Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus

dengue, yang ditandai dengan demam tinggi mendadak 3-14 hari setelah tergigit

nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu

DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4.Di dunia, insidensi DBD mencapai 390 juta kasus per

tahun, dan 96 juta di antaranya bermanifestasi secara klinis, dengan apapun tingkat

keparahannya.1 Dari jumlah tersebut, sekitar 75% berada di wilayah Asia Pasifik, dan

vektor-vektor primer DBD ( Aedes aegypti dan Aedes albopictus) telah tersebar dalam

beberapa dekade terakhir akibat perubahan-perubahan sosial, lingkungan, dan

demografik. Di Indonesia, pada tahun 2015, prevalensi DBD mencapai 49,5 per

100.000 penduduk, dan case fatality rate (CFR) DBD di tahun itu adalah 0,97%. 2

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah

penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan

kepadatan penduduk.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama Lengkap : An. A

Tanggal Lahir : 8 Oktober 2018

Umur : 1 tahun 0 bulan

3
Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Alamat : Jl. Cipinang Bali, Jakarta Timur

Orang Tua/Wali

Ayah

Nama Lengkap : Tn. T

Umur : 36 tahun

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Jl. Cipinang Bali, Jakarta Timur

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Ibu

Nama Lengkap : Ny. R

Umur : 38 tahun

Suku Bangsa : Betawi

Alamat : Jl. Cipinang Bali, Jakarta Timur

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hubungan dengan pasien : Anak kandung

4
2.2 Riwayat Kehamilan

Perawatan Antenatal : Trimester I 1 kali/bulan di Puskesmas

Trimester II 1 kali/bulan di Puskesmas

Trimester III 3 kali/bulan di Puskesmas

Penyakit kehamilan : Disangkal oleh ibu pasien

2.3 Riwayat Kelahiran

5
Tempat lahir : Rumah sakit

Penolong persalinan : Dokter

Cara persalinan : Cesarean Section

Penyulit :-

Masa gestasi : Cukup bulan.

Keadaan Bayi

Bayi laki-laki lahir dengan BBL 3.000 kg, PBL 49 cm, LK (ibu pasien tidak ingat)

saat lahir bayi langsung menangis, tidak pucat/biru/ikretik/kejang. Ibu pasien

tidak mengingat nilai APGAR. Bayi tidak ada kelainan bawaan.

2.4 Riwayat Tumbuh Kembang

Gigi pertama : 6 bulan

Psikomotor

 Tengkurap : 8 bulan
 Duduk : 10 bulan
 Berdiri : 11 bulan
 Berjalan : - bulan
 Berbicara : 8 bulan (dapat mengatakan 1 kata seperti “ma” / “pa”)
 Menulis : - tahun
 Membaca : - tahun

Kesan : Tahapan perkembangan sesuai usia menurut Milestones

1
2.5 Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)

BCG 2 Bulan - - - - -
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
POLIO 0 & 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - -
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -

Kesan: Imunisasi lengkap sesuai usia menurut IDAI 2014

2.6 Riwayat Makanan

Waktu 0-6 bulan 6-9 bulan 9-12 bulan


Pagi ASI eksklusif setiap 2 ASI setiap 2 jam selama ASI selama ± 10-15

(06:00- jam selama ± 15-20 ± 10-15 menit, hisapan menit, hisapan kuat

11:00 menit, hisapan kuat kuat bergantian bergantian payudara

bergantian payudara payudara kanan dan kiri kanan dan kiri + bubur

kanan dan kiri bubur ½ mangkok nasi + potongan ayam

anak+ ½ potong pepaya ¾ mangkok anak


Siang ASI setiap 5 jam selama ASI selama ± 10-15

(12:00- ± 10-15 menit, hisapan menit, hisapan kuat

17:00) kuat bergantian bergantian payudara

payudara kanan dan kiri kanan dan kiri + bubur

+ Bubur ½ mangkok nasi + potongan ayam

kecil + ½ potong pepaya ¾ mangkok anak +

susu formula 1 botol

besar (150 cc)


Malam susu formula 1 botol Susu formula 1 botol

(18:00- kecil (50 cc) (150 cc) + bubur nasi +

24:00) potongan ayam ¾

mangkok anak
Kesan: Kualitas dan kuantitas makanan kurang sesuai dengan pertumbuhan usia berdasarkan

Kementrian Kesehatan RI

2.7 Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur


Alergi - Difteri - Peny. Jantung -
Cacingan - Diare - Peny. Ginjal -
Demam - Kejang - Peny. Darah -

berdarah demam
Demam tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Asma -

2.8 Riwayat Keluarga

No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan


Lahir Kelamin Mati (sebab) Kesehatan
1 08/10/2018 Laki-laki - - -

2.9 Data Keluarga

Keterangan Ayah/Wali Ibu/Wali


Perkawinan ke 1 1
Umur saat menikah 36 tahun 38 tahun
Keadaan kesehatan Sehat Sehat

2.10 Data Perumahan

Kepemilikan rumah : Pribadi

Keadaan rumah : Ukuran/tipe 60 m2

Dinding terbuat dari batu bata

Atap terbuat dari asbes

Ventilasi cukup, cahaya matahari masuk

Jarak septic tank ke sumber air bersih ±10 meter

Keadaan Lingkungan : Berupa perumahan padat penduduk

Ada tempat pembuangan sampah

2.11 Anamnesis

Anamnesis dilakukan di Bangsal Anggrek RS UKI pada hari Senin tanggal 14 Oktober

2019 secara aloanamnesis kepada ibu kandung pasien.

Keluhan Utama : Demams sejak 5 hari SMRS

Keluhan Tambahan : BAB kehitaman, Batuk, Rewel, Penurunan nafsu makan


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RSU UKI dengan keluhan badan

teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu pasien, panas timbul mendadak

dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba merata di seluruh bagian tubuh pasien. Ibu pasien

tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba punggung tangan. Untuk menurunkan

demam, ibu pasien memberikan sanmol namun tidak ada perbaikan, ibu pasien mengaku tidak

mengingat banyaknya dosis dan jumlah pemberian obat tersebut. Ibu pasien juga mengeluhkan

pasien batuk tidak berdahak namun sudah berkurang, namun pasien sejak demam pasien menjadi

lebih rewel dan terjadi penurunan nafsu makan. 1 hari sebelum masuk rumah sakit ibu pasien

mengatakan adanya BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau

busuk, berampas, tidak berlendir, tidak ada darah segar, dan sebanyak setengah gelas. Menurut

keterangan ibu pasien, demam tidak disertai kejang, mimisan, gusi berdarah, bitnik kemerahan

pada kulit, mual, muntah, dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Alergi
Ibu pasien mengaku tidak mengetahui mengenai ada tidaknya alergi terhadap obat, susu sapi, dan

makanan.

2.12 Pemeriksaan Fisik


Tanggal : 14 Oktober 2019

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15 (E4V5M6)

Tanda Vital

 Frekuensi nadi : 120 kali / menit (Regular, isi cukup, kuat angkat)
 Tekanan darah : 90 /60 mmHg
 Frekuensi nafas : 32 kali / menit (Regular, kedalaman cukup, eupne)
 Suhu : 38,2°C (axilla)

Data Antropometri

Berat Badan : 8,7 kg

Tinggi Badan : 72 cm

Indeks Massa Tubuh : 16,9

Lingkar Kepala : 44 cm

Berdasarkan kurva WHO 2006 (terlampir)

 BB/U : -2 SD sampai dengan +2 SD , Interpretasi : Gizi cukup


 TB/U : -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Normal
 BB/PB : -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Baik
 BMI/U : -2 SD sampai dengan +2 SD, Interpretasi : Baik

2.14 Pemeriksaan Sistem

Kepala

● Bentuk : Normocephali. LK : 44 cm.


● Rambut : Warna hitam, tumbuh merata, tidak mudah dicabut
● Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), Mata cekung (-/-)
● Telinga : Liang telinga lapang kanan dan kiri, Sekret (-/-), serumen (-/-)
● Hidung : Cavum nasi lapang, septum deviasi (-), sekret (-/-)
Mulut

● Bibir : Sianosis sirkum oral (-), mukosa bibir kering (-)


● Gigi : tidak dapat dinilai
● Lidah : Terletak di tengah, geographic tounge (-)
● Tonsil : T1– T1, hiperemis (-/-)
● Faring : Arcus faring simetris, Hiperemis (-)
Leher :Kelenjar Getah Bening retroauricula, infraauricula, submandibular, submentalis,

coli anterior et posterior tidak teraba membesar.

Thoraks

● Dinding thoraks : Diameter laterolateral > anteroposterior


● Paru
▪ Inspeksi : Pergerakan dinding thorax simetris, retraksi sela iga (-)
▪ Palpasi : Stem fremitus simetri tidak dapat dinilai
▪ Perkusi : Sonor / sonor
▪ Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
● Jantung
o Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicularis sinistra

 Perkusi : batas jantung kanan di linea parasternalis dextra ICS IV, batas jantung

kiri di linea midclavicula sinistra ICS V

o Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

● Inspeksi : Perut tampak buncit, bitnik kemerahan (-), warna kulit sama dengan
sekitar
● Auskultasi : Bising Usus (+), 4 kali/menit
● Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
● Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba membesar (-),
turgor kembali cepat

Anus dan rektum : Tidak ada kelainan

Genitalia : Tidak ada kelainan

Anggota gerak

● Atas : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-, normotonus


● Bawah : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-, normotonus
Tulang belakang : Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)

Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), petekie (-)

2.15 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah perifer lengkap pada Senin, 14/10/2019 pukul 18:18

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Laju Endap Darah 40 mm/jam < 20 mm/jam
Hemoglobin 11.0 g/dL 10,5 - 12 g/dl
Leukosit 13,9 ribu/µL 6,0 –17,0 ribu/ µL
Eritrosit 4.43 juta/ml 3,7-4,9 juta/ ml
Hematokrit 32,3% 33 -36%
Trombosit 71 x 103/µL 150.000-300.000/ µL
Hitung Jenis Basofil 0% 0-1%

Leukosit Eosinofil 1% 0-3%

Neutrofil batang 1% 5-11%

Neutrofil segmen 70% 15-35%

Limfosit 18% 45-76%

Monosit 10% 3-6%


MCV 72,8/ fl 70- 78 fL
MCH 24.8/ pg 23 - 30 pg

MCHC 34,1 g/dl 30- 33 g/dL

2.16 Resume

Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RSU UKI dengan keluhan

badan teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu pasien, panas timbul

mendadak dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba di seluruh bagian tubuh pasien. Ibu
pasien tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba punggung tangan. Untuk

menurunkan demam, ibu pasien memberikan sanmol namun tidak ada perbaikan. Ibu pasien juga

mengeluhkan pasien batuk tidak berdahak tapi sudah berkurang, namun pasien sejak demam

pasien menjadi lebih rewel dan terjadi penurunan nafsu makan. 1 hari sebelum masuk rumah

sakit pasien BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau busuk,

berampas, tidak berlendir, tidak ada darah segar, dan sebanyak setengah gelas.

2.17 Diagnosis Kerja

Demam Dengue

2.18 Diagnosis Banding


 Demam Berdarah Dengue

2.19 Pemeriksaan Anjuran


1. Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) setiap 12 jam

2.20 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan di bangsal Penatalaksanaan berdasarkan teori


Rawat inap Rawat Inap
Diet : lunak Diet : -

IVFD : Ringer Lactat 8 tpm (makro) IVFD : Kristaloid Isotonik (Asering, RL,

NS)
Medikamentosa Medikamentosa (simtomatik)
 Acran 2x10 mg (IV)  Parasetamol 10-15mg/KgBB/kali,
 Ondancentron 2x1mg (IV)
 Ceftriaxone 2x400mg (IV) dengan interval 4-6 jam jika Suhu
 Sanmol Sirup 3x6ml (PO)
>38oC)
Non medikamentosa (Edukasi)

 Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa penyakitnya adalah demam dengue.


 Dianjurkan untuk beristirahat
 Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien untuk :
1. Memberikan pasien cukup minum selain air putih, dan susu. Cukup minum ditandai

dengan frekuensi BAK setiap 4-6 jam..


2. Segera melaporkan kepada tenaga medis jika keadaan anak memburuk, muntah terus-

menerus, tangan dan kaki dingin, anak tampak lemas, perdarahan (mimisan, BAB hitam

atau muntah hitam), sesak, kejang.

2.21 Prognosis
 Ad Vitam : Bonam
 Ad Fungsionam : Bonam
 Ad Sanationam : Bonam
BAB III

ANALISIS KASUS

Berdasarkan identitas dan anamnesis pasien An. A laki-laki berumur 1 tahun datang

dengan keluhan demam badan teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu

pasien, panas timbul mendadak dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba merata di seluruh

bagian tubuh pasien. Ibu pasien tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba

punggung tangan.

Menurut kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak

didapatkan demam dengue adalah demam yang pada umumnya timbul mendadak, tinggi, terus

menerus, dan biasanya berlangsung antara 2-7 hari, disebutkan juga demam dengue sering

ditemukan pada anak besar, remaja, dan dewasa dengan gejala berupa demam, myalgia, sakit

punggung dan malaise. Namun disebutkan juga infeksi virus dengue pada bayi, anak-anak dan

dewasa yang telah terinfeksi virus dengue, terutaama untuk pertama kalinya (infeksi prmer),
dapat menunjukkan manifestasi klinis berupa demam sederhana yang tidak khas, yang sulit

dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lain, gejala gangguan saluran napas dan

pencernaan sering ditemukan.1 Menurut Buku Ilmu Kesehatan Anak Nelson manifestasi klinis

dapat bervariasi, pada bayi dan anak kecil (muda) penyakit mungkin tidak terdiferensiasi atau

ditandai oleh dema 1-5 hari, radang faring, rhinitis, dan batuk ringan.2

Keluhan lain yang menyertai adalah batuk, pasien menjadi lebih rewel, terjadi penurunan

nafsu makan, dan adanya BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau

busuk, berampas, tidak berlender, dan tidak ada darah segar sebanyak setengah gelas,

berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak terdapat kriteria

diagnosis klinis infeksi demam dengue berupa a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi,

terus-menerus, bifasik; b. manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena, maupun uji tourniquet positif; c.

nyeri kepala, myalgia, artralgia, nyeri retroorbital; d. dijumpai kasus DBD baik di lingkungan

sekolah, rumah, atau di sekitar rumah; e. leukopenia <4 ribu/µL; f. trombositopenia <100

ribu/µL. Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau leih tanda dan

gejela lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan. Menurut Update Management of

Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders, Demam Dengue adalah penyakit demam

akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis berikut: nyeri kepala,

nyeri retroorbital, myalgia atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan (petekir atau uji bending

positif), leukopenia (<5 ribu/µL), trombosit <150 ribu/µL, atau kenaikan hematokrit 5-10%.3

Pada pasien didapatkan gejala demam disertai manifestasi perdarahan berupa melena, dan hasil

laboratorium trombosit 71 ribu/µL.


Dari pemeriksaan fisik dan status generalis didapatkan peningkatan suhu >38 C (demam),

dimana menurut Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak, Buku Ilmu

Kesehatan Anak Nelson, Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal

Disorders, Buku Ilmu Penyakit Dalam dan WHO menyebutkan demam merupakan keluhan dan

tanda dan kriteria diagnosis klinis yang padti muncul pada demam dengue, demam berdarah

dengue, dan sindrom syok dengue.1,2,3,5

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan darah perifer

lengkap, di dapatkan, hemoglobin dan leukosit normal, penunrunan trombosit, dan penurunan

hematokrit, Sementara pada Buku Ilmu Penyakit Dalam menyebutkan hasil pemeriksaan leukosit

dapat normal atau menurun, mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total

leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada

fase syok akan meningkat. Peningkatan leukosit sendiri umumnya terjadi karena infeksi bakteri

sementara demam dengue merupakan suatu infeksi virus. Pada pasien didapatkan hasil leukosit

13,9 ribu, pada Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis di katakana bahwa nilai rujukanan untuk

anak usia 6-24 bulan adalah 6-17 ribu sehingga hasil pemeriksaan pada pasien dapat di katakan

normal, namun pada buku yang sama juga mengatakan nilai rujukan rata-rata adalah 10,6 ribu

sehingga dapat pula di dicurigai kemungkinan peningkatan leukosit namun tidak berarti pada

pasien ini.7 Trombosit umumnya terdapat trombositopenia pada hari 3-8, dan kebocoran plasma

dibuktikan dengan diteukannya peningkatan hematocrit >20% dari hematocrit awal, umumnya

dimulai pada hari ke-3 demam. 4 menurut kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana

Infeksi Dengue pada Anak pada awal fase demam hitung leukosit dapat normal diikuti

penurunan <5 ribu/µL, trombosit juga pada awal normal kemudiaan diikuti penurunan < 100

ribu/µL pada demam dengue, penurunan trombosit sering didahului peningkatan hematokrit.
Jumlah trombosit sendiri berhubungan dengan derajat penyakit DBD, pada hematokrit umumnya

normal pada awal demam lalu terjadi peningkatan ringan. Peningkatan >20% merupakan tanda

dari adanya kebocoran plasma.1 Sehingga sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan darah

rutin secara berkala pada pasien dengan curiga maupun yg sudah terdiagnosis demam dengue

maupn demam berdarah dengue.

Berdasarkan kasus, pasien didiagnosis demam dengue. Hal ini sudah sesuai dengan

anamnesis yaitu pada pasien terdapat demam yang timbul mendadak secara terus menerus,

dengan manifestasi perdarahan berupa BAB hitam (Melena), dan pada hasil pemeriksaan

laboratorium didapatkan trombositopenia. Pada kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata

Laksana Infeksi Dengue pada Anak di katakana bahwa apabila ditemukan gejala demam

ditambah dengan dua gejala atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue

dapat ditegakkan,1 Demikian pula dengan Buku Ilmu Penyakit Dalam dikatakan adanya demam

akut 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sudah dapat ditegakkan sebagai

demam dengue.

Pada kasus ini tidak didiagnosis dengan demam berdarah dengue karena menurut

kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak diperkukan

demam disertai dengan dua atau lebih minifestasi klinis, ditambah dengan bukti adanya

perembesan plasma dan trombositopenia dimana pada kasus ini tidak ditemukan bukti adanya

perembesan plasma yang ditandai dengan peningkatan hematokrit >20%, adanya efusi pleura,

asites, hipoalbuminemua, hipoproteinemia.1 Tidak dapat pula di diagnosis dengan ITP(Immune

Thrombocytopenic Purpura) karena berdasarkan Sari Pediatri dikatakan ITP mempunyai

gambaran klinis yang khas yaitu terjadi pada anak usia 4-6 tahun yang tampak “sehat” dengan

gambaran perdarahan kulit seperti hematom dan petekie dan sebagian besar kasus (hamper 2/3
kasus) mempunyai riwayat penyakit infeksi yang terjadi hingga 4 minggu sebelumnya. Pada

pemeriksaan fisik hanya didapatkan perdarahan kulit akibat trombositopenia, dan hasil

pemeriksaan penunjang laboratorium darah tepi menunjukkan jumlah trombosit rendah tanpa sel

blast. Diagnosis ITP ditegakkan setelah penyebab trombositopenia lain dapat disingkirkan. 6

Sementara pada pasien ini dari anamnesia dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya bitnik

kemerahan pada kulit berupa petekie, hanya hasil lab yang menunjukkan trombositopenia namun

masih harus dicari penyebabnya terlebih dahulu.

Berdasarkan kasus, penatalaksanaan pada pasien adalah pasien dirawat inap dan

diberikan IVFD Ringer Laktat 8 tpm (makro) dengan medikamentosa Acran 2x10 mg (IV),

Ondancentron 2x1mg (IV),Ceftriaxone 2x400mg (IV),Sanmol Sirup 3x6ml (PO) . Berdasarkan

diagnosis kerja pasien, penatalaksanaan sebagian tidak sesuai dengan kepustakaan. Berdasarkan

kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak, demam dengue

pada anak sehat dapat sembuh sendiri cukup diberikan cairan yang cukup dan pengobatan

simtomatik.1 Pada pasien sidah tepat diberikan cairan kristaloid isotonik dan mencegah

pemberian cairan hipotonik dimana lebih sering terjadi kelebihan cairan pada pemberian cairan

hipotonis. Pemberian antibiotic jika dicurigai adanya infeksi lain dikarenakan adanya

peningkatan leukosit pada hasil pemeriksaan laboratorium. dan pemberian Sanmol berisikan

paracetamol dengan dosis 10-15mg?KgBB/dosis yang dapat diulang setiap 4-6 jam bila masih

demam sudah benar, namun pada pasien ini secara kepustakaan tidak memerlukan acran dan

ondancentron, pertimbangan untuk tidak memberikan terapi tersebut pada anak sehat adalah

tidak adanya keluhan yang mendasari.1

Edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien adalah untuk tetap menjaga asupan cairan

secara oral sesering mungkin, menjaga agar mencegah terjadinya hemokonsentrasi. Pasien juga
di anjurkan untuk istirahat, dan keluarga diharapkan melaporkan kepada tenaga medis jika

adanya perburukan keadaan, muntah terus-menerus, anak tampak lemas, perdarahan (misalnya

mimisan, gusi berdarah, Bab hitam) dan kejang 1

Prognosis umumnya baik karena penyakit ini bersifat swasirna (dapat sembuh sendiri).

Kehilangan cairan dan elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi yang

sering terjadi pada bayi dan anak muda(kecil).2

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadinegoro, Sri Rezeki. Dkk. 2004. Tata laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

Jakarta: Departemen Kesehatan


2. Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Vol 2. Jakarta: EGC
3. Hadinegoro SR, Kadim M, Devaera Y, Idris NS, Ambarsari CG. Update Management of

Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. 2012. Jakarta: Departemen IKA FKUI-

RSCM. 27-51
4. Setiati, Siti. Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid 1. Jakarta: Interna

Publishing
5. World Health Organization. Dengue and Severe Dengue. 2018 Feb 2. Diakses 7 Juni 2019

dari http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue.
6. Sari, Tenny Tjitra. 2018. Sari Pediatri: Immune Thrombocytopenic Purpura. Jakarta:

Departemen IKA FKUI-RSCM. 58-64


7. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi II. Jakarta:

Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai