam
lambung dengan mengonsumsi obat akan sangat membantu. Antibiotik
untuk infeksi. Jika disebabkan oleh alkohol, AINS dan aspirin, maka
konsumsinya harus dikurangi hingga dihentikan.
Selain itu, langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1) Sebagai langkah awal konsumsi makanan lunak dalam porsi yang kecil-
kecil, berhenti mengonsumsi makanan yang pedas dan asam, dan
berhenti merokok serta minuman beralkohol. Jika memang diperlukan,
kita dapat meminum antasida sekitar setengah jam sebelum makan atau
sewaktu makan. Namun bila keluhan pada ulu hati tetap terjadi,
secepatnya harus diperiksakan lebih lanjut ke dokter.
2) Yang dapat menyembuhkan sakit maag adalah jika dapat mengatur agar
produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan,
yaitu dengan menghilangkan stres dan makan dengan teratur. Jika
sudah dapat mengendalikan produksi asam lambung, Insya Allah tidak
akan lagi memerlukan obat-obat maag. Tetapi selama dalam proses
penyembuhan, tetaplah makan obat seperti yang disarankan dokter.
3) Hindari makanan yang sulit dan susah dicerna pada saat-saat pertama
serangan maag, berikan istirahat pada lambung dan pilihan utama
minumlah liguid saja. Seperti air dan susu kemudian tambahkan dengan
makanan lunak perlahan-lahan seperti sereal, pisang, nasi, kentang dan
roti serta hindari makanan yang pedas dan asam.
4) Sementara itu, untuk meredakan rasa sakit akibat penyakit ini, penderita
bisa mengonsumsi obat sakit maag yang biasanya mengandung
antasida. Obat ini berguna untuk menetralisir asam lambung.

16
5) Minum obat secara teratur.
Selain dengan klien, perawat juga harus bekerja sama dengan keluarga
klien, pengawasan keluarga klien terhadap pola makan, jenis makanan
yang dimakan dan aktivitas klien dapat membantu klien agar gejala yang
dialami dapat berkurang.
Berikut beberapa saran untuk mengurangi resiko kambuhnya gastritis :
1) Makan secara benar.
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan atau berlemak, keras dll yang dapat
mempengaruhi radang lambung seperti kopi, mie, ketan, kangkung, kol,
daun singkong, seledri, durian, nanas, nangka, salak, pisang ambon, ubi,
nangka, sofdrink (makanan dan minuman yang banyak mengandung
gas), dll. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang
tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah
dengan jumlah yang cukup,tidak berlebihan, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
2) Hindari alkohol.
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa
dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
3) Jangan merokok.
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung,
juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Banyak minum air putih.
6) Usahakan buang air besar secara teratur
7) Menerapkan pola makan dan tidur yang teratur.

17
8) Hindari stress dan bekerja terlalu berat.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung
dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian
orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya
secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup,
olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
9) Ganti obat penghilang nyeri.
Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS(anti inflamasi
nonsteroid seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen), obat-obat golongan
ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat
peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan
penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
10) Ikuti rekomendasi dokter.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir
gejala dan keluhan gastritis. Bila kesempatan untuk makan siang tidak ada,
maka sebaiknya membawa bekal minimal biskuit yang bisa dikulum dalam
mulut tanpa perlu menguyah dan menimbulkan suara berisik, sambil tetap
bisa bekerja. Minimal untuk ‘mengganjal’, sehingga asam lambung akan
berkurang karena telah dimanfaatkan untuk mencerna biskuit. Atau ada
cara lain, minumlah susu bisa dari kemasan siap minum, sedikit-sedikit.
Jadi dengan demikian kita telah melatih makan atau minum dalam porsi
kecil, tapi frekuensi sering. Bila pola makan ‘frequent small feeding’ ini
dipraktekkan, maka lambung akan terbiasa dan kembali berfungsi normal
karena telah terlatih kapan dan seberapa banyak asam lambung harus
diproduksi dan dikeluarkan.
Mengenai waktu makan yang baik. Karena pengosongan lambung
terjadi dalam waktu empat jam, maka sebaiknya orang sehat
mengkonsumsi makanan setiap empat jam juga. Bagi yang telah terlanjur
sakit maag, pola makan ‘frequent small feeding’ dapat diterapkan, sampai
kondisi lambung kembali normal.

