Gangguan pikiran dibagi menjadi gangguan aliran pemikiran, gangguan
kepemilikan pikiran, gangguan isi pikiran dan gangguan bentuk pemikiran.
a. Gangguan aliran pemikiran
Gnagguan aliran pemikiran dibagi lebih lanjut menjadi gangguan tempo dan gangguan kontinuitas. 1. Gangguan tempo pemikiran 1.1.Flight of ideas Dalam flight of ideas, ide-ide mengikuti satu sama lain dengan cepat; tidak ada arah umum dalam pemikiran; dan hubungan antara pikiran yang berurutan nampaknya karena faktor kebetulan, yang bagaimanapun biasanya dapat dipahami. Pembicaraan pasien mudah dialihkan ke rangsangan eksternal dan asosiasi internalnya dangkal. Kesempatan keterkaitan pemikiran dalam flight of ideas ditunjukkan oleh fakta bahwa seseorang dapat membalik urutan rekaman suatu flight of ideas, dan perkembangan pemikiran akan dipahami sama baiknya. Flight of ideas tipikal pada mania. Pada hipomania diseabut ordered flight of ideas, dimana meskipun terdapat banyak irelevansi, pasien mampu untuk kembali pada jalurnya. Meskipun pasien-pasien ini tidak dapat mengalihkan pikiran aksesori dari aliran utama, mereka hanya kehilangan pokok untuk beberapa saat dan akhirnya mencapai tujuan mereka.Dalam mania akut, Flight of ideas bisa menjadi begitu parah sehingga inkoheren terjadi, karena sebelum satu pikiran dirumuskan ke dalam kata-kata, tekanan lain memaksa jalannya ke depan. 1.2.Inhibsi atau perlambatan pemikiran Dengan inhibisi atau perlambatan pemikiran, kereta pemikiran diperlambat dan jumlah ide dan gambaran mental yang menampilkan diri sendiri menurun. Hal ini dialami oleh pasien sebagai kesulitan dalam membuat keputusan, kurangnya konsentrasi dan hilangnya kejernihan berpikir. Ada juga pengurangan dalam perhatian aktif, sehingga kejadian tersebut tidak teregistrasi dengan baik. Ini menyebabkan pasien mengeluh kehilangan memori dan mengembangkan overvalued idea atau delusi bahwa mereka akan keluar dari pikirannya. Defisit kognitif yang tampak pada individu dengan keterlambatan berpikir dalam depresi dapat menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai demensia. Perlambatan pemikiran terlihat pada depresi dan kondisi langka seperti manic stupor. 1.3.Circumtansial Circumtansial terjadi ketika pikiran berlangsung perlahan dengan banyak rincian yang tidak perlu dan sepele, tetapi akhirnya intinya tercapai. Tujuan dari berpikir tidak pernah benar-benar hilang dan berpikir maju ke arah itu dengan jalur rumit dan berbelit-belit. Terdapat pada pasien dengan gangguan kepribadian yang berkaitan dengan epilepsi. Juga pada individu dengan gangguan kepribadi obsesi. 2. Gangguan pada kontinuitas pemikiran 2.1.Perseverasi Perseverasi terjadi ketika operasi mental bertahan diatas titik yang relevan dan dengan demikian mencegah progresi pemikiran. Perseverasi terutama verbal atau ideasional. Perseverasi merupakan hal yang umum pada gangguan organik otak umum dan fokal, dan saat gejala ada memberikan dukungan kuat untuk diagnosis semacam itu. Hal ini berbeda dengan stereotip verbal, dimana kata atau frasa yang sama digunakan terlepas dari situasinya, sedangkan dalam perseverasi sebuah kata, frasa, atau ide tetap berada pada titik yang relevan. 2.2.Thought blocking Thought blocking terjadi ketika ada penghentian pikiran tiba-tiba, menjadi 'kosong'. Pikiran yang sama sekali baru dapat terjadi kemudian. Ketika thought of blocking terjadi, hal itu sangat mengindikasi skizofrenia. Namun, pasien yang kelelahan dan cemas mungkin juga kehilangan alur pembicaraan dan mungkin muncul thought blocking. 3. Obsesi, kompulsi dan gangguan kepemilikan pikiran 3.1.Obsesi dan Kompulsi Obsesi (ruminasi) adalah pikiran yang menetap dan mendominasi pikiran seseorang meskipun kesadarannnya mengatakan bahwa pikiran tersebut semuanya bukan karena kehendak atau mendominasi pikiran mereka diatas poin relevansi atau kegunaannnya. Gejala obsesi paling penting adalah isi pikiran dapat menyebabkan pasien mengalami kecemasan hebat bahkan rasa bersalah. Kompulsi, pada kenyataannya, hanyalah tindakan motorik obsessional. Mereka mungkin berasal dari dorongan obsesif yang mengarah langsung ke tindakan, atau mereka mungkin dimediasi oleh gambaran mental obsesif atau pemikiran, seperti, misalnya, ketika ketakutan yang obsesif terhadap kontaminasi menyebabkan pencucian tangan kompulsif. obsesi terjadi penyakit obsesif, depresi, skizofrenia, dan kadang-kadang pada gangguan mental organik; fitur kompulsif tampak sangat umum pada parkinsonisme pasca-ensefalitis (Lishman, 1998). 3.2.Thought alienation Dalam thought alienation, pasien memiliki pengalaman bahwa pikiran mereka berada di bawah kendali dari agensi luar atau yang lain berpartisipasi dalam pemikiran mereka. Dalam thought insertion murni pasien tahu bahwa suatu pikiran sedang disisipkan dalam pikiran mereka dan mereka mengenali pikiran tersebut asing dan tanpa asal; gejala ini, umumnya terkait dengan skizofrenia. Dalam thought deprivation, pasien menemukan bahwa ketika mereka berpikir, pikiran mereka tiba-tiba menghilang dan ditarik dari pikiran mereka oleh pengaruh orang asing. Dalam thought broadcasting, pasien mengetahui bahwa saat mereka berpikir, orang lain mengetahui pikiran mereka. 4. Gangguan isi pikiran Delusi adalah keyakinan salah yang kuat dan menetap yang bukan merupakan latar belakang sosial dan budaya pasien. Ada perbedaan antara true delusion dan delusion-like ideas. Primary delusion adalah hasil dari pengalaman delusi utama yang bukan berasal dari fenomena morbid lainnya, sedangkan delusion like ideas adalah sekunder dan bisa dimengerti berasal dari beberapa morbid lainnya. Fenomena psikologis ini juga digambarkan sebagai delusi sekunder (Sims, 1995). 4.1. Primary delusion Schneider (1959) mengemukakan bahwa pengalaman ini dapat direduksi menjadi tiga bentuk pengalaman delusional utama: mood delusi, persepsi delusi dan ide delusi yang tiba-tiba. Dalam mood delusi, pasien memiliki pengetahuan bahwa ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya yang mengkhawatirkan dirinya, tetapi dia tidak tahu apa itu. Biasanya arti mood delusi menjadi jelas ketika ide delusi tiba-tiba atau persepsi delusi terjadi. Delusi persepsi menurut Schneider menekankan pentingnya dua gejala, karena ada tautan dari objek yang dirasakan ke persepsi subjek terhadap objek ini, dan tautan kedua ialah signifikansi baru dari persepsi ini. Dengan menggunakan kriteria ini, Schneider (1959) membagi ingatan delusi ke dalam delusi persepsi dan ide delusi tiba-tiba. Misalnya, jika pasien mengatakan itu keturunan kerajaan karena mereka ingat bahwa sendok yang mereka gunakan sebagai seorang anak memiliki mahkota di atasnya, ini benar- benar delusi persepsi karena ada memori dan juga makna delusi. Di sisi lain, jika pasien mengatakan bahwa mereka keturunan kerajaan karena ketika mereka dibawa ke parade militer sebagai anak kecil, raja memberi hormat mereka, maka ini adalah ide delusi yang tiba-tiba karena delusi terkandung dalam memori. ??? 4.2. Secondary delusion dan sistematisasi Delusi sekunder dapat dipahami timbul dari beberapa pengalaman tidak wajar lainnya. Beberapa penulis telah mencoba menjelaskan semua delusi sebagai akibat dari beberapa fenomena morbid lainnya ??? 4.3. Isi dari delusi 4.3.1. Delusi persekusi Delusi persekusi dapat terjadi dalam konteks pengalamn delusi primer, halusinasi pendengaran, halusinasi tubuh atau pengalaman kepasifan. Delusi persekusi dapat terjadi dalam berbagai bentuk. ??? Dalam delusi referensi, pasien tahu bahwa orang-orang membicarakannya, memfitnahnya atau memata-matai dirinya. Mungkin sulit untuk memastikan jika pasien memiliki delusi referensi diri atau jika dia memiliki halusinasi referensi diri. Ide dan delusi referensi tidak terbatas pada skizofrenia dan dapat terjadi dalam penyakit depresi dan penyakit psikotik lainnya. 4.3.2. Delusi infedility 4.3.3. Delusi cinta 4.3.4. Delusi kebesaran 4.3.5. Delusi penyakit 4.3.6. Delusi bersalah 4.3.7. Delusi nihilistic 4.3.8. Delusi kemiskinan 4.4. Delusi realitas 4.5. Patologi dari delusi ???? 5. Gangguan bentuk pikiran istilah 'gangguan pikiran formal' adalah sinonim untuk gangguan konseptual atau pemikiran abstrak yang paling sering terlihat pada skizofrenia dan gangguan otak organik. Penggunaan yang salah dari simbol melibatkan penggunaan aspek konkret dari simbol, bukan makna simbolis (‘pemikiran konkrit’). 5.1. Transitory thinking 5.2. Drivelling thinking 5.3. Desultory thinking ???