Anda di halaman 1dari 28

WAWANCARA PSIKIATRIK

Untuk mengobati pasien psikiatrik secara efektifapakah dengan medikasi, manipulasi lingkungan, atau psikoterapi psikodinamikadokter psikiatrik harus membuat diagnosis yang akurat dan dapat dipercaya. Untuk menyusun diagnosis tersebut, dokter psikiatrik harus belajar mengenai pengaruh-pengaruh genetika, temperamental, biologi, perkembangan, sosial, dan psikologis. Dokter psikiatrik harus mampu untuk menyampaikan suatu rapport dan kepercayaan yang memungkinkan pasien berbicara secara jujur dan akrab. Dokter psikiatrik harus mengembangkan keterampilan dan teknik wawancara yang paling efektif memungkinkan pasien menggambarkan tanda dan gejala yang, secara bersama-sama, berperan dalam berbagai sindroma yang kemungkinan dapat dijelaskan dan dapat diobati. Pasien-pasien terentang dari mereka yang pandai berbicara dengan jelas, dan mudah untuk diikutsertakan sampai mereka yang mengalami gangguan berpikir, paranoid, berespon terhadap stimuli internal, dan mengalami disorganisasi yang berat. Wawancara itu sendiri mungkin bervariasi, tergantung pada tantangan spesifik yang ditemukan pada tiap-tiap pasien. Beberapa teknik adalah berlaku universal pada semua situasi; teknik lain terutama dapat diterapkan pada jenis wawancara tertentu. Nancy Andreason dan Donald Black telah menuliskan 11 teknik yang sering pada sebagian besar situasi wawancara psikiatrik yang dijabarkan sebagai berikut. 1. Dapatkan rapport seawal mungkin pada wawancara 2. Tentukan keluhan utama pasien 3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan diagnosis banding sementara 4. Singkirkan atau masukkan berbagai kemungkinan diagnostik dengan menggunakan pertanyaan yang terpusat dan terinci 5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup gigih untuk menentukan dengan akurat jawaban pertanyaan 6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk mengamati bagaimana kuatnya pikiran berkaitan. 7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup 8. Jangan takut menanyakan tentang topik yang Anda atau pasien rasakan sulit atau memalukan 9. Tanyakan tentang pikiran bunuh diri

10. Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan pada akhir wawancara 11. Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa kepercayaan dan, jika mungkin, harapan

Penatalaksanaan Waktu
Konsultasi awal berlangsung selama 30 menit sampai satu jam, tergantung pada keadaan. Wawancara dengan pasien psikotik atau dengan penyakit medis adalah singkat karena pasien mungkin merasakan bahwa wawancara adalah menegangkan. Wawancara yang panjang mungkin diperlukan di ruang gawat darurat. Kunjungan kedua dan wawancara psikiatrik yang terus menerus juga bervariasi dalam lamanya. The American Board of Psychiatry and Neurology di dalam pemeriksaan oral klinisnya pada psikiatrik memberikan waktu 30 menit untuk pemeriksaan psikiatrik. Penatalaksanaan waktu perjanjian dengan pasien mengungkapkan aspek penting dari kepribadian dan penanganan. Sering kali, pasien datang beberapa menit sebelum waktu perjanjiannya. Seorang pasien yang penuh kecemasan mungkin datang sekurangnya setengah jam lebih awal. Jika pasien datang sangat awal, dokter mungkin ingin menggali alasannya. Pasien yang datang terlambat untuk suatu perjanjian menghadapi sekumpulan kemungkinan pertanyaan lainnya. Untuk pertama kalinya terjadi, doker mungkin mendengarkan penjelasan yang diberikan dan berespon secara simpatik jika keterlambatan adalah karena keadaan yang di luar kemampuan pasien. Jika pasien mengatakan, Saya lupa tentang perjanjian, hal tersebut merupakan petunjuk bahwa ada sesuatu yang menyebabkan pasien merasa cemas atau tidak nyaman untuk pergi ke dokter, dan hal tersebut perlu digali lebih lanjut. Dokter psikiatrik dapat bertanya langsung, Apakah Anda merasa enggan untuk datang hari ini? Jika jawabannya adalah, Ya, dokter psikiatrik dapat mulai untuk menggali kemungkinan alasan untuk keengganan pasien. Jika jawabannya adalah, Tidak, kemungkinan paling baik membatalkan pertanyaan langsung mengenai keterlambatan dan hanya mendengarkan pasien. Dengan mendengarkan secara cermat, dokter psikiatrik biasanya dapat mendeteksi tema yang mungkin tidak disadari oleh pasien. Tema tersebut selanjutnya dapat digali oleh pasien dan dokter psikiatrik dalam usaha untuk mengerti secara lebih baik apa yang dialami pasien. Penganganan waktu oleh dokter psikiatrik juga merupakan faktor yang penting di dalam wawancara. Kesembronoan tentang waktu menyatakan tidak adanya perhatian pada

pasien. Jika dokter psikiatrik secara tidak dapat menghindarkan keterlambatan untuk suatu wawancara, adalah tepat untuk mengungkapkan rasa penyesalan karena telah membiarkan pasien menunggu.

Susunan Tempat Duduk


Cara kursi disusun di tempat periksa dokter psikiatrik adalah mempengaruhi wawancara. Kedua kursi harus kira-kira sama tingginya, sehingga tidak ada orang yang melihat ke bawah untuk melihat yang lainnya. Sebagian besar dokter psikiatrik berpikir bahwa lebih disukai untuk menyusun kursi tanpa adanya perabot lain di antara dokter dan pasien. Jika kursi terdiri dari beberapa kursi, dokter psikiatirk menentukan kursinya sendiri dan selanjutnya membiarkan pasien memilih kursi di mana ia akan merasa paling nyaman. Jika pasien yang sedang diwawancarai adalah seorang yang kemungkinan berbahaya, pintu ruang wawancara harus dibiarkan terbuka, dokter psikiatrik harus duduk di tempat yang paling dekat dengan pintu, dan, jika diperlukan orang ketiga harus diminta berdiri di luar atau bahkan di dalam ruangan, untuk berjaga-jaga jika terdapat masalah.

Tempat Periksa Dokter Psikiatrik


Dokter psikiatrik tidak dapat sama sekali tidak dikenal oleh pasiennya. Tempat periksa dokter psikiatrik dapat mengatakan kepada pasiennya suatu yang baik tentang kepribadian dokter psikiatrik. Warna dinding ruangan, lukisan dan diploma di dinding, perabotan, tanaman, buku, dan foto pribadisemuanya menggambarkan dokter psikiatrik di dalam cara yang tidak diverbalkan secara langsung. Pasien seringkali mempunyai reaksi terhadap tempat periksa dokternya yang mungkin menyimpang atau tidak, dan mendengarkan dengan cermat atas setiap komentar dapat membantu dokter psikiatrik untuk mengerti pasiennya. Peneliitian telah menunjukkan bahwa pasien berespon lebih positif pada dokter laki-laki yang menggunakan jas dan dasi daripada mereka yang tidak. Tidak ada penelitian yang telah dilakukan tentang pakaian dokter wanita, tetapi, dari memperhitungkan kemungkinan, respon yang positif kemungkinan ditimbulkan oleh pakaian profesional.