18
Ada satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan lambung. Cobalah
mengkonsumsi daging aloe vera (lidah buaya). Tanpa perlu dimasak,
buang kulitnya, ambil isinya. Sebaiknya dipotong kotak-kotak seperti
potongan es batu di dalam lemari es. Campurkan juice apa saja
kedalamdaging aloe vera. Langsung diminum dan dikunyah daging aloe
vera tersebut. Khasiatnya dapat dirasakan hanya dalam satu kali minum,
semua keluhan hilang. Bila ingin menjaga kesehatan lambung dan saluran
cerna, konsumsilah secara rutin 3 kali seminggu.
3.7.2. Terapi Nutrisi
Nutrisi merupakan suatu bagian dariproseskehidupan,baik dalam
keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Peranan nutrisi dalam upaya
penyembuhan penyakit sebenarnya merupakanyangterpenting, namun
sering terlupakan.Pada setiap orang sakit, sering timbul masalah dalam
halmenjaga keseimbangan nutrisi, karena berberapa sebab:
a. Pasien mengalami anoreksia
b. Pasien tidak mau makan/psikosis, anoreksia-nervosa dan lain-lain.
c. Pasien dalam keadaan sakit berat hingga tidak dapat menolong dirinya
sendiri dalam memasukkan makanan.
d. Adanya kelainan padagastrointestinal.
Dalam keadaan-keadaan diatas tersebut, diperlukan upayaagarkonsumsi
(intake) nutrisi senantiasa terjaga. Upaya tersebut disebut terapi nutrisi
intensif (TNI).
Tujuan pemberian terapi nutrisi:
a. Suportif/suplemen.
b. Mencukupi kebutuhan nutrisi seluruhnya.
c. Meningkatkan keseimbangan cairan
Cara pemberian
Ada 3 cara pemberian nutrisi intensif :
a. Nutrisi Oral(NO)
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna melwati mulut.

19
b. Nutrisi enteral(NE)
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna yang biasanya dilakukan dengan
pemasangan sonde ke dalam lambung atau usus 12-jari.
c. Nutrisi parenteral(NP)/Nutrisi perinfus
Pemberian nutrien ke dalam saluran cerna lewat pembuluh darah balik
vena.
Diet yang tepat untuk penderita sakit mag adalah pola makan teratur
dengan menu makanan dan minuman yang dirancang sesuai 'kemampuan'
lambung, yaitu mudah dicerna dan tidak terlalu banyak perasa(bumbu).
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merancang
menu untuk penderita maag, yaitu:
a. Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu
banyak serat, antara lain beras ketan, tales, ubi, singkong, sayuran (kol,
sawi hijau, sayur mentah), buah-buahan (nangka, pisang ambon, durian,
nanas), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan),
minuman yang mengandung gas (minuman bersoda).
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti
kopi,teh kental, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, dan sari buah
sitrus.
c. Hindari makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat
pengosongan lambung. Hal ini akan menyebabkan peningkatan
peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung
seperti makanan berlemak, kue tart, cokelat, keju.
d. Hindari makanan yang mudah mengiritasi/merangsang lambung dan
secara langsung merusak dinding lambung seperti makanan yang
mengandung cuka, pedas, merica, asam, bumbu yang merangsang,
makanan yang berlemak/gorengan, dan vitamin C dosis tinggi.
e. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga
menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain
alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
f. Dianjurkan, minum susu untuk menetralkan asam lambung yang berlebih,
sebab, susu mengandung protein dan kalsium tinggi untuk regenerasi sel.

20
g. Jangan konsumsi makanan yang bertekstur keras seperti dendeng, nasi
kerak, dll., pilihlah makanan lembut yang dimasak dengan direbus,
disemur, ditim, atau diungkep. Sebab, makanan digoreng akan sulit
dicerna dan hangat seperti : nasi hangat, bubur hangat, dll.
h. Hindari makanan yang mengandung banyak garam.
i. Tetap konsumsi gizi seimbang (makanan pokok, lauk, sayur, dan buah).
j. Makan secara teratur dengan interval tiga jam sekali antara makanan
pokok dan selingan (tiga kali makan pokok, tiga kali selingan).
k. Makan dalam porsi secukupnya, jangan sampai perut kosong atau
kekenyangan.
l. Makan dengan tenang, kunyah makanan hingga hancur, dan lumat menjadi
butiran lembut.
Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat nyeri lambung melanda
diantaranya: ketan, bulgur, jagung, ubi-ubian, daging merah, daging/ikan
yang diawetkan, kacang-kacangan, santan, goreng-gorengan, sayuran
mentah, kol, kembang kol, sawi, nangka, oyong, kangkung, daun singkong,
sayuran banyak serat, buah-buahan segar/mentah (kecuali pepaya dan pisang
masak), buah yang dikeringkan (kismis, korma) soda, alkohol, bumbu tajam,
kopi.

