Pembimbing:
dr. Tiona Simamora, Sp.A
Disusun Oleh:
Gabriella Fritzie Tan
19.650.50.094
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat dengan judul “Infeksi Saluran Kemih” sebagai rangkaian kegiatan
Kepaniteraan Klinik di Bagian kepanitraan klinik Anak Periode 15 Juni – 11 Juli
2020.
Dalam penulisan referat ini, penulis menyadari bahwa referat ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan penulisan referat berikutnya.
2
DAFTAR ISI
2.4 Etiologi…………………................................................................................... 9
2.10 Komplikasi......................................................................................................22
2.11 Prognosis.........................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) sering ditemui pada bayi dan anak-anak, ditandai
dengan jumlah bakteri yang bermakna dalam urin. Angka morbiditas penyakit ISK pada
bayi masih tinggi, ISK merupakan penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada bayi,
setelah infeksi saluran napas. Prevalensi ISK bervariasi bergantung pada usia dan jenis
kelamin. Kejadian ISK pada bayi kira-kira berkisar dari 0,1% hingga 2,0%, pada semua bayi
baru lahir mencapai 20% terutama bayi prematur dan populasi neonatal berisiko (mis. bayi
Berkisar 3-10% pada bayi perempuan dan 1-3% pada bayi laki-laki. Risiko ISK
selama dekade pertama setelah kelahiran adalah 1% pada lelaki dan 3% pada perempuan,
berbeda untuk anak usia kurang dari 3 bulan yang lebih umum terjadi pada anak lelaki.2
Diketahui sekitar 7,5% pada bayi <8 minggu, 5,3% pada bayi < 1 tahun dan pada anak-anak
< 2 tahun sebanyak 4,1%. Bayi ataupun anak pasti mengalami setidaknya satu episode ISK.
Insidens ISK pada bayi baru lahir dengan usia 0-28 hari tidak memiliki gejala yang spesifik
untuk mengarah ke dalam ISK (demam, penurunan nafsu makan, lemah dan gelisah).
Angka kejadian ISK pada bayi sering terjadi pada pasien dengan kelaianan anatomi
dan fungsi dari saluran kemih. Prevalensi infeksi saluran kemih bervariasi berdasarkan usia,
3
jenis kelamin, dan status sirkumsisi. Bayi laki-laki yang sudah di sirkumsisi dapat
Manifestasi ISK sangat bervariasi dan bergantung usia, mulai dari gejala
asimtomatik hingga gejala yang berat dan dapat menimbulkan komplikasi, sehingga ISK
dapat menjadi salah satu pertimbangan diagnosis banding pada bayi dan anak yang datang
dengan keluhan demam. Pentingnya anamnesis dan pemeriksaan fisik yang terkait untuk
dapat mengetahui faktor-faktor resiko yang mengarah menuju ke diagnosis ISK.
Pemeriksaan urinalisis dan kultur urin dapat digunakan sebagai pedoman diagnosis
pada pasien ISK, namun untuk pasien bayi pemeriksaan laboratorium ini untuk bayi tidak
dapat diandalkan . Selain itu pemeriksaan penunjang lain seperti penanda biokimia (Nitrit
5
4
dan leukosit esterase yang dikombinasikan dalam uji dipstik), USG, Foto BNO dan IVP
juga dapat dilakukan.
Di Indonesia, dari 200 anak yang dievaluasi sebesar 35% pada anak 1 sampai 5 tahun
dan 22% anak usia 6 sampai 10 tahun menderita infeksi saluran kemih atau sekitar 33%
pada laki-laki dan 67% pada perempuan. Data ini menunjukan infeksi saluran kemih
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
sering pada bayi dan anak, selain infeksi saluran nafas atas dan diare. Manifestasi
klinis ISK sangat bervariasi dan tergantung pada umur, dari gejala yang
asimtomatik sampai gejala yang berat, sehingga ISK sering tidak terdeteksi. 5
Berkisar 3-10% pada bayi perempuan dan 1-3% pada bayi laki-laki.
Risiko ISK selama dekade pertama setelah kelahiran adalah 1% pada lelaki dan
3% pada perempuan, berbeda untuk anak usia kurang dari 3 bulan yang lebih
umum terjadi pada anak lelaki. Diketahui sekitar 7,5% pada bayi <8 minggu,
2
5,3% pada bayi < 1 tahun dan pada anak-anak < 2 tahun sebanyak 4,1%. Selama
tahun pertama kehidupan, kejadian ISK adalah sekitar 0,7% pada anak
perempuan dan 2,7% pada anak laki-laki yang tidak disunat. Pada bayi demam
dalam dua bulan pertama kehidupan, kejadian ISK adalah sekitar 5% pada anak
perempuan dan 20% pada anak laki-laki yang tidak disunat .
peningkatan risiko 10 hingga 12 kali lipat terkena ISK 3. Pada periode neonatal,
ISK lebih sering terjadi pada bayi prematur daripada bayi cukup bulan . Setelah
usia satu tahun, anak perempuan jauh lebih mungkin mengalami ISK daripada
6
anak laki-laki. ISK memiliki onset usia bimodal dengan satu puncak pada tahun
pertama kehidupan dan puncak lainnya pada usia antara 2 dan 4 tahun yang
sesuai dengan usia toilet training. Diperkirakan sekitar 7,8% anak perempuan
dan 1,7% anak laki-laki pada usia 7 tahun akan menderita ISK . Pada usia 16
tahun, 11,3% anak perempuan dan 3,6% anak laki-laki akan menderita ISK.
Di Indonesia, dari 200 anak yang dievaluasi sebesar 35% pada anak 1
sampai 5 tahun dan 22% anak usia 6 sampai 10 tahun menderita infeksi saluran
kemih atau sekitar 33% pada laki-laki dan 67% pada perempuan.
Klasifikasi Deskripsi
7
bacteriuria, covert
bacteriuria)
• ISK simptomatik ISK yang disertai gejala dan tanda klinik, terbagi
menjadi dua bagian yakni infeksi yang menyerang
parenkim ginjal, disebut pielonefritis dengan gejala
utama demam, dan infeksi yang terbatas pada saluran
kemih bawah (sistitis) dengan gejala utama berupa
gangguan miksi seperti disuria, polakisuria, kencing
mengedan (urgency)
Berdasarkan lokasi infeksi
• ISK bawah (sistitis infeksi yang terbatas pada kandung kemih atau uretra
dan urethritis)
• ISK kompleks ISK yang disertai dengan kelainan anatomi dan atau
(compicated UTI) fungsional yang menyebabkan stasis urin ataupun
aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih ini
dapat berupa batu pada saluran kemih, obstruksi,
anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-buli
neurogenic, benda asing, dsb.
Berdasarkan National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE)
8
tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam
48 jam, disebabkan oleh kuman non E. coli
• ISK berulang terdapatnya dua kali atau lebih episode pielonefritis
akut atau ISK atas, atau satu episode pielonefritis
akut atau ISK atas disertai satu atau lebih episode
sistitis atau ISK bawah, atau tiga atau lebih episode
sistitis atau ISK bawah
Streptococcus pneumoniae 7 .
9
bagian bawah. Dalam hal ini, adenovirus diketahui menyebabkan sistitis
hemoragik. Jamur (misalnya, Candida spp., Cryptococcus neoformans,
Aspergillus spp.) adalah penyebab ISK yang tidak umum dan terjadi terutama pada
anak-anak dengan kateter urin yang menetap, anomali saluran kemih, penggunaan
jangka panjang antibiotik spektrum luas, atau kekebalan tubuh yang terganggu.
Pada masa neonatus, gejala klinis tidak spesifik dapat berupa demam,
penurunan nafsu makan, gagal tumbuh kembang, ikterus atau kolestatis, muntah,
diare, hipotermia, tidak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Suhu
meningkat tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala
klinis hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour). Pada bayi
gejala klinis dapat berupa demam, penurunan BB, gagal tumbuh, nafsu makan
menurun, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada
Pada anak usia lebih besar yaitu sampai dengan usia 4 tahun, dapat terjadi
demam yang tinggi hingga menjadi kejang, muntah, dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. ISK pada anak mulai tampak gejala klinis lokal saluran kemih berupa
polakisuria, disuria, urgency, frequency. Pada pielonefritis dapat dijumpai demam
tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala
neurologis dapat berupa iritabel dan kejang. Nefritis bakterial fokal akut adalah
salah satu bentuk pielonefritis yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang
dulu dikenal sebagai nefropenia lobar. Pada sistitis, demam jarang melebihi 38°C,
biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih
10
berupa frekuensi, nyeri waktu berkemih, rasa tidak nyaman di daerah suprapubik,
Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula
ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks
berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam
parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear
dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada
pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik
yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring).
11
12
13
2.7.Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
2.7.1 Anamnesis
Pada masa bayi, gejala sering berupa panas yang tidak jelas
penyebabnya, muntah, nafsu makan kurang, gangguan pertumbuhan, kadang
kadang diare atau kencing yang sangat berbau.
Pada usia prasekolah dan anak sekolah, gejala ISK umumnya terlokalisir
pada saluran kemih, meliputi trias gejala :
Trias diatas merupakan gejala yang biasa terdapat pada sistitis atau
ISK bawah. Disuria saja dapat didiagnosa banding dengan vaginitis, uretritis
dan manifestasi cacing kremi. Enuresis diurnal ataupun nokturnal dapat juga
merupakan manifestasi ISK, terutama pada anak wanita. Adanya sakit
pinggang, demam, rasa mengigil,sakit pada daerah sudut costo vertebral
merupakan gejala ISK atas(upper UTI) atau pielonefritis akut. Hematuria
makroskopis juga merupakan manifestasi ISK yang sering ditemukan.
14
pertumbuhan Infeksi yang asimptomatis pada umumnya ditemukan secara
kebetulan pada pemeriksaan rutin seorang anak atau pada kegiatan
penyaringan ISK pada anak sekolah. 9
Pada anak harus dilakukan inspeksi alat genitalia eksterna dan palpasi
abdomen. Pada pemeriksaan genitalia anak laki-laki perlu diperhatikan
adanya kelainan congenital antara lain hipospadia dan fimosis serta apakah
sudah di sirkumsisi. Perabaan pembesaran ginjal unilateral dan bilateral
dapat memberi petunjuk adanya hidronefrosis. Pembesaran kandung kemih
disertai pengeluaran urin yang tidak lancar menunjukkan adanya valvula
uretra posterior pada bayi, laki-laki atau buli-buli neurogenik. Inspeksi
pinggang (sakral) perlu dilakukan untul melihat adanya spina bifida.
Beberapa sindrom kadang-kadang disertai kelainan saluran kemih misalnya
sindrom Prune Belly dan kelainan anorektal.9
15
2. Foto polos abdomen. Jarang dilakukan kecuali ada dugaan kuat kearah
batu saluran kemih dan sebagai persiapan pielografi intravena (PIV)
3. Pielografi intravena (PIV). Dilakukan bila tidak ada alat pencitraan
korteks DMSA. Gambaran PIV sama dengan kombinasi USG dan
DMSA. Dosis radiasi DMSA lebih rendah dari PIV dan tanpa zat kontras
sehingga kemungkinan alergi.
4. MSU (Miksiosisto uretrografi). Dilakukan pada anak berumur dibawah
2 tahun dengan ISK yang disertai gejala panas, karena kemungkinan
RVU besar. Pemeriksaan ini masih invasif dengan kateter. Tujuan MSU
untuk menilai:
a. Refluks vesikoureter
b. Valvula uretra posterior
16
Indikasi pemeriksaan pencitraan pada anak dengan ISK ialah:
1. Pada umur 0-2 tahun
A. USG pada semua anak
B. MSU, dilakukan setelah urin steril atau 4-6 minggu kemudian, hal ini
dilakukan kaena RVU banyak terjadi
C. Scan DMSA untuk menilai kelainan akibat pielonefritis akut
2. Pada umur 2-5 tahun
a. USG sistem saluran kemih
b. MSU masih perlu dilakukan untuk menilai kemungkinan RVU
c. DMSA dilakukan bila ada kelainan pada pemeriksaan USG dan MSU
3. Pada umur > 5 tahun
a. USG sistem saluran kemih
b. Bila USG abnormal dilakukan DMSA
c. MSU dilakukan bila ditemukan kelainan pada USG atau DMSA.
17
Gambar 1. Alur Pemeriksaan Urin pada Anak curiga Infeksi Saluran Kemih. 10
18
asimptomatik muncul ketika kultur urin positif, tetapi tidak ada gejala yang
menunjukkan ISK dan urin tidak mengandung jumlah sel darah putih yang
2
abnormal.
19
Tabel 2.2 Jenis Antibiotik Oral dan Dosis untuk ISK pada anak dan bayi
Sefalosporin:
Tabel 2.3 Jenis Antibiotik Parenteral dan Dosis untuk ISK pada Anak
Seftriakson 75 mg/kgbb/hari
20
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Pada kasus ISK, selain terapi kausal terhadap infeksi, pengobatan suportif
dan simtomatik juga perlu diperhatikan, misalnya pengobatan terhadap demam dan
muntah. Terapi cairan harus adekuat untuk membuat volume diuresis meningkat. 5,11
Pengobatan pada ISK simpleks yaitu melalui pemberian antibiotik per oral selama
7 hari, meskipun terdapat penelitian yang melaporkan pemberian antibiotik per oral
dengan waktu yang lebih singkat (3-5 hari), dan efektifitasnya sama dengan
pemberian selama 7 hari.
1. Bayi < 3 bulan dengan kemungkinan ISK harus segera dirujuk ke dokter
spesialis anak, pengobatan harus dengan antibiotik parenteral.
2. Bayi ≥ 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:
21
2.10. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
ISK menyebabkan anak resah dan orang tua khawatir dan merupakan
penyebab umum ketidaknyamanan pada anak, selain anak yang tidak masuk
sekolah dan bekerja. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup anak atau
orang tua, terutama jika ISK berulang atau menyebabkan kerusakan ginjal
permanen . ISK pada masa bayi merupakan faktor risiko nyeri perut berulang
10
pada masa kanak-kanak .
22
ginjal adalah pielonefritis pada masa bayi, peningkatan jumlah serangan
pielonefritis, keterlambatan pengobatan antibiotik, virulensi bakteri, dan
kerentanan individu. Dua tahun pertama kehidupan dianggap sebagai waktu
yang sangat rentan untuk terbentuknya jaringan parut, dengan risiko yang
semakin berkurang sampai sekitar usia delapan tahun, di luar itu risikonya
jauh berkurang . Prediktor jaringan parut ginjal setelah URI pertama meliputi
suhu ≥ 39 C, refluks vesikoureter (terutama kadar tinggi), ultrasonografi ginjal
°
23
BAB III
KESIMPULAN
ISK pada bayi sulit untuk di diagnosis karena asimtomatik. Infeksi saluran
kemih secara umum dapat disebabkan oleh bakteri E.coli, terutama pada bayi. Pada
bayi gejala klinis dapat berupa demam, rewel dan cengeng, gelisah, nafsu makan
menurun, muntah, ikterus, dan distensi abdomen, namun tidak banyak juga bayi yang
mengalami ISK tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Selain bakteri E.coli, bakteri
lain yang dapat menyebabkan ISK salah satunya dapat melalui infeksi nosocomial
seperti : Klebsiella, Proteus, providencia, citrobacter, P. auruginosa, dan
Staphylococcus saprophyticus.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Kliegman R. Stanton B. dkk. Nelson textbook of pediatrics 20th ed. Philadelpha. PA:
Elsevier. 2016
2. Balighian E, Burke M. Urinary tract infections in children. Pediatr Rev 2018; 39(1):
3-12.
3. William. H. W. Current Diagnosis & Treatment Pediatri 20th Ed. USA: 2011
4. Shaikh. Prevalence of Urinary Tract Infection in Childhood: A Meta-Analysis. The
Pedriatric Infection Disease Journal. 2008. Volume 27, Issue 4, 302-308 p
5. Shaikh N, Hoberman A. Urinary tract infections in children: Epidemiology and risk
factors. In: Post TW, Ed. UpToDate. Waltham, MA. (Accessed on August 10, 2018)
6. Pardede S. Tambunan T. Alatas H. dkk. Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak.
Jakarta: Badan Penerbit Okatan Dokter Anak Indonesia. 2011
7. Garout WA, Kurdi HS, Shilli AH, Kari JA. Urinary tract infection in children younger
than 5 years. Etiology and associated urological anomalies. Saudi Med J 2015; 36(4):
497-501.
8. Irfan W. Guideline. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Infeksi Saluran
Kemih pada Anak. Jakarta: IAUI. 2015
9. Becknell B, Schober M, Korbel L, Spencer JD. The diagnosis, evaluation and
treatment of acute and recurrent pediatric urinary tract infections. Expert Rev Anti
Infect Ther 2015; 13(1): 81-90.
10. Megged O. Bacteremic vs. nonbacteremic urinary tract infection in children. Am J
Emerg Med 2017; 35(1): 36-8.
25