Membuat Catatan
Untuk alasan lebal dan medis suatu catatan tertulis yang adekuat tentang tiap-tiap pasien harus dibuat. Catatan pasien juga membantu ingatan dokter psikiatrik. Tiap-tiap klinisi harus membuat suatu sistem penyimpanan catatan dan memutuskan informasi mana yang akan dicatat. Banyak dokter psikiatrik membuat catatan lengkap selama beberapa sesion pertama sambil mengungkapkan data riwayat. Setelah waktu itu sebagian besar dokter psikiatrik hanya mencatat informasi riwayat yang penting, peristiwa yang penting dalam kehidupan pasien, medikasi yang diresepkan, mimpi-mimpi, dan komentar umum tentang kemajuan pasien. Beberapa dokter psikiatrik mempertahankan catatan proses yang terinci (catatan kata demi kata dari suatu sesion) pada pasien tertentu, menulis segera setelah suatu sesion sebanyak sesion yang dapat diingatnya. Catatan proses menyebabkan jauh lebih mudah untuk menentukan kecenderungan dalam pengobatan (dengan mengingat masalah transferensi dan transferensi-balik) dan mengulangis esion untuk mengambil gagasangagasan yang mungkin telah terlewatkan . Catatan proses juga membantu jika dokter psikiatrik adalah bekerja dengan seorang pengawas atau konsultan yang memerlukan presentasi yang akurat dari suatu sesion tertentu. Sebagian dokter psikiatrik tidak menganjurkan membuat catatan yang banyak selama suatu sesion, karena menulis dapat menurunkan kemampuan untku mendengarkan. Tetapi, beberapa pasien dapat mengungkapkan kemarahan jika dokter psikiatrik tidak menulis catatan selama suatu wawancara, mereka mungkin merasa takut kalau komentar mereka tidak cukup penting untuk dicatat atau bahwa dokter psikiatrik tidak tertarik padanya. Karena kemungkinan tidak membuat catatan selama suatu sesion adalah tidak mempunyai hubungan dengan pendengaran dokter psikiatrik, jenis perasaan tersebut dari pihak pasien dapat digali lebih lanjut untuk mengerti rasa takut tidak ditangani secara serius.

Wawancara Selanjutnya
Wawancara setelah wawancara yang pertama memungkinkan pasien mengkoreksi tiap kesalahan informasi yang telah diberikan dalam pertemuan pertama. Seringkali sangat membantu untuk memulai wawancara kedua dengan bertanya pada pasien apakah ia telah berpikir tentang wawancara pertama dan untuk tiap reaksi terhadap pengalaman tersebut. Variasi lain dari teknik tersebut adalah dengan berkata, Seringkali orang berpikir tentang

hal-hal tambahan yang ingin mereka diskusikan setelah mereka pulang. Pikiran apa yang Anda miliki? Dokter psikiatrik seringkali mempelajari sesuatu nilai jika mereka bertanya pada pasiennya apakah mereka pernah mendiskusikan wawancara dengan orang lain. Jika pasien pernah melakukannya, perincian tentang tanya jawab dan dengan siapa pasien bercerita adalah memberikan penjelasan. Tidak terdapat sekumpulan aturan mengenai topik mana yang paling baik ditunda sampai wawancara kedua. Pada umumnya, saat rasa nyaman dan akrab pasien dengan dokter psikiatrik adalah meningkat, mereka menjadi semakin mampu untuk mengungkapkan perincian tentang kehidupan mereka.

Melakukan Wawancara Situasi


Cara dengan mana wawancara dilakukanteknik dan struktur spesifik tergantung pada keadaan di mana wawancara dilakukan, tujuan wawancara, dan kekuatan, kelemahan, dan diagnosis pasien tertentu. Dokter psikiatrik dilatih untuk bersikap fleksibel dalam memodifikasi gaya wawancaranya untku mengikuti situasi tertentu. Pasien yang mempunyai diagnosis psikiatrik yang berbeda adalah berbeda dalam kemampuannya untuk berperan serta dalam wawancara dan berbeda dalam tantangan yang diberikannya pada dokter psikiatrik yang melakukan wawancara. Tema tertentu yang konsisten seringkali terlihat dalam wawancara dengan pasien tertentu yang mempunyai diagnosis yang sama, walaupun, bahkan dengan diagnosis yang sama, pasien mungkin memerlukan strategi wawancara yang cukup berbeda. Pasien depresi dan kemungkinan bunuh diri. Pasien depresi seringkali tidak mampu untuk bercerita secara spontan dan adekuat mengenai penyakitnya karena faktorfaktor tertentu seperti retardasi psikomotor dan keputusasaan. Dokter psikiatrik harus siap untuk bertanya secara spesifik pada seseorang yang mengalami depresi tentang riwayat dan gejala yang berhubungan dengan depresi, termasuk pertanyaan tentang ide bunuh diri, di mana pasien pada awalnya tidak sukarela. Alasan lain untuk bersikap spesifik dalam bertanya kepada pasien depresi adalah bahwa pasien mungkintidak menyadari bahwa gejala tertentu seperti berjalan selama malam atau meningkatnya keluhan somatik adalah berhubungan dengan gangguan depresi.

Salah satu aspek yang paling sulit dalam menghadapi pasien depresi adalah mengalami keputusasaannya. Banyak pasien yang mengalami depresi berat percaya bahwa perasaannya yang sekarang akan terus tidak terbatas dan tidak ada harapan. Dokter psikiatrik harus berhati-hati untuk tidak menenteramkan pasien tersebut secara permatur bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik, karena pasien kemungkinan besar akan merasakan penenteraman tersebut sebagai suatu indikasi bahwa dokter psikiatrik tidak mengerti derajat penderitaan yang mereka rasakan. Pendekatan yang tepat bagi dokter psikiatrik adalah menyatakan bahwa ia merasakan betapa sulitnya perasaan pasien, bantuan tersebut tentu dimungkinkan, dan pada saat itu dapat dimengerti bahwa pasien tidak percaya bahwa mereka akan ditolong. Selain itu, dokter psikiatrik harus memperjelas bahwa ia memutuskan untuk membantu pasien agar merasa lebih baik, bahwa semua peralatan farmakologis dan psikologis yang spesifik dan efektif akan digunakan, dan pasien tidak akan diabaikan selama mana mungkin terdapat periode pemulihan yang lama. Sampai saat tersebut, segala sesuatu yang telah dilakukan pasien untuk menghilangkan gangguannya belum bekerja, dan pada saat dokter psikiatrik mewawancarai mereka, mereka mungkin putus asa. Dapat merupakan suatu peringanan bagi pasien yang mengalami depresi jika dokter psikiatrik secara jujur mengatakan bahwa mereka dapat diobati tetapi akan memerlukan sedikit usaha dan waktu bagi dokter psikiatrik untuk menemukan metoda yang paling efektif untuk mengobati gangguan depresif spesifik pasien. Pesan tersebut menyampaikan bukan perasaan ketenteraman yang palsu, yang dapat membuat pasien depresi merasa lebih terdepresi daripada sebelumnya, tetapi suatu perasaan bahwa dokter psikiatrik mengerti siapa pasiennya dan pengobatan apa yang akan bekerja paling cepat dan paling efektif bagi pasien. Tiap orang yang mengalami depresi berharap, secara disadari maupun tidak disadari, bahwa dokter psikiatrik akan secara ajaib dan segera menyembuhkan mereka, tetapi sebagian besar orang mau untuk mengikuti jalur terapetik, bahkan jika sebagian dari mereka percaya bahwa tidak ada harapan. Dokter psikiatrik yang melakukan wawancara harus berhati-hati untuk tidak membuat janji bahwa pengobatan spesifik adalah pemecahannya. Jika pengobatan tersebut ternyata tidak bekerja pada pasien, kekecewaan akan menghilangkan harapan terakhir pasien. Bunuh Diri Permasalahan khusus saat mewawancarai pasien yang mengalami depresi adalah kemungkinan untuk bunuh diri. Ingatlah bahwa kemungkinan bunuh diri adalah sangat penting jika melakukan wawancara pada tiap pasien depresi, bahkan jika tidak tampak risiko

bunuh diri. Dokter psikiatrik harus bertanya secara spesifik, Apakah Anda bunuh diri sekarang, atau apakah Anda mempunyai rencana untuk menghabisi hidup Anda sendiri? Suatu catatan bunuh diri, riwayat bunuh diri pada keluarga, atau usaha bunuh diri sebelumnya pada pasien meningkatkan risiko bunuh diri. Bukti-bukti adanya impulsivitas atau pesimisme yang pervasif tentang masa depan juga menempatkan pasien dalam risiko. Jika dokter psikiatrik memutuskan bahwa pasien berada dalam ancaman risiko untuk usaha bunuh diri, pasien harus dirawat di rumah sakit atau dilindungi dengan cara lain. Situasi yang sulit timbul jika tampaknya tidak terdapat suatu risiko segera tetapi kemungkinan bunuh diri ada selama pasien tetap terdepresi. Jika diambil keputusan untuk tidak merawat pasien dengan segera, dokter psikiatrik harus menekankan dengan keras bahwa pasien berjanji untuk menelpon tiap saat tekanan bunuh diri timbul. Di dalam situasi tersebut pasien seringkali mempunyai krisis setelah tengah malam dan menelpon dokter psikiatrik, yang harus meyakinkan pasiennya bahwa dokter dapat dihubungi setiap saat. Setelah menentukan bahwa dalam kenyataannya dokter psikiatrik ada, pasien seringkali merasa tenteram dan dapat mengontro impuls dan menghadiri sesion terjadwal secara teratur untuk penggalian perasaan bunuh diri. Pasien yang kasar Pasien yang kemungkinan melakukan kekerasan harus didekati dengan sikap dan teknik yang sama dengan yang digunakan pada pasien bunuh diri. Sebagai contohnya, menyatakan bahwa dokter mampu menangani kemungkinan kekerasan dari pasien adlaah penting. Hal ini menyatakan bahwa dokter sudah membiasakan diri dengan hal yang tidak menyenangkan, dan juga yang menyenangkan, di dalam hidupnya dan merupakan bagian dari tugas dokter untuk membantu pasien tetap di dalam kendali dan memastikan bahwa baik pasien atau orang lain tidak akan mengalami luka. Seringkali, dokter psikiatrik menghadapi seorang pasien yang kasar di lingkungan rumah sakit. Sebagai contohnya, saat polisi membawapasien ke ruang gawat darurat, pasien seringkali berada di dalam suatu jenis pengekangan fisik (sebagai contohnya, borgol tangan). Dokter psikiatrik harus menentukan apakah kontak verbal yang efektif dapat dilakukan dengan pasien atau apakah rasa realitas pasien sangat terganggu sehingga wawancara yang efektif tidak dimungkinkan. Jika tes realitas yang terganggu merupakan masalah, dokter psikiatrik perlu mengobati pasien sebelum dapat memulai tiap usaha wawancara. Tetapi, jika tes realitas tidak terlalu terganggu, salah satu pertanyaan pertama yang diajukan adalah apakah aman melepaskan pengekangan fisik dari pasien. Pertanyaan tersebut dapat diajukan

secara terus terang, yang mengungkapkan perhatian tentang keamanan pasien dan orang lain di daerah sekitarnya. Banyak dokter psikiatrik memilih untuk membiarkan pengekangan terpasang pada pasien sampai sekurangnya telah didapatkan riwayat dan ditegakkan suatu rapport. Jika harus diputuskan untuk melepaskan pengekangan, dokter psikiatrik harus memonitor dengan cermat apa yang terjadi pada pasien saat pengekangan dikendurkan. Jika pasien tetap tenang dan tampaknya merasa ringan, proses pelepasan pengekangan dapat diteruskan. Jika pasien melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyatakan bahwa pelepasan pengekangan akan menyebabkan peningkatan agitasi, keputusan untuk melepaskan pengekangan harus dinilai kembali dengan segera. Dengan atau tanpa pengekangan, seorang pasien yang kasar tidak boleh diwawancarai sendirian; sekurangnya satu orang lain harus selalu ada, dan di dalam situasi tertentu orang tersebut harus seorang petugas kemanan atau petugas polisi. Tindakan berjagajaga lainnya adalah membiarkan pintu ruang wawancara terbuka dan duduk di antara pasien dan pintu, sehingga pewawancara mempunyai jalan keluar yang tidak terhalangi jika diperlukan. Dokter psikiatrik harus memperjelas, dengan cara y ang tegas tetapi tidak dalam kemarahan, bahwa pasien boleh mengatakan atau merasakan sesuatu tetapi tidak bebas untuk bertindak dalam cara kekerasan. Pernyataan tersebut harus didukung oleh kehadiran staf yang bersatu, tenang, dan konsisten, sehingga pasien mengerti bahwa terdapat usaha pertolongan untuk mempertahankan kontrol, termasuk kemampuan untuk menundukkan pasien secara fisik jika diperlukan. Konfrontasi dengan seorang pasien yang kasar harus dihindari, dan juga tiap perilaku yang yang dapat ditafsirkan sebagai merendahkan atau tidak menghormati pasien. Di dalam batas-batas keamanan, pewawancara harus menghormati sebanyak mungkin kebutuhan pasien akan ruang. Pertanyaan spesifik yang perlu dijawab oleh pasien yang kasar adalah termasuk tentang tindakan kekerasan pasien sebelumnya dan kekerasan yang dialami semasa masa anak-anak. Dokter psikiatrik harus menentukan di dalam kondisi spesifik mana pasien berusaha melakukan kekerasan, dan bukti-bukti yang menguatkan sebagai aspek penting dari riwayat pasien harus didapatkan dari teman-teman dan anggota keluarga. Tabel 1 meringkaskan hal yang perlu dilakukan dan jangan sampai dilakukan dalam menangani pasien yang kasar.

Tabel 1 - Lakukan dan Jangan Lakukan dalam Mengobati Pasien yang Melawan Lakukan Antisipasi kemungkinan kekerasan dari pasien yang bersikap bermusuhan, mengancam, teragitasi, gelisah, atau penyiksa atau dari mereka yang kehilangan kendali karena alasan apapun Perhatikan perasaan hati Anda. Jika Anda merasa takut atau tidak tenang, hentikan wawancara dan mintalah pertolongan Panggillah sebanyak mungkin petugas keamanan atau perawat saat pertama kali terlihat tanda kekerasan. Pasien yang melihat bahwa Anda menanggapinya dengan serius seringkali tidak akan bertindak lebih jauh. Jika mereka bertindak, Anda akan siap Tanyakan apakah pasien membawa senjata. Senjata harus ditahan oleh petugas keamanan. Jangan pernah memeriksa seorang pasien yang bersenjata Tawarkan bantuan, makanan, pengobatan. Dukung pasien dengan mengomentari kekuatan dan pengendalian dirinya Jika diperlukan pengikatan, tunjuk masing-masing anggota satu tim untuk memegang kepala pasien dan untuk tiap anggota gerak Bersikaplah manusiawi tetapi tegas, jangan melakukan tawar menawar. Geledahlah pasien untuk mencari zat psikoaktif dan senjata Jika pasien menolak medikasi oral, tawarkan suatu injeksi setelah beberapa menit. Siaplah untuk memberikannya jika pasien terus menolak. Perhatikan terus pasien yang tersedasi atau diikat. Pasien yang terikat tidak boleh ditinggalkan sendiri. Rawatlah di rumah sakit pasien yang menyatakan keinginannya untuk membahayakan orang lain, menolak menjawab pertanyaan tentang niat mereka untuk membahayakan, penyalahguna alkohol atau zat lain, psikotik, memiliki gangguan kognitif, atau menolak bekerja sama dalam terapi Peringatkan kemungkinan korban dari ancaman kekerasan, dan beritahukan kepada petugas yang tepat Ikuti tiap orang yang melakukan kekerasan, dan catat dalam kartu Jangan Lakukan Jangan abaikan perasaan hati Anda bahwa seorang pasien mungkin berbahaya Jangan memeriksa orang yang marah, mengancam, gelisah dengan segera Jangan mengganggu kemampuan Anda untuk meloloskan diri dari situasi yang berbahaya. Jangan duduk di belakang meja Jangan menentang pasien dengan menjawab secara marah atau merendahkan Jangan menyentuh atau mengejutkan pasien atau mendekati secara cepat tanpa memberi tahu Jangan mencoba mengikat pasien tanpa bantuan yang cukup Jangan mengabaikan mencari penyebab organik dari kekerasan Jangan tawar menawar dengan orang yang melakukan kekerasan tentang perlunya pengikatan, medikasi, atau perawatan psikiatrik Jangan melupakan masalah medikolegal, seperti dokumentasi yang lengkap dari semua intervensi dan kewajiban untuk memperingati dan melindungi. Jika pasien dipindahkan, katakan kepada dokter yang bertugas tentang tiap ancaman dan korban yang khusus Jangan melupakan keluarga dan teman sebagai sumber informasi yang penting

Pasien dengan waham Waham dari seorang pasien tidak boleh ditantang secara langsung. Waham mungkin merupakan pikiran sebagai suatu strategi pertahanan dan perlindungan diri pasien, walaupun maladaptif, untuk melawan ancaman kecemasan, penurunan harga diri, dan kebingungan. Menantang suatu waham dengan menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar atau tidak mungkin hanya meningkatkan kecemasan pasien dan seringkali menyebabkan

pasien yang terancam mempertahankan keyakinannya bahkan secara lebih mati-matian. Tetapi, tidak dianjurkan untuk berpura-pura mempercayai waham pasien. Seringkali, suatu pendekatan yang sangat membantu adalah untuk menyatakan bahwa dokter mengerti keyakinan pasien akan waham adalah benar tetapi dokter tidak mempunyai keyakinan yang sama. Kemungkinan paling produktif untuk memusatkan pada perasaan, rasa takut, dan harapan yang mungkin mendasari keyakinan waham untuk mengerti apa fungsi tertentu dari waham yang dipertahankan pasien. Semakin besar pasien merasa bahwa dokter psikiatrik menghormati, mengerti, dan mendengarkan pasien, semakin besar kemungkinan pasien berbicara tentang dirinya sendiri, bukan tentang wahamnya. Waham mungkin sangat terfiksasi, tetap, dan kronis, atau kemungkinan merupakan subjek pertanyaan dan keraguan dari pasien dan dapat berlangsung hanya dalam waktu yang relatif singkat. Pasien mungkin dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh keyakinan waham dan mungkin mampu mengenali efeknya. Waham, seperti juga sebagian besar gejala psikiatrik, terjadi dalam spektrum dari berat sampai ringan dan harus diperiksa tentang derajat beratnya, terfiksasinya, kerumitannya, kekuatan untuk mempengaruhi tindakan pasien, dan penyimpangannya dari keyakinan normal. Andreason dan Black telah menganjurkan beberapa metoda yang membantu untuk mendapatkan keyakinan waham dari pasien (Tabel 2).

Tabel 2 Metoda Menggali Keyakinan Waham


Waham Pertanyaan

Waham kejar (misalnya, seseorang sedang diikuti, suratnya telah dibuka, rumahnya dipasang alat perekam, diamati oleh pemerintah)

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam bersama-sama orang lain? Apakah Anda merasa bahwa orang-orang menentang Anda? Apakah seseorang telah mencoba untuk membahayakan diri Anda atau bersekongkol menentang Anda? Apakah Anda takut bahwa pasangan Anda adalah tidak jujur? Bukti apa yang Anda miliki? Apakah Anda merasa bahwa Anda telah melakukan hal yang menakutkan? Apakah ada yang mengganggu kesadaran Anda? Apa itu? Apakah Anda merasa layak mendapatkan hukuman atasnya? Apakah Anda memiliki kekuatan, bakat, atau kemampuan khusus?

Waham cemburu (misalnya, pasangan memiliki hubungan gelap) Waham dosa atau bersalah (misalnya, seseorang telah melakukan dosa yang menakutkan, seseorang adalah bertanggungjawab atas tindakan yang tidak termaafkan, seseorang patut untuk dihukum) Waham kebesaran (misalnya, seseorang memiliki kekuatan, kemampuan, identitas khusus)

Apakah Anda merasa bahwa Anda akan mencapai hal yang besar? Waham somatik (misalnya, seseorang yakin bahwa tubuhnya menderita penyakit, abnormal, atau berubah) Apakah ada gangguan dengan cara kerja tubuh Anda? Apakah Anda melihat adanya perubahan dalam penampilan Anda? Apa penyebabnya? Apakah Anda berjalan ke dalam ruangan dan berpikir bahwa orang lain sedang membicarakan Anda atau menertawakan Anda? Apakah Anda melihat di majalah atau TV yang menyebut diri Anda atau memiliki arti khusus bagi Anda? Apakah Anda telah menerima pesan khusus dengan suatu cara? Apakah Anda mendengar pikiran Anda berbicara, seakanakan ada suara di luar kepala Anda? Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda disiarkan sehingga orang lain dapat mendengarnya? Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah dimasukkan ke dalam kepala Anda oleh sumber atau orang di luar? Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah diambil oleh sumber atau orang di luar?

Gagasan atau waham menyangkut diri sendiri (ideas and delusion of reference) (misalnya, seseorang yakin bahwa tanda, pernyataan atau peristiwa yang tidak penting adalah ditujukan pada dirinya atau memiliki arti khusus)

Siar pikiran, penyisipan pikiran, dan penarikan pikiran

Mewawancarai sanak saudara Wawancara dengan anggota keluarga pasien dapat bermanfaat dan mungkin penuh dengan kesulitan. Sebagai contohnya, pasangan hidup mungkin sangat teridentifikasi dengan pasien sehingga kecemasan melanda kemampuan pasangan untuk memberikan informasi yang berhubungan. Anggota keluarga mungkin tidak menyadari bahwa jenis informasi tertentu paling baik diberikan oleh seorang pengawas dan jenis informasi lainnya mungkin didapatkan hanya dari pasien; sebagai contohnya, anggota keluarga mungkin mampu untuk menggambarkan aktivitas sosial pasien, tetapi hanya pasien yang dapat menggambarkan apa yang ia pikir dan rasakan. Dokter psikiatrik harus sangat peka dalam berdiskusi dengan keluarga pasien; jika diskusi tersebut tidak ditangani dengan tepat oleh dokter psikiatrik, hubungan antara pasien dan dokter dapat rusak. Wawancara dengan anggota keluarga dapat dipandang dari berbagai sudut pandangan. Jika tujuan dokter adalah untuk mendiagnosis suatu gangguan, maka semakin banyak fakta yang diberikan pada dokter, semakin mudah untuk menyusun diagnosis, prognosis, dan pengobatan. Tetapi, dari pandangan dinamika dan analitika, jika dokter melihat masalah pasien sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan tokoh penting di dalam kehidupannya, kenyataan eksternal adalah kurang penting daripada persepsi pasien sendiri. Pada umumnya, semakin serius keadaan pasien saat datang (sebagai contohnya, gangguan

depresi berat, ide bunuh diri, atau psikosis), semakin mungkin dan kemungkinan lebih tepat bagi dokter psikiatrik berhadapan dengan anggota keluarga. Satu aspek paling penting yang berhubungan dengan berbicara dengan anggota keluarga harus dilakukan secara konfidensial. Akhirnya, dokter harus belajar untuk mendapatkan informasi dan menawarkan harapan kepada anggota keluarga tanpa mengungkapkan informasi tentang pasien yang mana pasien tidak ingin untuk diungkapkan. Mengkhianati suatu kepercayaan dapat membuat pengobatan pasien menjadi tidak mungkin. Tetapi, jika masalahnya adalah tentang ide bunuh diri atau membunuh, pasien harus mengerti bahwa informasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dirahasiakan, untuk perlindungan pasien dan orang lain.

Riwayat Psikiatrik
Riwayat psikiatrik adalah catatan kehidupan pasien yang memungkinkan dokter psikiatrik untuk mengerti siapa pasiennya, dari mana pasien berasal, dan ke mana pasien kemungkinan pergi di masa mendatang. Riwayat adalah cerita kehidupan pasien yang diceritakan kepada dokter psikiatrik dalam kata-kata pasien dan dari sudut pandangan pasien sendiri. Banyak kali riwayat juga termasuk informasi tentang pasien yang didapatkan dari sumber-sumber lain, seperti orang tua atau pasangan hidup pasien. Mendapatkan riwayat yang lengkap dari seorang pasien dan, jika diperlukan dari sumber yang diketahui adalah penting untuk membuat diagnosis yang tepat dan menyusun rencana pengobatan yang efektif dan spesifik. Riwayat psikiatrik agak berbeda dari riwayat yang digali di dalam kedokteran atau bedah. Di samping menggali data yang konkrit dan aktual tentang kronologi pembentukan gejala dan riwayat psikiatrik dan meids yang lalu, dokter psikiatrik berusaha untuk mendapatkan dari gambaran yang sukar ditangkap mengenai riwayat karakteristik kepribadian pasien individual, termasuk kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan pasien. Riwayat psikiatrik memberikan wawasan ke dalam sifat hubungan dengan orang yang paling dekat dengan pasien dan termasuk semua orang yang penting dalam kehidupan pasien di masa lalu dan saat ini. Gambaran perkembangan pasien yang menyeluruh dan tepat, dari tahun-tahun pertumbuhan dan perkembangan yang paling awal sampai sekarang ini, biasanya dapat diperoleh. Teknik yang paling penting dalam mendapatkan riwayat psikiatrik adalah membiarkan pasien menceritakan ceritanya sendiri dengan kata-katanya sendiri untuk

membiarkan mereka merasa paling penting. Pewawancara yang terampil mengenali waktu, saat pasien menceritakan ceritanya, di mana mereka dapat mengeluarkan pertanyaan yang relevan tentang bidang-bidang yang digambarkan di dalam garis besar riwayat dan pemeriksaan status mental. Sejumlah format standar dan dapat diterima untuk riwayat psikiatrik tersedia. Salah satu format dijabarkan sebagai berikut: I. II. III. Data identifikasi Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang A. Onset B. Faktor pencetus IV. Penyakit sebelumnya A. Psikiatrik B. Medis C. Riwayat alkohol dan zat lain V. Riwayat pribadi (anamnesis) A. Pranatal dan perinatal B. Masa anak-anak awal (sampai usia 3 tahun) C. Masa anak-anak pertengahan (usia 3-11 tahun) D. Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja) E. Masa dewasa 1. Riwayat pekerjaan 2. Riwayat perkawinan dan hubungan 3. Riwayat militer 4. Riwayat pendidikan 5. Keagamaan 6. Aktivitas sosial 7. Situasi hidup sekarang 8. Riwayat hukum VI. Riwayat psikoseksual VII. Riwayat keluarga VIII. Mimpi, khayalan, nilai hidup

Data Identifikasi
Data identifikasi adalah: alat untuk memberikan sketsa ringkas tentang karakteristik pasien yang kemungkinan penting yang dapat mempengaruhi diagnosis, prognosis, pengobatan dan kepatuhan.

Data identifikasi meringkas tentang: 1. Nama pasien 2. Usia 3. Status perkawinan 4. Jenis kelamin 5. Pekerjaan 6. Bahasa jika selain bahasa Inggris 7. Latar belakang etnis 8. Agama dan keadaan kehidupan sekarang Wawancara ini, merupakan sumber informasi apakah gangguan sekarang ini merupakan gangguan episode pertama dari jenis tersebut bagi pasien. Sebagai contoh laporan tertulis data identifikasi adalah sebagai berikut: JJ adalah seorang pria katolik 25 tahun belum menikah, sekarang mengganggur dan tunawisma, tinggal di tempat penampungan masyarakat dan di jalan. Wawancara dilakukan di ruang gawat darurat dengan pasien dalam pengekangan pada keempat anggota geraknya dengan dihadiri dua anggota staf klinik dan satu anggota polisi. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang ke-10 bagi tuan JJ, ke ruang gawat darurat dalam satu tahun terakhir. Sumber informasi ini adalah termasuk pasien sendiri dan petugas polisi yang membawanya ke ruang gawat darurat. Petugas polisi ini telah menyaksikan pasien di jalanan dan mengenalinya dari episode sebelumnya.

Keluhan Utama
Keluhan utama dengan kata-kata pasien sendiri menyatakan mengapa ia telah datang atau dibawa untuk mendapat kan bantuan. Keluhan ini harus di catat bahkan jika pasien tidak mampu untuk berbicara dan suatu gambaran tentang orang yang memberikan informasi harus di masukkan. Penjelasan pasien tidak tergantung tentang bagaimana kacaunya atau tidak relevannya keluhan itu. Dan harus dicatat kata demi kata di dalam bagian keluhan utama. Orang lain yang datang sebagai sumber informasi selanjutnya dapat

memberikan versi mereka sendiri tentang peristiwa yang ada di dalam bagian riwayat penyakit sekarang. Contoh dari keluhan utama: Saya merasa sangat tertekan dan bepikir tentang membunuh diri saya sendiri. Tiap motor yang ada di depan rumah saya mempunyai no polisi yang mengirimkan pada saya suatu pesan rahasia tentang suatu rencana untuk membunuh Presiden.

Riwayat Penyakit Sekarang


Memberikan gambaran yang lengkap dan kronologis tentang peristiwa yang menyebabkan momen sekarang ini dalam kehidupan pasien. Bagian riwayat penyakit yang kemungkinan paling membantu dalam membuat suatu diagnosis: 1. Apa onset episode terakhir 2. Apa peristiwa pencetus, langsung atau pemicu 3. Mengapa pasien datang ke dokter pada saat ini 4. Bagaimana keadaan hidup pasien saat onset gejala atau perubahan prilaku 5. Bagaimana mereka memperlakukan pasien sehingga gangguan yang tampak bermanifestasi Perkembangan gejala pasien harus digambarkan dan diringkaskan di dalam cara yang tersusun dan sistematis. Gejala yang tidak tampak juga harus di gambarkan semakin terinci terinci riwayat penyakit sekarang semakin mungkin dokter membuat diagnosis yang akurat. Pasien yang terorganisasi baik biasanya mampu untuk menyampaikan cerita riwayat kronologis,tetapi seotang pasien yang mengalami disorganisasi adalah lebih sulit untuk diwawancarai karena peristiwa kronologisnya kacau. Pada kasus tersebut menghubungi informan lain, seperti anggota keluarga dan teman teman dapat bermanfaat dalam membantu memperjelas cerita pasien.

Penyakit Sebelumnya

Bagian dari riwayat psikiatrik ini merupakan suatu peralian dari riwayat penyakit sekarang dan riwayat pribadi pasien. Idealnya pada titik ini cerita yang terinci tentang subtrat psikologis maupun biologis dari pasien yang telah ada sebelumnya dan mendasari dikemukakan dan petunjuk serta bukti bukti yang penting tentang daerah yang rentan pada fungsi pasien dikemukakan. Dengan mengingat riwayat medis yang lalu dokter psikiatri harus mendapatkan tinjauan medis tentang gejala dan mencatat tiap penyakit medis atau bedah yang berat dan trauma berat khususnya yang memerlukan perawatan dirumah sakit, yang dialami oleh pasien. Penyebab komplikasi dan pengobatan tiap penyakit dan efek penyakit pada pasien harus dicatat pertanyaan spesifik tentang gangguan psikosomatik harus ditanyakan dan dicatat.

Riwayat Pribadi (anamnesis)


Riwayat prenatal dan perinatal Dokter harus mempertimbangkan sifat dan situasi rumah dimana pasien dilahirkan dan apakah pasien direncanakan dan diinginkan untuk dilahirkan. apakah ada masalah dalam kehamilan dan pesalinan ibu. Bagaimana keadaan emosi dan fisik ibu saat pasien lahir. Apakah ibu menggunakan alkohol saat atau selama kehamilan. Masa anak anak awal (sejak lahir sampai usia tiga tahun) Periode masa anak anak awal terdiri dari 3 tahun pertama kehidupan pasien. Kwalitas interaksi ibu anak selama pemberian makanan dan toilet training adalah penting. Sering kali anak dimungkinkan untuk mempelajari apakah anak mempunyai masalah dibidang tersebut, gangguan awal dalam pola tidur dan tanda tidak terpenuhinya kebutuhan seperti: membanting kepala, memberikan petunjuk tentang kemungkinan penyimpangan dan ketidakmampuan perkembangan maternal. Ringkasan dari bidang-bidang yang penting dijelaskan seperti berikut ini:

Kebiasaan Makan. Minum asi atau susu botol, masalah makan. Perkembangan Awal. Berjalan, berbicara, pertumbuhan gigi, perkembangan bahasa, perkembangan motorik, tanda kebutuhan yang tidak terpenuhi, pola tidur, ketetapan objek, kecemasan pada orang asing, penyimpangan maternal, kecemasan akan perpisahan, pengasuh lain dirumah. Toilet Training. Usia, sikap orang tua, perilaku tentang hal ini. Gejala Masalah Perilaku. Menghisap ibu jari, tempramen pemarah, tiks, menubrukkan kepala,menggoncang, night terrors, ngompol atau defekasi saat tidur, menggigit jari, masturbasi yang berlebihan. Kepribadian saat Anak-anak. Pemalu, tidak dapat diam,overaktif, menarik diri, persisten, senang keluar, takut-takut, atletik, ramah, pola permainan. Mimpi atau Fantasi Awal atau Rekuren. Masa anak-anak pertengahan (usia 3 tahun sampai 11 tahun). Dokter dapat memusatkan pada subjek penting seperti identifikasi jenis kelamin, hukuman yang digunkan dirumah,dan siapa yang menegakkan disiplin dan mempengaruhi pembentukan suara hati awal. Dokter juga menanyakan pengalaman sekolah awal dari pasien, pertama kali mentoleransi perpisahan dari ibunya, menetapkan jumlah dan keakraban teman-teman pasien, menggambarkan popularitas sosial pasien dan peran serta didalam aktivitas kelompok dan gerombolan. Riwayat pembelajaran membaca pasien dan perkembangan keterampilan intelektual dan motorik lainnya adalah penting. Riwayat gangguan belajar, penanganannya, efeknya pada anak adalah mempunyai kepentingan khusus. Adanya mimpi malam, fobia, ngompol, menimbulkan kebakaran, kekejaman pada binatang, dan masturbasi yang berlebihan harus juga di gali. Masa Anak-anak akhir (Pubertas sampai masa remaja) Dokter psikiatri harus berusaha untuk menentukan nilai kelompok sosial pasien dan menentukan siapa tokoh yang ideal oleh pasien, peran serta pasien didalam berolahraga dan kegemaran atau adanya masalah emosional atau fisik yang mungkin pertma kali tampak selama fase ini. Riwayat sekolah pasien, hubungan dengan guru, pelajaran dan minat yang paling disukai oleh pasien, baik disekolah maupun dibidang ekstrakurikuler.

Satu cara untuk menyusun sejumlah besar informasi yang bermacam-macam adalah dengan memecah masa anak-anak lanjut kedalam subkelompok perilaku (hubungan sosial, riwayat sekolah, perkembangan kognitif dan motorik, masalah emosional dan fisik, dan seksualitas). Hubungan Sosial. Sikap terhadap saudara kandung dan teman bermain, jumlah dan keakraban dengan teman, pemimpin atau pengikut, popularitas sosial, peran serta didalam aktivitas kelompok atau gerombolan, tokoh yang diidealkan, pola agresi, pasivitas, kecemasan, perilaku antisosial. Riwayat Sekolah. Berapa jauh pasien maju, penyesuaian dengan sekolah, hubungan dengan guru-kesayangan atau memberontak, pelajaran atau minat yang disukai, kemampuan atau bakat tertentu, aktivitas ekstrakurikuler, olahraga kegemaran, hubungan masalah atau gejala dengan tiap periode sosial. Perkembangan Kognitif dan Motorik. Belajar untuk membaca dan

keterampilan intelektual dan motorik lainnya, disfungsi otak minimal, ketidakmampuan belajar, penatalaksanaan dan efeknya pada anak. Masalah Emosional dan Fisik. Mimpi dalam yang menakutkan, fobia, masturbasi, ngompol, melarikan diri, pelanggaran, merokok, pemakaian alkohol atau obatobatan, anoreksia, bulimia, masalah berat badan, perasaan inferioritas, depresi, ide dan usaha bunuh diri. Seksualitas a. b. c. d. e. f. Keingintahuan awal, masturbasi infantil, permainan seks Mendapatkan pengetahuan seksual, sikap orang tua terhadap seks, penyiksaan seksual Onset pubertas, perasaan tentang hal tersebut, jenis persiapan, perasaan tentang menstruasi, perkembangan karakteristik seks sekunder Aktivitas seksual masa remaja, keramaian, pesta, kencan, petting, masturbasi, mimpi basah dan sikap terhadap hal tersebut Sikap terhadap jenis kelamin berlawanan, takut-takut, malu, agresif, kebutuhan untuk mempengaruhi, menggoda, penaklukan seksual, kecemasan Praktek seksual, masalah seksual, parafilia, pelacuran

g.

Orientasi seksual, pengalaman homoseksual dengan remaja heteroseksual dan homoseksual, masalah identitas jenis kelamin, harga diri.

Masa Dewasa Riwayat Pekerjaan. Dokter psikiatrik harus menggambarkan pilihan pekerjaan pasien, keperluan latihan dan persiapan, konflik yang berhubungan dengan kerja, dan ambisi serta tujuan jangka panjang. Perasaan pasien tentang pekerjaannya yang sekarang dan hubungan dalam pekerjaan (dengan pemimpin, teman kerja, dan bawahan). Riwayat pekerjaan sebagai contoh alasan pindah kerja, dan perubahan status pekerjaan. Riwayat Perkawinan dan Persahabatan. Dokter psikiatri menggambarkan tiaptiap perkawinan, legal atau hukum adat. Riwayat perkawinan atau hubungan jangka panjang harus memberikan suatu gambaran tentang perkembangan hubungan, termasuk usia pasien saat memulai perkawinan. Masalah persetujuan dan ketidaksetujuan termasuk penatalaksanaan uang, kesulitan tempat tinggal, peranan ipar, dan sikap dalam membesarkan anak-anak. Riwayat Ketentaraan. Dokter psikiatri harus menanyakan tentang penyesuaian umum pasien terhadap ketentaraan, apakah melihat peperangan atau menderita suatu cedera dan sifat pemulangan mereka, mereka menderita disiplin selama masa baktinya. Riwayat Pendidikan. Dokter psikiatrik perlu mendapatkan gambaran tentang latar belakang pendidikan pasien, latar belakang sosial, kultural pasien, kecerdasan, motivasi, dan tiap halangan dalam pencapaiannya. Keagamaan. Dokter psikiatrik harus menggambarkan latar belakang keagamaan kedua orang tua dan perincian tentang instruksi keagamaan pasien. Dokter psikiatrik harus mengusut perkembangan praktek keagamaan pasien di masa remaja terhadap kepercayaan dan aktivitas sekarang. Aktivitas Sosial. Dokter psikiatrik harus menggambarkan kehidupan sosial pasien dan sifat persahabatan, dengan penekanan pada kedalaman, lama, dankualitas hubungan manusia.

Situasi Hidup Sekarang. Dokter psikiatrik harus meminta pasien untuk menggambarkan dimana ia tinggal dalam maksud lingkungan tetangga dan rumah tempat tinggal. Ia harus memasukkan jumlah kamar, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut, dan susunan tempat tidur. Dokter psikiatrik harus bertanya tentang bagaimana masalah privasi ditangani, dengan penekanan khusus tentang ketelanjangan orang tua dan saudara kandung dan susunan kamar mandi. Pasien harus mencceritakan tentang sumber penghasilan keluarga dan tiap kesulitan financial. Jika berguna, dokter psikiatrik dapat bertanya tentang bantuan masyarakat dan perasaan pasien tentanghal tersebut. Dokter psikiatrik harus bertanya siapa yang mengasuh anak-anak du rumah, siapa yang mengunjungi pasien di rumah sakit, dan berapa seringnya.

Riwayat Hukum. Apakah pasien pernah ditangkap dan, jika demikian, karena apa? Berapa kali? Apakah pasien pernah dipenjara? Berapa lama?. Suatu riwayat hukum yang banyak, dan juga sikap pasien terhadap hal tersebut, dapat menyatakan suatu gangguan kepribadian antisosial. Riwayat kekerasan yang banyak dapat menyadarkan dokter psikiatrik akan kemungkinan kekerasan di masa mendatang. Riwayat Psikososial. Banyak riwayat seksualitas infantile tidak dapat diungkapkan, walaupun banyak pasien mampu untuk mengingat keingintahuan dan permainan seksual yang dimainkan dari usia 3 sampai 6 tahun. Dokter psikiatrik harus bertanya pada pasien tentang bagaimana pasien mepelajari tentang seks dan apa yang mereka rasakan tentang sikap orang tua mengenai perkembangan seksual mereka. Pewawancara juga harus menanyakan apakah pasien mengalami penyiksaan seksual selama masa anak-anak. Onset pubertas dan perasaan pasien tentang kejadian tersebut adalah penting. Riwayat masturbasi pada remaja, termasuk sifat fantasi pasien dan perasaan tentang hal tersebut, adalah penting. Riwayat harus termasuk tiap gejala seksual, seperti anorgasmia, vaginismus, impotensi, ejakulasi prematur atau tertahan, tidak adanya dorongan seksual, dan parafilia (sebagai contohnya, sadisme seksual, fetihisme, veyourisme). Sikap terhadap fellatio, cunnilingus, dan teknik koitus harus dibicarakan. Sikap terhadap kontrasepsi dan keluarga berencana adalah penting. Bentuk kontrasepsi apa yang digunakan pasien? Tetapi dokter psikiatrik tidak boleh menganggap bahwa pasien menggunakan kontrasepsi.

Dokter psikiatrik harus menanyakan apakah pasien ingin menjelaskan bidang lain dari fungsi seksual dan seksualitas. Apakah pasien menyadari masalah yang terkait dalam seks yang aman? Apakah pasien mempunyai suatu penyakit menular seksual, seperti herpes atau AIDS? Apakah pasien merasa takut akan menjadi HIV-positif? Riwayat Keluarga. Pernyataan singkat tentang penyakit psikiatrik, perawatan di rumah sakit, dan pengobatan anggota keluarga dekat pasien harus dimasukkan di dalam bagian laporan ini. Riwayat keluarga harus memberikan gambaran tentang kepribadian dan intelegensia dari orang-orang yang hidup di rumah pasien mulai dari masa anak-anak sampai sekarang dan gambaran tentang berbagai gambaran rumah tangga yang tinggal di rumah tersebut. Dokter psikiatrik harus juga menentukan peranan yang dimainkan tiap-tiap orang dalam asuhan pasien dan hubungan sekarang dengan pasien. Dokter psikiatrik harus menentukan sikap keluarga terhadap dan wawasannya tentang penyakit pasien. Dokter psikiatrik harus meminta pasien untuk menggambarkan masing-masing anggota keluarga.

Mimpi, Fantasi, dan Nilai-Nilai. Sigmund Freud menyatakan bahwa mimpi adalah jalan yang meriah kepada ketidaksadaran. Mimpi yang berulang mempumya nilai tertentu. Beberapa tema mimpi yang paling sering adalah makan, pemeriksaan, seks, keputusasaan, dan impotensi. Fantasi dan mimpi di siang hari (daydreams) adalah sumber material ketidaksadaran lainnya yang bernilai, seperti pada mimpi dokter psikiatrik dapat menggali dan mencatat semua perincian yang bermanifestasi dan perasaan yang ada. Dokter psikiatrik harus menanyakan tentang sistem nilai pasien (baik sosial dan moral) termasuk nilai tentang pekerjaan, uang, bermain, anak-anak, orang tua, teman-teman, seks, permasalahan masyarakat, dan masalah cultural.

PEMERIKSAAAN STATUS MENTAL


Merupakan bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan jumlah total observasi pemeriksa dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara. Walaupun riwayat pasien tetap stabil, status mental pasien dapat berubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam.

Merupakan suatu gambaran tentang penampilan pasien, bicara, tindakan, dan pikiran selama wawancara. Bahkan jika pasien membisu atau inkoheren atau menolak menjawab pertanyaan, dokter dapat memperoleh informasi yang banyak melalui observasi yang cermat.

Mood dan afek


Mood adalah emosi yang meresap dan terus menerus yang mewarnai persepsi seseorang akan dunia.Kata sifat yang sering digunakan untuk menggambarkan mood adalah depresi, kecewa, mudah marah, cemas, marah, meluap luap, euforik, kosong, bersalah, terpesona, sia sia, merendahkan diri sendiri, ketakutan dan membingungkan. Sedangkan afek dapat didefinisikan sebagai respon emosional pasien yang tampak. Afek adalah apa yang disimpulkan oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan macam perilaku ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek digambarkan sebagai rentang normal, terbatas, tumpul atau datar. Pada afek normal, terdapat variasi ekspresi wajah, irama suara, penggunaan tangan dan pergerakan tubuh. Pada afek terbatas terdapat penurunan jelas didalam rentang dan intensitas ekspresi. Pada afek tumpul ekspresi emosional menurun lebih jauh. Pada afek datar, dokter harus tidak menemukan tanda ekspresi afektif, suara pasien harus monoton, wajah harus imobil. Beberapa dokter pskiatri telah menggunakan istilah ketidaksesuaian afek untuk suatu kualitas respon yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien adalah tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pasien .

Bicara
Bicara dapat digambarkan didalam kualitasnya, kecepatan produksi suara dan kualitasnya. Irama yang tidak biasanya (disebutdysprosody) dan adanya penekanan yang mungkin ditemukan harus dicatat.

Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi seperti halusinasi dan ilusi mungkin dialami berkenaan dengan diri sendiri atau lingkungan. Sistem sensoris terlibat(sebagai contohnya, auditorius, visual, olfaktoriul atau taktil) dan isi pengalaman ilusi atau halusinasi harus digambarkan.

Keadaan terjadinya halusinasi adalah penting, karena halusinasi hipnagogik (terjadi saat orang jatuh tertidur) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat orang bangun) adalah mempunyai kepentingan yang jauh lebih kecil dibandingkan halusinasi lainnya. Halusinasi mungkin juga terjadi dalam waktu tertentu dari stress pada pasien individual. Perasaan depersonalisasi dan derealisasi(perasaan ekstrim terlepasnya dari diri seseorang dari lingkungan) adalah contoh lain dari gangguan persepsi.

Pikiran
Pikiran dibagi menjadi proses dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Proses pikiran mungkin logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat dimengerti. Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan seseorang: gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. Gangguan umum pada berfikir dibagi menjadi proses berfikir dan isi pikiran. Contoh gangguan pikiran: 1. Proses pikiran pengenduran asosiasi atau keluar dari jalur flight of ideas pikiran berpacu tangensialitas sirkumstansialitas gado gado kata atau inkoherensi neologisme asosiasi bunyi permainan kata penghambatan pikiran pikiran samar samar

2.

Isi pikiran: -waham paranoid preokupasi obsesi dan kompulsi phobia gagasan bunuh diri dan membunuh gagasan menyangkut diri sendiri dan pengaruh kemiskinan isi

Sensorium dan Kognisi


Pemeriksaan status mental ini mencaripetunjuk fungsi organ organik dan intelegensia pasien, kapasitas untuk berpikir abstrak dan tingkat tilikan dan timbangan. Minimental state examination adalah suatu instrumen singkat yang disusun untuk menilai secara kasar fungsi kognitif. Cara ini menilai orientasi, daya ingat, kemampuan menghitung, kemampuan membaca dan menulis, kemampuan visuospatial dan berbahasa. Gangguan kesadaran biasanya menyatakan adanya gangguan otak organik. Pengaburan kesadaran adalah penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan secara menyeluruh beberapa istilahyang telah digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaraan pasien adalah pengaburan, somnolensi, stupor, koma, letargi, kewaspadaan dan keadaan fuga. Gangguan orientasi biasanya dibedakan menurut waktu, tempat dan orang. Fungsi daya ingat biasanya dibagi menjadi 4 bidang: daya ingat jauh(remote memory) daya ingat masa lalu yang belum lama(recent past memory) daya ingat yang baru saja(recent memory) dan penyimpanan daya ingat(immediate retention and recall). Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan. Sebagai contohnya, suatu gangguan kognitif, kecemasan, depresi dan stimulasi internal seperti halusinasi dengar. Perhatian dinilai dengan kemampuan berhitung atau dengan meminta pasien mengeja kata secara mundur. Kemampuan membaca dan menulis pasien diminta untuk bereaksi terhadap suatu kalimat dan diminta untuk menulis kalimat yang sederhana tetapi lengkap.

Kemampuan Visuospatial

Pasien harus diminta untuk mencontohkan suatu gambar. Berfikir abstrak adalah kemampuan pasien untuk berhadapan dengan konsep. Dapatkah pasien dapat menjelaskan kemiripan kemiripan. Untuk mengetahui intelegensia pasien, apakah adanya gangguan kognitif, ditanyakan apakah pasien mempunyai kesulitan dengan tugas mental seperti menghitung kembalian uang.

Pengendalian Impuls
Suatu pemeriksaan pengendalian impuls adalah penting dalam memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya pasien bagi diri sendiri atau orang lain. Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari informasi dari riwayat pasien sekarang dan dari perilaku yang diobservasi selama wawancara.

Pertimbangan dan Tilikan


Selama perjalanan menggali riwayat penyakit, dokter pskiatriharus mampu menilai banyak aspek kemampuan pasien dalam pertimbangan pasien. Tilikan adalah derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit. Tilikan intelaktual ditemukan setiap pasien dapat menerima bahwa mereka adfalah sakit dan mengetahui bahwa kegagalan mereka untuk beradaptasi, sebagian disebabkan karena perasaan irasional mereka sendiri. Tilikan emosional sesungguhnya (true emotional insight) ditemukan setiap pasienmenyadari bahwa motif dan perasaan dalm mereka sendiri yang menyebabkan perubahan kepribadian atau pola perilaku mereka. Suatu ringkasan tilikan: 1. 2. Penyangkalan penyakit sama sekali agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan bantuan tetapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya. 3. sadar bahwa mereka adalah sakit tapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada faktor eksternal atau faktor organik 4. 5. sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien tilikan intelektual: menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan dalam penyesuaian sosial adalah disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan

tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan 6. tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional tentang motif dan perasaaan dalam diri pasien dan orang yang penting dalam kehidupannya, yang dapat menyebabkan perubahan dasar dalam perilaku.

Reliabilitas
Bagian status mental dari laporan menyimpulkan kesan dokter pskiatri terhadap reabilitas pasien dan kemampuan untuk melaporkan situasinya dengan akurat. Bagian ini memasukkan suatu kesan dokter pskiatri pada kebenaran atau kejujuran pasien.l

Laporan pskiatrik
Laporan mengikuti garis besar dari riwayat pskiatrik dan pemeriksaan status mental dasar. Didalam laporan pskiatrik pemeriksa: 1. mengungkapkan pertanyaan penting tentang pemeriksaan bdiagnosis lanjutan yang harus dilakukan 2. 3. 4. 5. 6. menambahkan suatu ringkasan tentang penemuan positif dan negatif membuat diagnosis multiaksial sementara memberikan prognosis memberikan formulasi psikodinamika memberikan suatu kumpulan anjuran penatalaksanaan

Pemeriksaan Diagnostik Lanjutan


A. B. Pemeriksaan fisik umum Pemeriksaan neurologis

C. D. E.

Wawancara pskiatrik diagnostik lanjutan Wawancara dengan anggota keluarga, teman, atau tetangga atau pekerja sosial Tes psikologis, neurologis, laboratorium sesuai indikasi

Temuan Positif dan Negatif


Gejala mental, data riwayat(sebagai contohnya riwayat keluarga), temuan medis dan laboratorium, dan hasil tes psikologis dan neurologis, jika ada diringkaskan.

Diagnosis
Klasifikasi diagnosis dibuat menurut edisi keempat DSM-IV terdiri dari 5 axis. Axis 1 terdiri dari semua sindroma klinis. Axis 2 terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental. Axis 3 terdiri dari tiap penyakit medis. Axis 4 masalah psikologis dan lingkungan. Axis 5 penilaian global fungsi yang ditunjukkan pasien selama wawancara.

Prognosis
Adalah suatu pendapat tentang kemungkinan perjalanan segera dan dimasa datang, tingkat, dan akibat gangguan.

Formulasi psikodinamika
Formulasi psikodinamikan adalah suatu ringkasan dari dari pengaruh psikologis yang diajukan pada atau menyebabkan gangguan pasien, pengaruh pengaruh dalam kehiduapan pasien yang berperan dalam penyakit sekarang, faktor lingkungan dan kepribadian yang relevan dalam menentukan gejala pasien dan bagaimana pengaruh tersebut telah berinteraksi dengan susunan genetika, tempramental, dan biologis pasien.

Anjuran anjuran

Dalam menyusun rencana pengobatan, dokter harus mencatat apakah pasien membutuhkan pengobatan pskiatrik pada saat itu, jika demikian, pada masalah dan gejala sasaran mana pengobatan ditujukan, jenis pengobatan atau kombinasi pengobatan mana yang harus diterima oleh pasien dan blingkungan pengobatan mana yang tampaknya paling sesuai. Sebagai contoh, pemeriksaan menilai peranan medikasi, pengobatan rawat jalan, frekuensi section, kemungkinan lama terapi dan jenis psikoterapi.

Anda mungkin juga menyukai