21
PATOFISIOLOGI GASTRITIS

ASPIRIN Kurang Pengetahuan POLA MAKAN TIDAK TERATUR

Menghambat aktifitas siklooksigenase gesekan antara dinding-dinding lambung

Produksi prostaglandin erosi pada lambung

Merusak factor defensive kerusakan topical produksi HCL pencernaan digaster

(untuk pengeluran mucus) obat bersifat korosif asam dilambung molekul makanan masih besar

Mucus pada gaster merusak sel-sel epitel mukosa polarisasi usus

Mukopolisakarida mengiritasi mukosa

dan lambung perangsangan medulla tekanan usus

mukopolipeptida nyeri epigastrium oblongata masuk ke colon

vitamin B12 rusak sebelum Gangguan Rasa Nyaman Nyeri menekan impuls mual, tekanan osmotik

diabsropsi muntah dan anorexia mengganggu penyerapan

sel darah banyak immature keseimbangan saraf otonom anorexia air

22
anemia pernisiosa terganggu Resti Nutrisi Kurang dari diare
Kebutuhan

simpatis pengeluaran cairan

Resti Perubahan Keseimbangan

HR Cairan Dan Elektrolit

Beban jantung

Aliran darah ke otak cepat

Suplai darah dan oksigen ke otak

Kesadaran menurun

pingsan

23
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien :
Nama : Nn. Alice
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : karyawan baru perusahaan garment yang bertugas sebagai
Quality Control (QC).
Alamat : -
Agama : -
2. Diagnosa Medis : Gastritis Akut
3. Riwayat Kesehatan :
Keluhan Utama : nyeri pada area epigastrium
Riwayat Kesehatan Sekarang :
P : nyeri lebih dirasakan setelah makan
Q : nyeri seperti terbakar, disertai perasaan mual dan kadang-kadang muntah,
perut kembung dan diare.
R : di area epigastrium
S:-
T : sudah sejak lama
Riwayat Kesehatan Dahulu : klien sering menggunakan aspirin saat ia
merasa tidak enak badan.
Riwayat Kesehatan Keluarga : -
Pola Aktivitas dan lingkungan : klien bekerja pada perusahaan garment
sebagai Quality Control yang mengharuskan pekerja dengan target tertentu
sehingga setiap hari diburu-buru tugasnya.
Pola Gaya Hidup : sering menggunakan aspirin.
Pola Nutrisi dan Metabolisme : klien mengalami mual, muntah, diare.
Pola Eliminasi : diare
Pola Tidur dan Istirahat : -
Pola Hubungan Peran : -
4. Pemeriksaan Fisik : -

24
5. Pemeriksaan Penunjang : -
6. Terapi yang telah diberikan : -

B. Analisa Data
Data yang Masalah
No. Etiologi
menyimpang Keperawatan
1. DS : klien mengeluh Pola makan tidak teratur Gangguan Rasa
nyeri seperti terbakar Nyaman: Nyeri
pada area Gesekan antara dinding-
epigastrium. dinding lambung
DO: -
erosi pada lambung

produksi HCL

asam dilambung

mengiritasi mukosa
lambung

nyeri epigastrium
2. DS : klien erosi pada lambung Resiko Tinggi
mengeluh perutnya Perubahan
kembung dan diare. pencernaan digaster Keseimbangan
DO: - Cairan dan
molekul makanan masih Elektrolit
besar

polarisasi usus

tekanan usus

25
masuk ke colon

tekanan osmotic

mengganggu penyerapan air

diare

pengeluaran cairan

Resiko Tinggi Perubahan


Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
3. DS : klien mengeluh produksi HCL Resiko Tinggi
merasa mual dan Nutrisi: Kurang
kadang-kadang mual. asam dilambung Dari Kebutuhan
DO: -
perangsangan medulla
oblongata

menekan impuls mual,


muntah dan anoreksia

anoreksia

Resiko Tinggi Nutrisi


Kurang Dari Kebutuhan
4. DS : klien sering Penggunaan aspirin Kurang
menggunakan aspirin (berlebihan) Pengetahuan
saat ia merasa tidak
enak badan. Kurang Pengetahuan
DO: -

26
C. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi lambung yang meningkat ditandai dengan klien mengeluh
nyeri seperti terbakar pada area epigastrium yang dirasakan lebih nyeri setelah makan
2) Resiko Tinggi Perubahan Keseimbangan cairan berhubungan dengan motalitas usus meningkat ditandai dengan klien sering
mengalami diare dan muntah.
3) Resiko Tinggi Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan berhubungan dengananoreksia ditandai dengan klien mengeluh mual dan kadang-
kadang muntah dan klien sering mengeluh perutnya kembung
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan prognosis penyakit yang ditandai dengan klien yang selalu mengonsumsi aspirin ketika
nyeri
C. Rencana Asuhan Keperawatan

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1. Nyeri yang Nyeri berkurang, Mandiri
berhubungan dengan terkontrol, atau 1.Gunakan upaya mengontrol
proses inflamasi teratasi dalam nyeri:
lambung yang waktu 3X24 jam a. Berikan lingkungan yang a. lingkungan yang nyaman akan
meningkat ditandai Kriteria hasil : nyaman, dan aktivitas hiburan meningkatkan relaksasi klien.
dengan klien mengeluh Secara (misalnya : musik, televisi)

27
nyeri seperti terbakar subjektif, klien b. Ajarkan teknik manajemen b. manajemen nyeri akan meningkatkan
pada area epigastrium melaporkan nyeri seperti teknik relaksasi relaksasi yang dapat menurunkan
yang dirasakan lebih nyeri berkurang napas dalam, dan distraksi rasa nyeri klien dan menurunkan
nyeri setelah makan atau dapat ketegangan pada otot
teratasi. c. Melakukan perubahan posisi c. perubahan posisi dengan peerlahan
Klien tidak dengan perlahan. dapat mengurangi spasme otot.
mengeluh byeri
setelah makan 2. Batasi makanan yang dapat 2. makanan yang pedas dan berasam
menimbulkan rasa nyeri, seperti dapat memperparah penderita gastritis
makanan pedas, berasam. sehingga harus dihindari.

3. Catat petunjuk nonverbal misal 3. Petunjuk nonverbal untuk


berhati-hati dengan abdomen mengidentifikasi luas dan beratnya
menolak untuk bergerak. masalah.
Kolaborasi
4. Berikan antasida sesuai resep 4. Antasida dapat menurunkan asam
dokter, contoh: sucralfat lambung. Jika asam lambung berkurang
maka nyeri akan berkurang dan
mengurangi proses inflamasi.

28
2. Ganguan nutrisi kurang Nutrisi klien Mandiri :
dari kebutuhan yang adekuat dengan
a. Buat pilihan menu yang ada dan a. Pasien yang meningkat kepercayaan
berhubungan anoreksia kriteria hasil :
izinkan pasien untuk mengontrol dirinya dan merasa mengontrol
ditandai dengan klien
- Klien tidak pilihan sebanyak mungkin lingkungan lebih suka menyediakan
mengeluh mual dan
mengeluh makanan untuk makan
kadang-kadang muntah
mual dan
dan klien sering
b. Memberikan catatan lanjut penurunan
muntah b. Pertahankan jadwal
mengeluh perutnya
dan/atau peningkatan berat badan yang
- Perutnya penimbangan berat badan klien
kembung
akurat
tidak secara teratur
kembung
c. Sering makan mempertahankan
c. Anjurkan makan sedikit tapi
- BB klien
netralisasi HCl, melarutkan isi lambung
sering/makanan kecil, mengunyah
tetap
pada kerja minimal asam mukosa
makanan dengan perlahan, makan
seimbang
lambung. Makan sedikit mencegah
pada waktu yang teratur, dan
distensi gaster yang berlebihan
menghindari banyak makan

Kolaborasi

29
d. Menentukan makanan yang tepat
d. kolaborasi dengan ahli gizi
untuk klien
untuk menentukan kebutuhan
kalori harian yang adekuat
e. memungkinkan variasi sediaan
makanan akan memampukan pasien
e. Berikan diet dan makanan
untuk mempunyai pilihan terhadap
ringan dengan tambahan makanan
makanan yang dapat dinikmati
yang disukai bila ada

3. Kekurangan volume Cairan klien Mandiri


cairan berhubungan terpenuhi
a. Awasi tanda vital a. Pengawasan tanda vital dapat
dengan motalitas usus dalam.....hari.
mengecek perubahan-perubahan,
meningkat ditandai Dengan kriteria
sehingga dapat dilakukan intervensi
dengan klien sering hasil :
selanjutnya
mengalami diare dan - Klien tidak
muntah. mengalami
diare dan
muntah b. Memberikan pedoman untuk
- Volume pergantian cairan

