Anda di halaman 1dari 2

Ratmawati dan Herachwati (2007), mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Sedangkan Hersey dan
Blanchard (1995), kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi aktivitas
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam sutuasi tertentu. Secara esensial,
kepemimpinan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan dan melalui orang-orang.

Perhatian kepemimpinan itu tampaknya merupakan pencerminan dari dua aliran pikiran
terdahulu dalam teori organisasi-manajemen keilmuan dan hubungan manusia.

Dalam studi awal kepemimpinan yang dilakukan oleh Survey Research Center Universitas
Michigan, dinyatakan bahwa studi-studi itu mengidentifikasi dua konsep, yang mereka sebut
orientasi pegawai dan orientasi produksi.

Dengan mengikhtisarkan hasil penemuan studi-studi yang dilakukan di Research Center for
Group Dynamics, dikemukakan bahwa tujuan kelompok dapat dikelompokkan dalam dua
kategori: (i) pencapaian tujuan khusus kelompok atau (ii) pemeliharaan atau penguatan
kelompok itu sendiri.

Studi-studikepemimpinanyangdiawaliolehBureauofBusinessResearchdi UniversitasNegeri
Ohio berusaha mengidentifikasi berbagai dimensi perilaku pemimpin. Staf peneliti pada biro
itu, mendefinisikan kepemimpinan sebagai perilaku seseorang pada saat mengarahkan aktivitas
kelompok pada pencapaian tujuan dan akhirnya mempersempit uraian perilaku pemimpin
dalam dua dimensi: Struktur Inisiasi dan Konsiderasi (Initiating Structure and Consideration).

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Ada tiga
macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu ; otokratis, demokratis atau partisipatif dan
laissez faire, yang semuanya pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dan kekuatan. Pada
umumnya kebanyakan manajer menggunakan ketiganya pada suatu waktu, akan tetapi gaya
yang paling sering digunakan akan dapat dipakai untuk membedakan seorang manajer sebagai
pemimpin yang otokratis, demokratis atau laissez-faire.

Secara kasar terminologi “gaya” berarti atau ekuivalen dengan perilaku pemimpin. Hal ini
merupakan cara dengan mana pemimpin mempengaruhi para bawahannya. Studi-studi dan
teori-teori klasik maupun modern, secara langsung atau tidak langsung mempunyai implikasi-
implikasi pada gaya kepemimpinan. Contoh, studi Hawthorne diinterprestasikan dalam istilah-
istilah gaya pengawasan, dan Teori X dari McGregor (1944) mencerminkan gaya otokratis dan
teori Y nya menunjukkan gaya kepemimpinan humanistik. Studi Ohio State
mengidentifikasikan perhatian (tipe gaya suportif) dan struktur pengambilan inisiatif (tipe gaya
direktif) yang menjadi fungsi-fungsi kepemimpinan utama.

Keberhasilan berkaitan dengan cara seseorang atau kelompok berperilaku. Sebaliknya,


efektivitasmenggambar-kankeadaaninternal
ataupradisposisiseseorangataukelompokdankarenanya bersifat tetap. Apa bila orang-orang
hanya memikirkan keberhasikan, mereka cendrung mengutamakan kuasa posisi mereka dan
menerapkan supervisi yang ketat. Tetapi, apabila mereka efektif, mereka juga akan bergantung
pada kuasa pribadi dan menerapkan supervisi yang longgar. Kuasa posisi cendrung
didelegasikan kebawah melalui struktur organisasi, sedangkan kuasa pribadi dialirkan keatas
dari bawah melalui kesukarelaan pengikut.

Anda mungkin juga menyukai