Anda di halaman 1dari 26

“SPUTUM BAHAN

PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK”

“MUHAIMIN
SARANANI”
PENGERTIAN :
 Sputum merupakan bahan yang digunakan sebagai
salah satu sampel pemeriksaan laboratorium untuk
mendiagnosa berbagai macam penyakit tertentu.
 Pemeriksaan sputum juga dapat mendiagnosa
apakah suatu pengobatan dapat berhasil atau
berjalan dengan lanacar maupun sebaliknya.
Proses terbentuknya sputum
• Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus  sejumlah 100 ml
dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan
mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran
pernapasan.
• Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan
fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa),
menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara normal,
sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran
mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan
intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi.  Dibatukkan, udara
keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus
yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
• Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat
dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi
sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian
patologik.(Price Wilson)
Klasifikasi sputum
Klasifikasi sputum dan kemungkinan penyebabnya :
• Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan
berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas
bagian bawah.
• Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan  proses supuratif (eg. Abses
paru)
• Sputum yg terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda
bronkhitis/ bronkhiektasis.
• Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses infeksi.
• Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah. Warna hijau ini
dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum.
Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena
penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
• Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut.
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih kemungkinan tanda bronkitis kronik.
• Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru/ bronkhiektasis. (Price
Wilson)
Klasifikasi sputum………….
• Berdarah atau  Hemoptisis, sering ditemukan pada tuberculosis
• Rusty berwarna - biasanya disebabkan oleh pneumokokus bakteri (dalam 
pneumonia)
• Bernanah - mengandung nanah. Warna dapat memberikan petunjuk untuk
pengobatan yang efektif pada pasien bronkitis kronis.
• Warna (mukopurulen) berwarna kuning-kehijauan menunjukkan bahwa
pengobatan dengan antibiotik dapat mengurangi gejala.
• Warna hijau disebabkan oleh Neutrofil myeloperoxidase .
• Berlendir putih, susu, atau buram sering berarti bahwa antibiotik tidak akan
efektif dalam mengobati gejala. Informasi ini dapat berhubungan dengan
adanya infeksi bakteri atau virus, meskipun penelitian saat ini tidak
mendukung generalisasi itu.
• Berbusa putih - mungkin berasal dari obstruksi atau
bahkanEdema(Wikipedia.org)
Indikasi pemeriksaan
• Indikasi pemeriksaan suputum adalah untuk
mengetahui adanya infeksi penyakit tertentu
seperti pneumonia, kanker paru dan TBC
Pengambilan sampel Sputum
• Sebelum mengeluarkan sputum, mintalah penderita untuk
berkumur  terlebih dahulu. Jika hanya sputum sewaktu saja
yang dikehendaki  sputum pagilah terbaiknya. Adakalanya
diperlukan sampel kumpulan yaitu sampel 12 jam atau 24 jam.
• Sputum sewaktu ditampung dalam wadah bermulut lebar
seperti cawan petri, botol bermulut    lebar, karton sputum dsb
Harus dijaga agar jangan sampai  wadah tersebut dicemari
oleh  bagian luarnya, sputum harus selalu dipandang sebagai
materi yang infeksius.
• Wadah kaca hendaknya disterilkan dalam autoklaf. Karton
sputum harus dibakar.  Meja tempat bekerja danmikroskop
sebaiknya disterilkan dengan Lysol 10%. (Gandasoebrata)
JENIS PEMERIKSAAN
SPUTUM
a) Makroskopi
Bisa dilihat dari banyaknya, bau, warna,
konsistensi, unsur-unsur khusus (butiran keju,
uliran curschmann, tuangan bronchi, sumbat
dittrich).
b) Mikroskopi
Dilakukan dengan sedian natif dan pulasan (Pewarna
gram, Kultur Sputum, Sensitivitas, Basil tahan asam
(BTA) , Tes Kuantitatif, Sitologi)
Pemeriksaan Sputum
Makroskopis :
• Bau busuk pada sputum segar didapat pada
ganggren dan abses pulmonum, pada tumor
yang mengalami nekrosis dan pada empyema
yang menembus ke bronci.
• Kalau abses di bawah diafragma
(subphrenik) menembus ke atas akan
ditemukan bau seperti tinja.
 Warna
Warna sputum berbeda-beda tergantung stadium penyakit yang diderita
oleh penderita.
• Abu-abu atau kuning      :  pus dan sel epitel
• Merah                             :  perdarahan segar
• Merah coklat                   : darah tua dan didapat pada permulaan
pneumonia  lobaris, pada gangren dll
• Hitam                              : debu yang masuk jalan pernapasan

Jika ada warna merah yang melapisi darah perhatikan juga paa darah itu
bercampur baur dengan dahak, atau hanya melapisi secara tidak merata
[ada bagian luarnya saja dan apakah darah tersebut berbusa dan muda
warnanya. Ciri-ciri itu mungkin memberi petunjuk kepada loklisasi
perdarahan.
Konsistensi
• Ciri-ciri ini  juga dipengaruhi oleh penyakit dan
stadiumnya.
• Sereus : edema pukmonum, dahak mucoid pada bronchitis,
asma, pneumonia lobaris pada stadium tertentu
• Purulent : abses , brinchiectasi, stadium terakhir bronchitis,
dll.
• Seropurulent
• Mucopurulent
• Serohemoragik
Mikroskopis
• Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan
sediaan natif dan sediaan pulasan.
PERINSIP PENGAMBILAN
SAMPEL
• Penderita kumur dulu sebelum mengeluarkan sputumnya.
• Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien
menggosok gigi Jika hanya sputum sewaktu saja  sebaiknya
sputum pagi sebelum makan.
• Minta pasien untuk napas dalam lalu batuk. Diperlukan sputum
sebanyak 15-30mL. Sputum diambil dari batukkan pertama
• Lakukan perawatan mulut dengan obat expectorant atau
dengan mengkonsumsi air teh manis saat malam sebelum
pengambilan sputum.
• Sputum sewaktu ditampung dalam wadah tertutup. Harus
dijaga jangan sampai wadah itu dicemari bagian luarnya;
PENYIMPANAN
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu
ruang
• Penyimpanan pada pot steril
berpenutup

PENGIRIMAN
• Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, simpan
dalam media transport (Amies
medium, Stuart’s medium)
Indikasi Pemeriksaan
Sputum
• klien yang didugaPasien menderita TBC
• klien yang tersangka kanker paru
• untuk menegakkan diagnosis; menentukan
jenis mikroorganisme; dan memnetukan
sensitifitas klien terhadap terapi antibiotika
• Gram stain : untuk mengidentifikasi bakteri
gram negative/positif
TATA CARA
PEMERIKSAAN SPUTUM
 Tahap perlengkapan/peralatan
 Tahap Persiapan : (Tentukan metode
pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang
sesuai)
 Tahap Pelaksanaan :
1) (Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan,
mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan bagaimana klien
dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan
digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya
LANJUTAN…..
2) Berikan privasi klien
3) Berikan bantuan yang diperlukan untuk
mengumpulkan specimen.
4) Pastikan klien merasa nyaman
5) Beri label dan bawa spesimen ke
laboratorium)
6) Dokumentasikan semua informasi yang
relevan)
Klasifikasi bentuk dari sputum dan
kemungkinan-kemungkinan penyebab
yang terjadi pada pasien
• Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan,
kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan
berasal dari saluran napas bagian bawah.
• Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses
paru)
• Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → tanda
bronkhitis/ bronkhiektasis
• Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
• Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Sputum hijau ini
sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena
penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
Lanjutan….
• Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis
kronik.
• Sputum berbau busuk → tanda abses paru/
bronkhiektasis. 
• Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis
kronik.
• Sputum berbau busuk → tanda abses paru/
bronkhiektasis. 
•Kondisi Sputum dan Analisanya :
•Kondisi Sputum dan Analisanya :
NO KONDISI SPUTUM ANALISA

1 Purulen Infeksi bakteri

2 Mukoid menjadi purulen Komplikasi infeksi bakteri menjadi


kronis

3 Banyak pus yang keluar bersama batuk darah segar abses dalam paru-paru

4 Sputum bercampur darah Hemoptoe

5 Warna homogeny seperti karat campur push Pneumoni pneumokokus

6 Warna homogeny seperti karat tanpa push Gagal jantung kongesti

7 Sputum kental dengan strip Pneumoni klebsiela

8 Sputum mukoid dengan strip darah yang jelas Ca bronchogenik

9 Perdarahan kecil pada waktu-waktu tertentu TBC

10 Perdarahan besar pada waktu tertentu Analisa TBC kaverne, infark paru,
broncolition

11 Perdarahan yang banyak dan hebat Pendarahan dari hidung dan naso faring
No. Organisme Keadaan klinik Apusan sputum yang
diwarnai Gram
1. Mycobacterium Penyakit TBC Gram (-) batang
tuberculosa
2. Streptococcus Penyakit kardiopulmuoner Gram (+) diplcoccus
pneumoniae kronik setelah Infeksi Saluran
Pernafasan Atas dan
merupakan bagian dari flora
normal
3. Haemophilus influenzae Penyakit kardiopulmuoner Gram (-) coccobasil
kronik setelah Infeksi Saluran kecil
Pernafasan Atas
4. Staphylococcus aureus Penyakit epidemic, influenza, Gram (+) coccus dalam
nosokomial bentuk gumpalan

5. Klebsiella pneumoniae Pecandu alcohol, diabetes Gram (-) batang yang


mellitus, nosokomial berenkapsulasi
6. Escherichia coli Nosokomial Gram (-) batang
7. Pseudomonas Nosokomial, fibrosis kistik Gram (-) batang
aeroginusae
No. Organisme Keadaan klinik Apusan sputum yang
diwarnai Gram

8. Neisseria non patogen Merupakan flora normal


nasofaring
9. Streptococcus alfa Merupakan flora normal
hemolitik nasofaring
10. Staphylococcus Merupakan flora normal
epidermidis nasofaring
11. Streptococcus non Merupakan flora normal
hemolitik nasofaring
12. Bateroides sp Merupakan flora normal
nasofaring
13. Fusobakterium sp Merupakan flora normal
nasofaring
14. Moraxella cataarrhalis Penyakit paru-paru yang tidak
nyata, pada manula, tetapi
kartikosteroid/imunosuprosif

15. Pneumocytis carini AIDS, tetapi


Peran Perawat dalam
Pemeriksaan Sputum 
• Berikan kenyamanan, privasi, dan keamanan bagi klien.
• menjelaskan tujuan pengumpulan spesimen dan prosedur pengambilan
specimen.
• Gunakan prosedur yang benar untuk mendapatkan specimen atau
pastikan klien atau staf mengikuti prosedur yang benar.
• Perhatian informasi yang relevan pada slip permintaan laboratorium,
• Bawa spesimen ke laboratorium dengan segera. Spesimen yang segar
memberikan hasil yang lebih akurat.
• Laporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal kepada
tenaga kesehatan pada waktunya sesuai dengan tingkat hasil
abnormal.
Kesimpulan
• Sputum adalah secret yang dikeluarkan dan berasal dari bronchi,bukan
bahan yang berasal dari tenggorokan, hidung, ataupun mulut.
• Pemeriksaan sputum digunakan untuk mengetahui infeksi tertentu seperti
pneumonia dan TBC
• Pengambilan sampel sputum harus dilakukan sesteril mungkin
menghindati kontaminasi dengan bakteri luar. Lebih baiknya
menggunakan sputum pagi untuk pemeriksaan.
• Pemeriksaan sputum meliputi pemeriksaan secara makroskopis dan
mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis yaitu : volume, bau, warna,
konsistensi, dan unsure-unsur tertentu. Pemeriksaan mikroskopis dapat
dilakuakan dengan sediaan natif dan sediaan pulasan.
• Bakteri yang dapat ditemukan dalam sputum antara lain flora-flora
normaol dalam mulut. Jika ditemukan Mycobacterium tuberculosa
merupakan spesifikasi dari penyakuit TBC. Ditemukannya kuman-
kuman penyebab pneumonia merupakan salah satu penanda dari penakit
pneumonia.
Terimah
Kasih

Anda mungkin juga menyukai