Pendahuluan
Tujuan Umum Kuliah Hari Ini:
Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan prosedur tes –tes laboratorium untuk penyakit
sistem respirasi, terutama penyakit dengan kompetensi 4 dan 3 (3a, 3b).
Tujuan Khusus Kuliah Hari Ini:
Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan prosedur (pra analitik, analitik dan pasca analitik)
dari pemeriksaan sputum BTA, analisa cairan pleura, analisa gas darah dan darah rutin terkait
dengan pemeriksaan penyakit sistem respirasi.
Mahasiswa mampu memahami dan menjalankan peran, tugas serta fungsinya sebagai dokter
yang akan meminta pemeriksaan laboratorium untuk kepentingan tes skrining, tes diagnostik,
monitoring terapi maupun tes prognostik sesuai dengan indikasi klinis pasien.
Mahasiswa sekaligus mampu memahami dan menjalankan peran, tugas dan fungsinya sebagai
dokter umum yang akan bertanggung jawab terhadap prosedur pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan keterampilan klinik kemampuan 4 yang tercantum dalam Standar Nasional
Pendidikan Profesi Dokter Indonesia.
Mahasiswa mampu mengambil pelajaran hidup dan hikmah dari kesabaran dan ketekunan
mendiagnosis penyakit serta merawat pasien.
Pneumonia
Pemeriksaan laboratorium
¡ Terdapat peningkatan jumlah lekosit, 10.000/ul-30.000/ul,
¡ Hitung jenis lekosit terdapat pergeseran ke kiri
¡ Terjadi peningkatan LED.
¡ Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita pneumonia akibat bakteri yang tidak
diobati.
¡ Kadang-kadang didapatkan peningkatan kadar ureum darah, akan tetapi kreatinin masih
dalam batas normal.
¡ Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat
terjadi asidosis respiratorik.
TB Paru
Pemeriksaan Laboratorium
¡ Pemeriksaan bakteriologi
¡ untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam
menegakkan diagnosa.
Bahan - Bahan atau spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan,
tempatpenampungan, waktu penyimpanan dan cara
pengiriman bahan pemeriksaan.
Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan
yaitu:
1. Sputum (dahak)
Memeriksa sputum secara mikroskopis pada 3 spesimen yang di kenal dengan istilah SPS
(sewaktu-pagi-sewaktu)
Sputum yang baik untuk diperiksa adalah yang mukopurulen bukan ingus juga bukan
ludah, jumlahnya 3-5ml tiap pengambilan.
Pada orang dewasa harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut-
turut.
-sewaktu : Dahak di kumpulkan pada saat suspek TBC datang berkunjung pertama kali
datang pelayanan kesehatan. Pada saat pulang suspek membawa sebuah pot untuk
mengumpulkan dahak hari kedua.
- pagi: Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur.Pot
tersebut diantar sendiri ke laboratorium pelayanan kesehatan.
-sewaktu : Dahak di kumpulkan pada hari pada saat menyerahkan dahak pagi kepada
pihak pelayanan kesehatan
2. Cairan Pleura
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien efusi pleura untuk menegakkan diagnosis
3. Liquor cerebrospinal
4. Bilasan bronkus,
5. Bilasan lambung
Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat
mengeluarkandahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak
yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan
6. Urin Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah.
Sebaiknya urin kateter.
7.jaringan biopsi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis.
Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi
8.kurasan bronkoalveolar,
a.Pemeriksaan Mycobacterium
¡ Pemeriksaan sputum(dahak) mikroskopis langsung dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen
Basil Tahan Asam yang memegang peranan utama dalam diagnosis TB Paru. Selain
tidak memerlukan biaya mahal, cepat, mudah dilakukan, akurat, pemeriksaan mikroskopis
merupakan teknologi diagnostik yang paling sesuai karena mengindikasikan derajat penularan,
risiko kematian serta prioritas pengobatan.
Asma Bronkhiale
Pemeriksaan Laboratorium
¡ Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi
¡ Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian
kortikosteroid.
¡ Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus.
Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik. Pada
asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan
terjadi alkalosis respiratorik. Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal
atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.
PPOK
Pemeriksaan Laboratorium:
¡ Laboratorium darah rutin (timbulnya polisitemia menunjukkan telah terjadi hipoksia
kronik)
¡ Apusan sampel dahak, kultur, dan tes sensitivitas antibiotik: berguna pada kasus dengan
eksaserbasi yang dipicu oleh bakteri.
¡ Analisis gas darah:
seringnya normal, pada kasus yang berat dapat ditemukan hipoksemia.
Bronkhitis
Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Gas Darah menunjukkan adanya hipoksia dan hiperkapnia
2. Foto thorax tampak adanya konsolidasi di bidang paru menunjukkan terjadinya penurunan
kapasitas paru.
3. Laboratorium Hematrokrit dan Hb meningkat.
4. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
a. Tes fungsi paru-paru
b. Gas darah arteri
c. Rontgen dada
d. Pemeriksaan sputum (menunjukkan adanya mikroorganisme patogen seperti spesies
Streptococcus)
Bronkiolitis
Pemeriksaan Laboratorium
¡ Tes laboratorium rutin tidak spesifik. Hitung lekosit biasanya normal. Pada pasien
dengan peningkatan lekosit biasanya didominasi oleh PMN dan bentuk batang.
¡ Kim dkk (2003) mendapatkan bahwa ada subgrup penderita bronkiolitis dengan
eosinofilia.
¡ Analisa gas darah dapat menunjukkan adanya hipoksia akibat V/Q mismatch dan
asidosis metabolik jika terdapat dehidrasi.
Diagnosis / lapisan
¡ Bronkiektasis, Ganggren, Abses
• 5.Dittrich plug
• Massa keju, kekuningan/ kelabu
• Kepala jarumkacang
• Jarang dilihat, terlontar bersama ludah
•Gerus bau tengik/ busuk
•Mikroskop: debris granuler butir lemak, kristal asam lemak
•Pada
• Bronkiktis (putrid bronchitis), bronkiektasis
• Orang sehat
• 6.Pneumolith, Lungstone
• Nodul kecil, massa-berkapur
• Kalsifikasi jaringan paru pada TBC
• Kadang2 ada benda asing
• Ulserasi bronkus hemoptysis
Pemeriksaan Dahak
• Bronchial casts
• Isi fibrin, putih agak kelabu, bisa merah-coklat
• Bentuk bercabang-cabang
• Ada darah/lendirmelentur/ meleng kung bola-bola kecil, saling-silang
• Lihat jelas: Apung, latar-belakang hitam dan Loupe
• Torak bronki dijumpai pada pasien-pasien dengan pneumonia lobar, bronkitis
fibrinosa dan difteri.
• Elastic fibers
• Petunjuk ada kerusakan jaringan paru
• Isi fibrin, putih agak kelabu, bisa merah-coklat
• Bentuk ramping, sangat refraktif,benang-benang bergelombang dgn double
contour, dan ujungnya bergulung, lengkungan tidak tajam, diameter uniform
• Tunggal atau berkelompok
METODE MAKROSKOPIK
VOLUME, WARNA DAN KEJERNIHAN, BERAT JENIS, BEKUAN
01. VOLUME
Pra Analitik:
- Persiapan Pasien : tidak dilakukan persiapan khusus
- Persiapan Sampel : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi sampel
(nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan)
- Prinsip Tes : menentukan volume cairan pleura
- Alat : gelas ukur
Analitik:
- Cara Kerja : tidak dilakukan persiapan khusus
- Nilai Rujukan : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi sampel (nama,
umur, jenis kelamin, dan pekerjaan)
Pasca Analitik:
- Cara Kerja : tidak dilakukan persiapan khusus
- Nilai Rujukan : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi sampel (nama,
umur, jenis kelamin, dan pekerjaan)
04. BEKUAN
Pra Analitik:
- Persiapan Pasien : tidak dilakukan persiapan khusus
- Persiapan Sampel : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi sampel
(nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan)
- Prinsip Tes : fibrinogen yang ada dalam sampel dapat menyebabkan sampel membeku
- Alat : tabung yang jernih
Analitik:
- Cara Kerja : sampel dibiarkan dalam suhu kamar selama 1 jam,kemudian dilihat
apakah ada bekuan atau tidak
- Nilai Rujukan : tidak membeku
Pasca Analitik:
- Interpretasi :
• Ada bekuan (+) → ada proses peradangan
• Makin besar bekuan, makin berat proses peradangan
METODE MIKROSKOPIK
JUMLAH ERITROSIT, JUMLAH LEUKOSIT, MORFOLOGI DAN HITUNG JENIS
METODE MIKROBIOLOGI
PEWARNAAN GRAM, PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
01. VOLUME
Normal : tidak ada atau sedikit sekali
Abnormal : permulaan TBC paru, bronchitis kronik, bronkiektasis, udem paru, ruptur
abses hepar ke paru.
Volume sputum digunakan untuk mengikuti jalannya penyakit. Jika volume makin kurang,
berarti ada perbaikan penyakit, tetapi bila volume tiba-tiba berkurang atau tidak ada, kita
harus berhati-hati karena mungkin ada sumbatan pada saluran napas.
02. BAU
Normal : tidak berbau
Abnormal :
• Bau amis : TBC paru, bronchomoniliasis
• Bau busuk : gangrene atau abses paru, bronkiektasis
• Bau keju : nekrosa tumor ganas
• Bau fecal : abses hepar subphrenic yang berperforasi ke paru
Kalau sputum dibiarkan >12 jam, maka sputum akan busuk karena dekomposisi bakteri-
bakteri yang terdapat didalamnya.
03. WARNA
Normal : sputum tidak berwarna
Abnormal :
• Kuning karena nanah
• Hijau karena pigmen empedu, infeksi oleh Pseudomonas Aeroginosa, infeksi oleh basil
pyogenus
• Merah karena darah segar, ditemukan pada TBC paru dn mitral stenosis
• Coklat seperti karat, karena perdarahan yang lama, ditemukan pada pneumonia dan
gangrene
• Hitam karena kotoran yang diinhalasi
04. KONSISTENSI
• Serous pada udem paru
• Mucoid pada bronchitis, asma bronchiale, pneumonia lobair
• Purulen pada abses paru, bronkiektasis
• Mukopurulen pada bronchomoniliasis
• Serosanguineus pada mitral stenosis
05. LAPISAN-LAPISAN
Jika lapisan sputum agak banyak dan dikumpulkan pada gelas yang tinggi, maka sesudah
beberapa jam akan terlihat 3 lapisan :
• Lapisan paling atas : mucus atau busa
• Lapisan tengah : cairan yang keruh atau jernih
• Lapisan bawah : sedimen, terdiri dari pus, kuman, dan jaringan nekrotik
Lapisan tersebut dapat terlihat jelas pada bronkiektasis dan abses paru dengan gangren
Kontraindikasi AGD
Modifikasi Allen tes negatif
Adanya infeksi atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa
Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan dengan antikoagulan
dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif
Komplikasi AGD
- Hematoma
- Arteriospasm (spasme pembuluh darah arteri)
- Emboli udara atau bekuan darah
- Anaphilaksis yang timbul dari anastesi lokal
- Kontaminasi pada tempat pungsi dan resiko infeksi
- Perdarahan
- Nyeri/sakit
Metode AGD
Pra Analitik:
- Persiapan Pasien :
• Sebelum dilakukan pengambilan darah arteri harus selalu diperhatikan diagnosis awal
dan keadaan pasien.
• Anamnesis penggunaan obat antikoagulan, serta adanya kelainan pembekuan darah,
penyakit infeksi yang ditularkan melalui darah
• Pasien harus selalu dalam keadaan tenang, istirahat sekitar 15 menit sebelum
pengambilan darah.
- Persiapan Sampel :
• Digunakan whole blood yang diberi antikoagulan heparin, sebaiknya harus segera
dilakukan setelah 15 menit pengambilan darah arteri,
• Bila disimpan selama 1 – 2 jam harus disimpan dalam termos es dan dipertahankan
suhunya 1 – 5 0C.
Pra Analitik:
- Alat dan bahan :
• Disposible syringe
• Antikoagulan (lithium heparin)
• Media transpor dengan es
• Alkohol, kain kasa dan plester
• Lidocain 0,5% (bila perlu)
• Alat Opti Critical Care Analyzer
Pra Analitik:
- Pemilihan tempat pengambilan darah arteri :
Nilai gas darah adalah sama pada semua arteri. Tiga pembuluh darah yang paling sering
digunakan untuk tes analisis gas darah pada orang dewasa adalah arteri radialis, brachialis,
dan femoralis (gambar 1)
- Tes Allen :
• Tangan dikepal kearah ibujari , arteri radialis dan ulnaris ditekan
• Tangan kemudian dibuka (tetapi tidak ekstensi maksimal), telapak tangan dan jari-
jari
• Tekanan pada arteri ulnaris dilepaskan.
Analitik:
- Tehnik pengambilan darah arteri radialis :
• Diraba a.radialis dan ulnaris mengikuti aplikasi tes Allen
• Bagian kulit yang akan ditusuk dibersihkan dengan menggosokkan alkohol dan
penusukan jarum tidak dilakukan pada daerah kulit yang kemerahan atau abnormal
• Dapat diberikan anastesi lokal dengan menggunakan spoit
• Jarum sejajar dengan arteri, dianjurkan menggunakan jarum 20 atau 21 G
• Sudut antara jarum dan arteri diusahakan sekecil mungkin. Darah akan terlihat pada
bagian tengah jarum ketika mengenai arteri jika jarum seluruhnya telah ada dalam
arteri dengan perlahan turunkan jarum sampai bagian dalam lumen
Analitik:
- Penusukan Arteri Radialis :
Pergelangan tangan diekstensikan 300 dengan palmaris menghadap ke atas. Penusukan
dibuat sudut 450 berlawanan aliran darah dengan permukaan ujung jarum yang menghadap
ke atas
Nilai Normal Blood Gas
Pasca Analitik:
- Interpretasi :
1. Tentukan asidemia atau alkalemia dan pengukuran pH atau [ H + ]
- Asidemia = pH < 7,35 atau [ H + ] > 44 nmol/L
- Alkalemia = pH > 7,45 atau [ H + ] < 36 nmol/L
2. Tentukan penyebab asidemia dan alkalemia. Asidemia menunjukkan adanya asidosis dan
alkalemia menunjukkan adanya alkalosis. Dengan merujuk pCO2 dan kadar HCO3 tentukan
penyebab primernya respiratorik atau metabolik.
Pasca Analitik:
- Interpretasi :
3. Tentukan apakah sudah terjadi kompensasi dengan menggunakan rumus
Pasca Analitik:
- Interpretasi :
• Asidosis respiratorik dapat ditemukan pada : emfisema, bronchitis kronis, pneumonia
berat, edema pulmoner, dan asma.
• Alkalosis respiratorik dapat ditemukan pada : rasa nyeri, sirosis hepatis, kadar oksigen
darah yang rendah, demam, dan overdosis aspirin..
• Asidosis metabolik dapat ditemukan pada : gagal ginjal, ketoasidosis diabetikum,
diare, dan kolostomi.
• Alkalosis metabolik dapat ditemukan pada : penggunaan diuretik (tiazid, furosemid),
kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung, penggunaan
kortikosteroid, dan sindroma Cushing.