Anda di halaman 1dari 38

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

(HOSPITAL BY LAW)

Jalan Raya Siliwangi No. 151 Ciawigebang Kuningan


Tlp. 0232 878560 rsumitrahusada.com
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT
(HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Menurut Sistem Kesehatan Nasional, tujuan Pembangunan Nasional Kesehatan


adalah mencapai masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata dalam wilayah kesatuan Negara RI yang kuat. Gambaran masyarakat di masa
depan tersebut dapat dicapai dengan landasan visi, “Masyarakat yang Mandiri untuk
Hidup Sehat”. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat yang diharapkan adalah bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya-upaya


kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal, adalah dengan meningkatkan pelayanan di rumah sakit.

Rumah sakit adalah suatu lembaga yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkan, selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik
dan optimal. Dalam Era Globalisasi Rumah sakit harus selalu siap dan berbenah diri
menghadapi tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari lingkungan internal dan
masyarakat selaku pengguna pelayanan kesehatan itu sendiri.

1
Dalam mendukung kegiatannya agar tercipta suatu pelayanan yang optimal dan
profesional Rumah Sakit harus mampu membuat kebijakan-kebijakan dengan
melakukan penataan kembali dan melengkapinya dengan Peraturan-peraturan yang
mendukung Operasional Rumah Sakit. Dalam satu himpunan tersebut adalah Peraturan
Rumah Sakit (Hospital Bylaws).
Pengertian Hospital Bylaws, secara singkat adalah "Peraturan Internal Rumah
Sakit dan hanya berlaku di Rumah Sakit tersebut".
Konsekuensi dari pengertian tersebut menyusun Hospital Bylaws yang bersifat
spesifik untuk intern Rumah Sakit yang wajib ditaati oleh semua yang terlibat dalam
menyelenggarakan Rumah Sakit baik Direksi dan sumber daya manusianya maupun
pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit yaitu pasien dan keluarganya.
Kewajiban membuat Hospital Bylaws guna menjamin mutu pelayanan
sebagaimana tercantum pada pedoman Akreditasi Rumah Sakit yang menyatakan
"Rumah Sakit harus mempunyai kebijakan tentang pelayanan medis yang dibuat secara
tertulis dilaksanakan secara benar, diinformasikan secara luas kepada semua staf medis
terkait serta dilakukan peninjauan / pelayanan secara berkala".

2. TUJUAN
Hospital Bylaws ini bertujuan untuk mengatur batas kewenangan, hak
kewajiban dan tanggung jawab Pemilik, Direksi selaku pengelola dan tenaga kesehatan
yang terhimpun dalam Komite Medik sehingga setiap persoalan antar mereka lebih
mudah diselesaikan akibat adanya hubungan yang selaras dan serasi.

3. MANFAAT
Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws), adalah:
1. Sebagai acuan Pemilik dalam melakukan pengawasan.
2. Sebagai acuan bagi Direktur (Direksi) dalam mengelola dan menyusun kebijakan
teknis operasional.
3. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
4. Sebagai sarana dalam perlindungan hukum.

2
5. Sebagai acuan penyelesaian konflik.
6. Sebagai persyaratan dalam akreditasi dan Badan Layanan Umum.

BAGIAN KESATU
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(Corporate Bylaws)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pengertian
Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan :
1. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang
mengatur tatacara; Penyelenggaraan rumah sakit, hubungan antara Pemilik,
Pengelola atau Direktur (Direksi) dan Staf Medis Fungsional (yang terhimpun
dalam wadah Komite Medik);
2. Rumah Sakit adalah Badan Layanan Umum (BLU) yang organisasinya diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan pada tanggal 11 Maret 2008 Nomor
256/Menkes/Per/III/2008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan.;
3. Pemilik Rumah Sakit adalah PT. BINA HUSADA UTAMA
4. DEWAN PENGAWAS adalah pengorganisasian pemilik atau representasi pemilik
sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan RS serta peraturan perundang
undangan.
5. Direksi adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertugas dalam pengelolaan rumah
sakit yang terdiri dan Direktur dan para Wakil Direktur sesuai dengan bidang
tugasnya;
6. Direktur adalah pimpinan tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi
Direktur Rumah Sakit.

3
7. Komite Medik adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya berasal dari
Ketua-ketua Staf Medik Fungsional (SMF) atau yang mewakili secara tetap, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;
8. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) adalah wadah non struktural yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan intern di Rumah Sakit;
9. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang melakukan pelayanan dan telah
disetujui serta diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan
profesi masing-masing di Rumah Sakit;
10. Dokter dan dokter gigi adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi
dan/atau dokter gigi spesialis yang melakukan pelayanan di Rumah Sakit;
11. Dokter tetap atau dokter purna waktu adalah dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang sepenuhnya bekerja di Rumah
Sakit dan ditetapkan oleh Direktur Utama;
12. Dokter tidak tetap atau paruh waktu adalah dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah Sakit pada
waktu tertentu, yang disepakati bersama antara Komite Medik dan Direksi serta
mendapat izin tertulis dan Direktur Utama untuk melaksanakan pelayanan medis di
Rumah Sakit;
13. Kinerja Rumah Sakit disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran Rumah Sakit, dimana yang dinilai adalah tingkat
Kesehatan Rumah sakit berdasarkan lndikator : Kinerja Keuangan, Kinerja
Operasional, Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada Masyarakat

Pasal 2
Nama dan Logo
(1) Nama Rumah Sakit ialah Rumah Sakit Mitra Husada adalah suatu lembaga milik
swata yang didirikan pada Tanggal 31 Desember 2018 dengan nomer 503/.2-
IORS/2018 Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten Kuningan

4
(2) Logo Rumah Sakit
Logo Rumah Sakit Mitra Husada adalah sebagai
berikut:

Deskripsi Logo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :

a. tulisan Rumah Sakit Mitra Husada dengan huruf Italic Tahoma berwarna
biru menggambarkan Visi Rumah Sakit Mitra Husada yang bergerak menuju
Rumah Sakit Pendidikan dan pusat rujukan terkemuka serta menciptakan
pengalaman istimewa untuk semua melalui Academic Health System.

b. garis lengkung dinamis merah kearah atas tulisan Rumah Sakit Mitra
Husada merupakan gambaran dinamika Rumah Sakit Mitra Husada dalam
menyongsong perubahan untuk senantiasa meningkatkan pelayanan prima,
hasil pendidikan dan penelitian, produktifitas SDM dan posisi bisnis Rumah
Sakit Mitra Husada;
Pasal 3
Visi

Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan memberikan kemudahan


kepada setiap orang yang membutuhkan.

Pasal 4
Misi
Misi Rumah Sakit Mitra Husada :
(1) Mewujudkan pelayanan prima
(2) Membangun SDM berkualitas
(3) Ketersediaan sarana dan prasarana
(4) Menciptakan kondisi yang bersahabat dan berani bertanggung jawab apa
yang telah diperbuat.
(5) Menciptakan pelayanan kesehatan yang memudahkan dan memberikan
pengalaman positif selayaknya melayani keluarga sendiri.

5
(6) Memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat dan lingkungan
sekitar.

BAB II
DEWAN PENGAWAS dan DIREKSI RUMAH SAKIT
Pasal 5
` Tugas
1. Mengawasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap penderita kasus
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengawasi Pelaksanaan pelayanan medis.
3. Mengawasi Pelaksanaan pelayanan penunjang medis.
4. Mengawasi Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan.
5. Mengawasi Pelaksanaan pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
rekreatif.
6. Mengawasi Konsultasi dan deteksi dini faktor risiko penyakit.
7. Mengawasi Pelaksanaan pelayanan rujukan.
8. Mengawasi Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang penanggulangan
penyakit.
9. Mengawasi Pengembangan sistem jejaring pelayanan.
10. Mengawasi Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan

Pasal 6

Fungsi
Evaluasi Badan Layanan Umum berfungsi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan yang berkewajiban :
1. Menetapkan HBL/Peraturan internal Rumah Sakit

6
2. Menetapkan kualifikasi Direktur
3. Mengusulkan calon Direktur sesuai ketentuan yang berlaku
4. Menyampaikan evaluasi hasil Kinerja

Pasal 7

Uraian Tugas
1. Menyetujui dan mengklaji visi RS secara periodic dan memastikan bahwa
masyarakat mengetahui Visi RS..
2. Menyetujui berbagai strategi dan rencana oprasional RS yang diperlukan untuk
berjalanya RS sehari hari.
3. Menyetujui Partisipasi RS dalam pendidikan professional kesehatan dan dalam
penelitian serta mengawasi mutu dari program – program tersebut.
4. Menyetujui dan menyediakan modal serta dana oprasional dan sumber daya lain
yang diperlukan untuk menjalankan RS dan memenuhi misi serta renstra RS.
5. Melakukan evaluasi tahunan kinerja direksi dengan menggunakan proses dan
kriteria yang telah ditetapkan..
6. Mendukung PMKP dengan menyetujui program PMKP.
7. Melakukan pengkajian laporan hasil pelaksanaan program PMKP setiap 3 bulan
sekali serta memberikan umpan balik perbaikan yang harus dilaksanakan dan
hasilnya dievaluasi kembali pada pertemuan berikutnya secara tertulis.
8. Melakukan pengkajian laporan manajemen risiko setiap 6 bulan sekali dan
memberikan umpan balik balik perbaikan yang harus dilaksanakan dan
hasilnya dievaluasi kembali pada pertemuan berikutnya secara tertulis.

Pasal 8
Direksi
(1) Pengelolaan atau pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah Sakit Mitra
Husada dilakukan oleh Direksi.

7
(2) Jumlah anggota Direksi adalah 3 (tiga) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang
Direktur dan 2 (dua) orang Wakil Direktur.
(3) Para Wakil Direktur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), terdiri dari 1 (satu)
orang Wakil Direktur Bidang Medik dan Keperawatan, dan Wakil Direktur
Bidang Umum dan Keuangan.
(4) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik.
(5) Direksi bertanggung jawab kepada Pemilik dalam hal pengelolaan dan
pengawasan rumah sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait.
(6) Direksi bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah Sakit Mitra
Husada setelah ditetapkan oleh pemilik sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundangan-undangan dan peraturan kebijakan serta segala ketentuan umum
yang berlaku dan berbagai aturan dalam Peraturan Internal (Hospital
Bylaws/Statuta) serta memperhatikan hasil pelaksanaan tindakan/audit yang
dilaksanakan oleh Komite Medik dan SPI (Satuan Pemeriksaan Intern).
(7) Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direksi ditentukan oleh
pemilik dengan mengacu kepada dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara
tertulis dalam Struktur Organisasi dan Tata Laksana Kerja Rumah Sakit Mitra
Husada
(8) Direksi mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola Rumah Sakit sesuai dengan Visi dan Misi serta
tujuan Rumah Sakit Mitra Husada
b. Bertanggung jawab memelihara dan mengelola kekayaan Rumah Sakit Mitra
Husada
c. Mewakili Rumah Sakit Mitra Husada baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola Rumah Sakit
Mitra Husada sebagaimana yang telah digariskan oleh Pemilik/tatanan
perundang-undangan yang berlaku
e. Menetapkan kebijakan operasional Rumah Sakit Mitra Husada

8
f. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Bisnis Anggaran Rumah
Sakit Mitra Husada
g. Mengawasi pembukuan serta administrasi RS sesuai dengan peraturan dan
kelaziman yang berlaku bagi Rumah Sakit Mitra Husada
h. Menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Mitra Husada lengkap
dengan susunan jabatan dan rincian tugas setelah disetujui oleh Pemilik;
i. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honor dan/atau kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
j. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga honor
dan/atau kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
k. Menyiapkan laporan berkala dan tahunan.

Pasal 9
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direksi
(1) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik.
(2) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 2 (dua) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
(3) Anggota Direksi dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila:
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan pengurusan rumah sakit.
(4) Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberitahukan
secara tertulis oleh Pemilik kepada anggota Direksi yang bersangkutan.
(5) Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri.

9
(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dilakukan secara tertulis
kepada Pemilik dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak anggota Direksi
yang bersangkutan diberitahu secara tertulis, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4).
(7) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) masih
dalam proses, maka anggota Direksi yang bersangkutan dapat melanjutkan
tugasnya.
(8) Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan
diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Pemilik tidak memberikan keputusan
pemberhentian anggota Direksi tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut
batal.
(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d,
merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.
(10) Kedudukan sebagai Direksi berakhir dengan dikeluarkannya keputusan
pemberhentian oleh Pemilik.

Pasal 10
Persyaratan Menjadi Direksi
Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang-perorangan yang :
1. Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis dengan pendidikan formal minimal
S1 Kedokteran dan pengalaman kerja 2 tahun yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan.
2. Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman di
bidangperumahsakitan.
3. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna
kemajuan rumah sakit.Warga Negara lndonesia.
.

10
Pasal 11
Direktur
(1) Direktur mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas dan
pengelolaan Rumah Sakit Mitra Husada sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktur
mempunyai fungsi merumuskan kebijakan operasional, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, SDM dan Pendidikan,
Keuangan, serta Umum dan Operasional.
(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur
dibantu oleh Para Wakil Direktur.

Pasal 12
Wakil Direktur Bidang Medik dan keperawatan
(1) Wakil Direktur Bidang Medik dan keperawatan mempunyai tugas memimpin
penyelenggaraan tugas dan fungsi rumah sakit dalam hal pelayanan medis, dan
penunjang medik.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Wakil Direktur bidang Medik dan keperawaan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana sistim pelayanan medik, dan penunjang medik;
b. koordinasi pelaksanaan pelayanan dan utilisasi peralatan medis, dan penunjang
medis;
c. pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medik, dan penunjang
medis.
(3) Wakil Direktur Bidang Medik dan Keperawatan mempunyai tugas memimpin
penyelenggaraan tugas dan fungsi rumah sakit dalam hal bidang keperawatan;
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Wakil Direktur bidang Medik dan Keperawatan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kerja di bidang keperawatan;

11
b. koordinasi pelaksanaan pelayanan dan utilisasi bidang keperawatan;
c. pengendalian, pengawasan dan evaluasi bidang keperawatan;
Pasal 14
Wakil Direktur Umum dan Keuangan
(1) Wakil Direktur Umum dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan administrasi umum, sumber daya manusia, pelayanan pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan, dan keuangan;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dalam ayat (1), Wakil Direktur Umum,
dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program perencanaan dan informasi, pengelolaan layanan umum,
serta urusan hukum dan hubungan masyarakat serta penyusunan rencana
kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan serta tenaga non kesehatan rumah
sakit;
b. koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan layanan umum, serta urusan hukum
dan hubungan masyarakat dan pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan
pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan rumah sakit.
d. melakukan pengelolaan keuangan rumah sakit yang meliputi penyusunan dan
evaluasi anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi dana serta akutansi dan
verifikasi.
e. Penyusunan rencana kegiatan anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi dana
serta akuntansi dan verifikasi;
f. Koordinasi pelaksanaan kegiatan anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi
dana, serta akutansi dan verifikasi;
g. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan anggaran
perbendaharaan, dan mobilisasi dana serta akuntansi dan verifikasi.
Pasal 15
Rapat Direksi

12
(1) Rapat Direksi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan Rumah Sakit Mitra Husada sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.
(3) Keputusan Rapat Direksi diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
(4) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
(5) Dalam rapat-rapat tertentu yang bersifat khusus, Direksi dapat mengundang
Pemilik, yang disampaikan secara tertulis dalam waktu 48 (empat puluh delapan)
jam sebelumnya.
(6) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh Notulis.

Pasal 16
Koordinasi antar Direksi
(1) Dalam menjalankan tugas-tugas Direksi sebagimana dimaksud dalam Pasal 5,
maka :
a. Direktur bertindak atas nama Direksi berdasarkan persetujuan para anggota
Direksi Iainnya;
b. Para Direktur berhak dan berwenang bertindak atas nama Direksi, untuk
masing-masing bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya.
(2) Apabila salah satu atau beberapa anggota Direksi berhalangan tetap
menjalankan pekerjaannya atau apabila jabatan itu terluang dan penggantinya
belum memangku jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh
anggota Direksi Iainnya yang ditunjuk sementara oleh Direktur Utama atas
persetujuan Pemilik.
(3) Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak terjadinya
keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pemilik dapat menunjuk anggota
Direksi yang baru untuk memangku jabatan yang terluang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2).

13
(4) Apabila semua anggota Direksi berhalangan tetap melakukan pekerjaannya atau
jabatan Direksi terluang seluruhnya dan belum diangkat, maka sementara
pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh Pejabat sementara yang ditunjuk oleh
pemilik.
(5) Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5
ayat (8) huruf c, Direktur dapat melaksanakan sendiri atau menyerahkan
kekuasaan kepada:
a. Seorang atau beberapa orang anggota Direksi;
b. Seorang atau beberapa orang Pejabat Rumah Sakit, baik secara sendiri maupun
bersama-sama; atau
c. Orang atau badan lain, yang khusus ditunjuk untuk hal tersebut.

Pasal 17
Stempel Rumah Sakit
(1) Untuk kepentingan operasional rumah sakit digunakan Stempel rumah sakit.
(2) Direktur bertanggungjawab atas keamanan penggunaan Stempel rumah sakit.
(3) Stempel rumah sakit terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu yang digunakan oleh
sekretariat, bagian keuangan dan kasir.
(4) Setiap stempel rumah sakit tersebut diatas dibubuhi identitas masing-masing
bagian secara berbeda-beda.
(5) Penggunaan stempel rumah sakit ditentukan lebih lanjut oleh Direktur.
(6) Bagian sekretariat bertanggungjawab atas pengamanan dan penggunaan setiap
stempel rumah sakit.

BAB III
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Nama dan Struktur Organisasi

14
Pasal 18
Komite Medik
(1) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf
Medis Fungsional (SMF).
(2) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama
Rumah Sakit Mitra Husada.
(3) Komite Medik melaksanakan pengawasan dan review terhadap pelayanan pasien,
mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan Staf Medis, audit medis dan
pengawasan Etika dan disiplin profesi medis.
(4) Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan oleh
Ketua Komite Medik.

Pasal 19
Organisasi Komite Medik
(1) Komite Medik Rumah Sakit Mitra Husada adalah wadah non struktural kelompok
profesional medis yang keanggotaannya terdiri dan Ketua-ketua Staf Medis
Fungsional atau yang mewakili SMF secara tetap.
(2) Susunan kepengurusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota;
b. Wakil Ketua merangkap Anggota;
c. Sekretaris bukan Anggota; dan
d. Anggota.
(3) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah minimal 2 (dua) tahun.
(4) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih Ketua,
Wakil Ketua dan Sekretaris.

Pasal 20
Pemilihan Komite Medik

15
(1) Pemilihan calon Ketua/Wakil Ketua Komite Medik dilakukan secara musyawarah
mufakat/demokratis dalam rapat pleno dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Komite Medik.
(2) Ketua dan Wakil Ketua Komite Medik ditetapkan oleh Direktur dan 3 (tiga)
orang calon yang diajukan.
(3) Dalam menentukan Ketua/Wakil Ketua, Direktur dapat meminta pendapat dari
Pemilik.

Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang

Pasal 21
Tugas Komite Medik
Tugas Komite Medik Rumah Sakit Mitra Husada adalah:
1. Membantu Direktur menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaannya;
2. Membantu Direktur menyusun Peraturan Internal Staf Medis dan memantau
pelaksanaannya;
3. Melakukan koordinasi dengan Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam
melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas Kelompok SMF;
4. Melaksanakan pembinaan etika dan disiplin profesi medis;
5. Mengatur kewenangan profesi antar Kelompok SMF;
6. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis;
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis, antara lain melalui
monitoring dan evaluasi farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan, keakuratan
rekam medis, pelaksanaan INA-DRG, pengendalian infeksi nosokomial, medical
care review/peer-review/audit medis, melalui pembentukan Sub-sub Komite.
Pasal 22
Fungsi Komite Medik

16
Fungsi Komite Medik Rumah Sakit Mitra Husada adalah :
1. Memberikan saran kepada Direktur melalui Direktur Medik dan Keperawatan;
2. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis;
3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika dan disiplin profesi medis;
4. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan
oleh semua SMF di Rumah Sakit;

Pasal 23
Wewenang Komite Medik
Wewenang Komite Medik Rumah Sakit Mitra Husada adalah :
1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis;
2. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis serta
pengembangan pelayanan medis;
3. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis, sesuai yang
tercantum dalam tugas Komite Medik;
4. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi antar
Kelompok Staf Medis Fungsional;
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan
medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi;
6. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara Rumah Sakit dan Fakultas
Kedokteran/Kedokteran Gigi/Institusi pendidikan lain;
7. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah sakit;
8. Memantau efisiensi dan efektivitas penggunaan alat kedokteran di Rumah Sakit;
9. Menetapkan tugas dan kewajiban Tim Klinis dalam lingkungan Komite Medik.

Pasal 24
Satuan Pemeriksa Internal (SPI)

17
(1) Dalam membantu Direksi dalam bidang pengawasan dan pengelolaan Sumber
Daya yang ada di Rumah Sakit Mitra Husada dibentuk Satuan Pemeriksa Internal.
(2) Satuan Pemeriksaa Internal adalah kelompok Fungsional yang bertugas :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap unsur/kegiatan di lingkungan
Rumah Sakit yang meliputi pengelolaan administrasi keuangan,
administrasi pelayanan serta administrasi umum dan kepegawaian yang
dipandang perlu.
b. Melakukan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau
sewaktu-waktu dari setiap unsur/kegiatan dilingkungan Rumah Sakit atas
petunjuk Direktur Utama Rumah Sakit.
c. Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau informasi
tentang hambatan, penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang
terjadi.
d. Memberikan saran dan alternative pemecahan kepada Direktur Rumah
Sakit terhadap penyimpangan yang terjadi.
(3) Satuan Pemeriksa Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dibentuk
dan ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kebutuhan.
(4) Struktur Organisasi dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) terdiri dari 1 (satu) orang
Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan beberapa orang Anggota yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur.
(5) Penetapan Keanggotaan dalam Satuan Pemeriksa Internal dilakukan dengan
mempertimbangkan Kompetensi dan Jabatan seseorang yang disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
(6) Masa kerja Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) adalah 3 (tiga) tahun.

BAB IV
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HOSPITAL BYLAWS

18
Pasal 25
Hubungan Direksi dengan Pemilik
(1) Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direksi.
(2) Direksi bertanggung jawab kepada Pemilik.
(3) Pemilik melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan Rumah Sakit,
dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan, baik di bidang pelayanan medis,
pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk
tercapainya vlsi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
(4) Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengurusan Direksi dan pembinaan serta
pengawasan dan Pemilik sehingga dalam pertanggungjawaban tugas dan
kewajiban antara Pengelola dan Pemilik adalah bersifat tanggung renteng.
Pasal 26
Pemilik dengan Komite Medik

(1) Pemilik berperan mendorong dan mendukung dalam bentuk kebijakan dalam
upaya memberdayakan Komite Medik untuk mencapai tujuan Rumah Sakit sesuai
dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Mitra Husada
(2) Peran terhadap Komite Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui integrasi dan koordinasi secara terus-menerus dan berkesinambungan.
(3) lntegrasi dan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diselenggarakan
melalui pemberdayaan fungsi-fungsi dalam Organisasi Komite Medik Rumah
Sakit Mitra Husada
Pasal 27
Hubungan Direksi dengan Komite Medik

(1) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama
Rumah Sakit Mitra Husada.
(2) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Direktur
Utama dalam bentuk rekomendasi.

19
(3) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

Pasal 28
Hubungan Direksi dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI)

(1) Satuan Pemeriksa Internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Rumah Sakit Mitra Husada
(2) Tugas pokok Satuan Pemeriksa Internal adalah melaksanakan pengawasan dan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Satuan
Pemeriksa Internal berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional;
b. Merancang dan melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengendalian intern;
c. Melakukan identifikasi risiko;
d. Mencegah terjadinya penyimpangan;
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern;
f. Melakukan hubungan dengan Eksternal Auditor;
(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan
dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.

BAGIAN KEDUA
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK

20
(MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB V
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI

Pasal 29
Nama
(1) Nama organisasi kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan
Dokter Gigi Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit
ini adalah Staf Medik Fungsional (SMF) Rumah Sakit Mitra Husada
(2) Pengelompokan anggota SMF adalah berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi
yang ada di Rumah Sakit Mitra Husada, dengan keanggotaan sekurang-kurangnya
2 (dua) orang, apabila kurang dari 2 (dua) orang, maka bergabung di SMF
spesialis lain.
(3) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua-ketua
Staf Medis Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap adalah Komite
Medik Rumah Sakit Mitra Husada

Pasal 30
Tujuan
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis di
Rumah Sakit Mitra Husada dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap pelayanan
pasien, sehingga menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas, efisien dan
bertanggung jawab.
Pasal 31
Tanggung Jawab
Secara administratif manajerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah Direksi
Rumah Sakit Mitra Husada, tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis
Fungsional (SMF) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Komite Medik
melalui Ketua SMF.

21
BAB VI
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 32
Struktur Organisasi
(1) Anggota SMF dikelompokkan ke dalam masing-masing Staf Medik Fungsional
(SMF) sesuai dengan profesi dan keahliannya, minimal dengan 2 (dua) orang
anggota.
(2) SMF yang ada di Rumah Sakit Mitra Husada, adalah:
a. SMF Dokter Spesialis
b. SMF Dokter Umum dan Gigi
(3) Susunan Kepengurusan SMF bila mencukupi terdiri dari :
a. Ketua SMF merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Koordinator Pelayanan merangkap anggota;
d. Koordinator Pendidikan merangkap anggota; dan
e. Koordinator Penelitian dan Pengembangan merangkap anggota.
(4) Masa bakti kepengurusan SMF adalah minimal 1 (satu) tahun.

Pasal 33
Ketua Staf Medis Fungsional
(1) Pemilihan calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur
yang telah ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF dipilih dan ditetapkan oleh Direktur dari minimal 2 (dua) orang calon
yang diajukan.
(3) Dalam menentukan pilihan dan penetapan Ketua SMF, Direktur dapat meminta
pendapat dari Komite Medik.
(4) Ketua SMF terpilih menjadi pengurus Komite Medik.

22
(5) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF,
menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota SMF dengan rincian
sebagai berikut :
a. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medis bidang
administrasi/ manajerial, di bawah koordinasi Direktur Medik dan
Keperawatan dan bidang keilmuan (Standar Pelayanan Medis) di bawah
koordinasi Komite Medik;
b. Mengevaluasi hasil indikator mutu klinis;
c. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya;
(6) Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF.

Pasal 34
Sekretaris Staf Medis Fungsional
(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajerial.

BAB VII
PENGANGKATAN DAN PENUGASAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 35
Pengangkatan Staf Medis
Direksi dapat mengangkat staf medis atas saran Komite Medik Rumah Sakit Mitra
Husada sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 36
Penugasan Staf Medis
1) Direksi menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis untuk
suatu tugas atau jabatan klinis tertentu.
2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

23
ditetapkan oleh Direksi berdasarkan masukan dari Komite Medik.
3) Tenaga Medis yang telah mendapat penugasan di Rumah Sakit dapat berstatus
sebagai dokter tetap, dokter kontrak atau dokter tamu.
4) Jangka waktu penugasan tenaga medis kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari yang ditetapkan oleh Direktur, dan dapat
diperpanjang.
5) Jangka waktu penugasan tenaga medis yang berstatus tetap sampai dengan
penugasan di Rumah Sakit berakhir, atau apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
a. Bila ijin praktek di Rumah Sakit Mitra Husada yang bersangkutan sudah tidak
berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada; atau
b. Bila kondisi fisik/mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan tindakan medis secara menetap; atau
c. Bila tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional,
kelalaian, atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana disarankan oleh
Komite Medis.
6) Penugasan Klinis di Rumah Sakit Mitra Husada pada seorang tenaga medis hanya
dapat ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Internal ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Direksi
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit dan bila
diperlukan rekomendasi dari Panitia Kredensial.
c. Mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam medis
tiap pasien yang ditangani di rumah sakit terpelihara dengan adekuat dan rekam
medis dilengkapi dalam waktu 2 (dua) kali 24 jam.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit sehubungan dengan tindakannya
dengan mengacu pada ketentuan pelayanan yang berlaku.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia baik yang berkaitan
dengan kewajiban terhadap masyarakat, pasien, teman sejawat dan diri sendiri.

24
f. Memperhatikan syarat-syarat praktek klinis yang berlaku di rumah sakit.

BAB VIII
KATEGORI STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 37
Syarat Menjadi Staf Medik
Untuk dapat bergabung dengan Rumah Sakit Mitra Husada, maka dokter (baik dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya yang dibuktikan dengan STR.
2. Memiliki Surat Izin Praktik yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kuningan
3. Sehat jasmani dan rohani serta memiliki perilaku dan moral yang baik.
4. Telah melalui proses kredensial dari Sub Komite Kredensial Komite Medik Rumah
Sakit Mitra Husada.

Pasal 38
Kategori Tenaga Medis
1) Setiap dokter yang ditetapkan sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Mitra Husada
terdiri dari dokter tetap, dokter kontrak dan dokter tamu.
2) Rincian tentang hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab tenaga medis
sebagaimana diatur dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Direksi dan
dituangkan dalam SK / kontrak antara dokter dan rumah sakit.

Pasal 39
Dokter tetap adalah dokter yang jam kerja dirumah sakit sekurang-kurangnya delapan
jam serta dapat memenuhi dan menunjukan bukti kompetensi dan keahliannya secara
tertulis dan memenuhi segala oengadministrasian baik surat ijin praktek dan kesediaan

25
bekerja sesuai waktu yang ditentukan oleh rumah sakit dan ada Surat Keputusan
Tertulis yang dikeluarkan oleh Direktur tentang pengankatan dokter tetap.

Pasal 40
(1) Dokter Kontrak adalah dokter yang direkrut oleh Rumah Sakit dan berkedudukan
sebagai mitra, sejajar dengan dokter lain di Rumah Sakit, bertanggung jawab secara
mandiri, bertanggung jawab gugat secara proporsional sesuai kesepakatan atau
ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
(2) Yang dapat direkrut sebagai dokter kontrak adalah dokter purna tugas, PPDS I dan
dokter lain yang dibutuhkan oleh rumah sakit.

Pasal 41
Dokter Tamu adalah dokter yang karena reputasinya atau keahliannya diundang secara
khusus oleh Rumah Sakit untuk menangani atau membantu menangani kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani oleh staf medik yang ada atau mendemonstrasikan suatu
keahlian atau teknologi baru dan bertanggung jawab secara mandiri.
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 42
Staf Medik yang bekerja di Rumah Sakit dengan status sebagai dokter tetap berhak :
a. Memperoleh kesejahteraan sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri atas :
 Penghasilan yang layak serta tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
 Penghasilan selama pensiun sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
 Status kepegawaian yang jelas dan pasti.
 Kenaikan pangkat sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
 Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan.
 Pengembangan karir sesuai kemampuan individu dan ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit.
 Cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti yang lainnya sesuai ketentuan yang berlaku di

26
Rumah Sakit.
 Cuti hamil bagi dokter perempuan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Peraturan kepegawaian rumah sakit.
 Cuti khusus berkenaan sifat pekerjaannya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Peraturan kepegawaian rumah sakit.
 Lingkungan kerja yang sehat serta perlindungan terhadap kecelakaan kerja
 Santunan terhadap kecelakan kerja yang menimpa sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
 Uang duka bagi keluarganya apabila meninggal dunia.
 Bantuan hukum selama menjalani proses hukum yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
b. Menggunaan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk melakukan layanan
berdasarkan standar mutu layanan yang tinggi.
c. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang tercatat sebagai staf medik rumah sakit.
d. Menandatangani dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat sebagai staf medik
Rumah Sakit, baik untuk kepentingan konsultasi atau untuk membantu
melaksanakan sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakannya setelah
memperoleh ijin dari Direktur atau pejabat lain yang ditunjuk untuk itu.
e. Memperoleh hak-hak lain yang ditetapkan dikemudian hari

Pasal 43
Staf medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai dokter kontrak atau
dokter tamu berhak atas :
a. Penghasilan yang layak sesuai peraturan yang berlaku atas kesepakatan yang dibuat
oleh pihak Rumah Sakit dengan staf medik yang bersangkutan.
b. Lingkungan kerja yang sehat mendapatkan perlindungan terhadap kecelakaan kerja.
c. Kesempatan untuk merawat pasien di Rumah Sakit.
d. Penggunaan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit melakukan layanan kesehatan
berdasarkan standar mutu layanan yang tinggi.
e. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter lain yang tercatat sebagai Staf

27
Medik Rumah Sakit.
f. Kesempatan untuk mendatangkan dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat
sebagai Staf Medik Rumah Sakit, baik untuk kepentingan konsultasi atau untuk
membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakannya
setelah mendapat ijin dari Direktur Utama atau pejabat yang ditunjuk untuk itu.
g. Kesempatan beristirahat untuk sementara waktu karena sakit atau karena alasan-
alasan lain yang layak.
h. Hak-hak lain yang ditetapkan dikemudian hari.

Pasal 44
Staf Medik Rumah Sakit memiliki kewajiban, antara lain sebagai berikut :
a. Wajib mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Wajib mentaati semua Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
c. Wajib mentaati etika rumah sakit, etika kedokteran, etika perawat, etika bidan dan
sebagainya.
d. Wajib melaksanakan klausula-klausula dalam perjanjian antara Rumah Sakit dengan
Staf Medik atau antara Rumah Sakit dengan pihak lain.
e. Wajib memberikan layanan medik dengan mutu tinggi kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya serta bersedia dihubungi atau dipanggil setiap saat apabila
kondisi klinis yang bersangkutan berada dalam keadaan emergensi.
f. Wajib memberikan pertolongan emergensi (baik kepada pasiennya sendiri atau
kepada pasien lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya) apabila kondisi klinis
pasien tersebut berada dalam keadaan emergensi.
g. Wajib menjaga etika rumah sakit serta berperilaku sopan terhadap pimpinan,
manajer, staf medik lain, profesional lain, pasien, keluarga pasien serta pengunjung.
h. Wajib menjalin kerja sama yang harmonis dengan profesional lain yang ada di
rumah sakit dan menghormati kode etik profesi mereka.
i. Wajib menyelesaikan semua kewajiban administratif sesuai peraturan yang berlaku.
j. Wajib hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Pimpinan Rumah Sakit atau
Komite Medik.

28
k. Wajib hadir dalam dengar pendapat (hearing) yang diadakan oleh Pimpinan Rumah
Sakit, Komite Medik atau tim yang dibentuk oleh rumah sakit berkaitan dengan
penanganan pasien / kasus.
l. Wajib menunjukkan loyalitasnya kepada rumah sakit.
m. Wajib membantu rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu layanan.
n. Wajib mentaati kewajiban-kewajiban lain yang ditetapkan dikemudian hari.

Pasal 45
Dalam melaksanakan pelayanan, Staf Medik mempunyai kewajiban terhadap pasien
yang ditangani untuk :
a. Melakukan upaya kesehatan dengan sungguh - sungguh dan profesional sesuai
standar mutu yang tinggi.
b. Segera menjalankan kebijakan medik yang benar, layak dan dapat diterima sesuai
standar mutu yang tinggi.
c. Segera merujuk ke dokter atau fasilitas kesehatan lain manakala staf medik (baik
karena keterbatasan kemampuan, peralatan, waktu atau karena alasan lain yang
masuk akal) tidak mampu lagi untuk rnelakukan atau meneruskan upaya kesehatan
tehadap pasien.
d. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien.
e. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan tenaga kesehatan lainnya.
f. Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum menjadi hak pasien.
g. Menghormati kepentingan-kepentingan lain dari pasien.
h. Menghormati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat secara khusus dengan
pasien.
i. Menerbitkan surat keterangan yang diperlukan bagi kepentingan pasien.
j. Menghormati kerahasian (konfidensialitas) medik pasien.
k. Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya kepada pasien
dengan mempertimbangkan aspek psikologiknya.

29
Pasal 46
Dalam hal terjadinya sesuatu yang menyebabkan Staf Medik tidak dapat melaksanakan
kewajibannya menangani pasien untuk sementara waktu maka ia wajib memberitahu
atau meminta ijin kepada Direksi Rumah Sakit serta wajib menunjuk dokter pengganti
(dengan keahlian sebidang dengannya) yang disetujui oleh pasien.

Pasal 47
Dalam hal Staf Medik bekerja sebagai Dokter kontrak maka ia sepenuhnya bertanggung
jawab gugat atas segala bentuk kerugian yang dialami pasien sebagai akibat dari
kesalahan medik yang dilakukan, kecuali ada kesepakatan tersendiri yang menentukan
lain.

BAB X
PEMBERHENTIAN
Pasal 48
Staf Medik yang berstatus tetap diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun
karena :
1. Telah memasuki masa pensiun yaitu telah berumur 60 tahun.
2. Permintaan sendiri jika yang bersangkutan belum memasuki masa pensiun, tetapi
telah menyelesaikan masa kerja minimal yaitu 20 tahun dan usia 50 tahun.
Pasal 49
Staf Medik tetap yang diberhentikan dengan hak pensiun akan mendapatkan hak-haknya
sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
Pasal 50
Staf Medik tetap diberhentikan dengan hormat tanpa hak pensiun karena permintaan
sendiri jika yang bersangkutan belum menyelesaikan masa kerja minimal yaitu belum
mencapai 10 (sepuluh) tahun.
Pasal 51
Staf Medik tetap dapat diberhentikan dengan tidak hormat tanpa hak pensiun apabila ia
melakukan pelanggaran terhadap hukum, etika atau peraturan lain yang berlaku.

30
Pasal 52
Staf Medik kontrak dan Staf Medik tamu berhenti secara otomatis sebagai Staf Medik
Rumah Sakit tanpa hak pensiun, manakala telah menyelesaikan masa kontraknya atau
berhenti atas persetujuan bersama.
Pasal 53
Staf Medik kontrak yang telah menyelesaikan masa kontraknya dapat bekerja kembali
setelah menandatangani kesepakatan baru dengan pihak Rumah Sakit.

BAB XI
SANKSI
Pasal 54
Staf Medik Rumah Sakit, baik yang berstatus sebagai tetap, kontrak ataupun tamu, yang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, Peraturan Rumah
Sakit, klausula-klausula dalam perjanjian kerja atau etika dapat diberikan sanksi sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran.
Pasal 55
Pemberian sanksi dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit setelah mendengar pendapat
dari Komite Medik, Komite Etik dan Hukum serta Tim Pembinaan Disiplin Pegawai
dengan pertimbangan kadar kesalahannya, yang bentuknya dapat berupa penjatuhan
sanksi ringan sampai dengan sanksi berat.

BAB XII
KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS
Pasal 56
Kerahasiaan Pasien
(1) Kerahasiaan Informasi Pasien rumah sakit adalah sebagaimana diatur dalam Buku
Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit Mitra Husada
(2) Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
1. Atas ijin / otorisasi pasien.

31
2. Menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP ”Barang siapa melakukan
perbuatan untuk menjalankan peraturan undang-undang tidak boleh dihukum”).
3. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan
untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak
akan itu, tidak boleh dihukum”).
4. Bela diri (Pasal 49 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan, yang
terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain,
mempertahankan kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang
lain, dari pada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan segera
pada saat itu juga, tidak boleh dihukum”).
5. Daya paksa (Pasal 48 KUHP ”Barang siapa melakukan perbuatan karena
terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak boleh
dihukum”)
6. Pendidikan dan penelitian untuk kepentingan Negara.

Pasal 57
Rekam Medis
(1) Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.
(2) Pemaparan isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat
pasien dengan ijin tertulis dari pasien.
(3) Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi Rekam Medis tanpa
izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Pemaparan isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3),
sekurang-kurangnya memuat :
1. identitas pasien;
2. diagnosis akhir;
3. tindakan atau terapi yang diberikan;
4. keadaan pasien waktu pulang (pulang paksa, pulang perbaikan, atau meninggal
dunia).

32
Pasal 58
lnformasi Medis
(1) Pasien dapat meminta informasi medis atau penjelasan kepada Dokter yang
merawat, sesuai dengan haknya.
(2) Informasi medis atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus
diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai:
a. Keadaan kesehatan pasien;
b. Rencana terapi dan alternatifnya;
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan;
d. Prognosis;
e. Kemungkinan komplikasi.

Pasal 59
Hak dan Kewajiban Dokter
(1) Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban dokter
sebagaimana yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
(2) Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional;
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
c. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur;
d. Hak menerima imbalan jasa.
(3) Kewajiban Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional serta kebutuhan medis;
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu;
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal;

33
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu;
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.

Pasal 60
Hak dan Kewajiban Pasien
(1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di
dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu:
a. Mendapatkan penjelasan secara Iengkap tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, sekurang-kurangnya mencakup :
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
3) Alternatif tindakan lain dan risikonya;
4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
b. Meminta pendapat kedua dan dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lain;
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. Menolak tindakan medis;
e. Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk “resume medis”.
(2) Kewajiban Pasien adalah sebagai berikut :
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di Rumah Sakit Mitra Husada ;
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya;
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada Dokter yang merawat;
d. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter;
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

34
Pasal 61
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
(1) Hak Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. Membuat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) dan Standar-
standar yang berlaku dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien;
b. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit Mitra Husada ;
c. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang diberikan
dokter kepadanya;
d. Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di Rumah Sakit Mitra Husada ;
e. Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi, baik Pasien, Pihak
Ketiga dan lain-lain.
(2) Kewajiban Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku bagi Rumah Sakit Mitra Husada ;
b. Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi;
c. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan;
d. Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan;
e. Memberikan pertolongan di Instalasi Gawat Darurat tanpa meminta jaminan
materi terlebih dahulu;
f. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan;
g. Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap
pakai;
h. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana,
dan peralatan serta tenaga yang diperlukan;
i. Mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana pencegahan kecelakaan
dan penanggulangan bencana;
j. Melindungi dokter dan tenaga lainnya dengan memberikan bantuan
administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata petugas

35
yang bersangkutan mendapat perlakukan tidak wajar atau tuntutan hukum dan
pasien atau keluarganya;
k. Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesasilis serta
Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Mitra
Husada ;
l. Membuat Standar dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, maupun non medik.

BAB XIII
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 62
(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis dan salah satu
Pihak yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Pemilik, Direksi
dan Komite Medik.
(3) Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya dapat
dilaksanakan apabila ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak kepada
pihak Iainnya, yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.
(4) Perubahan dilakukan dengan melakukan addendum pada Peraturan Internal
Rumah Sakit ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
Pasal 63
Ketentuan Penutup
(1) Peraturan Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf medis ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
(2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal staf medis ini dinyatakan tetap

36
Mengetahui/Menyetujui,
Direktur Utama Direktur
PT BINA HUSADA UTAMA RS MITRA HUSADA

Hj. MIMIN Amd, Keb dr Bina Lauringga Andora

37

Anda mungkin juga menyukai