Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GASTROENTERITIS ( GE )

Nama Kelompok I A
Tingkat 2A :
Aldi Putra Dinata
Clara Adistya
Elsi Puspita
Lonalia
Meikaiti
Pera Sagita
Puspa Ladiah
Wina Almadyah
Yosi Tiara Sari

PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019-2020
Jl.Srikaton No.81 Lk.III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatera Selatan
Telp:(0731) 324257 Lahat
LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

A.    Definisi Gastroenteritis ( GE )


Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar
lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi
feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan
darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah
(Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal
yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit
yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah
dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat
makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus
besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang
mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan
frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang
disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh
mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni
tempat di seluruh permukaan bumi.

B.     Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
1.  Faktor Infeksi
a. Infeksi Virus
1) Retavirus
a) Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau
disertai dengan muntah.
b) Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
c) Dapat ditemukan demam atau muntah.
d) Di dapatkan penurunan HCC.

2) Enterovirus
a) Biasanya timbul pada musim panas.
3) Adenovirus
a) Timbul sepanjang tahun.
b) Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
4) Norwalk
a) Epidemik
b) Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).
b. Bakteri
1) Stigella
a) Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
b) Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
c) Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
d) Muntah yang tidak menonjol
e) Sel polos dalam feses
f) Sel batang dalam darah
2) Salmonella
a) Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
b) Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
c) Mungkin ada peningkatan temperatur
d) Muntah tidak menonjol
e) Sel polos dalam feses
f) Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
g) Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
3) Escherichia coli
a) Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang
menghasilkan entenoksin.
b) Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
4) Campylobacter
a) Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus )
pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi
klinik yang lain.
b) Kram abdomen yang hebat.
c) Muntah / dehidrasi jarang terjadi

5) Yersinia Enterecolitica
a) Feses mukosa
b) Sering didapatkan sel polos pada feses.
c) Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
d) Diare selama 1-2 minggu.
e) Sering menyerupai apendicitis.

2.  Faktor Non Infeksiosus


a. Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan
sukrosa ), non sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan
galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
1) Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
2) Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
b. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food
alergy, dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
c. Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.

C.  Manifestasi Klinis


1. Nyeri perut ( abdominal discomfort )
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
9. Diare.
10. Demam.
11. Membran mukosa mulut dan bibir kering
12. Lemah
13. Diare.
14. Fontanel Cekung

D. Tanda dan Gejala


1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak,
kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal
berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan
perut kembung.
2. Kuman Escherichia Coli
Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat
terjadi, akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk
amis, yang bila diare akan berubah menjadi campuran-campuran
putih, mual dan kejang pada otot kaki.
4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna
kemerahan, suhu badan bervariasi, nadi cepat.
5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah,
berlangsung selama 2-3 hari.
6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas
dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering
mengakibatkan dehidrasi.
7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah
dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan
dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu
febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah
.   
E. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1.      Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2.      Pemeriksaan Darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium,
Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan
keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3.      Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

F.    Penatalaksanaan Medis.


a.    Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
b.    Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada
penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan
adapun hal yang perlu diperhatikan :
1) Memberikan asi.
2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
3) vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
c. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
d. Obat-obatan. Berikan antibiotik.
e. Koreksi asidosis metabolik.

G. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan lainnya ), parasit ( Biardia
Lambia, Cryptosporidium ).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada
sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-
sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke
yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic
dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di
dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (Asidosis Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena
gerakan-gerakan peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi
infeksi oleh bakteri, maka pada saluran pencernaan akan timbul mur-mur
usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh pada perut
sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang
dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar
disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio
Disentri dan Entero Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak
toxin, kemudian terjadi peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan
cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.

ASKEP TEORITIS

1.      Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,
observasi, psikal assessment.
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
A.    Identitas klien.
B.     Riwayat keperawatan.
1) Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu
tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
2) Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
C.     Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

D.    Riwayat psikososial keluarga.


Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan
bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
E.     Kebutuhan dasar.
a.         Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih
dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
b.         Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c.          Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d.         Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e.          Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah
dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

F.      Pemerikasaan fisik.


a.         Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma,
suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b.         Pemeriksaan sistematik :
   Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
   Perkusi : adanya distensi abdomen.
   Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
   Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c.          Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun.
d.         Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2.      Diagnosa Keperawatan.


a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi
BAB yang berlebihan.
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi
abdomen.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.

3.      Intervensi
1.    Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan             :  Devisit cairan dan elektrolit teratas Kriteria hasil   : 
  Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.
  Mukosa mulut.
  Bibir  lembab.
  Cairan seimbang.
Intervensi        : 
  Observasi tanda-tanda vital.
   Observasi tanda-tanda dehidrasi.
   Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
   Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak
kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.
   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan
lab elektrolit.
   Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

2.    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan            :  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi terata
Kriteria hasil   :
  Intake nutrisi klien meningkat
  Diet habis 1 porsi yang  disediakan
  Mual dan muntah tidak ada.
Intervensi        :
   Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
   Timbang berat badan klien.
   Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
   Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan
auskultasi ).
   Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
   Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3.    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB


yang berlebihan.
Tujuan             :  Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil   :
  Integritas kulit kembali normal
  Iritasi tidak ada
  Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi        :
  Ganti popok anak jika basah.
  Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
  Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
  Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai
indikasi.

4.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi


abdomen.
Tujuan             :  Nyeri dapat teratasi.
       Kriteria hasil   : 
  Nyeri dapat berkurang / hilang.
  Ekspresi wajah tenang.
Intervensi        :
  Observasi tanda-tanda vital.
  Kaji tingkat rasa nyeri.
  Atur posisi yang nyaman bagi klien.
  Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai
indikasi.

5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan             :  Pengetahuan keluarga meningkat
       Kriteria hasil :    
  Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.
  Ekspresi wajah tenang
  Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi        :
  Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
  Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
  Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
  Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
  Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

4.      Implementasi
1.    Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
a.         Mengobservasi tanda-tanda vital.
b.        Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi.
c.         Mengukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
d.        Memberikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum
yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.
e.         Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan
pemeriksaan lab elektrolit.
f.         Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah
sodium.
2.    Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah.
a.       Mengkaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
b.      Menimbang berat badan klien.
c.       Mengkaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
d.      Melakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan
auskultasi ).
e.       Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
f.       Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3.    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB


yang berlebihan.

a.    Mengganti popok anak jika basah.


b.    Membersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
c.    Memberi salp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
d.   Mengobservasi bokong dan perineum dari infeksi.
e.    Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi
sesuai indikasi.

4.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi


abdomen.
a.  Mengobservasi tanda-tanda vital.
       b.  Mengkaji tingkat rasa nyeri.
       c.  Mengtur posisi yang nyaman bagi klien.
       d.  Memberi kompres hangat pada daerah abdomen
e.  Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik
sesuai indikasi.
5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
a.    Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.
b.    Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
klien.
c.    Meenjelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
d.   Memberikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum
dimengertinya.
e.    Melibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

5.      Evaluasi
1)      Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2)      Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3)      Integritas kulit kembali normal.
4)      Rasa nyaman terpenuhi.
5)      Pengetahuan kelurga meningkat.
6)      Cemas pada klien teratasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “M”
DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT GASTROENTRITIS
DI RUANG RAWAT INAP KEMALA RS. BHAYANGKARA PALEMBANG

I. Identitas Anak
Nama : An “ M”
Tanggal lahir / umur : 6 oktober 2017
Pekerjaan Ayah / ibu : PNS / ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah / ibu : D3 / SMA
Agama Ayah / ibu : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal Masuk : 20 Maret 2020
Diagnose Medis : GE dengan dehidrasi ringan
Tanggal pengambilan data : 20 Maret 2020

II. Alasan Masuk / keluhan utama


Orang tua mengatakan bahawa anaknya sudah 4 hari ini anaknya
mengalami mencret ( BAB lebih dari 3 kali dal sehari ), BAB nya berupa
cairan kuning dan sangat cair seperti air seni, dan juga anaknya terlihat
mual dan muntah dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari. Rewel
dan susah tidur.

III.Riwayat Penyakit saat ini


Tidak ada

IV.  Riwayat kesehatan masa lalu


Tidak ada

V.  Kebutuhan Dasar
1.      Makan yang disukai / tidak disukai
Nafsu makan : Baik Tidak Mual
Muntah

Pola makan : 2x/hari 3x/hari >3x/hari

2.      Pola tidur : siang 2 jam malam 8 jam

Kebiasaan sebelum tidur : perlu maianan bacakan cerita


Dengan benda – benda kesayangan

3.      Pola kebersiha diri


Mandi : sendiri …x/hari dimandikan/lap
2x/hari

Gosok gigi : … x/ hari

Kebersihan diri : baik tidak

4.      Aktivitas bermain:


Os terlihat lemas, tetapi kesehariannya Os adalah anak yang incah
dan active.
5.      Eliminasi : BAB: 1x/ hari, BAK : >4x/hari
Myconeum : ada tidak ada

VI.          Riwayat Sosial


Yang mengasuh : orang tua Nenek/ Kakek
Pembantu Keluarga lain

Hubungan dengan anggota kelurga : Harmonis Tidak


harmonis

Watak / kebiasaan anak : Suka tertawa Pendiam


Ramah
Suka berteman sering menangis

VII.       Pemeriksaan fisik


Tinggi badan / panjang badan : cm Berat badan : 9 kg
Tanda vital : S = 37,9oC N = 136x/menit P = 40x/menit
TD = mmHg

Kesadaran : √ komposmentis Apatis gelisah


somnolent
Supor koma

Kepala : Lingkar kepala = ……cm Bentuk : √normal


kelainan

Rambut : √normal hitam tipis jarang


merah
Mata : normal tidak simetris
menonjol
Kelainan,…..

