Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar
masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang
terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau
gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare
banyak faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi,
faktor sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus
diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan
tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu
hal penyakit diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya
banyak penderita diare yang mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan
penyakit yang harus sege ra ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang
mengakibatkan syok hipovolemik dan mengalami
kematian.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan
kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum
sepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah
kematian yang berupa komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang
baik dan terpenuhi, dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta
peran keluarga dan warga sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit
gastroenteritis karena dari keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola
hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah terjadinya penyakit gastrointeritis.
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
gastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan
dari latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan
makalah keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang diamaksud dengan gastroenteritis ?

1
2. Bagaimnanakah etiologi gastroenteritis?
3. Bagaimanakah patofisiologi gastroenteritis ?
4. Apakah manifestasi klinis dari gastroenteritis?
5. Bagaimana cara merumuskan asuhan keperawatan pada pasien

gastroenteritis. ?

C. Tujuan
1. Umum

Untuk mengetahui senua tentang penyakit gastroenteritis beserta


askepnya.
2. Khusus
1. Untuk mengetahui devenisi dan patofisiologi Gastroentertis.
2. Untuk mengetahui etilogi dan manifestasi klinis gastroenteritis.
3. Untuk mengetahui komplikasi dari gastronteritis.
3. Untuk memperdalam kajian tentang gastroenteritis.
4. Menambah informasi kepada para pembaca tentang gastroenteritis.
5. Merumuskan asuhan keperawatan pada pasien gastroenteritis.

BAB II
PEMBAHASAN
1. TINJAUAN MEDIS
A. Pengertian

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

2
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat
Suraatmaja.2005).

Gastrointeritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare


yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers,1995).
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau
cair lebih dari tiga kali sehari.

Dari ketiga pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:


Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer
dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

B. Etiologi:

1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Virus
1. Retavirus
- Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau
disertai dengan muntah.
- Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
Dapat ditemukan demam atau muntah.

3
Di dapatkan penurunan HCC.
2. Enterovirus
- Biasanya timbul pada musim panas.
3. Adenovirus
· Timbul sepanjang tahun.
· Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
4. Norwalk
· Epidemik
· Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).
2. Bakteri
1. Stigella
· Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
· Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
· Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
· Muntah yang tidak menonjol
· Sel polos dalam feses
· Sel batang dalam darah
2. Salmonella
· Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
· Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
· Mungkin ada peningkatan temperatur
· Muntah tidak menonjol
· Sel polos dalam feses
· Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
· Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-
bulan.

3. Escherichia coli
· Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang
menghasilkan entenoksin.
· Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
4. Campylobacter
· Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi
dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.

4
· Kram abdomen yang hebat.
· Muntah / dehidrasi jarang terjadi
5. Yersinia Enterecolitica
· Feses mukosa
· Sering didapatkan sel polos pada feses.
· Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
· Diare selama 1-2 minggu.
· Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus.


a. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk
alergy, food alergy, dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
b. Faktor Psikologis, Rasa takut,cemas.

3. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli,
Yersinia, dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air
dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan

5
peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada
saluran pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang
menimbulkan rasa penuh pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak
penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan
oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan
Entero Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi
peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi
dehidrasi.

4. Manifestasi KLinis
Rasa perih di ulu hati
Nyeri perut (abdominal discomfort)
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
5. Tes Diagnostik
BAHAN PEMERIKSAAN:
Tinja
Darah
Cairan duadenum
Biakan : Siggela, salmonella, E. coli, V. Cholarae
Virus : Mikroskop elektron, elisa
Parasit : Pemeriksaan mikroskopika
PH dan uji reduksi
Lemak (pewarna sudam III)
Elektrolit dan osmolalitas
Darah tepi lengkap
Asam folat serum dan eritrosit

6
Mikroskopik : glordia dorstring dan loides.
Biakan : kuman aerob dan anaerob.

6. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
2. Dietetik.
3. Obat-obatan.
Ketiga dasar pengobatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan
derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
Jenis cairan
a. Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan
bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan
yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering
disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula
tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa),
atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan sementara
sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan untuk
mencegah dehidrasi lebih jauh.

b. Cairan parenteral :
Cairan paranteral yang bisa digunakan untuk menurunkan diare yaitu
cairan, saline, ringer laktat, dextrose, gelatin, albumin, dekstran,

7. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang

7
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA


GASTROENTERITIS

A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data
dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara
intervensi, observasi, psikal assessment.
A. Identitas klien.
B. Riwayat keperawatan.
a. gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.

8
b. Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak
air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada
bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.
C. Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
D. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya,
mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
E. Kebutuhan dasar.
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
F. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma,
suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :
§ Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
§ Perkusi : adanya distensi abdomen.
§ Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

9
§ Auskultasi : terdengarnya bising usus.

2. Diagnosa Keperawatan.
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Diare berhubungan dengan proses infeksi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria hasil intervensi
1. Hipovolemia Setelah di Manajemen hipovolemia:
1.periksa tanda dan gejala
berhubungan lakukan
hipovolemia(frekuensi nadi
dengan tindakan
meningkat )
kehilangan keperawatan
2.monitor intake dan output cairan
cairan akltif selama 7x24 3.berikan asupan cairan oral
4.anjurkan memperbanyak cairan
jam maka status
asupan oral
cairan membaik
5.kolaborasi pemberian cairan (RL)
dengan kriteria
hasil:
-turgor kulit
meningkat
-output urin
meningkat
-perasaan lemah
menurun
-keluhan haus
menurun
-frekuensi nadi
membaik
2. Diare Setelah di Manajemen diare:
1.identifikasi penyebab diare(iritasi
berhubungan lakukan tindakan
gastrointestinal)
dengan proses keperawatan
2.monitor jumlah pengeluaran diare
infeksi selama 7x24 jam 3.berikan asupan cairan oral(oralit)
4.pasang jalur intravena
maka eliminasi
5.berikan cairan intravena
fekal membaik 6.anjurkan menghindari makanan
dengan kriteria pembentuk gas,pedas dan

10
hasil: mengandung laktosa
-keluhan defekasi Kolaborasi pemberian obat pengeras
lama dan sulit feses
menurun
-distensi
abdomen
menurun
-nyeri abdomen
menurun
-kram abdomen
menurun
-konsistensi feses
membaik
-peristaltik usus
membaik
3. Nyeri akut Setelah di Manajemen nyeri:
1.identifikasi
berhubungan lakukan tindakan
lokasi,karakteristik,frekuensi,intensitas
dengan agen keperawatan
nyeri,identifikasi skala nyeri,
pencedera selama 7x24 jam
2. identifikasi faktor yang
fisiologis maka tingkat
memperberat dan memperingan nyeri
nyeri menurun 3.berikan teknik non farmakologis
dengan kriteria untuk mengurangi rasa nyeri(terapi
hasil: musik,terapi pijat)
-keluhan nyeri 4.kontrol lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri(kebisingan)
-meringis 5.fasilitasi istirahat dan tidur
6.jelaskan strategi meredakan nyeri
menurun
7.kolaborasi pemberian analgetik
-gelisah menurun
-kesulitan tidur
menurun

11
4

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB
dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250
gram
Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi :
1. Infeksi internal
2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan
besar, ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive
3. Infeksi parenteral
a. Gejala klinik pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami
nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, torgor kulit
menurun, demam dan diare terjadi renjatan hipovolemik.Tes
diagnostik sangat diperlukan untuk pengkajian penyakit diare
Dasar pengobatan diare adalah :

12
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
2. Dietetik.
3. Obat-obatan
Pemberian asuhan keperawatan diperikan untuk penderita diare

B. Saran
Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk
perbaikan bagi penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagi
lebih baik dimasa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Doenges., dkk. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien (M. Kariasa & N. M.
Sumarwati, Terj.). Edisi 3. Jakarta: EGC. (Naskah asli dipublikasikan pada
tahun 1993)
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

14

Anda mungkin juga menyukai