DISUSUN OLEH:
Gayus Robintang Rajagukguk
PEMBIMBING:
dr. Mildi Felicia, Sp.A
IDENTITAS IBU
Nama : Ny. A
Tanggal Lahir : 23 Januari 1978
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMEA
PASIEN
Alamat : Jl. Makasar, Jaktim
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : -
Riwayat Keluarga
Keterangan Ayah Ibu
Perkawinan ke 1 1
Umur saat menikah 21 tahun 20 tahun
Keadaan kesehatan Sehat sehat
Riwayat Keluarga
No. Tanggal Lahir Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
Kelamin Mati (sebab) Kesehatan
1 29 - 11 - 99 Perempuan ✓ - - - Sehat
2 13 – 05 – 10 Perempuan ✓ - - - Sakit
RIWAYAT KEHAMILAN
RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat lahir : Rumah Sakit
Penolong persalinan : Dokter
Cara persalinan : Spontan, Per vaginam
Penyulit : Disangkal
Masa gestasi : Cukup bulan (38 minggu)
KEADAAN BAYI
Bayi perempuan lahir dengan BBL 3400 gr, Panjang badan lahir 50 cm,
lingkar kepala (Ibu pasien tidak ingat). Saat lahir bayi langsung menangis,
tidak pucat/biru/ikterik/kejang. Ibu pasien tidak mengingat nilai APGAR.
Tidak ada kelainan bawaan
RIWAYAT IMUNISASI
Menarche (-)
6-2 Tahun Pagi : ASI 2 jam sekali kurang lebih selama 15 menit + MPASI (Bubur Kental + Bayam /wortel/ayam, dihaluskan)
Siang : ASI dan Susu formula tiap 2 jam selama kurang lebih 15 menit sebanyak 120 ml + MPASI (Bubur Kental +
Bayam /wortel/ayam, dihaluskan)
Malam : Susu formula tiap 2 jam selama kurang lebih 15 menit sebanyak 120 ml + MPASI (Bubur Kental + Bayam
/wortel/ayam, dihaluskan)
2 – 5 tahun Pagi : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa
Siang : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa
Malam : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa
6 – 9 tahun Pagi : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)
Siang : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)
Malam : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan sesuai dengan kriteria pertambahan usia berdasarkan
kementrian Kesehatan republik Indonesia.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Pasien datang ke IGD RSU UKI diantar keluarganya dengan keluhan nyeri perut bawah bagian
tengah ± 3 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus namun semakin lama semakin berat dan puncaknya
hari minggu pagi. Skala vas saat masuk igd menurut pasien sekitar 8. Pasien tidak dapat menceritakan mengapa
tiba-tiba timbul keluhan nyeri perut seperti ini. Pasien mengatakan sebelum timbul keluhan nyeri di perut
terdapat nyeri saat berkemih sebelumnya. Pasien belum meminum obat untuk mengurangi keluhan nyerinya.
Keluhan nyeri semakin dirasakan saat pasien beraktivitas. Keluhan tambahan : nyeri saat bak 2 hari sebelum
pasien mengeluh nyeri perut. Kencing pasien berwarna kuning keruh tidak disertai warna darah.
Pasien mengeluhkan demam semenjak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus, diukur
oleh ibu pasien menggunakan thermometer sekitar 38c. ibu pasien sudah memberikan obat penurun panas
(paracetamol), demam sempat turun namun pasien demam lagi. Pasien mengeluhkan mual dan muntah semenjak
3 hari SMRS. Muntah ±8 kali/hari. Asupan makanan pasien menjadi sulit karena mual dan muntah berisi sisa
makanan dan cairan. Pasien belum BAB dan terakhir 4 hari SMRS.