Hidung : normal bengkok beringus


Berbau kelainan,….

Gigi : Normal Caries Kelainan,….

Telinga : normal keluar cairan berbau


Kelainan,….

Dada : Normal Tidak simetris kelainan,..

Lingkar dada : ……. cm Lingkar perut : …….. cm

Abdomen : Normal lemas kembung membuncit


keras
Kelainan,…….

Tali pusat : Basah kering bau, sebutkan……

Pernafasan : Normal dispnea kelainan,….

Sirkulasi : Baik udema sianosis kelainan,….

Kulit : Turgor baik Turgor buruk

Kelembapan : Baik buruk


Warna : merah muda pucat
Lanugo : Ya Tidak

Kuku : Normal kotor panjang mudah patah


Kelainan,….

Gizi : Baik sedang kurang

Tonus otot : Baik sedang kurang

Ekstremitas : Normal kelainan, udema pada ekstremitas

Genetalia : Normal kelainan, udema pada skrotum

Anus : normal abnormal

XIII.               Pola Tumbuh Kembang


Riwayat kehamilan:

Riwayat kelahiran:

Riwayat imunisasi : BCG Polio DPT Campak


Hepatitis

Fisik miring usia 2 bulan, tengkurap : 4 bulan, merangkak : 5 bulan

Gigi pertama usia 6 bulan, duduk usia : 8 bulan, berdiri : 9 bulan

Jalan sendiri usia : 12 bulan, bicara usia : 14 Bulan

XI.             Data Penunjang

Pemeriksaan feces
Feces Hasil Nilai Normal
Makroskopi :
          Warna Hijau
          Konsitensi Lembek

Mikrosopi :
          Eritrosit 1-2 <1/LPB
          Leukosit 2-3 <1/LPB
          Telur cacing - Negative
          Amoeba - Negative
          Jamur - Negative
          Lain – lain Lemak Positif

Pemeriksaan Hematologi
Hematologi Hasil Nilai Normal
          Hb 10,5 12-14 g/dL
          Leukosit 10.000 5.000
          Trombosit 363.000 <20 mm/jam
          Hematokrit 38% 40-48%

X.          Rumusan Masalah Keperawatan


-  Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
-                      - Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

XI.       Analisa Data

N DATA ETIOLOGI RUMUSAN


o. MASALAH
1. DS : masuknya
Orang tua klien makanan/minuman yang
mengatakan, terkontaminasi
bahwa anaknya   ↓
BAB lebih dari 5 infeksi mukosa usus
kali, rewel atau   ↓
sering makanan/zat tidak dapat
menangis. diserap

DO : tekanana osmotic dalam
KU : lemah rongga usus meningkat
KU :   ↓
komposmentis terjadi pergesaran air dan
TTV : elektrolit ke dalam rongga
-    N : 138x/menit usus
-    RR : 37x/menit ↓
-    T : 37,9oC isi rongga usus yang
Mata : cekung berlebihan akan merangsang
dan anemis usus untuk
Bibir : tampak mengeluarkannya
kering ↓
Turgor kulit tdk diare
elastic

2. DS : Rasa tidak nyaman di daerah Gangguan


Orang tua klien abdomen kebutuhan
mengatakan, ↓ nutrisi kurang
bahwa anaknya Terjadi peningkatan asam dari kebutuhan
tidak nafsu lambung tubuh
makan.  ↓
Mual dan muntah
DO : ↓
KU : lemah Anoreksia (tidak nafsu
KU : makan)
komposmentis
TTV :
-    N : 138x/menit
-    RR : 37x/menit
-    T : 37,9oC
Mata : cekung
dan anemis
Bibir : tampak
kering
Turgor kulit tdk
elastic, terlihat
malas dan
lemas.
Perut distensi,
terdengar bising
usus.

XII.   Diagnosa Keperawatan

-          Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
-          Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubuingan dengan mual dan muntah.

XIII.          Rencana Keperawatan


N DATA TUJUAN INTERVENSI
o.
1. Hari, tanggal : Jum’at, Devisit a.  1. Observasi tanda-tanda
20 Maret 2020 cairan dan vital.
Pukul : 10.45 WIB elektrolit b.  2.Observasi tanda-tanda
teratasi dehidrasi.
DS : Kriteria c.  3.Ukur input dan output
Orang tua klien hasil: cairan (balance ccairan).
mengatakan bahwa Tanda- d. 4. Berikan dan anjurkan
anaknya bab >5x, tanda keluarga untuk
mual dan muntah yang dehidrasi memberikan minum yang
berlebih. tidak ada, banyak kurang lebih 2000
mukosa – 2500 cc per hari.
DO : mulut dan
e.  5.Kolaborasi dengan
TTV : bibir dokter dalam pemberian
RR : 34x/menit lembab, therafi cairan,
T : 37,2oC balan 6. pemeriksaan lab
N : 138x/menit cairan elektrolit.
seimbang f.  7.Kolaborasi dengan tim
Mata terlihat sedikit gizi dalam pemberian
cekung, mukosa dan cairan rendah sodium.
bibir terlihat kering,
dan terlihat
gelisah/rewel. Anak
terlihat dehidrasi.
2. Hari, tanggal : jum’at Gangguan a.  1. Kaji pola nutrisi klien
20 Maret 2020 pemenuha dan perubahan yang
Pukul : 10.45 WIB n terjadi.
kebutuhanb. 2. Timbang berat badan
nutrisi klien.
DS : teratasi c. 3. Kaji faktor penyebab
Orang tua klien Kriteria gangguan pemenuhan
mengatakan bahwa hasil : nutrisi.
anaknya bab >5x, d. 4. Lakukan pemeriksaan
Intake
mual dan muntah yang fisik abdomen (palpasi,
nutrisi
berlebih. perkusi, dan auskultasi).
klien
e.  5. Berikan diet dalam
meningkat,
DO : kondisi hangat dan porsi
diet habis
TTV : kecil tapi sering.
1 porsi
RR : 34x/menit f.  6. Kolaborasi dengan tim
yang
T : 37,2oC gizi dalam penentuan diet
N : 138x/menit klien.
BB : 9 kg
Mata terlihat sedikit
cekung, mukosa dan
bibir terlihat kering,
dan terlihat
gelisah/rewel. Perut
distensi, tidak nafsu
makan, terdengar
bising usus.

XIV.       Evaluasi

HARI, JAM DIAGNOSA CATATAN TANDA


TANGGAL KEPERAWATA PERKEMBANGAN TANGAN
N PERAWA
T
Sabtu, 21 08.1 Devisit cairan
S S: Orang tua klien
Maret 5 dan elektrolit mengatakan bab
2020 WIB teratasi >5x dan fecesnya
encer.
O O: TTV tidak normal,
lemas, pucat.
A:A: Masala teratasi
sebagian
P P : Intervensi
dilanjutkan
P : IVFD KA-EN 3A gtt
20x/menit.
Oralit, zinkid syrup
1x5 mL, IV
21 Maret 19.4 ceftriaxone 2x250
2010 5 mg
WIB
S S: orang tua klien
mengatakan BAB
mulai kental.
O O: TTV mulai
membaik, masih
terlihat lemas,
keadaan fisik masih
belum baik.
A A: masalah teratasi
sebagian
P P: intervensi di
lanjutkan
Sabtu, 22
Maret 15.0
2020 0
WIB

S S: orang tua klien


mengatakan BAB
5x/hari dan feces
kental.
O O: TTV mulai
22 Maret membaik, keadaan
2020 07.4 masih lemah.
3 A A: masalah teratasi
WIB sebagian
P P: intervensi di
lanjutkan

S S: orang tua klien


mengatakan BAB
mulai normal, feces
mulai sedikit padat
O O: TTV mulai normal,
keadaan klien mulai
membaik.
A A: masalah teratasi
sebagian
P P: intervensi stop.
Besok sudah boleh
pulang.
Minggu, 23 08.1 Gangguan S S: orang tua klien
Maret 5 kebutuhan mengatakan
2020 WIB nutrisi kurang anaknya tidak nafsu
dari kebutuhan makan.
tubuh O O: klien masih mual
berhubuingan dan muntah,
dengan mual keadaan lemah.
dan muntah A A: masalah belum
teratasi
23 Maret 19.4 P P: intervensi
2020 5 diteruskan
WIB
S S: orang tua klien
mengatakan
anaknya masih
muntah dan tidak
nafsu makan
O O: klien masih
24 Maret terlihat lemas.
2020 15.0 A A: masalah belum
0 teratasi
WIB P P: intervensi
diteruskan

S S: orang tua klien


mengatakan
anaknya sudah
mulai mau makan.
25 Maret Tapi sedikit.
2020 O O: klien tampak
07.4 masih lemas
3 A A: masalah teratasi
WIB sebagian
P P: intervensi
diteruskan

S S: orang tua klien


mengatakan nafsu
makan anaknya
mulai meningkat.
O O: keadaan klien
tampak mulai baik
A A: masalah teratasi
P P: intervensi di
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai