Anda di halaman 1dari 49

Case Report

Infeksi Saluran Kemih

DISUSUN OLEH:
Gayus Robintang Rajagukguk

PEMBIMBING:
dr. Mildi Felicia, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 1 FEBRUARI 2021 – 13 MARET 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
Pendahuluan
• UTI/ISK → Infeksi pada sal. Kemih (bakteri) ada 2 tipe
• Angka global bervariasi 6-30%
• ISKpa di Indonesia → 84’ – 89’ 0.1 -1.9%.
• Tahun pertama = 0.7% (p) : 2,7% (L). >Tahun pertama P (+++)
• Penyebab tersering :Escherichia coli diperkirakan 80-90% penyebab ISK pada
anak. Jamur, Virus juga dapat menyebabkan ISK.
• Klasifikasi :
1. Gejala klinis
2. Lokasi infeksi
3. Kelainan saluran kemih
4. Episode
• Faktor risiko : Perempuan, tidak sirkumsisi, kateter, VUR, menahan kencing
• Komplikasi renal insufficiency atau end-stage renal disease pada anak
IDENTITAS AYAH
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. YK
Nama : An. RA Tanggal Lahir : 15 Juli 1977
Tanggal Lahir : 13 Mei 2019 Suku : Jawa
Umur : 10 Tahun 8 Bulan Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : STM
Agama : Islam Alamat : Jl. Makasar,
Pendidikan : Sekolah Dasar Jaktim
Alamat : Jl. Makasar, Jaktim Pekerjaan : Karyawan Swasta
Penghasilan : 3.5 juta/bulan

IDENTITAS IBU

Nama : Ny. A
Tanggal Lahir : 23 Januari 1978
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMEA
PASIEN
Alamat : Jl. Makasar, Jaktim
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : -
Riwayat Keluarga
Keterangan Ayah Ibu
Perkawinan ke 1 1
Umur saat menikah 21 tahun 20 tahun
Keadaan kesehatan Sehat sehat

Riwayat Keluarga
No. Tanggal Lahir Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
Kelamin Mati (sebab) Kesehatan

1 29 - 11 - 99 Perempuan ✓ - - - Sehat
2 13 – 05 – 10 Perempuan ✓ - - - Sakit
RIWAYAT KEHAMILAN

Perawatan antenatal : Trimester I 1 kali/bulan di Puskesmas


Trimester II 1 kali/bulan di Puskesmas
Trimester III 2 kali/bulan di Puskesmas
Penyakit kehamilan : disangkal oleh ibu pasien

RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat lahir : Rumah Sakit
Penolong persalinan : Dokter
Cara persalinan : Spontan, Per vaginam
Penyulit : Disangkal
Masa gestasi : Cukup bulan (38 minggu)

KEADAAN BAYI

Bayi perempuan lahir dengan BBL 3400 gr, Panjang badan lahir 50 cm,
lingkar kepala (Ibu pasien tidak ingat). Saat lahir bayi langsung menangis,
tidak pucat/biru/ikterik/kejang. Ibu pasien tidak mengingat nilai APGAR.
Tidak ada kelainan bawaan
RIWAYAT IMUNISASI

Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)


RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
BCG 1 Bulan Skar - - - - -
Gigi Pertama : 7 bulan
+
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 7 Bulan DPT 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan - - -
Berdiri : 10 Bulan
POLIO 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan - - -
Berjalan : 12 Bulan
Berbicara : 12 Bulan Campak 9 Bulan - - 18 -
Menulis : 48 Bulan
Membaca : 48 Bulan Bulan

Hepatitis B 0 bulan 2 Bulan 3& 4 - - -

Kesan : Tidak terdapat gangguan Bulan


perkembangan, tahapan perkembangan MMR - - - - - -
sesuai usia menurut Milestone.
TIPA - - - - - -

Kesan : Riwayat imunisasi dasar lengkap menurut IDAI


2017
Perkembangan pubertas
Tahap Payudara Rambut Pubis
Tahap 1 Prapubertas Tidak ada rambut pubis
Breast budding, menonjol seperti bukit
Tahap 2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia
kecil, areola melebar
Payudara dan areola melebar, tidak ada
Tahap 3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
kontur pemisah
Tahap 4 Areola dan papila membentuk bukit kedua Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa
Bentuk dewasa, papila menonjol, areola Bentuk segitiga seperti perempuan dewasa, tersebar
Tahap 5
sebagai bagian kontur payudara sampai medial paha

Menarche (-)

Kesan : Kesan perkembangan pubertas pada Tahap 2 Skor tanner


Riwayat Makanan
(uraikan sejak lahir hingga sekarang, kualitas dan kuantitas)
Usia Jenis Makanan
0-6 bulan Pagi : ASI setiap 2 jam sekali kurang lebih selama 15 menit, menghisap kuat, bergantian kiri dan kanan
Siang : ASI setiap 2 jam sekali kurang lebih selama 15 menit, menghisap kuat, bergantian kiri dan kanan
Malam : ASI setiap 2 jam sekali kurang lebih selama 15 menit, menghisap kuat, bergantian kiri dan kanan

6-2 Tahun Pagi : ASI 2 jam sekali kurang lebih selama 15 menit + MPASI (Bubur Kental + Bayam /wortel/ayam, dihaluskan)
Siang : ASI dan Susu formula tiap 2 jam selama kurang lebih 15 menit sebanyak 120 ml + MPASI (Bubur Kental +
Bayam /wortel/ayam, dihaluskan)
Malam : Susu formula tiap 2 jam selama kurang lebih 15 menit sebanyak 120 ml + MPASI (Bubur Kental + Bayam
/wortel/ayam, dihaluskan)
2 – 5 tahun Pagi : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa
Siang : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa
Malam : Susu Formula 120 ml + Nasi Ikan/ayam/telur dengan sayur 1/3 Porsi dewasa

6 – 9 tahun Pagi : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)
Siang : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)
Malam : Nasi + 1 potong daging/ikan/ayam/telur/ dengan sayur (1/2 porsi dewasa)

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan sesuai dengan kriteria pertambahan usia berdasarkan
kementrian Kesehatan republik Indonesia.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur


Diare 2 tahun Morbili -
Otitis 8 tahun Protitis -
Radang Paru - Demam Berdarah -
Tuberkulosis - Demam Tifoid -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -
Difteri - Lain-lain (Anemia) -
DATA PERUMAHAN

Kepemilikan rumah : Pribadi


Keadaan rumah : Ukuran 15x10m, dinding dari tembok permanen,
atap terbuat dari genteng, ventilasi baik, cahaya matahari masuk
Keadaan lingkungan : Perumahan padat penduduk, ada TPA, dan jarak septic
tank ke sumber air bersih 10 meter
KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN
Demam, mual & muntah, nyeri saat
Nyeri perut bawah ± 3 hari RIWAYAT PENYAKIT
berkemih
SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSU UKI diantar keluarganya dengan keluhan nyeri perut bawah bagian
tengah ± 3 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus namun semakin lama semakin berat dan puncaknya
hari minggu pagi. Skala vas saat masuk igd menurut pasien sekitar 8. Pasien tidak dapat menceritakan mengapa
tiba-tiba timbul keluhan nyeri perut seperti ini. Pasien mengatakan sebelum timbul keluhan nyeri di perut
terdapat nyeri saat berkemih sebelumnya. Pasien belum meminum obat untuk mengurangi keluhan nyerinya.
Keluhan nyeri semakin dirasakan saat pasien beraktivitas. Keluhan tambahan : nyeri saat bak 2 hari sebelum
pasien mengeluh nyeri perut. Kencing pasien berwarna kuning keruh tidak disertai warna darah.
Pasien mengeluhkan demam semenjak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus, diukur
oleh ibu pasien menggunakan thermometer sekitar 38c. ibu pasien sudah memberikan obat penurun panas
(paracetamol), demam sempat turun namun pasien demam lagi. Pasien mengeluhkan mual dan muntah semenjak
3 hari SMRS. Muntah ±8 kali/hari. Asupan makanan pasien menjadi sulit karena mual dan muntah berisi sisa
makanan dan cairan. Pasien belum BAB dan terakhir 4 hari SMRS.
Keluhan sakit kepala (+), Batuk (-), Sesak nafas (-). Sehari-hari pasien memiliki kebiasaan bermain
bola, jajan sembarangan, menahan air kencing dan jarang minum air putih. Riwayat kontak dengan penderita
terkonfirmasi Covid-19 (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien belum pernah mengalami keluhan sama


seperti ini sebelumnya dan belum pernah berobat
kedokter.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Di keluarga tidak ada yang mempunyai keluhan


yang sama dengan pasien.

RIWAYAT ALERGI

Pasien dan ibu pasien menyangkal adanya riwayat


alergi terhadap obat, susu sapi, debu, udara dingin, dan
makanan
Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN UMUM Data Antropometri


Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
(Composmentis)
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 96 kali/menit, regular, • Berat badan : 35 kg
kuang angkat
Tekanan darah : 100/80 mmhg • Panjang badan : 145 cm
Frekuensi napas : 21 kali/menit
Suhu : 37.4ºC
SpO2 : 97%
An. D E P

BBA : 35 kg
TBA : 145 cm
BBI : 36 kg
TBI : 143 cm

BB/U
= 35/36 x 100%
= 97% (Normal)

TB/U
= 145/143 x 100%
= 101% (Normal)

BB/TB
= 35/38 x 100%
= 92% (Normal)
Pemeriksaan Fisik
KEPALA

Bentuk : normocephalic, lingkar kepala 41 cm


Rambut : warna cokelat (cat), tumbuh merata,
tidak mudah dicabut, lebat
Mata : mata cekung (-/-), anemis (-/-), ikterik
(-/-)
Telinga : liang telinga lapang kanan dan kiri,
secret (-/)
Hidung : cavum nasi lapang, septum deviasi,
secret (-/-)

Bibir : sianosis (-), mukosa lembab


Gigi : Lengkap, karies (-)
MULUT
Lidah : terletak ditengah, coated (-), geographic (-)
Tonsil : T1-T1, Hiperemis (-)
THORAX JANTUNG

Dinding thorax : diameter laterolateral > Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
anteroposterior Palpasi : palpasi ictus cordis teraba,
Inspeksi : pergerakan dinding dada thrill (-)
simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga (-) Perkusi :
Palpasi : VF simetris kanan dan Batas jantung kanan : Sternalis kanan ics
kiri
Perkusi : sonor/sonor
Batas jantung kiri : Midklavikula kiri ics 4
Auskultasi : BND vesicular, Rhonki Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop
(-/-), wheezing (-/-) (-)

ABDOMEN
Inspeksi : perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) 4 kali/menit
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-) CVA -/-
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada regio
epigastricum, hipokondrika kanan, umbilikalis dan
suprapubik, Ballotement -/-
ANGGOTA GERAK

Atas : akral hangat, CRT <2”, edema -/-


Bawah : akral hangat, CRT <2”, edema -/-
Tulang belakang : lordosis (-), kifosis (-), scoliosis (-)

KULIT Pucat (-), ikterik (-), sianosis (-)

Tidak teraba perbesaran pada regio retroauricular, preauricular,


KGB
submandibular, coli anterior, coli posterior, axilla dan inguinal

GENITALIA Rambut pubis (+), Hiperemis (-), Jejas (-), Discharge (-)

ANUS & RECTUM Benjolan (-)


Pemeriksaan Neurologis
Nervus Kranialis

I : Normotia
II : Visus kasar baik
III : Pergerakan bola mata kearah medial, superior, lateral baik
IV : Pergerakan bola mata kearah medial, inferior baik
V : Tidak dilakukan pemeriksaan
VI : Pergerakan bola mata kea rah lateral inferior baik
VII : Sikap wajah simteris
VIII : Pendengaran baik
X : Disfonia (-)
XI : Angkat bahu (+)
XII : Tremor tidak ada, fasikulasi tidak ada

Refleks fisiologis : Biceps (++/++), Triceps (++/++), KPR (++/++), APR (++/++)
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Oppenheim (- /-), Gordon (-/-), Schaffer
(-/-), Rosolimo (-/-), Mendel (-/-), Hoffman- Tromner (-/-)
Pemeriksaan Nilai rujukan
(AAP
Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
10thn)18
Hemoglobin 11.9-14.8 g/dl 11.9 g/dL
07 Februari 2021
Hematokrit 35 – 43 % 36.3 %

Leukosit 6.6 – 9.8 18.4 10^3/ul


10^3/ul
Trombosit 176.9 – 381.3 239 10^3/ul
Pemeriksaan Nilai rujukan (AAP 10thn)Hasil
10^3/ul
Eritrosit 4,1 – 5,2 4.33 10^6/ml Natrium 132 – 144 mmol/L 135
10^6/ml
mmol/L
MCV 77.8 – 91.1 fl 83.8 fl
Kalium 3,3 – 4,7 mmol/L 3.5
MCH 26.3 – 31.7 pg 27.5 pg
mmol/L
MCHC 32.5 – 35.2 32.8 g/dl Clorida 102 – 112 mmol/L 106
g/dl
Basofil 0,0 – 1,0 % 0,0 % mmol/L
GDS <200mg/dl 139 mg/dl
Eosinofil 0,0 – 3,0 % 4,0 %

Neutrofil batang 2,0 – 5,0 % 2,0 %

Neutrofil segmen 50,0 – 70,0 % 88,0 %


Limfosit 25,0 – 40,0 % 3,0 %
Monosit 2,0 – 8,0 % 3,0%
LED 0 – 10 Soghier LM, Fratantoni K, Reyes C. Reference range values for pediatric care. 2 nd ed. American
48 mg/dl Academy of Pediatrics; 2019 May 1.
mm/jam
Pemeriksaan Nilai rujukan Hasil

Warna

Berat Jenis 1.003-1.030


Kuning

<1.005
Pemeriksaan Laboratorium
PH 5.0 – 9.0 6.0

Blood Negatif Negatif

Leukosit Esterase Negatif 07 Februari 2021


+1
Nitrit Negatif Negatif

Protein Negatif
Anti Sars-Cov 2 Non Reaktif
Bilirubin Negatif Negatif

Aseton Negatif Negatif

Reduksi Negatif Negatif

Urobilinogen 0.2

Leukosit 1–3 50 – 55
/LPB
Eritrosit 0–1 1–3
Epitel +1 +1

Bakteri Negatif Negatif

Silinder Negatif Negatif

Kristal Negatif Negatif


Resume
Pasien datang ke IGD RSU UKI dengan keluhan nyeri perut bawah ± 3 hari SMRS. Nyeri
perut dirasakan terus menerus dan semakin parah. Sebelum keluhan nyeri perut timbul,
pasien mengeluhkan nyeri pada saat berkemih. Kencing pasien berwarna kuning keruh
tidak disertai warna darah. Pasien mengeluhkan demam semenjak 3 hari yang lalu.
Demam dirasakan terus menerus, diukur oleh ibu pasien menggunakan thermometer
sekitar 38c. ibu pasien sudah memberikan obat penurun panas (paracetamol), demam
sempat turun namun pasien demam lagi. Pasien mengeluhkan mual dan muntah semenjak
3 hari SMRS. Muntah ±8 kali/hari. Asupan makanan pasien menjadi sulit karena mual dan
muntah berisi sisa makanan dan cairan. Pasien belum BAB dan terakhir 4 hari SMRS.
Pf : Suhu 37.4 C, Nyeri tekan pada perut bawah (+)
PP : Hematologi : Leukositosis, Peningkatan Neutrofil segmen, LED,
Urinalisis : Hematuria Microkopik, Pyuria, Leukosit esterase
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING

Infeksi Saluran Kemih Appendicitis Akut

Diagnosis Banding
Pemeriksaan Anjuran

Kultur Urin
USG Ginjal
USG Abdomen
Penatalaksanaan di bangsal
Rawat inap
Diet : Lunak tinggi serat
Kebutuhan kalori : BBI x RDA
38 x 70 = 2660 kkal/hari
Karbohidrat : 60 % x kebutuhan kalori
60 % x 2660 = 1596 kkal
Protein : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal
Lemak : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal
Holiday Segar : (10kg x 100c) + (10kg x 50cc) + (15 kg x 20 cc) = 1800 cc/24 jam
Diberikan : 1800 x 20 : 24 x 60 = 1800 : 72 = 25 TPM (Macro)
IVFD : DS ½ NS, 25 TPM (macro)

Medikamentosa :
▪ Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (50-75mg/kgBB/kali)
▪ Paracetamol 3x500mg (PO) (10 – 15mg/KgBB/kali)
▪ Domperidone 3x I Cth (PO) (0.2 – 0.5 mg/kgBB/kali)
Non-Medikamentosa
• Meminta pasien untuk minum minimal 1 botol air mineral 1 liter dan miksi
teratur setiap 2-3 jam.
• Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa penyakitnya adalah Infeksi
Saluran Kemih, dengan penyebabnya adalah biasanya karena bakteri dan
berhubungan dengan higien pribadi.
• Memberitahukan kepada pasien bahwa ISK dapat berulang dan kita dapat
mencegahnya, dengan cara meningkatkan keadaan umum pasien,
memperbaiki status gizi, pola hidup bersih dan sehat, dan menghilangkan
atau mengatasi faktor risiko.
• Memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa asupan cairan dan
miksi yang teratur bermanfaat mencegah isk berulang.
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Hari/t Subyektif Obyektif Assesment Terapi
gl
Selasa Sudah tidak demam Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Infeksi saluran kemih Diet: lunak
Kesadaran: Composmentis IVFD: KAEN 8 tpm
9/2/21 Minum sudah 300ml botol TTV:
Tekanan darah :100/80 mmHg N :70x /menit (isi cukup, kuat angkat, (Makro)
4x. reguler)
RR: 19x /menit Suhu: 36.2 oC (aksilla) MM/
Mual muntah berkurang. Kepala: Normocephali
Ceftriaxon STOP -> ganti
Mata: CA (-/-), SI (-/-) mata cekung (-/-), air mata +/+
Bak sudah sering namun Mulut: mukosa bibir kering cefixime 3x100mg (PO)
Hidung: Sekret (-/-)
nyeri masih ada. Paracetamol 3x500 (Prn)
Faring: Hiperemis (+)
Leher: KGB tidak teraba membesar Domperidone 3x1 ½ Cth
Belum bab sejak kamis Thorax:
(PO)
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
Mukosa mulut kering P : vokal fremitus simetris Pemeriksaan :
P : sonor/sonor
Nafsu makan sedikit A: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- H2TL, Ur/Cr Darah,
Abdomen:
I: perut tampak datar Urinalisis
A: BU (+) 5x/ menit
P: Timpani, NK (-), CVA -/-
P: Supel, NT (+) , Ballotement -/-
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
Pemeriksaan Nilai rujukan Hasil

Warna

Berat Jenis 1.003-1.030


Kuning muda

<1.005
Pemeriksaan Laboratorium
PH 5.0 – 9.0 7.5

Blood Negatif Negatif

Leukosit Esterase Negatif Negatif 07 Februari 2021


Nitrit Negatif Negatif
Pemeriksaan Nilai rujukan Hasil
Protein Negatif
(AAP
Bilirubin Negatif Negatif 10thn)18
Hemoglobin 11.9-14.8 g/dl 11.7 g/dL
Aseton Negatif Negatif
Hematokrit 35 – 43 % 37.9 %
Reduksi Negatif Negatif
Leukosit 6.6 – 9.8 10.9 10^3/ul
Urobilinogen 0.2 10^3/ul
Trombosit 176.9 – 381.3 241 10^3/ul
Leukosit 1–3 2 – 4 Lpb 10^3/ul

Pemeriksaan Nilai rujukan Hasil


Eritrosit 0–1 0–1 (AAP
Epitel +1 +1 10thn)18
Urem darah 8 – 18 mg/dl 5 mg/dL
Bakteri Negatif Negatif
Kreatinin darah 0.31 – 0.61 0.65 mg/dL
Silinder Negatif Negatif mg/dl
Soghier LM, Fratantoni K, Reyes C. Reference range values for pediatric care. 2nd ed. American
Kristal Negatif Negatif Academy of Pediatrics; 2019 May 1.
Hari Subyektif Obyektif Assesment Terapi
rabu Sudah tidak demam Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Infeksi saluran kemih Diet: lunak
Kesadaran: Composmentis IVFD: D5 ½ NS 25
10/2/21 Bak sudah sering >7x TTV: tpm (Makro)
Nyeri BAK sudah tidak ada Tekanan darah :100/80 mmHg
Frekuensi nadi: 70x /menit (isi cukup, kuat angkat, reguler) MM/
Mual muntah sudah tidak Frekuensi nafas: 19x /menit Cefixime 3x100 po
ada Suhu: 36.2 oC (aksilla)
Paracetamol 3x500
Sudah Bisa BAB tadi pagi Kepala: Normocephali mg prn po
Mata: CA (-/-), SI (-/-) mata cekung (-/-), air mata +/+
Mulut sudah tidak kering Mulut: mukosa bibir kering Domperidone 3x 1 ½
Hidung: Sekret (-/-) cth po
Nafsu makan sudah lebih Faring: Hiperemis (+)
baik Leher: KGB tidak teraba membesar
Thorax:
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A: BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 5x/ menit
P: Timpani, NK (-) CVA -/-
P: Supel, NT (-), Balotement -
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
3 1
4 7 8 9
0
/
f
/
f
/
f
/
f
Timeline pp /
f
/
e f
e e e e
b e
b b b b
/ b
/ / / /
2 /
2 2 2 2
0 2
0 0 0 0
2 0
2 2 2 2
1 2
1 1 1 1
1
SMRS
IGD RSU UKI
• Demam RSU UKI RSU UKI
• Nyeri perut RSU UKI
SMRS 38C • Nyeri perut + • Nyeri perut -
• •
3 hari yll • Nyeri perut -
Nyeri saat Timbul
• • Mu&Mun + • Mu&Mun -
Mual • Mu&Mun -
berkemih nyeri perut • Nafsu makan – • Nafsu makan –
Muntah 8x • Nafsu makan +
pertama
• • Belum bab sjk tgl • Belum bab sjk
kali
Demam • Sudah BAB
4 kamis
38.6C • Suhu 36.3
• Suhu 37 • Suhu 36.3
Tx : -IVFD D5 ½ • Dysuria -
20tpm • Dysuria • Dysuria sedikit Tx : -IVFD D5 ½ 25tpm
-Inj Ceftriaxone Tx : -IVFD D5 ½ 25tpm Tx : -IVFD D5 ½ 25tpm -Cefixime 3x100mg
2x1gr -Inj Ceftriaxone 2x1gr -Cefixime 3x100mg -Paracetamol 3x1 prn
-Paracetamol 3x1 -Paracetamol 3x1 -Paracetamol 3x1 prn -Domperidone 3x1 ½ cth
-Domperidone 3x1 -Domperidone 3x1 ½ cth -Domperidone 3x1 ½ cth
½ cth
ANALISA KASUS
Analisa Kasus

Pada anak besar gejala klinik umum ISK


Anamnesis :
Gejala dan tanda pada pasien ini
biasanya berkurang dan lebih ringan,
1. Nyeri perut bawah tengah mulai tampak gejala klinik lokal saluran
2. Demam 38.6 C kemih berupa polaksuria, dysuria,
3. Dysuria urgency, frequency, ngompol, sedangkan
4. Mual muntah 8x
keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau
pireksia lebih jarang ditemukan

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Tabel 1. Gejala dan tanda yang hadir pada Infant dan anak dengan UTI (Tabel di kutip dan dimodifikasi
dari Guideline NICE14)
Grup usia Gejala dan tanda
Paling sering -------------------------------------------→sedikit jarang
Infant <3 bulan Demam Tidak mau makan Nyeri perut
Muntah Gagal perkembangan Jaundice
Lethargy Hematuria
Iritabilitas Offensive urine
Infants dan anak, 3 Preverbal Demam Nyeri perut Letargi
bulan atau lebih Nyeri pinggang Iritabilitas
Muntah Hematuria
Tidak mau makan Gangguan perkembangan
Offensive urin
Verbal Frequency Disfungsi berkemih Demam
Disuria Perubahan dalam berkemih Malaise
Nyeri perut Muntah
Nyeri pinggang Hematuria
Offensive urine
Urin keruh

1. National Institute for Health and Care Excellence (Great Britain). Urinary tract infection in under 16s: diagnosis and management. National Institute for Health and Care Excellence (NICE), 2018.
Tabel 2. Perbandingan gejalaa Cystitis akut dengan Pyelonefritis (table dikutip dan
dimodifikasi dari Konsensus ISK pada anak IDAI6 dan Text book Nelson16)
ISK bawah ISK atas
Demam jarang >38c demam tinggi >39c disertai menggigil
Nyeri perut bawah Mual muntah
Gangguan berkemih Diare
Frekuensi Nyeri pinggang
Dysuria Iritable/Kejang
Diskomfort pada suprapubik Malaise
Retensio urin
Kesulitan berkemih
Urgensi
Malodor urin

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.

Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-book. 21st edition. Elsevier Health Sciences; 2019 apr 19.
2987p.
Temuan pemeriksaan fisik pada pasien anak dengan ISK dapat diringkas sebagai
berikut:
• Nyeri sudut kostovertebralis
• Nyeri perut saat palpasi
• Nyeri suprapubik saat palpasi
• Kandung kemih teraba
• Demam
• Menetes, pancaran yang buruk, atau usaha yang keras untuk berkemih
• Hipertensi harus meningkatkan kecurigaan hidronefrosis atau penyakit parenkim ginjal.
• Periksa alat kelamin luar untuk mencari tanda-tanda iritasi, cacing kremi, vaginitis,
trauma, atau pelecehan seksual.
Analisa Kasus
Tabel 3. Faktor risiko ISK (table dikutip dan dimodifikasi
dari Text Book Nelson16)
Jenis kelamin wanita Konstipasi
Laki-laki yang belum disunat Abnormalitas anatomi
VUR Neuropathy Bladder
Toilet training Aktivitas sexual
Disfungsi berkemih Kehamilan
Obstruksi uropathy
Instrument urethral
Iritasi sumber dari luar (celana yang ketat, infestati
cacing pita)

Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-book. 21st edition. Elsevier Health Sciences; 2019 apr 19. 2987p.
Analisa Kasus

Pada ISK hasil laboratorium dapat


Didapatkan dari pemeriksaan menunjukkan peningkatan dari Leukositosis
hematologi, Leukositosis, atau penanda inflamasi yang meningkat
peningkatan LED, lymphophenia, seperti serum erythrocyte sedimentation
peningkatan neutrophil segmen dan (LED) atau C-reaktif peptide (CRP).21
eosinofil. Dari hasil urinalisis Leukositosis, peningkatan nilai absolut
kelainan yang ditemukan adalah, neutrofil, peningkatan laju endap darah
terdapat leukosit esterase, (LED), C-reactive protein (CRP) yang
leukosituria, eritrosit 1-3 LPB. positif, merupakan indikator non-spesifk
ISK atas.

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus
leukositosis, temuan laboratorium yang umum, paling sering
disebabkan oleh kondisi yang relatif jinak (infeksi atau proses inflamasi).

Ketika infeksi bakteri terjadi, sejumlah besar neutrofil diperlukan


untuk membunuh mikroorganisme di lokasi infeksi bakteri. Dengan
demikian, neutrofil dalam darah dengan cepat berpindah ke tempat yang
terinfeksi, dan untuk mengimbangi konsumsi neutrofil, sumsum tulang
meningkatkan produksi neutrofil.

Honda T, Uehara T, Matsumoto G, Arai S, Sugano M. Neutrophil left shift and white blood cell count as markers of bacterial infection. Clinica Chimica Acta. 2016 Jun 1;457:46-53.
Analisa Kasus

Untuk itu Pemeriksaan urinalisis dan biakan urin adalah prosedur yang
terpenting. Sebab itu kualitas pemeriksaan urin memegang peran utama
untuk menegakkan diagnosis ISK.6 Pemeriksaan gold standard ISK
adalah dengan kultur urine, tetapi memerlukan waktu yang lama dan
biaya yang lebih mahal. Metode utama pengumpulan urin termasuk
clean catch, kantong plastik, kateterisasi kandung kemih, dan aspirasi
suprapubik (SPA). Keempat metode ini memiliki tingkat kontaminasi
dan invasi yang bervariasi

Stein R, Dogan HS, Hoebeke P, Kočvara R, Nijman RJ, Radmayr C, Tekgül S. Urinary tract infections in children: EAU/ESPU guidelines. European urology. 2015 Mar
1;67(3):546-58.
Analisa Kasus
Urinalisis adalah tes dipstik cepat untuk nitrit dan leukosit esterase, dan pemeriksaan mikroskopis untuk sel darah
putih (WBC) dan bakteri. Untuk mendiagnosis ISK, urinalisis harus fokus pada analisis biokimia dari leukosit
esterase dan nitrit melalui metode dipstik cepat dan pemeriksaan mikroskopis urin untuk piuria dan bakteriuria
Test Sensitivitas Spesifisitas
Leukosit Esterase 83 (67–94) 78 (64–92)
Nitrite 53 (15–82) 98 (90–100)
Positive leucocyte 93 (90–100) 72 (58–91)
esterase atau nitrite
Urine microscopy, WBCs 73 (32–100) 81 (45–98)

Urine microscopy, 81 (16–99) 83 (11–100)


bacteria
Positive leucocyte 99.8 (99–100) 70 (60–92)
esterase, nitrite, or urine
microscopy
Tabel 3. Sensitivitis dan Spesifisitas komponen-komponen urinalisis dipstick. (Di kutip dan
dimodifikasi dari Roberts23)
Subcommittee on Urinary Tract Infection SCoQI, Management, Roberts KB. Urinary tract infection: clinical practice guideline for the diagnosis and management of the initial UTI in febrile
infants and children 2–24 months. Pediatrics. 2011;128:595–610.
Analisa Kasus

Tabel 5. Panduan tentang interpretasi hasil mikroskop. (Di kutip


dan dimodifikasi dari guideline NICE14)

Tabel 4. Strategi test urin untuk anak 3 tahun atau lebih. (Di
kutip dan dimodifikasi dari guideline NICE14)
1. National Institute for Health and Care Excellence (Great Britain). Urinary tract infection in under 16s: diagnosis and management. National Institute for Health and Care Excellence (NICE), 2018.
Analisa Kasus
Pemilihan antibiotik harus didasarkan pada pola resistensi kuman setempat
atau lokal, dan bila tidak ada dapat digunakan profil kepekaan kuman yang
terdapat dalam literatur.
SISTITIS AKUT (AB 3-5 HARI) ISK Demam/PYELONEFRITIS AKUT

TMP-SMX (6-12mg/kgBB/2 D) →E. Coli ceftriaxone (50 mg / kgBB / 24 jam, tidak


melebihi 2 g)
Nitrofurantoin (5-7 mg/kgBB/ 3-4 D) → sefotaksim (100-150 mg / kgBB /3-4 D)
Kleb/Enterobact
Amoksisilin (50 mg /kgBB / 2 D) →
Resistensi tinggi
Tabel 6. Antibiotik yang dapat diberikan selagi menunggu hasil kultur urin. (table di kutip dan
dimodifikasi dari Text Book Nelson14)
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BM. Nelson textbook of pediatrics e-book. 21st edition. Elsevier Health Sciences; 2019 apr 19. 2987p.
Analisa Kasus
INDIKASI RAWAT INAP

ISK pada neonatus ISK dengan kelainan urologi yang


kompleks
Pielonefritis akut ISK dengan organisme resisten
terhadap antibiotik oral
ISK dengan komplikasi seperti terdapat masalah psikologis seperti
gagal ginjal, hipertensi orangtua yang tidak mampu
merawat anak
ISK disertai sepsis atau syok ISK dengan gejala klinik yang berat
seperti rasa sakit yang hebat,
toksik, kesulitan asupan oral,
muntah dan dehidrasi

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus

Gambar 1. Perbandingan rute dan durasi pemberian antibiotic beberapa guideline di dunia. (Di
kutip dan di modifikasi dari Okarska25)
Okarska-Napierała M, Wasilewska A, Kuchar E. Urinary tract infection in children: Diagnosis, treatment, imaging–Comparison of current guidelines. Journal of pediatric urology. 2017 Dec
1;13(6):567-73.
Gambar2. Antibiotik yang sering
digunakan untuk management
ISK pada anak. (Di kutip dan di
modifikasi dari EAU/ESPU
guideline10)

Stein R, Dogan HS, Hoebeke P, Kočvara R, Nijman RJ, Radmayr C, Tekgül S. Urinary tract infections in children: EAU/ESPU guidelines.
European urology. 2015 Mar 1;67(3):546-58.
Selain terapi kausal terhadap infeksi, pengobatan
Analisa Kasus suportif dan simtomatik juga perlu diperhatikan,
misalnya pengobatan terhadap demam dan muntah.
Terapi cairan harus adekuat untuk menjamin diuresis
yang lancar. Anak yang sudah besar dapat disuruh
untuk mengosongkan kandung kemih setiap miksi.
Higiene perineum perlu ditekankan terutama pada anak
perempuan. Perawatan di rumah sakit diperlukan bagi
pasien sakit berat seperti demam tinggi, muntah, sakit
perut maupun sakit pinggang

Demam → Antipiretic (Paracetamol dosis 10-15mg/kgBB/kali 3kali)


10 – 15 x35 = 350 - 525mg/kali 3x
Mual Muntah → Antiemetic (Domperidone (0.2 – 0.5 mg/kgBB/ 3kali)
0.2 – 0.5 x 35 = 7 – 17.5 mg/kali 3x.
Terapi cairan : Holiday Segar : (10kg x 100c) + (10kg x 50cc) + (15 kg x 20 cc) = 1800 cc/24 jam
Diberikan : 1800 x 20 : 24 x 60 = 1800 : 72 = 25 TPM (Macro)
IVFD : D5 ½ NS 25 TPM (Makro)
Analisa Kasus
Kebutuhan kalori : BBI x RDA
38 x 70 = 2660 kkal/hari
Karbohidrat : 60 % x kebutuhan kalori
60 % x 2660 = 1596 kkal
Protein : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal
Lemak : 20 % x kebutuhan kalori
20 % x 2660 = 532 kkal

Jalur pemberian : Oral


Diet : Nasi Lunak
Analisa Kasus
Faktor-faktor yang mempengaruhi ISK berulang

Anak perempuan pemakaian toilet paper yang salah

parasit seperti cacing benang konstipasi

pemakaian bubble bath ketidak mampuan pengosongan


kandung kemih secara sempurna
pakaian dalam terlalu sempit baik akibat gangguan neurologik
(neurogenic bladder) maupun faktor
lain (non neurogenic bladder)
pemakaian deodorant yang bersifat RVU
iritatif terhadap mukosa perineum
dan vulva
preputium yang belum disirkumsis

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
Analisa Kasus

Deteksi kelainan anatomi atau fungsional ginjal saluran kemih dilakukan untuk mencari
faktor predisposisi terjadinya ISK dengan pemeriksaan fisik dan pencitraan. Pemeriksaan
pencitraan sangat penting untuk melihat adanya kelainan anatomi maupun fungsional
ginjal dan saluran kemih, yang merupakan faktor risiko terjadinya ISK berulang dan
parut ginjal. Berbagai jenis pemeriksaan pencitraan antara lain ultrasonografi (USG),
miksio-sistouretrografi (MSU), PIV (pielografi inravena), skintigrafi DMSA (dimercapto
succinic acid), CT-scan atau magnetic resonance imaging (MRI).

Sebagian besar anak perempuan dengan ISK serangan pertama atau


ISK bawah saja tidak memerlukan pemeriksaan pencitraan. Kelompok ini
cukup dipantau tiap 6-12 bulan dan biakan urin bila ada demam.

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi saluran kemih pada Anak. 2011. 5p.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai