Anda di halaman 1dari 3

Gangguan prose berpikir

Willy F. Maramis

Proses berpikir dinyatakan dengan bicara atau menulis. Kita harus membedakkan antara gangguan
berbicara dan berbahasa dengan gangguan dalam proses berpikir. Sebelum menyatakan gangguan
proses berpikir harus disingkirkan adanya gangguan berbicara dan berbahasa ini. Tiga kriteria dapat
dipakai untuk membantu mengevaluasi proses berpikir, yaitu konsep data, tightness of association
and goal-directedness.

Proses berpikir dibagi menjadi proses atau bentuk da isi. Proses atau bentuk menunjukkan di mana
seseorang dapat menyatukan ide dan asosiasi dalam bentuk pikirnya. Proses piker atau bentuk piker
dapat logis dan koheren atau tak logisbahkan tidak dapat dipahami sama sekali (=inkomprehensibel).
Bentuk proses berpikir dinilai dari produktivitas dan kontinuitasnya atau arus berpikirnya. Isi
menunjuk pada apa yang sesungguhnya menjadi pemikiran sesorang tentang ide-idenya,
kepercayaannya/keyakinannya, preokupasinya, obsesinya.

Proses berpikir meliputi proses pertimbangan (judgement), pemahaman (comprehension), ingatan


serta penalaran (reasoning). Proses berpikir yang normal mengandung arus ide, symbol dan asosiasi
yang terarah kepada tujuan, dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas yang menghantarkan
kepada suatu penyelesaian yang berorientasi pada kenyataan.

Berbagai macam factor memengaruhi proses berpikir, misalnya factor somatic (gangguan otak,
kelelahan), factor psikologis ( gangguan emosi,psikosis) dan faktor social (kegaduhan dan keadaan
social yng lain) yang sangat memengaruhi perhatian atau konsentrasi individu.

Gangguan bentuk pikiran : dalam kategori ini termasuk semua penyimpangan dari pemikiran
rasional, logis, dan terarah kepada tujuan.

1. Dereisme atau pikiran dereistik: tidak adanya sangkut pau tantara proses mental individu
dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak
mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman. Sebagai contoh, seorang kepala kantor
pemerintah pernah mengatakan : “seorang pegawai negeri dan warga-negara baik harus
kebal korupsi, biarpun gajinya tidak cukup, biarpun keluarganya menderita;bila tidak tahan
silahkan keluar..”.
2. Pikiran autistic: penyebab distorsi arus asosiasi adalah dari dalam pasien itu sendiri dalam
bentuk lamunan, fantasi, waham, atau halusinasi. Cara berpikir seperti ini hanya memuaskan
keinginannya yang tak terpenuhi tanpa memperdulikan keadaaan sekitarnya; hidup dalam
alam pikirannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini dipakai juga untuk pikiran dereistik
3. Bentuk pikiran yang nonrealistic: bentuk pikiran yang samasekali tidak berdasarkan
kenyataan, umpammanya: menyelidiki sesuatu ayng spektakuler/ revolusioner bila
ditemukan; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk akal. ( merupakan gejala
yang menonjol pada skizofrenia hebefrenik di samping tingkah laku keanak-kanakan.
Dibedakan dari pikiran dereistik dan autisitik, tetapi kadang-kadang ketiga gangguan bentuk
pikiran ini dijadikan satu dengan salah satu istilah itu.
Gangguan kontinuitas dinilai relevan/irelevan (isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya
dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan), goal directed atau tidak (berbicara
dengan terarah pada tujuan) logis atau tidak (berbicara sesuai logika). Gangguan kontinuitas yang
tampak dalam arus pikiran, yaitu tentang cara dan lajunya proses asosisasi dalam pemikiran.
Terdapat berbagai jenis:

- Perseverasi : pengulangan yang diluar kontek kata-kata, frasa atau ide, berulang-ulang
menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan.
- Benturan/penghalangan (blocking): jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tngah
sebuah kalimat. Terjadi hambatan yang tiba-tiba dari proses piker dalam mengeluarkan arus
ide. Pasien tidak dapat menerangkan mengapa ia berhenti.
- Tangensial: memberikan jawaban yang sesuai dengan topik umum tetapi tidak secara
langsung menjawabnya, misalnya ‘apakah anda gangguan dalam tidur anda semalam?’ saya
biasanya tidur ditempat tidur, tetapi sekarang saya tidur di sofa
- Pikiran berputar-putar (circumstantiality): menuju secara tidak langsung kepada idea pokok
dengan menambahkan banyak hal yang remeh-temeh, menjemukkan dan data yang tdak
relevan
- Rambling: menceritakan dengan bertele-tele
- Logorea: banyak bicara, kata-lkta dikeluarkan bertubi-tubi tanpa control, mungkin koheren
ataupun inkoheren

Penilaian yang lain pada produktivitas dapat berupa: overabundance (berpikir berlebihan), rapid
thinking (proses berpikir yang berlangsung cepat), slow thinking (proses piker yang lambat), hesitant
thinking (proses pikir yang ragu-ragu), poverty of thinking (kemiskinan ide atau ide pikiran) bahkan
sampai vague-empty (tidak jelas dan kosong), break through thinking (pikiran terobosan). Pikiran
melayang (flight of ideas): perubahan yang mendadak lagi cepat dalam pembicaraaan, sehingga
suatu idea yang belum selsesai diceritkan disusul oleh idea yang lain atau proses piker yang tidak
dapat mengarah pada tujuan Karena distractibility.

Dinilai pula ada tidaknya hendaya berbhasa, seperti berikut.

- Asosiasi longgar ( derailment) mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama
lain. Bila extrem maka akan terjadi inkohrensi
- Inkoherensi (word salad ): gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah
susah ditangkap atau diikuti aksudnya. Suatu waham aneh mungkin diterangkan secara
inkoheren.
- Asosiasi bunyi (clang association): mengucapkan pernyataan yang mempunyai persamaan
bunyi.
- Neologisme: membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum
- Main-main dengan kata-kata: menyajak ( membuat sajak) secara tidak wajar
- Atau punning:berman dengan kata yang mempunyai arti ganda

Gangguan isi piker: dapat terjadi baik pada isi pikiran non-verbal, maupun pada isi pikiran yang
diceritakan

1. Kegembiraan yang luar biasa tau ekstasi (ecstasy) dapat timbul secara megambang pada
orang yang normal selama fase permulaan narcosis (anesthesia umum). Boleh juga
disebakan oleh narkotika (feeling high atau fligh sebagai logat pada narkotik) atau kadang-
kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia. Semua orang yang mengalami hal ini
mengatakn bahwa isi pikran merek tidak dapat diceritakan.
2. Fantasi: adalah isi pikiran suatu keadaan tau kejadian yang dhiarapkan atau diinginkan,
tetapi dikenal sebagai tidak nyata. Fantasi yang kreatif menyiapkan individu untuk bertindak
sesudahnya; fantasi dalam lamunan merupakan pelarian dari keinginan yang tidak dapat
dipenuhi. Pada pseudologia fantastika (pseudologia fantastica) orang itu percaya akan
kebenaran fantasinya secara inherent selama jangka waktu yang cukup lama dan bertindak
sesuai dengan itu.
3. Fobi: rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat
dhilangkan biarpun pasien berusaha dan tahu bahwa hal itu irasional. Fobi dapat
mengakibatkan kompulsi, umpama fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan kompulsi cuci-
cuic tangan. Ini perlu dibedakan dari kecemasan yang mengambang(free floating anxiety)
atau kecemasan terhadap keadaan umum, misalnya takut akan jatuh sakit, takut gagal
dalam usahanya..
Adapun fobi itu bermacam-macam, diantaranya:
- Agorafobi: terhadap ruang yang luas
- Ailurofobi: terhadap kucing
- Akrofobi: terhadap tempat yag tinggi
- ????
4. Obsesi: isi pikiran yang kukuh (persistent) timbul, biarpun tidak dikehendakinya, dan
diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin, misalnya Karena perbuatannya.
Obsesi itu dapat menimbulkan kompulsi, misalnya obsesi barangnya hilang menyebabkan
kompulsi membuka-buka lemari untuk melihat kalua barangnya masih ada di dalamnya.
5. Preokupasi: pikiran terpaku pada satu ide saja, yang biasanya berhubungan dengan keadaan
bernada emosional yang kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat menjadi obsesi.
6. Pikiran yang tidak memadai (inadequate)
7. Pikiran bunhg diri
8. Pikiran hubungan (ideas of reference)
9. Pikiran pengaruh (ideas of influence)
10. Rasa terasing (alienasi)
11. Pikiran isolasi social
12. Pikiran rendah diri
13. Merasa dirguikan orang lain
14. Merasa dingin dalam bidang sexual
15. Rasa salah
16. Pesimisme
17. Sering curiga
18. Waham ???
19. Kekuatiran yang tidak wajar tentang kesehatan fisiknya
20. Ide-ide tidak wajar
21. Isi pikiran yang miskin

Gangguan pertimbagan

Anda mungkin juga menyukai