Keluhan sakit kepala (+), Batuk (-), Sesak nafas (-). Sehari-hari pasien memiliki kebiasaan bermain
bola, jajan sembarangan, menahan air kencing dan jarang minum air putih. Riwayat kontak dengan penderita
terkonfirmasi Covid-19 (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT ALERGI
BBA : 35 kg
TBA : 145 cm
BBI : 36 kg
TBI : 143 cm
BB/U
= 35/36 x 100%
= 97% (Normal)
TB/U
= 145/143 x 100%
= 101% (Normal)
BB/TB
= 35/38 x 100%
= 92% (Normal)
Pemeriksaan Fisik
KEPALA
Dinding thorax : diameter laterolateral > Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
anteroposterior Palpasi : palpasi ictus cordis teraba,
Inspeksi : pergerakan dinding dada thrill (-)
simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga (-) Perkusi :
Palpasi : VF simetris kanan dan Batas jantung kanan : Sternalis kanan ics
kiri
Perkusi : sonor/sonor
Batas jantung kiri : Midklavikula kiri ics 4
Auskultasi : BND vesicular, Rhonki Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop
(-/-), wheezing (-/-) (-)
ABDOMEN
Inspeksi : perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) 4 kali/menit
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-) CVA -/-
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada regio
epigastricum, hipokondrika kanan, umbilikalis dan
suprapubik, Ballotement -/-
ANGGOTA GERAK
GENITALIA Rambut pubis (+), Hiperemis (-), Jejas (-), Discharge (-)
I : Normotia
II : Visus kasar baik
III : Pergerakan bola mata kearah medial, superior, lateral baik
IV : Pergerakan bola mata kearah medial, inferior baik
V : Tidak dilakukan pemeriksaan
VI : Pergerakan bola mata kea rah lateral inferior baik
VII : Sikap wajah simteris
VIII : Pendengaran baik
X : Disfonia (-)
XI : Angkat bahu (+)
XII : Tremor tidak ada, fasikulasi tidak ada
Refleks fisiologis : Biceps (++/++), Triceps (++/++), KPR (++/++), APR (++/++)
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Oppenheim (- /-), Gordon (-/-), Schaffer
(-/-), Rosolimo (-/-), Mendel (-/-), Hoffman- Tromner (-/-)
Pemeriksaan Nilai rujukan
(AAP
Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
10thn)18
Hemoglobin 11.9-14.8 g/dl 11.9 g/dL
07 Februari 2021
Hematokrit 35 – 43 % 36.3 %
Warna
<1.005
Pemeriksaan Laboratorium
PH 5.0 – 9.0 6.0
Protein Negatif
Anti Sars-Cov 2 Non Reaktif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2
Leukosit 1–3 50 – 55
/LPB
Eritrosit 0–1 1–3
Epitel +1 +1
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Anjuran
Kultur Urin
USG Ginjal
USG Abdomen
Penatalaksanaan di bangsal
Rawat inap
Diet : Lunak tinggi serat
Kebutuhan kalori : BBI x RDA
38 x 70 = 2660 kkal/hari
Karbohidrat : 60 % x kebutuhan kalori
60 % x 2660 = 1596 kkal
Protein : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal
Lemak : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal
Holiday Segar : (10kg x 100c) + (10kg x 50cc) + (15 kg x 20 cc) = 1800 cc/24 jam
Diberikan : 1800 x 20 : 24 x 60 = 1800 : 72 = 25 TPM (Macro)
IVFD : DS ½ NS, 25 TPM (macro)
Medikamentosa :
▪ Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (50-75mg/kgBB/kali)
▪ Paracetamol 3x500mg (PO) (10 – 15mg/KgBB/kali)
▪ Domperidone 3x I Cth (PO) (0.2 – 0.5 mg/kgBB/kali)
Non-Medikamentosa
• Meminta pasien untuk minum minimal 1 botol air mineral 1 liter dan miksi
teratur setiap 2-3 jam.
• Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa penyakitnya adalah Infeksi
Saluran Kemih, dengan penyebabnya adalah biasanya karena bakteri dan
berhubungan dengan higien pribadi.
• Memberitahukan kepada pasien bahwa ISK dapat berulang dan kita dapat
mencegahnya, dengan cara meningkatkan keadaan umum pasien,
memperbaiki status gizi, pola hidup bersih dan sehat, dan menghilangkan
atau mengatasi faktor risiko.
• Memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa asupan cairan dan
miksi yang teratur bermanfaat mencegah isk berulang.
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Hari/t Subyektif Obyektif Assesment Terapi
gl
Selasa Sudah tidak demam Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Infeksi saluran kemih Diet: lunak
Kesadaran: Composmentis IVFD: KAEN 8 tpm
9/2/21 Minum sudah 300ml botol TTV:
Tekanan darah :100/80 mmHg N :70x /menit (isi cukup, kuat angkat, (Makro)
4x. reguler)
RR: 19x /menit Suhu: 36.2 oC (aksilla) MM/
Mual muntah berkurang. Kepala: Normocephali
Ceftriaxon STOP -> ganti
Mata: CA (-/-), SI (-/-) mata cekung (-/-), air mata +/+
Bak sudah sering namun Mulut: mukosa bibir kering cefixime 3x100mg (PO)
Hidung: Sekret (-/-)
nyeri masih ada. Paracetamol 3x500 (Prn)
Faring: Hiperemis (+)
Leher: KGB tidak teraba membesar Domperidone 3x1 ½ Cth
Belum bab sejak kamis Thorax:
(PO)
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
Mukosa mulut kering P : vokal fremitus simetris Pemeriksaan :
P : sonor/sonor
Nafsu makan sedikit A: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- H2TL, Ur/Cr Darah,
Abdomen:
I: perut tampak datar Urinalisis
A: BU (+) 5x/ menit
P: Timpani, NK (-), CVA -/-
P: Supel, NT (+) , Ballotement -/-
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
Pemeriksaan Nilai rujukan Hasil
Warna
<1.005
Pemeriksaan Laboratorium
PH 5.0 – 9.0 7.5
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Tabel 1. Gejala dan tanda yang hadir pada Infant dan anak dengan UTI (Tabel di kutip dan dimodifikasi
dari Guideline NICE14)
Grup usia Gejala dan tanda
Paling sering -------------------------------------------→sedikit jarang
Infant <3 bulan Demam Tidak mau makan Nyeri perut
Muntah Gagal perkembangan Jaundice
Lethargy Hematuria
Iritabilitas Offensive urine
Infants dan anak, 3 Preverbal Demam Nyeri perut Letargi
bulan atau lebih Nyeri pinggang Iritabilitas
Muntah Hematuria
Tidak mau makan Gangguan perkembangan
Offensive urin
Verbal Frequency Disfungsi berkemih Demam
Disuria Perubahan dalam berkemih Malaise
Nyeri perut Muntah
Nyeri pinggang Hematuria
Offensive urine
Urin keruh
1. National Institute for Health and Care Excellence (Great Britain). Urinary tract infection in under 16s: diagnosis and management. National Institute for Health and Care Excellence (NICE), 2018.
Tabel 2. Perbandingan gejalaa Cystitis akut dengan Pyelonefritis (table dikutip dan
dimodifikasi dari Konsensus ISK pada anak IDAI6 dan Text book Nelson16)
ISK bawah ISK atas
Demam jarang >38c demam tinggi >39c disertai menggigil
Nyeri perut bawah Mual muntah
Gangguan berkemih Diare
Frekuensi Nyeri pinggang
Dysuria Iritable/Kejang
Diskomfort pada suprapubik Malaise
Retensio urin
Kesulitan berkemih
Urgensi
Malodor urin
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-book. 21st edition. Elsevier Health Sciences; 2019 apr 19.
2987p.
Temuan pemeriksaan fisik pada pasien anak dengan ISK dapat diringkas sebagai
berikut:
• Nyeri sudut kostovertebralis
• Nyeri perut saat palpasi
• Nyeri suprapubik saat palpasi
• Kandung kemih teraba
• Demam
• Menetes, pancaran yang buruk, atau usaha yang keras untuk berkemih
• Hipertensi harus meningkatkan kecurigaan hidronefrosis atau penyakit parenkim ginjal.
• Periksa alat kelamin luar untuk mencari tanda-tanda iritasi, cacing kremi, vaginitis,
trauma, atau pelecehan seksual.
Analisa Kasus
Tabel 3. Faktor risiko ISK (table dikutip dan dimodifikasi
dari Text Book Nelson16)
Jenis kelamin wanita Konstipasi
Laki-laki yang belum disunat Abnormalitas anatomi
VUR Neuropathy Bladder
Toilet training Aktivitas sexual
Disfungsi berkemih Kehamilan
Obstruksi uropathy
Instrument urethral
Iritasi sumber dari luar (celana yang ketat, infestati
cacing pita)
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-book. 21st edition. Elsevier Health Sciences; 2019 apr 19. 2987p.
Analisa Kasus
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus
leukositosis, temuan laboratorium yang umum, paling sering
disebabkan oleh kondisi yang relatif jinak (infeksi atau proses inflamasi).
Honda T, Uehara T, Matsumoto G, Arai S, Sugano M. Neutrophil left shift and white blood cell count as markers of bacterial infection. Clinica Chimica Acta. 2016 Jun 1;457:46-53.
Analisa Kasus
Untuk itu Pemeriksaan urinalisis dan biakan urin adalah prosedur yang
terpenting. Sebab itu kualitas pemeriksaan urin memegang peran utama
untuk menegakkan diagnosis ISK.6 Pemeriksaan gold standard ISK
adalah dengan kultur urine, tetapi memerlukan waktu yang lama dan
biaya yang lebih mahal. Metode utama pengumpulan urin termasuk
clean catch, kantong plastik, kateterisasi kandung kemih, dan aspirasi
suprapubik (SPA). Keempat metode ini memiliki tingkat kontaminasi
dan invasi yang bervariasi
Stein R, Dogan HS, Hoebeke P, Kočvara R, Nijman RJ, Radmayr C, Tekgül S. Urinary tract infections in children: EAU/ESPU guidelines. European urology. 2015 Mar
1;67(3):546-58.
Analisa Kasus
Urinalisis adalah tes dipstik cepat untuk nitrit dan leukosit esterase, dan pemeriksaan mikroskopis untuk sel darah
putih (WBC) dan bakteri. Untuk mendiagnosis ISK, urinalisis harus fokus pada analisis biokimia dari leukosit
esterase dan nitrit melalui metode dipstik cepat dan pemeriksaan mikroskopis urin untuk piuria dan bakteriuria
Test Sensitivitas Spesifisitas
Leukosit Esterase 83 (67–94) 78 (64–92)
Nitrite 53 (15–82) 98 (90–100)
Positive leucocyte 93 (90–100) 72 (58–91)
esterase atau nitrite
Urine microscopy, WBCs 73 (32–100) 81 (45–98)
Tabel 4. Strategi test urin untuk anak 3 tahun atau lebih. (Di
kutip dan dimodifikasi dari guideline NICE14)
1. National Institute for Health and Care Excellence (Great Britain). Urinary tract infection in under 16s: diagnosis and management. National Institute for Health and Care Excellence (NICE), 2018.
Analisa Kasus
Pemilihan antibiotik harus didasarkan pada pola resistensi kuman setempat
atau lokal, dan bila tidak ada dapat digunakan profil kepekaan kuman yang
terdapat dalam literatur.
SISTITIS AKUT (AB 3-5 HARI) ISK Demam/PYELONEFRITIS AKUT
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus
Gambar 1. Perbandingan rute dan durasi pemberian antibiotic beberapa guideline di dunia. (Di
kutip dan di modifikasi dari Okarska25)
Okarska-Napierała M, Wasilewska A, Kuchar E. Urinary tract infection in children: Diagnosis, treatment, imaging–Comparison of current guidelines. Journal of pediatric urology. 2017 Dec
1;13(6):567-73.
Gambar2. Antibiotik yang sering
digunakan untuk management
ISK pada anak. (Di kutip dan di
modifikasi dari EAU/ESPU
guideline10)
Stein R, Dogan HS, Hoebeke P, Kočvara R, Nijman RJ, Radmayr C, Tekgül S. Urinary tract infections in children: EAU/ESPU guidelines.
European urology. 2015 Mar 1;67(3):546-58.
Selain terapi kausal terhadap infeksi, pengobatan
Analisa Kasus suportif dan simtomatik juga perlu diperhatikan,
misalnya pengobatan terhadap demam dan muntah.
Terapi cairan harus adekuat untuk menjamin diuresis
yang lancar. Anak yang sudah besar dapat disuruh
untuk mengosongkan kandung kemih setiap miksi.
Higiene perineum perlu ditekankan terutama pada anak
perempuan. Perawatan di rumah sakit diperlukan bagi
pasien sakit berat seperti demam tinggi, muntah, sakit
perut maupun sakit pinggang
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus
Deteksi kelainan anatomi atau fungsional ginjal saluran kemih dilakukan untuk mencari
faktor predisposisi terjadinya ISK dengan pemeriksaan fisik dan pencitraan. Pemeriksaan
pencitraan sangat penting untuk melihat adanya kelainan anatomi maupun fungsional
ginjal dan saluran kemih, yang merupakan faktor risiko terjadinya ISK berulang dan
parut ginjal. Berbagai jenis pemeriksaan pencitraan antara lain ultrasonografi (USG),
miksio-sistouretrografi (MSU), PIV (pielografi inravena), skintigrafi DMSA (dimercapto
succinic acid), CT-scan atau magnetic resonance imaging (MRI).
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
TERIMA KASIH