30
cairan c. Aktivitas/muntah meningkatkan
b. Awasi masukan dan kehilangan
dalam tubuh tekanan intra-abdominal dan dapat
cairan
di batas mencetuskan perdarahan lanjut
normal
c. Pertahankan tirah baring,
mencegah muntah. Jadwalkan
d. Mencegah reflex gaster pada aspirasi
aktivitas untuk memberikan
antasida dimana dapat menyebabkan
periode istirahat tanpa gangguan
komplikasi paru serius
d. Tinggikan kepala tempat tidur
selama pemberian antasida
a. Pergantian cairan tergantung pada

Kolaborasi derajat hipovolemi

b. Ranitidin menghambat histamine H2


a. Berikan cairan tambahan sesuai
menurunkan produksi asam gaster,
indikasi
antasida dapat digunakan untuk
b Berikan obat sesuai indikasi : mempertahankan pH gaster pada tingkat
4,5 atau lebih tinggi untuk menurunkan
- Ranitidin risiko pendarahan, antiemetic
- Antasida

31
- Antiemetik menghilangkan mual dan mencegah
muntah.

4. Kurangnya pengetahuan - Klien Mandiri :


berhubungan dengan mengetahui a. Tentukan tingkat pengetahuan a. Belajar lebih mudah bila mulai dari
prognosis penyakit yang cara-cara dan kesiapan belajar pengetahuan klien.
ditandai dengan klien pengobatan dan b. Berikan informasi tentang upaya b. Episode traumatik mengakibatkan
yang selalu pencegahan pencegahan kekambuhan perubahan tiba-tiba. Ini memerlukan
mengonsumsi aspirin gastritis dukungan dalam perbaikan optimal
ketika nyeri - Menyatakan c. Bersikap realistis dan positif b. Meningkatkan kepercayaan dan
kesadaran dan selama pengobatan, pada mengadakan hubungan antara pasien
merencanakan penyuluhan kesehatan, dan dan perawat
perubahan pola menyusun tujuan dalam
hidup untuk keterbatasan
mempertahanka c. Berikan informasi tentang c. Aspirin dapat meningkatkan sekresi
n berat badan aspirin (efek samping, indikasi, lambung
normal kontra indikasi)
d. Mengkaji kebutuhan diet, d. Pasien/keluarga memerlukan bantuan
menjawab pertanyaan sesuai dalam perencanaan untuk cara makan

32
indikasi. Dorong konsumsi baru. Konstipasi dapat terjadi bila
makanan tinggi serat dan masukan laksatif dihentikan
cairan adekuat
e. Kaji ulang program obat, e. Membantu pemahaman pasien tentang
kemungkinan efek samping dan alasan meminum obat, gejala apa
interaksi dengan obat lain dengan yang penting untuk dilaporkan ke
cepat pemberian asuhan. Catatan:
Kandungan aluminium antasida
menghambat absorpsi usus beberapa
obat sehingga mempengaruhi jadwal
minum obat

33
34
BAB III
SEVEN JUMPS

KASUS 2

Nn. Alice, 27 tahun, karyawan pada perusahaan garmen yang mengharuskan


bekerja dengan target tertentu sehingga setiap hari diburu-buru tugas. Ia adalah
karyawan baru yang bertugas sebagai Quality Control (QC) dengan 60 pegawai
yang pekerjaannya harus diperiksa, semua pegawainya perempuan dan rata-rata
bekerja lebih dari 4 tahun. Nn. Alice sudah sejak lama mengeluh nyeri seperti
terbakar pada daerah epigastrium yang dirasa lebih nyeri setelah makan disertai
perasaan mual dan kadang muntah. Ia juga sering mengeluh perut kembung dan
disertai diare. Selama ini ia juga sering menggunakan aspirin saat ia tidak enak
badan. Tadi pagi sekitar jam 09.05 saat di kantor, tiba-tiba merasa sakit hebat pada
perut dan pingsan. Nn. Alice segera dibawa ke UGD RS. Mutiara untuk mendapat
pertolongan. Di UGD dilakukan pemeriksaan dan untuk meyakinkan ada sesuatu di
lambungnya ia harus menjalani endoscopy. Perawat menyiapkan pasien dan
mencari keluarganya untuk meminta persetujuan tetapi keluarganya tidak bisa
dihubungi padahal terapi bisa diberikan setelah hasil pemeriksaan selesai dan
memberikan kontribusi penting dalam penentuan diagnosa

STEP 1

1. Epigastrium : bagian atas lambung yang berada di bawah sternum ( bagian


di 9 kuadran ).
2. Endoscopy : pemeriksaan dalam lambung, tabung berkamera, dimasukkan,
berisi fiber optic.

STEP 2

1. Adakah nyeri lain selain setelah makan ?


2. Mengapa nyeri terasa terbakar ?
3. Frekuensi mual, muntah ? kapan ?
4. Apakah tindakan harus menunggu keluarga ?
5. Karakteristik nyeri ?

35
6. Dampak aspirin terhadap penyakit ?
7. Diagnose medis dan etiologinya ?
8. Mekanisme mual dan muntah ?
9. Penyebab pingsan ?
10. Hubungan pekerjaan dengan penyakit ?
11. Pertolongan pertama pada diare, mual, muntah, dan perut kembung ?
12. Kenapa klien diare ? perosedur endoscopy ?
13. Kenapa perut klien bisa kembung ?
14. Pencegahan kekambuhan setelah perawatan ?
15. Farmakologi ?
16. Komplikasi ?
17. Penatalaksanaan medis dan non medis ?
18. Terapi setelah endoscopy ?
19. Pemeriksaan diagnostic selain endoscopy ? pemeriksaan fisik ?
20. Diagnosa banding ?
21. Prognosis ?
22. Pendidikan kesehatan ?
23. Faktor risiko ?
24. Epidemiologi, insidensi ?
25. Pemberian nutrisi ?
26. Apakah nyerinya menyebar ?
27. Apakah klien perlu bedrest ?
28. Patofisiologi dan asuhan keperawatan ?
29. Mungkin ga BB turun ? penanganan ?
30. Manifestasi klinis ?
31. Mekanisme diare ?
32. Karakteristik diare ?
33. Anfis lambung ?
34. Klasifikasi ?

STEP 3

1. Nyeri di espfagus nyeri terbakar .

36
Nyeri setelah makan akan hilang untuk beberapa lama, aktivitas juga bisa
menyebabkan nyeri.
2. Penyebab nyeri : mukosa luka HCl mukosa + HCl terasa
terbakar
3. –
4. Harus ada informed consent, prioritas menunggu sadar/keluarga.
5. Nyeri seperti terbakar di epigastrium , skalanya tidak ada. (PQRST)
6. Menghambat prostaglandin, aspirin bersifat
7. Gastritis kronik
Etiologinya obat-obatan, alcohol, bakteri Helycobacter pylori, jadwal
makanan tidak teratur
Gastritis akut
Aspirin menghambat pengeluaran prostaglandin mucus HCl
iritasi dinding
lambung
8. Bakteri/HCl iritasi inflamasi aliran darah bengkak
reseptor regangan lambung hipotalamus mual
Muntah adalah mekanisme pengosongan lambung.
9. Reabsorbsi B12 B12 berhubungan dengan darah Hb O2
pingsan
Sel darah merah gampang rusak O2 dan nutrisi lemas pingsan
10. Hubungan dengan pencernaan, banyak pekerjaan lupa makan tidak
teratur makan penyakit.
11. - Makan, diam, kompres dengan menggunakan air hangat ( mengurangi
nyeri )
- Perbanyak asupan cairan ( oralit )
- Untuk perut kembung menggunakan pijat bagian bahu dapat
menghilangkan perut kembung
- Makan sedikit-sedikit
12. LO
13. Peradangan HCl menghasilkan gas bikarbonat oleh pancreas.
Makanan tidak dicerna dengan baik menghasilkan gas

37
14. Pola makan, kebersihan dijaga, pengaturan aktivitas
15. Golongan antasida, ranitidine (mengurangi nyeri).
Penggunaan antasida lama pH lambung risiko infeksi saluran cerna
16. Infeksi saluran pencernaan, perdarahan lambung, borok pada lambung,
kanker lambung, anemia, kanker pancreas.
17. LO
18. LO
19. - Pemeriksaan feses : bakteri , darah
- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan fisik : turgor ( tingkat dehidrasi ), mukosa
20. Tukak lambung, pankreasitis
21. Akut : bisa sembuh
Kronik : tidak bisa diperbaiki
Kematian dapat disebabkan komplikasi
22. Hindari makanan pedas, asam, alcohol, jangan stress, atur pola makan,
hindari kafein karena dapat meningkatkan system saraf simpatis, tidak boleh
jajan sembarangan, cuci tangan sebelum makan.
23. Pria dan wanita seimbang
Usia remaja , dominan pada usia dewasa
24. Pada negara berkembang cenderung kotor, tropis
25. Kurangi protein, tambah lemak,
HCl aktivasi zinogen pepsinogen pencerna protein
26. -
27. - Klien harus bedrest
- Klien tidak harus bedrest atur aktivitas, kebanyakn duduk makan aliran
darah ke lambung
28. LO
29. Mungkin BB menurun ( diare dan absorbsi menurun ),
Penanganan : makanan 4 sehat 5 sempurna
30. Nyeri epigastrium, mual, muntah, pusing, sendawa bau, lemas, perut, bedah,
fatique,
31. 1 x BB cair : diare

38
Diare adalah pertahanan tubuh
Prioritasnya penambahan cairan dan elektrolit
32. Peradangan lambung peristaltic lambung makanan masih dalam
molekul besar polarisasi usus makanan ke usus penyerapan air
diare
33. LO
34. LO

MIND MAP

Etiologi Penatalaksan
aan

Pemeriksaan Gastritis Manfes

Nyeri
ASKEP Patofisiologi Konsep Penyakit
Mual

Muntah

Kembung
REPORTING
Diare
1. Anatomi Fisiologi Lambung
Lambung terletak di epigastrium.
Fundus : sfingter kardia , dinding tipis, di bawah fundus ada korpus, otot
untuk mencampur makanan, mencegah refluks
Bawah : sfingter piloricum
Mulut ( bolus ) yang dicerna oleh lambung
Pepsin protein
Rennin susu
Lemak menjadi kimus
Terdiri dari 4 lapisan :
a. Tunika serosa : jaringan ikat yang biasanya mengandung banyak lemak,
melindungi dari gesekan

39
b. Muskularis : teridiri dari 3 lapisan, yaitu : oblik ( dalam), sirkular ( tengah
), longitudinal ( luar )
c. Submukosa : di antara muskularis dan serosa, banyak mengandung
pembuluh darah, saluran limfe, saraf. Banyak kerutan ( bila ada
makanan di lambung maka kerutan akan berkurang).
d. Mukosa : menghasilkan HCl
Ukuran normal lambung bila berisi berbentuk alpukat, kosong berbentuk
tabung J.
simpatis : lia iliaka
Asupan darah : arteri siliaka
Sel mucus menghasilkan mucus
Panjang lambung = 20 cm, lebarnya 15 cm
Fisiologi :
a. Fase sevalik
b. Fase gastric : makanan ke atrium 70%
c. Fase intestinal : dari lambung ke duodenum 5-10%
Motorik :
a. Reservoir
b. Mencampur makanan
c. Pengosongan lambung
Setelah makanan masuk ke lambung, gerakan peristaltic terjadi setiap 15-
20 detik

2. DEFINISI
Gastritis : peradangan/inflamasi anatara mukosa dan submukosa,
perdarahan mukosa, akut, kronik
Gastritis superficial akut, gastritis atropi kronik
3. KLASIFIKASI
- gastritis akut
Obat-obatan NSAID (aspirin), trauma, setelah operasi, stress

40
Aspirin dapat menghambat sekresi prostaglandin sehingga sekresi mucus
menurun dan kadar HCl meningkat dan terjadi pengelupasan mukosa
kemudian terjadi iritasi lambung.
4. MANIFESTASI KLINIS
Mual, muntah, sampai perdarahan
5. PENATALAKSANAAN
Mengurangi penggunaan aspirin, mengurangi makanan yang merangsang
Asam buat / alkali bisa menyebabkan perforasi
Gastritis kronik :
a. Tipe A : autoimun, autoantibody menyerang sel-sel parietal (
asimptomatik )
Pengobatan : antibody
b. Tipe B : bakteri Helycobacter pylori
c. Tipe AB : sangat kronis, menyebar ke seluruh gaster, penyebarannya
bergantung usia
- gastritis kronik atropi
- gastritis kronik distropi
- gastritis kronik hipertropi
- gastritis kronik disertai dengan penyakit
Gastritis kronik iritasi mengganti sel yang rusak sel baru tidak
elastic nyeri
Gastritis kronik dilihat dari hidroklorida :
a. Menurun pada tipe A
b. Meningkat pada tipe B
Perdarahan : manifestasinya parah, terjadi 2 x 24 jam
6. KOMPLIKASI
- gastritis akut : perdarahan di di pencernaan atas, ulkus
- gastritis kronik : anemia perisrosa, penyempitan atrium pylorus, tukak
lambung, kanker lambung iritasi disfungsi tidak dapat mencegah
sel-sel kanker
7. EPIDEMIOLOGI
- kronik : terjadi pada decade ke – 6

41
- gastritis akut : 60 -90 %
- asia pasifik : 10 – 20 %
Lebih banyak pada pria akibat minum alcohol dan merokok
8. DIAGNOSA BANDING
- flu perut ( gastroenteritis ) : diare, mual, selama 1 – 2 hari
- borok lambung : penyebabnya sama, ada perdarahan pada lambung
- heart burn : asam lambung naik ke esophagus, mulut terasa asam
- nonulcer dyspepsia : etiologinya tidak diketahui, factor penyebab :
makanan lemak, pedas
- tukak lambung : manifestasi sama
- traktus billaris : manifestasi sama, mual, muntah , nyeri
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- tes darah
- tes stool
- esofagogasti duodenokopi ( EGD ) : untuk melihat perdarahan, mukosa
sembab, merah, mukosa atropi ( kering ).
- endoscopy : fiber berbentuk sel optic, klien puasa selama 6 – 12 jam, posisi
miring ke kanan, waktunya 30 menit, endoscopy dilumasi, dimasukkan
perlahan. Puasa dilakukan agar pasien tidak muntah , mencegah makanan
menghalangi makanan
Perawatan pasca endoscopy : puasa 1 – 2 jam, mencegah refluks, pantau
jalan nafas, peralatan pertolongan pertama harus siap.
- analisi getah lambung
- pH metri : melihat tingkat pH lambung ( melihat gula darah, fungsi
pancreas ).
- minum barium : X-ray
- amylase serum : dalam kadar rendah, gastritis
- pemberian vitamin B12 : 100-1000 pg/ml
- angiografi : melihat adanya perdarahan/tidak, peredarahn darah yang tidak
normal dapat menyebabkan kematian sel .
10. FARMAKO
Kronik : antibiotic :

42
a. amoxilin 2 x 1000
b. tetracylin ¼
c. klaritonin 2 x 500
PPT : proton ( menghambat bakteri )
Sitroprotektif agent : melindungi bagian lambung dan usus
H2 blocker : merawat ulserasi
Akut : antasida, nisoprolol dapat meningkatkan prostaglandin, ranitidine.
Jika korosi basa diberikan cairan asam.
Sukarfat untuk melindungi dinding
11. MEKANISME MUAL, MUNTAH
Pola makan yang tidak teratur

Gesekan antar dinding

Erosi dinding

HCl meningkat

Merangsang medulla oblongata

Menekan saraf mual, muntah antiperistaltik

Lidah terangkat mendorong


makanan keluar

Mual, muntah muntah

Berdekatan dengan saraf bagian pernafasan

Sesak napas

43
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut.

Jika gastritis menjadi berat maka akan timbul berbagai komplikasi seperti
terjadinya perdarahan pada lambung yang ditandai dengan muntah darah atau pada
pada feses terdapat darah, anemia yang terjadi karena berkurangnya kemampuan
untuk mengabsorbsi vitamin B12 yang berfungsi dalam proses pembekuan darah .
Klien akan mengeluh nyeri pada bagian perut, mual, muntah, perut menjadi
kembung, dan kadang terjadi diare.

Gastritis dapat diobati dengan pemberian kombinasi antibiotic yang sesuai


dengan dosis ( tidak overdosis ). Dengan pemberian PPT untuk menurunkan
aktivitas dari bakteri Helycobacter pylori.

Sebagai perawat kita dapat memberikan Health Education kepada klien


dengan cara menghindari alcohol, makanan pedas, asam, dan makanan lain yang
dapat mengiritasi lambung, tidak merokok, pola hidup yang baik, dan rajin
berolahraga.

B. Saran

Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman –
teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit akalasia ini sangat berbahaya dan kita
sebagai host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap
terjaga.

44
Daftar Pustaka

Admin. 2009. Anda Sering Mual dan Muntah, Bagaimana Mekanismenya?. From
: http://cupu.web.id/anda-sering-mual-dan-muntah-bagaimana-
mekanismenya/#more-391 (Selasa, 1 Maret 2011. 21.00)

Admin. From : http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html . Diakses


tanggal 6 Maret 2011: 12.44

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.


Jakarta: EGC

Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta:EGC

Secondking. 2008. Diare. http://secondking.wordpress.com/2008/11/15/diare-2/.


(Selasa, 1 Maret 2011. 21.00)

45

Anda mungkin juga menyukai