I.
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
2 Karbamazepin
Tegretol (Novartis),
Bamgetol (Mersifarma)
3 Natrium
Divalproex
4 Haloperidol
Asam Valproat
Depakote (abbott)
Haloperidol (Indofarma),
Haldol (Janssen),
Liq. 2 mg/ml
Serenace (Searle)
Amp. 5 mg/ml
Depakene
FARMAKOKINETIK
1. Lithium Carbonate
Cara kerja lithium sebenarnya dalam mengatasi mania belum diketahui
secara pasti, diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan mood dengan
menghambat inositol monophosphatase (IMPase) dengan
dua
subsitusi
satu dari
3. Natrium Divalproex
Natrium divalproex adalah obat antikonvulsan, namun juga digunakan
dalam terapi mania dan untuk membantu mencegah sakit kepala migrain. Di
Amerika Serikat dijual dengan berbagai nama dagang seperti Depacon, Depakene,
Depakote dan Depakote sprinkle. Obat ini secara kimia dibentuk oleh gabungan
antara natrium valproat dan asam valproat dengan perbandingan 1 : 1. Pertama
kali ditemukan pada tahun 1963 mempunyai efek sebagai antikonvulsan dan
pada tahun 1978 diperbolehkan digunakan di Amerika Serikat. Melalui penelitian
yang dlakukan pada tahun 1995 ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif
sebagai antimania.
4. Haloperidol
Struktur
haloperidol
berbeda
dengan
fenotiazin,
tetapi
butirofenon
III.
INDIKASI TERAPETIK
1. Lithium Carbonate
Mengatasi episode mania. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu
setelah minum obat. Lithium juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi
intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.
2. Kabamazepin
Karbamazepin
pertama-tama
digunakan
untuk
pengobatan
trigeminal
neuralgia, kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial
kompleks
dan
bangkitan
tonik-klonik
(antikonvulsan)
dan
sebagai
mood
untuk
mengatasi
berbagai
bangkitan
kecuali
bangkitan
lena.
Epilepsi
Gangguan depresif
3. Natrium Divalproex
Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik bangkitan sederhana,
kompleks, absen, campuran dan tonik klonik (grand mall). Natrium divalproex ini
juga digunakan untuk penanganan gangguan bipolar episode manik pada dewasa,
dan mencegah sakit kepala migrain.
10
4. Haloperidol
Haloperidol diindikasikan pada keadaan:
- Psikosis akut
- Halusinasi pada skizofrenia
- Kelainan sikap dan tingkah laku pada anak
5. Asam Valproat
Indikasi pemberian asam valproat adalah:
- Epilepsi
- Gangguan bipolar
- Gangguan Skizoafektif
- Gangguan Mental lainnya.
IV.
KONTRAINDIKASI
Tidak dianjurkan penggunaan obat anti mania pada wanita hamil dan menyusui.
V.
EFEK SAMPING
1. Lithium Carbonate
Ef
bergantung pada dosis yang dikonsumsi. Pada kadar lithium darah yang tinggi (>2
mg), pasien akan mengalami ataksia, kebingungan, bahkan koma.
Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L) dapat berupa :
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi pikiran
menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidak stabil.
- Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun
dapat sampai koma dengan hipertoni otot dan kedutan, oliguria, dan kejang- kejang.
2. Karbamazepin
Gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa stupor atau koma, kejang
dan depresi nafas. Karena potensinya untuk menimbulkan efek samping sangat
luas, maka pada pengobatan dengan karbamazepin dianjurkan pemeriksaan nilai
basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulangan selama pengobatan.
4. Haloperidol
Haloperidol menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insiden tinggi,
terutama pada penderita usia muda. Efek samping ekstrapiramidal akibat
penggunaan haloperidol memberikan gejala Parkinsonisme, akatisia, distonia juga
bisa terjadi opistotonus dan okulogirik krisis. Pengobatan dengan haloperidol
harus dimulai dengan hati-hati. Dapat terjadi depresi akibat reverse keadaan mania
atau sebagai efek samping yang sebenarnya. Perubahan hematologik ringan dan
selintas dapat terjadi, tetapi hanya leukopenia dan agranulositosis yang sering
dilaporkan. Frekuensi kejadian ikterus akibat haloperidol rendah. Haloperidol
sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil sampai obat ini terbukti tidak
teratogenik.
5. Asam Valproat
Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati,
ruam kulit dan allopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual dan
muntah terjadi pada 16% kasus. Efek terhadap sistem saraf pusat berupa kantuk,
ataksia, dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan pada hati
berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi nekrosis hati
yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah dilaporkan akibat
penggunaan obat ini.
VI.
INTERAKSI OBAT
1. Lithium Carbonate
Penggunaan diuretik bersama lithium harus dilakukan hati-hati. Hal ini
dikarenakan diuretik yang menginduksi pengeluaran natrium, bisa mengurangi klirens
renal lithium yang akan menyebabkan kadar lithium serum meningkat dan risiko
toksisitas juga meningkat. Begitu juga pada pemberian bersamaan dengan beberapa
obat lain seperti NSAID dan ACE inhibitor.
Lithium sebaiknya tidak diberikan pada pasien jantung dan ginjal. Tapi
jika kondisi psikiatri pasien mengancam jiwa dan pasien tidak berespon dengan
obat lain, maka lithium bisa diberikan dengan pengawasan yang sangat ketat.
Pemeriksaan kadar lithium serum dilakukan tiap hari dan kemudian dilakukan
pengaturan dosis. Lithium sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena
diduga bisa mendatangkan efek merugikan bagi janin. Lithium juga disekresikan
melalui air susu ibu, sehingga tidak dianjurkan diberikan pada wanita yang menyusui.
Penggunaan lithium pada anak usia dibawah 12 tahun sebaiknya tidak dilakukan
mengingat data keamanan dan keefektifan dari obat ini pada populasi ini belum
ada. Pemberian lithium pada orang tua harus dilakukan perngaturan dosis.
2. Karbamazepin
Pemberian bersama lithium, obat anti psikotik, verapamil atau nifedipin
dapat mencetuskan efek merugikan sistem saraf pusat akibat karbamazepin.
Karbamazepin dapat menurunkan kadar kontrasepsi oral dalam darah, dan
menyebabkan perdarahan banyak. Karbamazepin tidak boleh digunakan bersama
monoamin oksidase inhibitor (MOAI) dan MOAI harus dihentikan sekurangkurangnya dua minggu sebelum terapi karbamzepin dimulai.
Fenobarbital dan Fenitoin dapat meningkatkan kadar karbamazepin, dan
biotransformasi
karbamazepin
dapat
dihambat
oleh
eritromisin.
Konversi
3. Natrium Divalproex
Tingkat konsentrasi
natrium
4. Haloperidol
Pemberian haloperidol dengan lithium akan mengurangi metabolisme
masing-masing obat, sehingga konsentrasi plasma kedua obat tidak akan
meningkat.
Pemberian
haloperidol
bersama
dengan
methyldopa
akan
5. Asam Valproat
Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital 40% karena terjadi
penghambatan hidroksi fenobarbital. Sedangkan interaksinya dengan fenitoin
terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan
turun, karena biotransformasinya yang meningkat dan pergeseran fenitoin dari
ikatan protein plasma, sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak
dipengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan
Jiwa
Departemen
Kesehatan
RI. Pedoman
th
10
Edition. San