Anda di halaman 1dari 27

ASKEP PASIEN DENGAN TB PARU

SRI SULISTIOWATI, SKp


AKPER KERIS HUSADA
JAKARTA
DEFINISI
• Tb Paru adalah : suatu penyakit infeksi bakteri
pada paru.
• Penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga
dapat mengenai hampir semua organ tubuh
• Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis dengan gejala
yang sangat bervariasi
• Lokasi terbanyak di paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer
ETIOLOGI
• Penyebab penyakit ini adalah sejenis bakteri yang
dikenal sebagai Mycobacterium tuberculosis
• Sifat bakteri ini antara lain :
– Berbentuk batang ( basil )
– Tahan terhadap asam ( fast acid ) dan kimia
– Bersifat aerob  apeks paru
– Membran sel dilapisi oleh lapisan lemak
– Ukuran 0.3 x 2 x 4 mikro mtr
– Tidak tahan terhadap UV  penularan malam hari
– Pertumbuhan lambat
• TB primer menyerang paru
• TB sekunder dapat menyerang organ lain :
– Kulit → TB kulit
– Kelenjar getah bening → TB kelenjar
– Meningens → meningitis TB
– Tulang / sendi → TB tulang / spondilitis
( vertebra)
– Usus → TB usus → perlengketan
– Mata  TB mata
Dr. Robert Koch

Myc tb, was identified


and described on March
24, 1882
Nobel Prize in physiology
or medicine in 1905
Gambaran Bakteri TB pada
Mikroskop elektron
Koloni Mycobacterium
Tuberculosis
PATOFISIOLOGI

• Bakteri masuk melaui saluran pernafasan


melalui droplet  bagian paru yang pertama
diserang adalah apeks paru  menyebar ke
bagian lain melalui darah dan limfe  jaringan
paru yang terkena akan terbentuk tuberkel 
dapat keluar saat batuk, bersin
TANDA DAN GEJALA
• Batuk / batuk darah (hemaptoe = hemoptysis)
batuk lama > 3 mgg
• Demam sub febris 39˚C – 40˚C berulang dan
lama
• Sesak nafas abses, pneumothoraks, efusi
pleura
• Nyeri dada pleuritis , radang pleura
• Malaise anoreksia, pusing, BB turun
• Berkeringat banyak pada malam hari
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi / Rontgen  gambaran infiltrat atau
nodular terutama pada lapangan atas paru,
terlihat kavitas, serta tuberkuloma atau
tampak seperti bayangan atau coin lesion
• Mikrobiologi , Pemeriksaan sputum sebanyak
3 kali setiap hari, berdasarkan pemeriksaan
pada basil tahan asam (BTA) guna memastikan
hasil diagnosis. Akan tetapi hanya 30% – 70%
saja yang dapat didiagnosis dengan
pemeriksaan ini karena diduga tidak terlalu
sensitif.
• Biopsi jaringan , Dilakukan terutama pada
penderita TB kelenjar leher dan bagian
lainnya, dimana dari hasil terdapat gambaran
perkejuan dengan sel langerhan akan tetapi
bukanlah merupakan diagnosis positif dari
tuberkulosis oleh karena dasar dari diagnosis
yang positif adalah ditemukannya kuman
mycobacterium tuberkulosa.
• Bronkoskopi , Hasil dari biopsi pleura dapat
memperlihatkan suatu gambaran dan dapat
digunakan untuk bahan pemeriksaan Basil
Tahan Asam (BTA).
• Tes mantouk diberikan dengan menyuntikan
0,1 cc Derivat Protein Murni (PPD) secara intra
cutan (IC), kemudian dapat terlihat dalam 48 –
72 jam setelah dites, dikatakan positif bila
diameter durasi lebih besar dari 10 mm.
Gambar berikut ini merupakan gambaran
pemeriksaan tes mantouk.
• Tes Peroksida Anti Peroksidase (PAP)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase
mengunakan alat histogen imunoperoksidase
skrining untuk menentukan IgG sepesifik
terhadap basil tuberkulosis paru.
Px Radiologi
Tes Mantoux / Tuberculin
Pengobatan TB

• Antibiotika ( OAT = Obat Anti TB ):


– Rifampisin
– Pyrazinamide
– Ethambutol
– INH ( Isoniazide )
– Streptomycin ( IM )
• Efek samping obat :
– Mual
– Muntah
– Urine merah gelap
– Mata / kulit kuning  carefully for Hepatitis drugs
induced  cek LFT
Faktor yang mempengaruhi
pengobatan
• Luasnya infeksi
• Jumlah dan dosis obat yang sesuai
• Keteraturan minum obat , obat diberikan
dalam waktu yang lama 6 – 12 bulan
• Putus Obat adalah : terputusnya pengambilan
obat oleh pasien Tb paru, terhentinya
pengobatan sebelum waktunya.
• Bahaya putus obat : menyebabkan resistensi
bakteri shg pengobatan harus dimulai dari
awal dengan dosis yang lebih besar
• Perlu adanya PMO (Pendamping Minum Obat)
Pencegahan Penularan TB Paru
• Tutup mulut jika bersin / batuk
• Tidak membuang dahak sembarangan pada
penderita TB
• Lingkungan yang baik  ventilasi cukup dan
tidak lembab
• Makan makanan yang bergizi
• Istirahat yang cukup
• Vaksinasi BCG
ASKEP PASIEN DENGAN TB PARU
PENGKAJIAN
1. Pola aktivitas dan istirahat : fatigue, timbul
sesak ( nafas pendek / SOB ) ssaat melakukan
aktivitas berat, sulit tidur, berkeringat pada
malam hari
2. Pola nutrisi : anoreksia, mual, rasa tidak enak
di perut, BB turun
3. Respirasi : batuk produktif ( tahap lanjut),
sesak nafas, nyeri dada
4. Riwayat keluarga : riwayat TB di keluarga
5. Riwayat lingkungan : lingkungan yang tidak
sehat ( polusi, limbah ), pemukiman padat,
ventilasi yang kurang, lembab
6. Aspek psikososial : merasa dikucilkan,
menarik diri
7. Riwayat penyakit sebelumnya
8. Pemeriksaan penunjang
9. Pemeriksaan fisik
- Ronchi basah, kering, nyaring
- Hiperresonan/ timpani bila terdapat kavitas
yang cukup luas
- Atropi dan retraksi interkosta pada tahap
lanjut
- Perkusi : suara pekak  pada efusi pleura
- Clubbing finger pada tahap lanjut
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas yang tidak efektif b/d
sekret yang mengental
• Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya
keefektifan permukaan paru
• Pola nafas tidak efektif b/d penurunan
ekspansi paru
• Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi :
kurang b/d intake yg tdk adekuat
• Hipertermi b/d proses inflamasi
• Kurang pengetahuan
PERTANYAAN ????

Anda mungkin juga menyukai