Anda di halaman 1dari 51

ANESTESI LOKAL

Hillery briliani octarina


1765050275
PENDAHULUAN

• Obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan


secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup
• Bekerja pada tiap bagian susunan saraf
• Paralisis saraf bersifat reversibel
MEKANISME KERJA

• Anestesi local mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.Tempat


kerjanya terutama di membrane sel, efeknya pada aksoplasma hanya
sedikit saja.
• Sebagaimana diketahui,potensial aksi saraf terjadi karena adanya
peningkatan sesaat (sekilas) permeabilitas membrane terhadap ion Na +
akibat depolarisasi ringan pada membrane.Proses fundamental inilah yang
dihambat oleh anestesik local;hal ini tejadi akibat adanya interaksi
langsung antara zat anestesik local dengan kanal Na + yang peka terhadap
adanya peruabahan voltase muatan listrik (voltage sensitive Na +
channels).Dengan semakin bertambahnya efek anestesi local di dalam
saraf,maka ambang rangsang membrane akan meningkat secara
bertahap,kecepatan peningkatan potensi aksi menurun,konduksi impuls
melambat dan factor pengaman ( safety factor) konduksi saraf juga
berkurang.Faktor-faktor ini akan mengakibatkan penurunan menjalarnya
potensial aksi dan dengan demikian mrngakibatkan kegagalan konduksi
saraf.
MEKANISME KERJA

• Anestesik local juga megurangi permeabilitas membrane bagi K + dan Na+


dalam keadaan istirahat,sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak
perubahan pada potensial istirahat.Hasil penelitian membuktikan bahwa
anestesi local mnghambat hantaran saraf tanpa menimbulkan depolarisasi
saraf,bahkan ditemukan hiperpolarisasi ringan.Pengurangan permeabilitas
membrane oleh anestesi local juga timbul pada otot rangka,baik waktu
istirahat maupun waktu terjadinya potensial aksi.
• Potensi berbagai zat anestesik local sejajar dengan kemampuanya untuk
meninggikan tegangan permukaan selaput lipid monomolecular.Mungkin sekali
anestesik local meninggikan tegangan permukaan lapisan lipid yang merupakan
membrane sel saraf,dengan demikian menutup pori dalam membrane sel
saraf, sehingga menghambat gerak ion melalui membrane.Hal ini akan
menyebabkan penurunan permeabilitas membrane dalam keadaan istirahat
sehingga akan membatasi peningkataan permeabilitas Na +.Dapat dikatakan
bahwa cara kerja utama obat anestesik local ialah bergabung dengan reseptor
spesifik yang terdapat pada kanal Na,sehingga mengakibatkan terjadinya
blokade pada kanal tersebut,dan hal ini akan mengakibatkan hambatan
gerakan ion melalui membrane.
SIFAT

• Tidak mengiritasi
• Bersifat reversibel
• Margin of safety lebar
• Larut dalam air
• Stabil dalam larutan
• Steril
MEKANISME KERJA

• Mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf melalui


penurunan permiabilitas membran terhadap ion Na
• Meningkatkan tegangan permukaan membran
• Site of action di membran sel
SENSITIVITAS SERAT SARAF

• Serabut halus lebih peka tetapi lebih lambat


pulih dibandingkan dengan serabut besar
• Efek pada saraf sensorik secara berurutan
adalah hilangnya modalitas nyeri, dingin,
panas, rabaan dan tekanan dalam
• Efek anestesi ditandai dengan hilangnya rasa
raba, sedangkan rasa nyeri hilang paling
akhir
PENGARUH PH

• Anestesi lokal merupakan basa lemah


• Dalam bentuk basa hanya sedikit larut dan tidak stabil
dalam bentuk larutan
• Dalam bentuk garam mudah larut dalam air tapi bersifat
agak asam
FARMAKODINAMIK

• Susunan saraf tepi


• Menghambat hantaran saraf
• Susunan saraf pusat:
• Merangsang SSP (gelisah, tremor, kejang)
• Diikuti dengan depresi SSP (kelumpuhan nafas)
• Sambungan saraf otot dan ganglion
• Berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf
• Sistem kardiovaskuler
• Penurunan eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi
• Vasodilatasi arteriol
• Otot polos
• Spasmolitik
PENGGUNAAN ANESTESI LOKAL
  TOPIKAL INFILTRASI BLOK SARAF AR EPIDURAL SPINAL INTRATEKAL

IV

ESTER            

Prokain - + + - - +

Kloropokain - + + - + -

Tetrakain + - - - - +

 
AMIDA            

Lidokain + + + + + +

Etidokain - + + - + -

Prilokain - + + + + -

Mepivakain - + + - + -

Bupivakain - + + - + +

Ropivakain - + + - + +

Levobupivakain - + + - + +

         
PERBANDINGAN GOLONGAN ESTER DAN
AMIDA
KLASIFIKASI POTENSI MULA KERJA LAMA KERJA TOKSISITAS

(infiltrasi,menit)

ESTER        

Prokain 1 (rendah) Cepat (fast) 45-60 Rendah

Kloropokain 3-4 (tinggi) Sangat Cepat (very rapid) 30-45 Sangat rendah

    Lambat (slow)    

Tetrakain 8-16 (tinggi) 60-180 Sedang


AMIDA        

Lidokain 1-2 (sedang) Cepat (rapid) 60-120 Sedang

Etidokain 4-8 (tinggi) Lambat (slow) 240-480 Sedang

Prilokain 1-8 (rendah) Lambat 60-120 Sedang

Mepivakain 1-5 (sedang) Sedang (moderate) 90-180 Tinggi

    Lambat    

Bupivakain 4-8 (tinggi) Lambat 240-480 Rendah

Ropivakain 4 (tinggi) Lambat 240-480 rendah

Levobupivakain 4 (tinggi) 240-480  

 
JENIS OBAT YANG TERMASUK
ANESTESI LOKAL

Secara umum anestesi local mempunyai rumus dasar yang


terdiri dari 3 bagian : gugus amin hidrofil yang berhubungan
dengan gugus residu aromatic lipofil melalui suatu gugus antara.
Gugus amin selalu berupa amin tersier atau amin sekunder.
Gugus antara dan gugus aromatic diguguskan dengan ikatan amid
atau ikatan ester. Maka secara kimia, anestesi local digolongkan
atas senyawa ester dan senyawa amid. Adanya ikatan ester
sangat menentukan sifat anestesi local sebab pada degradasi
dan inaktivasi didalam badan, gugus tersebut akan dihidrolisis.
Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah
mengalami metabolism dibandingkan dengan golongan amid.
Anestesi local yang tergolonga dalam senyawa ester ialah
tetrakain, benzokain, kokain, dan prokain dengan prokain
sebagai prototype. Sedangkan yang tergolong dalam senyawaan
amid ialah dibukain, lidokain, bupivakain, mepivakain, dan
prilokain.
KOKAIN
(BENZOILMETILEKGONIN)

• Anestesi lokal pertama


• Sumber dari tumbuhan Erithroxylon coca yang tumbuh di
Pegunungan Andes (Peru)
• Menyebabkan adiksi
KOKAIN (BENZOILMETILEKGONIN)
FARMAKODINAMIK

• SSP : gelisah, euforia


• Sistem kardiovaskuler
• Pada dosis kecil dapat memperlambat denyut jantung
• Pada dosis sedang dapat menurunkan tekanan darah
• Pada dosis besar dapat menyebabkan payah jantung
• Otot skelet : menghilangkan kelelahan
• Suhu tubuh : hiperpireksia
• Saraf simpatis
• Vasokonstriksi
• Midriasis
KOKAIN (BENZOILMETILEKGONIN)
FARMAKOKINETIK

• Kecepatan absorpsi melebihi kecepatan detoksikasi dan


ekskresi sehingga bersifat sangat toksik
• Absorpsi di semua tempat termasuk selaput lendir
KOKAIN (BENZOILMETILEKGONIN)
INTOKSIKASI

• Sering menyebabkan keracunan akut


• Dosis fatal 1,2 g
• T/ diazepam atau barbiturat kerja singkat IV
PROKAIN

• Disintesis tahun 1905 dengan nama dagang novokain


• Awalnya merupakan DOC untuk anestesi lokal suntikan
PROKAIN
FARMAKODINAMIK

• Analgesik umum ringan yang berbanding lurus dengan


dosis
• Efek maksimal dalam 10-20 menit
PROKAIN
FARMAKOKINETIK

• Absorpsi cepat dari tempat suntikan (diperlambat dengan


menambahkan vasokonstriktor)
• Dihidrolisis menjadi PABA dan dietilaminoetanol
• Ekskresi melalui urin
PROKAIN
INDIKASI

• Blokade saraf
• Anestesi infiltrasi
• Anestesi epidural
• Anestesi spinal
• Anestesi kaudal
LIDOKAIN

• DOC untuk anestesi permukaan, infiltrasi dan juga dapat


digunakan untuk anestesi umum
• Lebih poten daripada prokain
LIDOKAIN
FARMAKOKINETIK

• Mudah diserap dari tempat suntikan


• Dapat melewati sawar darah otak
• Metabolisme di hati melalui proses dealkilasi
• Ekskresi melalui urin
LIDOKAIN
EFEK SAMPING

• Efek terhadap SSP seperti mengantuk, pusing, parestesia,


gangguan mental, koma
• ES lain seperti fibrilasi ventrikel, henti jantung
LIDOKAIN
INDIKASI

• Blokade saraf
• Anestesi infiltrasi
• Anestesi epidural
• Anestesi spinal
• Anestesi kaudal
• Anestesi selaput lendir
• Mencegah aritmia pada infark miokard
ANESTESI LOKAL YANG
DIBERIKAN SECARA INJEKSI
DIBUKAIN

• Paling kuat dan paling toksik


• DOA panjang
• Indikasi:
• Anestesi suntikan
• Anestesi topikal telinga dan kulit
• Anestesi spinal
MEPIVAKAIN HCL

• Mirip lidokain
• Indikasi:
• Anestesi infiltrasi
• Anestesi spinal
• Blok saraf regional
PIPEROKAIN HCL

• Potensi sama dengan prokain


• Indikasi:
• Anestesi topikal untuk kornea, mata, hidung, tenggorok, dan
saluran kemih
• Blokade saraf
• Anestesi kaudal
TETRAKAIN

• Lebih aktif dan lebih toksik daripada prokain


• Indikasi:
• Anestesi topikal untuk mata, hidung dan tenggorokan
• Anestesi spinal
PRILOKAIN HCL

• Mirip lidokain
• OOA dan DOA lebih lama daripada lidokain
• ES: methemoglobinemia
• Indikasi: anestesi suntikan
ANESTESI LOKAL YANG
DIBERIKAN SECARA TOPIKAL
BENZOKAIN

• Absorpsi lambat karena sukar larut dalam air


• Dapat digunakan langsung pada luka dengan ulserasi
• Sediaan berupa salep, supositoria, bedak
JENIS LAIN

• Lidokain
• Lidokain HCl
• Dibukain
• Tetrakain
• Benoksinat
• Kokain
• Pramoksin
• Diklonin
TEKNIK ANESTESI LOKAL
ANESTESI PERMUKAAN

• Untuk menghilangkan nyeri di selaput lendir mulut, faring


dan esofagus
• Untuk menghilangkan nyeri pada luka, ulkus dan luka
bakar
• Tidak mengganggu proses penyembuhan luka
ANESTESI PERMUKAAN (TOPIKAL)

• Anestesi topikal sangat membantu dalam bronkoskopi diagnostik atau


operatif. Guna keperluan tersebut, agen dapat diberikan melalui sprai tangan,
jet sprai, suntik atau perforated kanula atau plester. Jika dimungkinkan,
gunakan volume sesuai dengan kebutuhan. Sayangnya, beberapa atomizer yang
ada di pasaran memudahkan terjadinya overdosis. Karena besarnya volume
atomizer yang dihasilkan juga bergantung posisi penyemprotannya, maka
sebaiknya dicoba terlebih dahulu sampai diperoleh posisi yang tepat.
• Seperti halnya orang dewasa, respon anak terhadap anestesi lokal bergantung
pada metoda dan kecepatan pemberiannya, daerah anatomisnya, keasaman
jaringan, dan penggunaan vasokonstriktor atau torniket.
• Anestes topikali juga berguna dalam prosedur sistoskopik. Jelli dapat
diberikan di uretra sehingga memungkinkan ahli anestesimenggunakan
anestesi supplemental yang sangat ringan. Penggunaan lain anestesi topikal
meliputi pengangkatan korpus alineum dari mata (propakain 0,5%) dan
membuka hidung yang tersumbat (kokain 4%).
ANESTESI INFILTRASI

• Untuk menimbulkan anestesi ujung saraf


• Diberikan secara intradermal atau SK
ANESTESI INFILTRASI

• Anestesi infiltrat adalah anestesi yang bertujuan untuk menimbulkan


anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan
di anestesi sehingga menyebabkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan
yang terletak lebih dalam misalnya daerah kecil di kulit atau gusi
(pencabutan gigi)
• Anestesi ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas maupun
rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi anestesi
infiltrat pada anak-anak cukup dalam karena komposisi tulang dan
jaringan belum begitu kompak.
INDIKASI ANESTESI INFILTRAT

Ada beberapa indikasi yang ditujukan untuk pemakaian anestesi infiltrat, antara lain :
•Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat direstorasi.
•Infeksi di periapikal atau interradikular dan tidak dapat di sembuhkan kecuali dengan
pencabutan.
•Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya sudah mau erupsi
•Gigi sulung yang persistensi
•Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi tetap
•Gigi yang mengalami ulkus dekubitus
•Untuk perawatan ortodonsi
•Sopernumerary tooth
•Gigi penyebab abses dentoalveolar
•Jika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai anestesi lokal serta
dapat meyakinkan para pihak lainnya bahwa anestesi lokal saja sudah cukup.
•Anestesi lokal dengan memblok saraf atau anestesi infiltrasi sebaiknya diberikan lebih
dahulu sebelum prosedur operatif dilakukan dimana rasa sakit akan muncul.
ANESTESI BLOK

• Digunakan untuk tindakan pembedahan seperti sirkumsisi,


pencabutan kuku
• Digunakan untuk tujuan diagnostik dan terapi
ANESTESI BLOK
ANALGESIA SPINAL

•Analgesia spinal (intratekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah


pemberian obat anestesik local ke dalam ruang subarachnoid.Anestesia spinal
diperoleh dengancara menyuntikan anestesik local ke dalam ruang
subaraknoid.Teknik ini sederhana,cukup efektif dan mudah dikerjakan.
 
Indikasi :
•Bedah ekstremitas bawah
•Bedah panggul
•Tindakan sekitar rectum-perineum
•Bedah obstetric-ginekologi
•Bedah urologi
•Bedah abdomen bawah
•Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatric biasanya dikombinasi dengan
anesthesia umum ringan.
ANESTESI SPINAL

• Sama dengan anestesi blok tetapi lebih luas


(blokade subarakhnoid atau intratekal)
• Obat disuntikkan ke dalam ruang
subarakhnoid antara L2 dan L5
• Luas blokade anestesi tergantung pada BJ
obat dan posisi pasien
• Digunakan pada operasi perut bagian bawah,
perineum dan tungkai bawah
ANESTESI SPINAL

• Dosis tergantung pada:


• Volume ruang subarakhnoid (tergantung pada tinggi
badan)
• Tinggi rendahnya segmen daerah anestesi yang
diinginkan
• Lamanya anestesi yang diperlukan
• Lamanya anestesi spinal tergantung pada:
• Kecepatan absorpsi obat dari ruang subarakhnoid
• Sifat lipofilisitas obat
PENGARUH ANESTESI SPINAL

• Pernafasan
• Penurunan kapasitas vital dan kapasitas nafas maksimum
• Henti nafas akibat paralisis otot pernafasan
• SKV
• Vasodilatasi arteriol di daerah yang mengalami blokade,
diikuti dengan vasokonstriksi di daerah yang tidak
mengalami blokade sebagai kompensasi
• Hipotensi akibat penurunan alir balik vena
• Komplikasi neurologis hampir tidak pernah terjadi,
kalau ada berupa sakit kepala akibat iritasi saraf pada
saat penyuntikan
ANESTESI EPIDURAL

• Menyuntikkan zat anestesi ke ruang epidural


• Efek anestesi dapat mencapai setinggi dagu
• Pemberian dapat tunggal atau kontinu
• Suntikan dilakukan di bawah L2
• Tidak menyebabkan sakit kepala
ANALGESIA EPIDURAL

• Anestesi atau analgesia epidural ialah blockade saraf dengan


menempatkan obat di ruang epidural (peridural, ekstradural). Ruang ini
berada di antara ligamentum flavum dan durameter. Bagian atas
berbatasan dengan foramen magnum di dasar tengkorak dan di bawah
dengan selaput sacrokogsigeal. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan di
bagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.
• Obat anestesi local di ruang epidural bekerja langsung pada akar saraf
spinal yang terletak dibagian lateral. Awal kerja anestesi epidural lebih
lambat dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik –
motoric juga lebih lemah.
INDIKASI ANESTESI EPIDURAL
• Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah
• Tatalaksana nyeri saat persalinan
• Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak
perdarahan
• Tambahan pada anestesi umum ringan karena penyakit tertentu pasien

Ruang epidural bertekanan negative (<1atm) kemungkinan karena :


• Pemindahan tekanan negative dari thorak melalui ruang paravertebralis
• Flexi maksimal punggung
• Dorongan kedepan saat jarum disuntikkan
• Redistribusi aliran darah serebrospinal
ANESTESI KAUDAL

• Zat anestesi disuntikkan ke dalam kanalis sakralis melalui


hiatus sakralis
• Risiko:
• Jarum masuk ke pleksus vena
• Jarum menembus duramater
ANALGESIA KAUDAL
• Anestesia kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena
kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat di
tempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis di tutup
oleh ligamentum sakrokogsigeal tanpa tulang yang analog dengan
gabungan antara ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum
dan ligamentum flavum. Ruang kaudal berisi saraf sacral, pleksus venosus,
felum terminale dan kantong dura.

Indikasi
Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya hemoroid, fistula
paraanal.

Indikasi kontra
Seperti analgesia spinal dan analgesia epidural.
KESIMPULAN

• Anestesi local ialah obat yang menghasilakan


blockade induksi atau blockade lorong natrium pada
dinding saraf secara sementara terhadap rangsang
transmisi sepanjang saraf jika digunakan pada saraf
sentral atau perifer. Anestesi local mencegah
pembentukan dan konduksi impuls saraf.Tempat
kerjanya terutama di membrane sel, efeknya pada
aksoplasma hanya sedikit saja.Tehnik pemberian
obat anestesi local dapat dilakukan dengan cara
anestesi topical,anetesi infiltrasi,anestesi blok
(anestesi spinal,anestesi epidural,anestesi blok).

Anda mungkin juga menyukai