Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

TERAPI PERILAKU
Disusun oleh :
Fatqur Rohman, S.Ked
11777010
Supervisor : dr. Dewi Suriany, Sp.KJ
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RSUD. UNDATA
PALU
2016

PENDAHULUAN
Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa
cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau
peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi
suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas, ketika
tampil dihadapan banyak orang atau ketika
sebelum ujian berlangsung. Kecemasan yang
dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah
normal, dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki
manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi
abnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri
individu menjadi berlebihan atau melebihi dari
kapasitas umumnya.

Individu

PENDAHULUAN
yang

mengalami

gangguan

seperti ini bisa dikatakan mengalami


anxiety disorder (gangguan kecemasan)
yaitu ketakutan yang berlebihan dan
sifatnya
dikatakan
kecemasan

tidak

rasional.

menderita
apabila

Seseorang
gangguan

kecemasan

ini

mengganggu aktivitas dalam kehidupan


dari diri individu tersebut, salah satunya

DEFINISI
Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa
khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan
suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomik
(SSA).
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa
putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana


masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk
anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan
walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau
kekhawatiran berlebihan.

Keberadaan EPIDEMIOLOGI
ganggguan depresif berat dan
gangguan
panik
secara
bersamaan
lazim
ditemukan. Dua pertiga pasien dengan gejala
depresif memiliki gejala ansietas yang menonjol,
dan dua pertiganya dapat memenuhi kriteria
diagnostik
ganguan
panik.
Peneliti
telah
melaporkan bahwa 20 sampai 90 persen pasien
dengan ganggguan panik memiliki episode
gangguan depresif berat. Data ini mengesankan
bahwa keberadaan gejala depresif dan ansietas
secara bersamaan, tidak ada di antaranya yang
memenuhi kriteria diagnostik gangguan depresif
atau ansietas lain dapat lazim ditemukan.
Meskipun demikian, sejunlah klinisi dan peneliti
memperkirakan bahwa pravelensi gangguan ini
pada populasi umum adalah 10 persen dan di
klinik pelayanan primer sampai tertinggi 50
persen,
walaupun
perkiraan
konservatif

Empat garis ETIOLOGI


bukti penting mengesankan
bahwa gejala ansietas dan gejala depresif
terkait secara kausal pada sejumlah
pasien
yang
mengalamigejala
ini.
Pertama , sejumlah peneliti melaporkan
temuan neuroendokrin yang serupa pada
gangguan
depresif
dan
ansietas,
terutama gangguan panik, termasuk
menumpulnya respons kortisol terhadap
hormon adenokort, kotropik, respon
hormon
pertumbuhan
yang
tumpul
terhadap klonidin ( Catapres), dan respon
TSH (thyroid stimulating hormone) serta
prolaktin yang tumpulterhadap TRH

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan
Anxietas Menyeluruh ditegakkan apabila dijumpai
gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir,
was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang
berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan
tidak utama yang mana perasaan tersebut
mempengaruhi
seluruh
aspek
kehidupannya,
sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan
perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk
Gangguan
Anxietas
Menyeluruh
adalah
kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus
mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi
kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan
terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas
akan`mendapatkan
serangan
jantung.
Sering
penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur.

DIAGNOSIS
Kriteria DSM-IV-TR mengharuskan adanya gejala subsindrom
ansietas dan depresi serta adanya beberapa gejala somatik,
seperti tremor, palpitasi, mulut kering, dan rasa perut yang
bergejolak. Sejumlah studi pendahuluan menunjukkan bahwa
sensitivitas dokter umum untuk sindrom gangguan campuran
ansietas depresi masih rendah walaupun kurangnya pengenalan
ini dapat mencerminkan kurangnya label diagnostik yang sesuai
bagi pasien.

DIFFERENTIAL DIAGNOSE
Diagnosis
banding
mencakup
gangguan
ansietas dan depresif lainnya serta gangguan
kepribadian. Di anatara gangguan ansietas,
gangguan ansietas menyeluruh merupakan
gangguan yang lebih besar kemungkinannya
untuk bertumpang tindih dengan gangguan
campuran
ansietas-depresif.
Diantara
gangguan mood, gangguan dstimik, dan
gangguan depresif ringan adalah gangguan
yang lebih besar kemungkinannya untuk
bertumpang
tindih
dengan
gangguan
campuran ansietas-depresif.

PEJALANAN GANGGUAN DAN


PROGNOSIS
Berdasarkan data klinis sampai saat ini,
pasien
tampak
sama
besar
kemungkinannya untuk memiliki gejala
ansietas yang menonjol, gejala depresif
yang mnonjol, atau campuran dua
gejala dengan besar yang sama saat
awitan. Selama perjalanan penyakit,
dominasi gejala ansietasn dan depresif
dapat bergantian. Prognosis nya tidak
diketahui.

PENATALAKSANAAN
Farmakoteapi
untuk
gangguan
campuran
ansietas-depresif
dapat
mencakup
obat
antiansietas, obat antidepresif, atau keduanya.
Diantara
obat
ansiolitik,
sejumlah
data
menunjukkan
bahwa
penggunaan
triazolobenzodiazepine ( Alprazolam (Xanax) )
dapat di indikasikan karena efektivitas nya dalam
mengobati depresi yang disertai ansietas. Obat
yang mempengaruhi reseptor 5-HT, seperti
busipron juga dapat di indikasikan. Diantara anti
depresan,
meskipun
teori
noradrenergik
menghubungkan
gangguan
ansietas
dengan
gangguan depresif, anti depresif serotonergik
( contohnya, fluoxetine) dapat menjadi obat yang
paling
efektif
dalam
mengobati
gangguan
campuran ansietas-depresif.

KESIMPULAN
Gangguan
campuran
anxietas
dan
depresif
ini mencakup pasien yang
memiliki gejala kecemasan dan depresi,
tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik
untuk
suatu
gangguan
kecemasan
maupun gangguan mood. Kombinasi
gejala
depresi
dan
kecemasan
menyebabkan gangguan fungsional yang
bermakna pada orang yang terkena.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai