PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue, yang ditandai dengan demam tinggi mendadak 3-14 hari setelah tergigit
nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu
DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4.Di dunia, insidensi DBD mencapai 390 juta kasus per
tahun, dan 96 juta di antaranya bermanifestasi secara klinis, dengan apapun tingkat
keparahannya.1 Dari jumlah tersebut, sekitar 75% berada di wilayah Asia Pasifik, dan
vektor-vektor primer DBD ( Aedes aegypti dan Aedes albopictus) telah tersebar dalam
demografik. Di Indonesia, pada tahun 2015, prevalensi DBD mencapai 49,5 per
100.000 penduduk, dan case fatality rate (CFR) DBD di tahun itu adalah 0,97%. 2
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah
kepadatan penduduk.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Orang Tua/Wali
Ayah
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Ibu
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
4
2.2 Riwayat Kehamilan
5
Tempat lahir : Rumah sakit
Penyulit :-
Keadaan Bayi
Bayi laki-laki lahir dengan BBL 3.000 kg, PBL 49 cm, LK (ibu pasien tidak ingat)
Psikomotor
Tengkurap : 8 bulan
Duduk : 10 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : - bulan
Berbicara : 8 bulan (dapat mengatakan 1 kata seperti “ma” / “pa”)
Menulis : - tahun
Membaca : - tahun
1
2.5 Riwayat Imunisasi
BCG 2 Bulan - - - - -
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
POLIO 0 & 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - -
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -
(06:00- jam selama ± 15-20 ± 10-15 menit, hisapan menit, hisapan kuat
bergantian payudara payudara kanan dan kiri kanan dan kiri + bubur
mangkok anak
Kesan: Kualitas dan kuantitas makanan kurang sesuai dengan pertumbuhan usia berdasarkan
Kementrian Kesehatan RI
berdarah demam
Demam tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Asma -
2.11 Anamnesis
Anamnesis dilakukan di Bangsal Anggrek RS UKI pada hari Senin tanggal 14 Oktober
Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RSU UKI dengan keluhan badan
teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu pasien, panas timbul mendadak
dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba merata di seluruh bagian tubuh pasien. Ibu pasien
tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba punggung tangan. Untuk menurunkan
demam, ibu pasien memberikan sanmol namun tidak ada perbaikan, ibu pasien mengaku tidak
mengingat banyaknya dosis dan jumlah pemberian obat tersebut. Ibu pasien juga mengeluhkan
pasien batuk tidak berdahak namun sudah berkurang, namun pasien sejak demam pasien menjadi
lebih rewel dan terjadi penurunan nafsu makan. 1 hari sebelum masuk rumah sakit ibu pasien
mengatakan adanya BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau
busuk, berampas, tidak berlendir, tidak ada darah segar, dan sebanyak setengah gelas. Menurut
keterangan ibu pasien, demam tidak disertai kejang, mimisan, gusi berdarah, bitnik kemerahan
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Alergi
Ibu pasien mengaku tidak mengetahui mengenai ada tidaknya alergi terhadap obat, susu sapi, dan
makanan.
Pemeriksaan Umum
GCS : 15 (E4V5M6)
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 120 kali / menit (Regular, isi cukup, kuat angkat)
Tekanan darah : 90 /60 mmHg
Frekuensi nafas : 32 kali / menit (Regular, kedalaman cukup, eupne)
Suhu : 38,2°C (axilla)
Data Antropometri
Tinggi Badan : 72 cm
Lingkar Kepala : 44 cm
Kepala
Thoraks
Perkusi : batas jantung kanan di linea parasternalis dextra ICS IV, batas jantung
Abdomen
● Inspeksi : Perut tampak buncit, bitnik kemerahan (-), warna kulit sama dengan
sekitar
● Auskultasi : Bising Usus (+), 4 kali/menit
● Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
● Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba membesar (-),
turgor kembali cepat
Anggota gerak
2.16 Resume
Pasien datang diantar oleh kedua orang tuanya ke IGD RSU UKI dengan keluhan
badan teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu pasien, panas timbul
mendadak dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba di seluruh bagian tubuh pasien. Ibu
pasien tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba punggung tangan. Untuk
menurunkan demam, ibu pasien memberikan sanmol namun tidak ada perbaikan. Ibu pasien juga
mengeluhkan pasien batuk tidak berdahak tapi sudah berkurang, namun pasien sejak demam
pasien menjadi lebih rewel dan terjadi penurunan nafsu makan. 1 hari sebelum masuk rumah
sakit pasien BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau busuk,
berampas, tidak berlendir, tidak ada darah segar, dan sebanyak setengah gelas.
Demam Dengue
2.20 Penatalaksanaan
IVFD : Ringer Lactat 8 tpm (makro) IVFD : Kristaloid Isotonik (Asering, RL,
NS)
Medikamentosa Medikamentosa (simtomatik)
Acran 2x10 mg (IV) Parasetamol 10-15mg/KgBB/kali,
Ondancentron 2x1mg (IV)
Ceftriaxone 2x400mg (IV) dengan interval 4-6 jam jika Suhu
Sanmol Sirup 3x6ml (PO)
>38oC)
Non medikamentosa (Edukasi)
menerus, tangan dan kaki dingin, anak tampak lemas, perdarahan (mimisan, BAB hitam
2.21 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
BAB III
ANALISIS KASUS
Berdasarkan identitas dan anamnesis pasien An. A laki-laki berumur 1 tahun datang
dengan keluhan demam badan teraba panas sejak 5 hari yang SMRS. Menurut keterangan ibu
pasien, panas timbul mendadak dan terus-menerus sepanjang hari, panas teraba merata di seluruh
bagian tubuh pasien. Ibu pasien tidak mengukur suhu pasien, hanya berdasarkan suhu raba
punggung tangan.
Menurut kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak
didapatkan demam dengue adalah demam yang pada umumnya timbul mendadak, tinggi, terus
menerus, dan biasanya berlangsung antara 2-7 hari, disebutkan juga demam dengue sering
ditemukan pada anak besar, remaja, dan dewasa dengan gejala berupa demam, myalgia, sakit
punggung dan malaise. Namun disebutkan juga infeksi virus dengue pada bayi, anak-anak dan
dewasa yang telah terinfeksi virus dengue, terutaama untuk pertama kalinya (infeksi prmer),
dapat menunjukkan manifestasi klinis berupa demam sederhana yang tidak khas, yang sulit
dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lain, gejala gangguan saluran napas dan
pencernaan sering ditemukan.1 Menurut Buku Ilmu Kesehatan Anak Nelson manifestasi klinis
dapat bervariasi, pada bayi dan anak kecil (muda) penyakit mungkin tidak terdiferensiasi atau
ditandai oleh dema 1-5 hari, radang faring, rhinitis, dan batuk ringan.2
Keluhan lain yang menyertai adalah batuk, pasien menjadi lebih rewel, terjadi penurunan
nafsu makan, dan adanya BAB berwarna hitam sebanyak 1x dengan konsistensi lembek, berbau
busuk, berampas, tidak berlender, dan tidak ada darah segar sebanyak setengah gelas,
berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak terdapat kriteria
diagnosis klinis infeksi demam dengue berupa a. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus, bifasik; b. manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena, maupun uji tourniquet positif; c.
nyeri kepala, myalgia, artralgia, nyeri retroorbital; d. dijumpai kasus DBD baik di lingkungan
sekolah, rumah, atau di sekitar rumah; e. leukopenia <4 ribu/µL; f. trombositopenia <100
ribu/µL. Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau leih tanda dan
gejela lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan. Menurut Update Management of
Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders, Demam Dengue adalah penyakit demam
akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis berikut: nyeri kepala,
nyeri retroorbital, myalgia atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan (petekir atau uji bending
positif), leukopenia (<5 ribu/µL), trombosit <150 ribu/µL, atau kenaikan hematokrit 5-10%.3
Pada pasien didapatkan gejala demam disertai manifestasi perdarahan berupa melena, dan hasil
dimana menurut Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak, Buku Ilmu
Disorders, Buku Ilmu Penyakit Dalam dan WHO menyebutkan demam merupakan keluhan dan
tanda dan kriteria diagnosis klinis yang padti muncul pada demam dengue, demam berdarah
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan darah perifer
lengkap, di dapatkan, hemoglobin dan leukosit normal, penunrunan trombosit, dan penurunan
hematokrit, Sementara pada Buku Ilmu Penyakit Dalam menyebutkan hasil pemeriksaan leukosit
dapat normal atau menurun, mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total
leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada
fase syok akan meningkat. Peningkatan leukosit sendiri umumnya terjadi karena infeksi bakteri
sementara demam dengue merupakan suatu infeksi virus. Pada pasien didapatkan hasil leukosit
13,9 ribu, pada Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis di katakana bahwa nilai rujukanan untuk
anak usia 6-24 bulan adalah 6-17 ribu sehingga hasil pemeriksaan pada pasien dapat di katakan
normal, namun pada buku yang sama juga mengatakan nilai rujukan rata-rata adalah 10,6 ribu
sehingga dapat pula di dicurigai kemungkinan peningkatan leukosit namun tidak berarti pada
pasien ini.7 Trombosit umumnya terdapat trombositopenia pada hari 3-8, dan kebocoran plasma
dibuktikan dengan diteukannya peningkatan hematocrit >20% dari hematocrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam. 4 menurut kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Infeksi Dengue pada Anak pada awal fase demam hitung leukosit dapat normal diikuti
penurunan <5 ribu/µL, trombosit juga pada awal normal kemudiaan diikuti penurunan < 100
ribu/µL pada demam dengue, penurunan trombosit sering didahului peningkatan hematokrit.
Jumlah trombosit sendiri berhubungan dengan derajat penyakit DBD, pada hematokrit umumnya
normal pada awal demam lalu terjadi peningkatan ringan. Peningkatan >20% merupakan tanda
dari adanya kebocoran plasma.1 Sehingga sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan darah
rutin secara berkala pada pasien dengan curiga maupun yg sudah terdiagnosis demam dengue
Berdasarkan kasus, pasien didiagnosis demam dengue. Hal ini sudah sesuai dengan
anamnesis yaitu pada pasien terdapat demam yang timbul mendadak secara terus menerus,
dengan manifestasi perdarahan berupa BAB hitam (Melena), dan pada hasil pemeriksaan
Laksana Infeksi Dengue pada Anak di katakana bahwa apabila ditemukan gejala demam
ditambah dengan dua gejala atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue
dapat ditegakkan,1 Demikian pula dengan Buku Ilmu Penyakit Dalam dikatakan adanya demam
akut 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sudah dapat ditegakkan sebagai
demam dengue.
Pada kasus ini tidak didiagnosis dengan demam berdarah dengue karena menurut
kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak diperkukan
demam disertai dengan dua atau lebih minifestasi klinis, ditambah dengan bukti adanya
perembesan plasma dan trombositopenia dimana pada kasus ini tidak ditemukan bukti adanya
perembesan plasma yang ditandai dengan peningkatan hematokrit >20%, adanya efusi pleura,
gambaran klinis yang khas yaitu terjadi pada anak usia 4-6 tahun yang tampak “sehat” dengan
gambaran perdarahan kulit seperti hematom dan petekie dan sebagian besar kasus (hamper 2/3
kasus) mempunyai riwayat penyakit infeksi yang terjadi hingga 4 minggu sebelumnya. Pada
pemeriksaan fisik hanya didapatkan perdarahan kulit akibat trombositopenia, dan hasil
pemeriksaan penunjang laboratorium darah tepi menunjukkan jumlah trombosit rendah tanpa sel
blast. Diagnosis ITP ditegakkan setelah penyebab trombositopenia lain dapat disingkirkan. 6
Sementara pada pasien ini dari anamnesia dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya bitnik
kemerahan pada kulit berupa petekie, hanya hasil lab yang menunjukkan trombositopenia namun
Berdasarkan kasus, penatalaksanaan pada pasien adalah pasien dirawat inap dan
diberikan IVFD Ringer Laktat 8 tpm (makro) dengan medikamentosa Acran 2x10 mg (IV),
diagnosis kerja pasien, penatalaksanaan sebagian tidak sesuai dengan kepustakaan. Berdasarkan
kepustakaan Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue pada Anak, demam dengue
pada anak sehat dapat sembuh sendiri cukup diberikan cairan yang cukup dan pengobatan
simtomatik.1 Pada pasien sidah tepat diberikan cairan kristaloid isotonik dan mencegah
pemberian cairan hipotonik dimana lebih sering terjadi kelebihan cairan pada pemberian cairan
hipotonis. Pemberian antibiotic jika dicurigai adanya infeksi lain dikarenakan adanya
peningkatan leukosit pada hasil pemeriksaan laboratorium. dan pemberian Sanmol berisikan
paracetamol dengan dosis 10-15mg?KgBB/dosis yang dapat diulang setiap 4-6 jam bila masih
demam sudah benar, namun pada pasien ini secara kepustakaan tidak memerlukan acran dan
ondancentron, pertimbangan untuk tidak memberikan terapi tersebut pada anak sehat adalah
Edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien adalah untuk tetap menjaga asupan cairan
secara oral sesering mungkin, menjaga agar mencegah terjadinya hemokonsentrasi. Pasien juga
di anjurkan untuk istirahat, dan keluarga diharapkan melaporkan kepada tenaga medis jika
adanya perburukan keadaan, muntah terus-menerus, anak tampak lemas, perdarahan (misalnya
Prognosis umumnya baik karena penyakit ini bersifat swasirna (dapat sembuh sendiri).
Kehilangan cairan dan elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro, Sri Rezeki. Dkk. 2004. Tata laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. 2012. Jakarta: Departemen IKA FKUI-
RSCM. 27-51
4. Setiati, Siti. Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid 1. Jakarta: Interna
Publishing
5. World Health Organization. Dengue and Severe Dengue. 2018 Feb 2. Diakses 7 Juni 2019
dari http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue.
6. Sari, Tenny Tjitra. 2018. Sari Pediatri: Immune Thrombocytopenic Purpura. Jakarta: