PENDAHULUAN
disosiatif tidak mampu mengingat berbagai peristiwa pribadi penting atau selama
beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru.
memiliki fungsi ganda untuk menolong korban melepaskan dirinya sendiri dari
cukup lazim terjadi sebagai suatu pertahanan terhadap trauma, khususnya timbul
pada orang yang masa kanak-kanaknya mengalami kekerasan fisik atau seksual
dan sering timbul dalam bentuk komorbiditas dengan depresi mayor, gangguan
Hal yang paling umum terlihat pada gangguan disosiatif adalah adanya
Onset dan berakhirnya keadaan disosiatif sering kali berlangsung mendadak akan
tetapi jarang sekali dapat dilihat kecuali dalam interaksi atau prosedur teknik-
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
lingkungan. Atau dapat juga diartikan adanya kehilangan (sebagian atau seluruh)
dari integrasi normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu,
kesadaran identitas.4,5
2.2 Epidemiologi
masyarakat. Tetapi juga gangguan disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-
Dalam beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam
2
menghindari kesalahan diagnosis antara gangguan disosiatif, schizophrenia atau
gangguan personal.
mudah dihipnotis dan sangat sensitif terhadap sugesti dan lingkungan budayanya,
mengenai wanita 90% atau lebih, Gangguan disosiasi bisa terkena oleh orang di
2.3 Etiologi
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat, namun tidak ada gangguan
cara untuk menghadapi suatu konflik emosional atau stresor eksternal. Gangguan
ini dapat terjadi pertama pada saat anak-anak namun tidak khas dan belum bisa
terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali, dan berulang-
3
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun, anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
2.4 Patofisiologi
(a) Genetik
(b) Neurobiologi
fisiologis dengan gejala disosiatif. Menurut hipotesis yaitu semakin awal terkena
organ target utama untuk glukokortikoid, yang akan dilepaskan selama peristiwa
ini. Berdasarkan penelitian D’Souza et al., gejala disosiatif mirip dengan psikosis,
dan 5-HT2c juga mungkin berperan pada perubahan serotoin pada gejala
disosiatif.
NMDA, ketamin, yang menyebabkan timbulnya fase disosiatif pada individu yang
5
6
2.5 Klasifikasi
7
F44.7 Gangguan Disosiatif campuran
dissosiatif:
1. Amnesia Disosiatif
2. Fugue Disosiatif
3. Gangguan Identitas Disosiatif
4. Gangguan Depersonalisasi
1. Amnesia Disosiatif
Definisi
traumatik atau tekanan, yang terlalu luas untuk dijelaskan sebagai kelupaan
gangguan stress akut, atau gangguan somatik, dan bukan hasil dari efek
psikologi langsung dari zat atau saraf atau kondisi medis umum. Gangguan
traumatik.
informasi yang secara normal sebagai bagian dari keadaan sadar yang rutin,
8
yang salah satunya adalah apa yang dilakukan, kemana perginya, dengan
siapa bicara, apa yang dikatakan, berpikir dan merasa, dan sebagainya.
celah ingatan yang hilang beberapa menit sampai beberapa jam atau hari.
Meskipun begitu, celah ingatan yang hilang setahun atau bahkan sepanjang
beberapa orang menyadari kehilangan waktu hanya ketika mereka sadar atau
dihadapkan pada fakta bahwa mereka telah melakukan hal-hal yang mereka
tidak ingat. Beberapa orang dengan amnesia disosiatif lupa pada beberapa hal
tetapi tidak semua peristiwa yang melebihi jangka waktu tertentu, yang
lainnya tidak dapat mengingat seluruh kehidupan yang telah berlalu atau lupa
Epidemiologi
Tidak ada perbedaan insiden yang berarti antara pria dan wanita. Kasus
umumnya mulai dilaporkan pada akhir masa remaja atau dewasa. Amnesia
disosiatif dapat sangat sulit dinilai pada anak pra remaja karena keterbatasan
9
Etiologi
dengan pengalaman rasa malu tak tertahankan, salah, putus asa, marah,
depresi. Hal ini biasanya merupakan hasil dari konflik atau impuls
mendesak yang tidak dapat diterima, seperti kegiatan seksual yang intens,
2. Pengingkaran trauma
karena trauma yang hebat dan karena kejadian yang negatif. Pengingkaran
dan perilaku.
Gejala Klinik
1. Gejala klasik
10
yang mempunyai pengalaman trauma ekstrem akut. Pasien mungkin
somatoform, cemas dan panik, impuls bunuh diri atau mutilasi diri dan
1. Lokal
Pasien tidak dapat mengingat peristiwa yang terjadi dalam jangka waktu
terbatas (biasanya beberapa jam atau 1-2 hari) setelah peristiwa traumatis.
Sebagai contoh, beberapa korban serangan World Trade Center tidak ingat
11
bagaimana mereka keluar dari bangunan yang rusak atau apa jalan yang
dengan amnesia umum biasanya ditemukan oleh polisi atau diambil orang
Faktor Resiko
penculikan, dan prosedur medis yang invasif juga dapat menjadi faktor
Diagnosis
12
Kriteria diagnosis amnesia disosiatif berdasarkan DSM IV antara lain1 :
stress alami yang terlalu luas untuk dijelaskan oleh lupa biasa.
2. Gangguan tidak terjadi secara khusus selama perjalanan gangguan
gangguan stress akut, atau gangguan somatic dan tidak disebabkan oleh
2. Fugue Disosiatif
Definisi
dari rumah atau tempat kerjanya tanpa direncanakan. Pada pasien fugue
juga hilang.1
Epidemiologi
13
Data epidemiologi untuk semua gangguan disosiatif terbatas dan
setelah bencana alam, dan krisis pribadi dengan konflik internal yang
psikiatri di Dayton, Ohio Wright Patterson Air Force Medical Center pada
tahun 1973, fugue disosiatif ditemukan di hanya 0,3% dari prajurit dan
disosiatif pada 502 anggota dari populasi umum.2 Fugue disosiatif banyak
dialami oleh dewasa terutama pada tahun kedua dekade ke empat dan
Etiologi
14
Faktor-faktor lain yang juga merupakan predisposisi seseorang
Gejala Klinik
yang baru. Pasien fugue disosiatif berkelana bertujuan, biasanya jauh dari
rumah, selama beberapa hari tiap kalinya, sangat jarang terjadi hingga
berbulan-bulan1.
nama, keluarga dan tempat dia tinggal sebelumnya. Pada saat onset fugue
terjadi, pasien tidak akan menyadari dirinya terkena amnesia. Jika pasien
onset fugue terjadi, namun pasien tetap lupa pada apa yang terjadi selama
periode fuguenya.1
15
ada sesuatu yang salah tidak lama setelah mereka melarikan diri dalam
beberapa jam sampai beberapa hari. Pada beberapa kasus, pasien mungkin
kesukaran saat menemukan diri mereka berada di tempat yang tak dikenal
Diagnosis
lain1 :
16
3. Gangguan Identitas Disosiatif
Definisi
Gangguan identitas disosiatif adalah nama yang digunakan DSM-IV-TR
berbagai pasien dengan gangguan ini telah memberi kesan bahwa mungkin
dianggap
Epidemiologi
Perkiraan prevalensi gangguan ini bervariasi menurut laporan riset
sangat jarang; pada titik lain, beberapa peneliti yakin bahwa gangguan
besar adalah perempuan. Gangguan ini paling lazim ditemukan pada masa
remaja akhir dan dewasa muda, dengan usia diagnostik rerata adalah 30
17
Etiologi
Penyebab gangguan identitas disosiatif tidak diketahui walaupun riwayat
eksternal.
dan terlalu luas untuk dijelaskan dengan keadaan lupa yang biasa
4. Gangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth,
4. Gangguan depersonalisasi
Definisi
DSM-IV-TR menandai gangguan depersonalisasi sebagai
18
seseorang akan realitasnya secara sementara hilang. Pasien dengan
dalam mimpi, atau terlepas dari tubuh tertentu. Episode ini bersifat ego-
adalah perasaan bahwa tubuh atau pribadi adalah asing dan tidak nyata.
Epidemiologi
Sebagai pengalaman terpisah dari kehidupan banyak orang,
dan orang dewasa sering mengalami rasa tidak nyata sementara ketika
Etiologi
Depersonalisasi dapat disebabkan oleh penyakit psikologis,
diamati pada pasien epilepsy, tumor otak, gangguan sensorik, dan trauma
19
pada korteks lobus temporalis selama bedah saraf. Depersonalisasi dapat
seperti halnya stress berat yang dialami contohnya dalam peperangan atau
Diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Depersonalisasi:
1. Pengalaman berulang atau menetap mengenai rasa terlepas dari, dan
atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, dan area fungsi penting lainnya
Pengalaman depersonalisasi tidak hanya terjadi selama perjalanan
stress akut, atau gangguan disosiatif lain, dan tidak disebabkan efek
20
Kategori ini dimasukkan untuk gangguan yang gambaran dominannya
mencakup:
1. Gambaran klinis serupa dengan gangguan identitas disosiatif tetpai
mencakup tampilan yang (1) tidak terdapat dua atau lebih keadaan
informasi pribadi
2. Derealisasi yang tidak disertai depersonalisasi pada orang dewasa
3. Keadaan disosiasi yang terjadi pada seseorang yang mengalami
kesadaran, identitas, atau daya ingat yang khas pada lokasi atau
21
dan kemasukan (India). Gangguan disosiatif atau trance bukan
biasa oleh identitas baru. Hal ini dikaitkan dengan pengaruh roh,
kekuatan, dewa, atau orang lain, seperti yang dibuktikan oleh satu
“memasuki”
b) Amnesia penuh atau sebagian untuk peristiwa tersebut
22
B. Keadaan trance atau trance “kemasukan” tidak diterima sebagai praktik
secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan dan area
disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau keadaan medis umum
2.6 Penatalaksanaan
tidak ditemukan kelainan fisik, perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan
kecenderungan untuk membahayakan dirinya atau orang lain, ketika efek dari
penggunaan terapi obatnya harus dipantau atau ketika diagnosis sementara belum
memisahkan diri dari pengaruh lingkungan, penganiayaan fisik dan seksual, dan
stress yang mungkin telah memicu reaksi atau episode amnesia, kelakuan
kompulsif. Hal ini juga melindungi mereka disaat masa membingungkan dalam
hidup mereka. Indikasi lain adalah ketika mereka pernah mencoba atau memiliki
Psikoterapi
23
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini.
Bentuk terapinya berupa terapi bicara, konseling atau terapi psikososial, meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa. Terapinya akan
membantu terapis mengerti penyebab dari kondisi yang dialami. Psikoterapi untuk
proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan pikiran dan
Terapi obat
Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penanganan awal, walaupun tidak
ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini. Biasanya pasien
mengalami depresi, antipsikotik digunakan jika timbul tingkah laku pasien yang
mengurangi gejala cemas pada gangguan disosiasi. Selain itu, dapat pula
24
digunakan obat antikonvulsan golongan Benzodiapine seperti Keppra
1. Aripiprazole (Abilify)5
Interaksi Obat :
Ibu Hamil dan Menyusui : belum ada penelitian mengenai efek aripiprazole
2. Olanzapine (Zyprexa)5
25
Mekanisme : memblok beberapa reseptor neurotransmitter dengan
sehari11.
Ibu Hamil dan Menyusui : belum ada penelitian mengenai efek olanzapine
pada ibu hamil. Olanzapine dapat dieksresi melalui ASI, jadi jangan
3. Quetiapine (Seroquel)5
26
Mekanisme : Memblok reseptor dopamin tipe 2 (D2) dan reseptor
Interaksi Obat :
olanzapine.
Ibu Hamil dan Menyusui : dapat digunakan pada ibu hamil. Jangan
4. Ziprasidone (Geodon)5
27
Mekanisme : memblok reseptor dopamin dan reseptor serotonin,
antidepressan.
di hati dan diekskresi sebagian kecil lewat urin dan sebagian besar lewat
Dosis : Digunakan 2x sehari. Dosis awal 20mg dua kali sehari. Dosis
setelah makan.
Interaksi Obat :
ziprasidone.
Ibu Hamil dan Menyusui : jangan digunakan pada ibu hamil dan
menyusui.
5. Escitalopram (Lexapro)5
28
Farmakokinetik : metabolisme oleh CYP 3A410
Dosis : Dosis awal 10mg sekali sehari pada pagi atau malam hari. Dosis
Interaksi Obat :
gastrointestinal.
Efek Samping : agitasi, pandangan kabur, diare, sulit tidur, mulut kering,
Ibu Hamil dan Menyusui : jangan diberikan pada ibu hamil dan menyusui.
6. Levetiracetam (Keppra)5
29
Dosis : Dosis rekomendasi 3000mg/hari. Dosis awal 1000mg sehari
Ibu Hamil dan Menyusui : jangan digunakan pada ibu hamil dan
menyusui.
7. Lamotrigine (Lamictal)5
Sediaan : Tablet 25mg, 100mg, 150mg, 200mg. Tablet kunyah 2mg, 5mg,
25mg.
Dosis : Dosis awal 100mg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan hingga
40mg sehari11.
Interaksi Obat :
30
(a) Kombinasi dengan Asam Valproat : menurunkan kadar asam valproat
1.7 Prognosis
Prognosis bergantung pada waktu timbulnya gejala. Semakin lama gejala yang
timbul, maka prognosis akan semakin buruk. Amnesia disosiatif dan fugue
disosiatif memiliki prognosis yang baik apabila waktu timbulnya gejala tidak
2.8 Pencegahan
hal ini adalah gangguan disosiatif. Jika terjadi hal yang demikian, maka
31
sugesti yang baik terhadap usia belia, maka nantinya akan didapatkan hasil
BAB III
KESIMPULAN
sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah
kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan peng-inderaan-
gerak tubuh.
masyarakat. Dalam beberapa studi, mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90% atau lebih, Gangguan disosiatif bisa terkena oleh orang di
Gangguan Depersonalisasi.
tidak ditemukan kelainan fisik, perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI,Sadock BJ. 2010. Sinopsis Psikiatri jilid 2. Bina Rupa Aksara:
Tangerang.
Surabaya.
Fi/Dissociative-fugue.html)
33
10. Gunawan, S. dkk. 2007. Edisi 5. Farmakologi dan Terapi. Universitas
Indonesia : Jakarta
11. Tjay. T. H. dkk. 2001. Edisi 5. Obat-obat Penting. Elex Media Komputindo
: Jakarta
Nurcombe, 2000)
34