Anda di halaman 1dari 49

SIMPTOMATOLOGI

PSIKIATRI

Ilmu yang mempelajari fungsi jiwa


Pendahuluan
◦Kemampuan mengenal berbagai kondisi
mental diperlukan untuk :
Diagnosis yang tepat
Terapi yang efektif
Memperkirakan prognosis, dll
◦tanda (sign) :
objektif dan dapat diamati oleh pemeriksa
mis. : - afek tumpul/terbatas
- retardasi psikomotor
◦gejala (symptom) :
keluhan subjektif yg dikemukakan pasien
mis. : - perasaan tertekan
- tidak berenergi
◦sindroma :
sekelompok tanda/gejala yg membentuk
suatu kondisi yg dpt dikenali
Fungsi Jiwa
1. Persepsi
2. Proses berpikir
3. Keadaan afektif & Reaksi emosional
4. Sikap & tingkah laku
5. Kesadaran
6. Orientasi
7. Kontak psikis
8. Perhatian
9. Daya ingat
10. Intelektual & intelegensi, pikiran abstrak
11. Ekspresi, karangan, tulisan & gambaran
12. Inisiatif
13. Konsentrasi
14. Pendapat
15. Tilikan
16. Pertimbangan
17. Insting & dorongan instingtuil
I. PERSEPSI
Istilah persepsi mengandung arti, sebagai berikut :
◦ Persepsi, dalam arti kata luas.
Ini berarti pengertian, pemahaman dan tafsiran tentang sesuatu
hal tertentu
◦ Persepesi, dalam arti kata sempit
Ini berarti sama dengan persepsi panca indera yang berarti
tangkapan rangsang dari luar oleh panca indera.

Persepsi adalah hasil interaksi 2 faktor


1. Sensorik : panca indera
2. Intrapsikik : mengolah  dipengaruhi oleh biologi, psikologi,
sosial
Gangguan persepsi
A. Ilusi :
 Ilusi adalah suatu persepsi panca-indera disebabkan adanya
rangsang panca indra yang ditafsirkan salah. Dengan lain
perkataan adanya interpretasi yang salah dari suatu rangsang
panca indra.
Terjadi pada :
◦ Keadaan afektif yang luar biasa
◦ Keinginan yang luar biasa
◦ Dorongan dan impuls-impuls yang mendesak
5 jenis ilusi :
1. Visual
2. Akustik
3. Olfaktorik
4. Gustatorik
5. Taktil
Gangguan persepsi
B. Halusinasi :
 Halusinasi adalah persepsi panca-indera tanpa
rangsang pada reseptor-reseptor panca indra. Jadi
halusinasi adalah persepsi tanpa objek.
Halusinasi merupakan suatu gejala psikiatrik yang
gawat (serius).
Pada orang normal :
1. Halusinasi hipnagogik
persepsi sensorik palsu
 antara waktu saat akan tertidur
2. Halusinasi hipnopompik
 persepsi palsu saat terbangun
3. Halusinasi karena obat-obatan
Pada orang dengan gangguan psikiatrik
1. Halusinasi auditorik / akustik
Paling banyak pada gg psikiatrik
a. Akoasma : suara-suara yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara tegas.
b. Phoneme : suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari manusia,
sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat tertentu.
2. Halusinasi visual
3. Halusinasi olfaktorius (pembauan)
 Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus temporalis.
4. Halusinasi gustatorik (rasa lidah/pengecap)
5. Halusinasi taktil (perabaan)
 Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium tremens dan juga pada adiksi
kokain.
6. Halusinasi heptik
 suatu persepsi dimana seolah-olah tubuh sendiri bersentuhan/bersinggungan secara fisik
dengan manusia lain atau benda lain.
7. Halusinasi kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya, mengalami perubahan
bentuk dan bergerak sendiri.
8. Halusinasi autoskopi, heatoskopi
 seolah-olah melihat dirinya di depannya
II. PROSES BERPIKIR
Proses berfikir ialah suatu proses intra-psikik yang meliputi
pengolahan dari berbagai fikiran dan faham dengan jalan
membayangkan, mengkhayalkan, memahami, membandingkan
dan menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran dan paham
baru.
Dalam memperhatikan proses berfikir seseorang kita
perhatikan :
◦ Bentuk pikiran
◦ Progresi/kelancaran/arus fikiran
◦ Isi pikiran
A. Bentuk pikiran

1. Realistik :

bentuk pikiran normal  dapat dikoreksi dengan akal


sehat, logika, dan realitas

2. Non realistik (autistic)

berpikir sesuai alam pikirannya sendiri

tidak sesuai dengan realita

Tidak dapat dikoreksi dengan akal sehat


B. Gangguan Progresi Pikiran / Arus
Pikir

Asosiasi antar satu pokok pikiran  pokok pikiran lain  menuju satu
tujuan / pengertian yang dapat ditangkap orang

1. Flight of Ideas : Verbalisasi yg cepat shg terjadi lompatan


/pergeseran dari satu ide ke ide yang lain

2. Asosiasi bunyi : dimana terdapat persamaan kata atau suku kata


antara pokok pikiran yang satu dengan pokok pikiran berikutnya.
Misalnya : kapal terbang—kapal laut—laut jawa—jawa tengah. Engkau—
danau-kerbau-suara parau

3. Asosiasi pengertian: dimana terdapat persamaan pengertian


antara pokok pikiran satu dengan pokok pikiran yang berikutnya.
Misalnya kapal terbang—burung garuda – lambang Negara – adil
makmur
B. Gangguan Progresi Pikiran / Arus
Pikir
4. Retardasi
◦ Pada penderita ini asosiasi sangat lambat, cara berpikir juga sangat
lambat. Pikirannnya timbul secara pelan-pelan, progresinya lambat,
biasanya dengan nada yang sangat lemah, seolah-olah kata demi kata
harus ditarik keluar.
5. Persoverasi dan verbigerasi
◦ Disini terjadi pengulangan terus-menerus dari suatu pokok pikiran,
suatu kalimat atau suatu kata-kata. Pengulangan terjadi secara
abnormal.
◦ Persoverasi : Pengulangan respon yang sama thd berbagai
pertanyaan yang berbeda.
◦ Verbigerasi : Pengulangan secara stereotipi dan sama dari kata-kata
yang tidak ada artinya.
◦ Keadaan ini kita dapatkan pada sindroma kataton.
B. Gangguan Progresi Pikiran / Arus
Pikir
6. Circumstantiality (pikiran yang berputar-putar)
◦ Pada keadaan gangguan ini penderita tidak dapat mengutarakan pokok
pikirannya secara tegas, tidak dapat membedakan mana yang esensial
dan yang non esensial, sehingga selalu dicampuri dengan bermacam-
macam soal yang tidak berarti. Sehingga banyak timbul
penyimpangan-penyimpangan yang melelahkan. Keadaan ini terdapat
pada : oligophrenia, epilepsy dan dementia semilis.
7. Inkoherensi
◦ Ialah suatu progresif pikiran yang kacau. Beberapa pokok pikiran
dikeluarkan secara sekaligus dalam satu kalimat. Tidak ada hubungan
yang nyata dan logis antara pokok pikiran yang satu dengan pokok
pikiran yang berikutnya. Tidak ada hubungan yang logis antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain, demikian pula antara satu phrase
dengan phrase yang lain (phrase = pernyataan). Pada inkoherensi ada
kecenderungan pikiran timbul dari kompleks yang kacau, yang
merupkan bahan-bahan represi efektif yang sudah jenuh. Gejala ini
merupakan gejala khas pada skizofrenia.
B. Gangguan Progresi Pikiran / Arus
Pikir

8. Blocking (terhalang)

◦ Pada keadaan ini dengan tiba-tiba arus pikiran terhenti. Penderita tidak
dapat mengeluarkan sepatah katapun sesudah beberapa waktu,
sesudah keadaan ini hilang, arus pikiran dapat kembali seperti semula.

◦ Interupsi dari progresi pikiran ini disebabkan oleh aktivitas yang


kompleks dari afek yang tidak menyenangkan. Blocking sering kita
jumpai pada skizofrenia.

9. Ekolalia : pengulangan kata-kata atau frasa-frasa oleh pasien secara


psikopatologis
10. Glosolalia : ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata
tidak dapat dipahami (bicara pada lidah)
11. Neologisme :
Kata-kata baru yg tidak dpt dimengerti oleh orang lain.
12. Asosiasi Longgar : gagasan bergeser dari 1 subjek ke
subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan
13. Irelevansi :
Ucapan/jawaban yg tidak sesuai dg pertanyaan atau hal yg
sedang dibicarakan.
14. Tangensial :
Subjek pembicaraan menyimpang dari ide atau pembicaraan
dan tidak kembali lagi, mungkin menyimpang atau
mengembangkan tema baru.
15. Mutisme :
Menolak untuk berbicara oleh sebab yg disadari atau tdk
disadari.
16. Keluar dari jalur / derailment : penympangan mendadak
salam asosiasi pikiran (tanpa bloking)
C. Gangguan Isi Pikiran

1. Over determined idea atau over valued idea (pikiran dengan


tafsiran yang terlalu tinggi)
2. Delusi/waham/pikiran salah
◦ Waham adalah suatu keyakinan atau pikiran yang salah, karena
bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas). Waham dibangun
atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logic, individu tidak mau
melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti
yang objektif tentang ketidakbenarannya itu.
◦ Tiap waham mempunyai 5 sifat tertentu (syarat)
◦ Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris)
◦ Selalu bertentangan dengan realitas
◦ Selalu bertentangan dengan logika (pikiran sehat)
◦ Penderita percaya 100 % pada kebenaran pikirannya.
◦ Tidak dapat dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan
rasional.
Jenis – jenis waham

◦ Waham kebesaran
◦ Penderita merasa dirinya orang besar, orang berpangkat tinggi, orang
yang pandai sekali, orang kaya banyak uangnya dan banyak
rumahnya. Didapatkan pada sindrom manie.
◦ Waham berdosa
◦ Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang
besar. Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum
berat, atau menjalani hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada
sindroma depresi.
◦ Waham dikejar (waham diancam)
◦ Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain atau
sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
Jenis – jenis waham
◦ Waham curiga (waham sindiran)
◦ Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang di sekitarnya. Individu
curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham
ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain
disekitarnya, yang bermaksud menyindirkan atau menuduh hal yang
tidak senonoh terhadap diri penderita.
◦ Waham cemburu
◦ Selalu cemburu pada orang lain.
◦ Waham rendah diri
◦ Perasaan rendah diri/kurang dari pada orang lain.
Jenis – jenis waham
◦ Waham hypochondri
◦ Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya.
Sering didapatkan pada skizofrenia.
◦ Waham magik-mistik
◦ Waham mengenai soal-soal magik dan mistik
◦ Waham sistematis
◦ Yaitu waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola sentral
tertentu, yang kemudian dibesarkan atau ditambah-tambah secara
sangat rapi dan simtomatik. Walaupun unsure dasarnya salah dan tak
logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan
berkembang secara konsekuen.
C. Gangguan Isi Pikiran

3. Obsesi
◦ Ialah suatu pikiran yang bersifat terpaku, terus menerus menganggu
penderita, terus menerus berulang kembali, yang mendesak ke taraf
kesadaran individu, dan timbulnya tidak dapat dielakkan penderita
sendiri.
◦ Obsesi dapat juga merupakan pikiran yang irasional, dan biasanya
disertai suatu sikap emosional yang kuat. obsesi biasanya dijadikan
alasan untuk bertindak dan berbuat secara kompulsif.
C. Gangguan Isi Pikiran
4. Fobia
◦ Ialah suatu keadaan ketakutan atau kegelisahan yang bersifat
irasional, yang diakui ketidak benarannya oleh penderita tetapi
tetap menguasai jalan pikirannya.
◦ Baciilopobia : takut akan kuman penyakit
◦ Claustrophobia : takut berada pada ruang yang tertutup
◦ Necrophobia : takut akan mayat
◦ Aerophobia : takut berada di tempat-tempat yang tinggi
◦ Aichmophobia : takut akan benda-benda tajam
◦ Planophobia : takut berada di tempat terbuka dan luas dll
C. Gangguan Isi Pikiran
5. Kompulsi : kebutuhan patologi untuk melakukan suatu impuls yang jika
ditahan menyebabkan kecemasan
6. Pre-okupasi : Isi pikiran yg terpusat pd ide tertentu
7. Idea of Reference
Interpretasi yg salah ttg suatu kejadian di luar dirinya yg dianggap mempunyai
hub langsung dengannya.
pasien merasa dibicarakan orang lain,
 pasien merasa isi siaran televisi/radio
membicarakan/mengirin pesan untuknya
banyak tjd pd pasien paranoid
bisa mencapai intensitas yg cukup utk waham (delusion of reference)
8. Idea of influence :
Isi pikiran bhw dirinya dipengaruhi kekuatan dari luar, sihir, setan, hipnotis,
sinar atom, dll.
Bisa mencapai taraf waham (waham pengaruh/waham kendali)
9. Kemiskinan isi pikir : pikiran yang memberikan sedikit informasi karena
tidak ada pengertian, pengulangan kosong, atau frasa tidak jelas
III. KEADAAN AFEKTIF DAN REAKSI EMOSIONIL

◦ Afek :

Manifestasi suasana hati, merupakan tanda objektif yg dapat dilihat pd

pemeriksaan psikiatrik.

◦ Mood :

Keadaan suasana hati yg menetap dan subjektif yg dilaporkan pasien.

Ciri khas mood adalah bentuk emosi yg dilukiskan pasien, mis. sedih,

senang, marah, dsb.

◦ Dalam menilai afek & mood harus dinilai derajatnya, intensitasnya

(mendalam, datar, tumpul), perubahannya (stabil, labil), dan

keserasiannya dg situasi maupun isi pikirannya.


Penilaian dari Afek

o Afek yang serasi / appropriate affect


o Afek yang tidak serasi / Inappropriate affect : emosi yg ada, tidak
selaras dg pikiran atau pembicaraan yg menyertainya.
o Afek yang tumpul / blunted affect : ekspresi perasaan sangat
berkurang
o Afek yang terbatas / restricted or constricted affect
o Afek yang datar / flat affect : respon afektif benar2 tdk ada, wajah
tdk berubah (spt topeng), suara monoton, biasa pd Skizofrenia kronis
o Afek yang labil / labilie affect : afek yg berubah dg cepat antara
berbagai keadaan emosional , mis. menangis, tertawa, marah
◦ Afek luas (broad affect) :
afek normal, derajat perasaan secara penuh diekspresikan
◦ Afek menyempit constricted affect) :
ekspresi perasaan jelas berkurang, tetapi dlm derajat yg lebih rendah
dibandingkan afek tumpul
Penilaian dari Mood

o Hiperthym o Hipotym
o Elevated/meningkat o Berkabung/duka cita
o Ekspansive/meluap-luap o Anhedonia
o Eforia o depresi
o ekstase
o Disforik
o Iritabel
o Labil
o Aleksitimia
GANGGUAN MOOD

1. Hyperthymia
◦ Mood yang meninggi  “gembira diluar batas”, seolah olah ia berbesar hati tanpa
sebab-sebab yang objektif atau jelas.
a. Euphoria : suatu keadaan kegembiraan, kesejahteraan, kebahagiaan yang
abnormal.
b. Eksaltasi : penderita mempunyai suatu keyakinan diri yang amat berlebihan, dan
seringkali dinyatakannya atau terpusat pada pikiran-pikiran kebenaran tertentu
tentang dirinya.
c. Ekstase : penderita memperlihatkan seolah-olah ia sedang mengalami suatu
kenikmatan yang mendalam sekali.
d. Maniacal/manic : suatu keadaan afektif yang serba berlebihan.

2. Hypothymia : mood yang merendah.


3. Poikilothymia : mood yang berubah-ubah.
4. Parathymia
◦ Keadaaan afektifnya yang tak sesuai dengan lingkungan yang sebenarnya,
malahan sering bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya
menceritakan kematian ibunya dengan tertawa.
IV. SIKAP DAN TINGKAH LAKU
◦ Sikap (attitude) : sesuatu keadaan yang statis jadi non-dinamis,
dalam arti kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya
agak terbatas.

◦ Tingkah laku (behavior) : gerak-gerik motorik dan aktivitas,


terutama kaki dan tangan penderita.
A. SIKAP
1. Indifferent

Sikap yang tidak menuju ke suatu kecenderungan (tendensi) tertentu, jadi banyak
yang bersifat netral.

2. Apatik

Sikap acuh tak acuh, sikap masa bodoh dan tak menghiraukan apapun yang terjadi
di sekelilingnya.

3. Koperatif

Sikap ingin bersahabat, ingin turut dengan petunjuk atau perintah, ingin bekerja
sama dengan semua orang.

4. Negativism pasif

Skap menolak petunjuk atau perintah yang diberikan tanpa alasan yang objektif.

5. Dependen

Sikap ingin menggantungkan diri secara berlebihan pada pemeriksa, atau individu
lain yang memegang kekuasaan.

6. Infentil : Sikap ke kanak-kanakan.

7. Rigid : Sikap kaku dan tak fleksibel, kadang-kadang sudah dekat dengan sikap
negativistic.
A. SIKAP
8. Curiga
Sikap yang tak percaya, seolah-olah menyangkalkan maksud baik dari pemeriksa
atau orang lain, baik ucapannya maupun gerakannya.
9. Berubah-ubah
Sikap yang tak stabil, selalu terganti-ganti sikap, hal ini sering menunjukkan
kegelisahan yang bersangkutan.
10. Tegang
Sikap yang tidak tenang, kadang-kadang dekat pada sikap yang gelisah.
11. Pasif
Sikap tanpa insiatif, menurut atau menyerah saja.
12. Aktif
Sikap penuh insiatif dan keinginan bertindak.
13. Katalepsi (fleksibilitas cerea)
Sikap yang bertahan dalam satu kedudukan saja untuk jangka waktu yang cukup
lama, seringali aneh, tak masuk akal dan tak ada tujuannya.
14. Bermusuhan
Sikap seperti ingin menyerang atau marah saja.
B. TINGKAH LAKU
1. Hyperaktif : Sangat besar dorongan bergeraknya, disebut juga over aktif.

2. Hypoaktif : Dorongan bergeraknya amat kurang, walaupun tak menghilang


sama sekali.

3. Stupor : Segala pergerakan berhenti, penderita tidak tinggal diam seperti


patung.

4. Gelisah : Gerakan yang menyatakan adanya ketegangan jiwa yang


memuncak, penderita tidak dapat duduk diam, dan harus berdiri dan berjalan-
jalan kian kemari.

5. Berkoordinasi : Gerakan yang harmonic, sesuai dan fleksibel secara luwes.

6. Tak berkoordinasi : Gerakan yang tidak harmonic, kaku dan kadang-kadang


kacau.

7. Stereotip : Gerakan yang bertahan dalam satu atau dua macam type gerakan
yang terus menerus diulang untuk waktu yang lama, tanpa tujuan yang jelas.
B. TINGKAH LAKU
8. Manineren : Gerakan yang bermacam-macam, tetapi semuanya aneh-aneh
dan karena keanehannya ini seringkali menarik perhatian sekelilingnya. Menireren
dapat juga terjadi pada pembicaraan. Manireren tampak paeda roman muka
disebut grimaseren.

9. Ambivalensi : Dua kemauan yang bertentangan yang berbeda pada satu saat
dalam satu individu.

10. Agresif : nafsu untuk bereaksi dengan cara kekuatan. Nafsu dapat terlihat
dari roman muka dan sikapnya.

11. Pereseverasi : Pembicaraan yang selalu mengulangi kata-kata yang sama.

12. Verbigenasi : Pembicaraan yang selalu mengulangi kata-kata yang sama.

13. Echolalia : Selalu menirukan apa yang diucapkan orang lain.

14. Echopraxia : Selalu menirukan apa yang dilakukan orang lain(gerakan).


B. TINGKAH LAKU
15. Befehls-aubomatic : Segala perintah dilakukan secara cepat, tiba-tiba tanpa
dipikir lebih dulu (otomatis dan kompulsif)

16. Negativism aktif : Melakukan suatu perintah yang bertentangan dengan apa
yang diperintahkan.

17. Gerakan otomatis : Gerakan diluar kemauan penderita, penderita tak sadar
bahwa gerakan itu adalah gerakan sendiri.

18. Gerakan autochtoon Gerakan yang menurut penderita dilakukan oleh orang
lain atau menurut perasaan penderita dikendalikan oleh dunia luar. Dia tidak
sempat melawan pengaruh ini.

19. Gerakan paksaan atau kompulsif : Gerakan yang disadari oleh penderita
sebagai gerakan-gerakannya sendiri, penderita tahu bahwa gerakan-gerakan itu
bertentangan dengan pikiran sehat dan merupakan gerakan yang luar biasa, tetapi
penderita tidak dapat melawan paksaan yang selalu dirasainya itu. Penderita takut
akibat-akibat yang timbul jika ia menentang paksaan ini.
B. TINGKAH LAKU
20. Gerakan impulsive : Gerakan cepat, tidak lama, dilakukan dengan tiba-tiba.
Ini adalah manifestasi dari salah satu nafsu, suatu gerakan dari pengaruh nafsu
yang luar biasa tanpa pertimbangan lebih dahulu.

21. Poriomania : Nafsu untuk mengembara, untuk keluyuran.

22. Kleptomania : Nafsu untuk mencuri secara tidak sadar.

23. Pyromania : Nafsu untu bermain api, membakar barang-barang atau rumah.
V. KESADARAN
◦ Kesadaran ialah keadaan fungsionil daripada individu untuk mengadakan relasi (hubungan)

dan limitasi (membatasi hubungan ini) terhadap dunia sekelilingnya yang terdiri dari

manusia, benda atau faham, seperti yang dapat tertangkap oleh panca inderanya.

◦ Secara klinis ada beberapa tingkatan kesadaran dilihat dari kewaspadaan seseorang

terhadap lingkungan. Berturut-turut dari tingan sampai berat :

1. Keadaan bingung : gangguan kesadaran ditandai dengan bingung, kacau, gangguan

fungsi asosiasi dan kemiskinan berpikir. Roman mukanya menunjukkan ekspresi khawatir,

bingung, dan kadang-kadang keheran-heranan.

2. Kesadaran berkabut : gangguan dimana kesadaran tidak lengkap, biasanya karena

gangguan fisik dan kimia, yang menimbulkan kerusakan fungsi dari proses asosiasi cerebrum

3. Delirium

4. Keadaan mimpi

5. Stupor : keadaan dimana penderita akinetik (tak bergerak, diam seperti patung) dan

mutistik, tetapi kesadaran relative masih ada


Gangguan Kesadaran

◦Clouding of consciousness :
tidak sepenuhnya sadar, alert, dan
berorientasi
terjadi pd kondisi delirium, demensia atau
gangguan kognitif

◦Disorientasi / confusion :
gangguan orientasi waktu, tempat, orang
VI. ORIENTASI
◦ Orientasi adalah suatu proses dimana seseorang dapat menangkap/mengerti keadaan

sekitarnya, dan ia dapat melokalisir dirinya dalam hubungan dengan sekitarnya tersebut.

◦ Kita mengenal bermacam-macam orientasi :

1. Orientasi personal (orientasi perorangan) : Kemampuan individu untuk mengemukakan

identitas diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

2. Orientasi temporal (orientasi waktu) : Kemampuan untuk mengetahui tentang hubungan

masa, waktu, hari, tanggal, bulan, musim dan tahun sekarang. Baik yang lampau maupun

yang akan datang.

3. Orientasi spasial (orientasi tempat) : Kemampuan untuk mengetahui tentang batasan

ruang atau lokasi yang ditempati, dan hubungannya dengan ruang lain atau lokasi lain.

Misalnya hubungan antara satu tempat dengan tempat lain, antara satu lokasi dengan lokasi

lain, antara satu ruang dengan ruang lain dan satu kota dengan kota lain.

4. Orientasi situasional (orientasi situasi) :Kemampuan individu untuk menafsikran apak

sebabnya seoran atau beberapa orang berada di suatu tempat atau di suatu situasi tertentu.

Apakah masing-masing tugasnya dan keperluannya disitu.


VII. KONTAK PSIKIS
◦ Kontak psikik adalah daya kemampuan individu untuk
mengadakan hubungan mental dan emosionil yang wajar
dengan orang lain, dalam jangaka waktu yang cukup
dibutuhkan.
◦ Hubungan yang wajar dan cukup dibutuhkan ini, hanya sanggup
dijalankan individu apabila ia sanggup pula mencurahkan
(mencantumkan) perhatiannya yang cukup pula terhadap soal
yang sedang diperbincangkan.
◦ Maka dalam menilai kontak psikik berturut-turut :
1. Adakah kemampuan untuk kontak psikik ?
2. Sanggupkah melakukan hubungan mental-emosionil secara
wajar ?
3. Sanggupkah hubungan mental emosionil ini berlangsung dalam
jangka waktu yang cukup dibutuhkan ?
VIII. PERHATIAN / ATENSI
◦ Kemampuan seseorang untuk memperhatikan keadaan di
sekitarnya kita sebut perhatian.
◦ Macam-macam gangguan perhatian :
◦ Hypervigilitas : perhatian yang luar biasa dan berpindah-pindah
objek.
◦ Hypovigilitas : kurang perhatian terhadap sekitarnya
◦ Autism : hidup dalam alam pikirannya sendiri, sehingga tidak
ada perhatian terhadap sekitarnya.
◦ Distraktibilitas : tidak mampu memusatkan atensi oleh karena
stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan.
◦ Inatensi selektif : hambatan hanya pada hal-hal yang
menimbulkan kecemasan
◦ Trance / keadaan tak sadarkan diri :
IX. DAYA INGAT / MEMORI
Kemampuan untuk memproduksi / menghasilkan kembali hal-hal
yang terjadi di masa lampau
Dipengaruhi 3 proses
Kesan memory dipengaruhi faktor :
1. Perhatian
2. Asosiasi dengan peristiwa lain / hubungan dengan peristiwa lain
3. Pengaruh terhadap emosi seseorang

Fungsi daya ingat dibagi :


1. Daya ingat jangka lama / remote memory
2. Daya ingat jangka sedang / recent past memory
3. Daya ingat jangka pendek / recent memory
4. Daya ingat segera / immediate retention and recall
Gangguan Daya Ingat

1. Hipernemsia : peringatan yang berlebih-lebihan dan abnormal.

2. Amnesia : Amnesia dapat ditimbulkan baik oleh factor-faktor organic


maupun psikogen. Amnesia organic disebabkan karena gangguan pada
proses pencatatan dan penyimpanan. Sedangkan amnesia psikogen,
disebabkan karena gangguan pada proses produksi. Jenis-jenis amnesia :

◦ Amnesia anterograd : kehilangan ingatan dari peristiwa-peristiwa


yang terjadi sesudah kejadian yang menimbulkan amnesia tersebut,
sampai periode waktu tertentu.

◦ Amnesia retrograde : kehilangan ingatan dari peristiwa yang terjadi


sebelum kejadian yang menimbulkan amnesia tersebut, dari periode
waktu tertentu
Gangguan Daya Ingat
3. Paramnesia :

◦ Disebut juga peringatan salah. Keadaan dimana penderita tahu benar-benar bahwa apa
yang dialami sekarang, telah dialaminya pula pada waktu dahulu, sedang hal itu sama
sekali tidak benar.

◦ Konfabulasi : Cerita tentang soal-soal dan kejadian yang sebenarnya sama sekali
tidak terjadi.

◦ Déjà vu : ilusi peringatan. Adanya perasaan apa yang dilihat sekarang ini pernah
dilihat dan dikenal sebelumnya, padahal sebelumnya belum pernah melihat dan
mengenalnya.

◦ Jamais vu :Adanya perasaan salah atau palsu, dimana penderita tidak mengenal
situasi atau personal yang sebenarnya hal ini pernah di alami atau dikenalnya pada
waktu yang lampau. Sering didapatkan pada lobus temporalis, juga pada epilepsy.

4. Demensia : Dementia adalah gangguan atau degenerasi dari ukuran neuron, pada
kortika cerebri yang berlangsung lama, dengan akibat kehilangan efisiensi intelektual
yang bersifat permanen dan irreversible.
X. INTELEKTUAL & INTELEGENSI, PIKIRAN
ABSTRAK
◆ Intelek = taraf pendidikan

◆ Intelegensia = taraf kecerdasan

◆ Pikiran abstrak :

-kemampuan mengambil hal2 yang pokok dari satu


keseluruhan, membagi-bagi keseluruhan menjadi bagian2,
berpikir secara simbolik

-cara seseorang mengkonseptualisasikan idenya


Gangguan Intelegensi
◦Retardasi mental :
fungsi intelektual secara umum di bawah
normal
 bisa terjadi pd saat lahir atau berkembang
pd masa kanak-kanak
terganggunya proses belajar, penyesuaian
sosial, proses pematangan , sering disertai
gangguan emosi
derajat retardasi umumnya diukur dg IQ
(Intelligence Quotient)
XI. EKSPRESI, KARANGAN,
TULISAN DAN GAMBARAN
◦ Ekspresi berarti segala manifestasi dan segala cara untuk
melahirkan (menyatakan) proses-proses mental emosional
individu.
XII. INISIATIF
◦ Insiatif adalah dorongan untuk melakukan perbuatan yang
baru dan original, jadi bukan perbuatan yang sifatnya
sekedar mencontoh atau meniru.

◦ Baru disini tidak dalam arti definitif ( benar-benar baru )

contoh : Menutup jendela saat hujan


XIII. DAYA KONSENTRASI
◦ Daya konsentrasi adalah daya kemampuan seorang
individu untuk memusatkan pikiran atau perhatiannya
terhadap sesuatu hal, yang terdapat dalam kesadaran
individu tersebut.
XIV. PENDAPAT
◦ Pendapat adalah daya kemampuan individu untuk mengusahakan
suatu identifikasi realistic (pemastian yang berdasarkan
kenyataan) disertai suatu evaluasi realistiK (penilaian yang
bedsasarkan kenyataan), daripada berbagai faham dan peristiwa
dengan berbagai variabelnya, serta mengusahakan adanya relasi
dan limitasi antara faham dan fakta itu.

◦ Macam-macam pendapat :
1. Global / universal
2. Khusus / spesifik
3. Pribadi / personal
XIV. TILIKAN
Jenis/tingkatan tilikan :

1. Penyangkalan penyakit sama sekali.

2. Agak menyadari ia sakit dan membutuhkan bantuan tetapi dlm waktu


bersamaan menyangkal penyakitnya.

3. Sadar merasa sakit tetapi menyalahkan orang lain/faktor eksternal.

4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan sesuatu yg tdk diketahuinya.

5. Tilikan intelektual; menerima sakit dan gejala/kegagalan dlm penyesuaian


sosial akibat perasaan irrasional/ gangguan tertentu dlm dirinya.

6. Tilikan emosional sesungguhnya; kesadaran emosional ttg motif dan


perasaan dlm diri pasien dan orang penting dlm kehidupannya yg dapat
menyebabkan perubahan dasar perilakunya..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai