KELAMIN MELALUI
DIMENSI TANGAN
UNTUK
IDENTIFIKASI
FORENSIK
Residen Pembimbing : Dosen Pembimbing :
dr. Suroto dr. Bianti Hastuti Machroes MH, Sp.KF
Disusun Oleh:
1. Intan Permatasari FK UNDIP
2. Cornelius Anggi Nova FK UNDIP
3. M. Nabil TNS FK
UNDIP
4. Jacob Prasetyanto Pranoto FK UNDIP
5. Felicia Angga Putriani FK UNDIP
6. Cecilia Helena Jacquelin FK UKI
7. Hillery Brilian Octarina FK UKI
8. Chyncia Vriesca FK UKI
JURNAL UTAMA
PENDAHULUAN
Proses individualisasi seorang manusia dikenal sebagai proses identifikasi
personal. Diantara beberapa parameter identifikasi, pengenalan jenis
kelamin merupakan hal yang sangat penting dan salah satu kriteria yang
paling utama dalam menentukan identitas seseorang
Penelitian ini berguna pada kondisi terjadinya bencana besar dan kasus kriminal dimana
bagian tangan dapat ditemukan secara terpisah dan membutuhkan identifikasi forensik
Tinjauan pustaka
Identifikasi Forensik
Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Jakarta;2000, Hal 197
Metode identifikasi Forensik
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Penentuan identitas personal dapat
menggunakan metode
Pemeriksaan Pemeriksaan
sidik jari Dokumen
Metode Visual
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
aa n si di k
Pe me ri k s
jari
Metode ini membandingkan gambaran sidik jari jenazah dengan data sidik jari
antemortem.
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
de Visu al
Meto
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
er iks a an
Pem
Dokumen
Metode ini dilakukan dengan dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM,
kartu golongan darah, paspor dan lain-lain) yang kebetulan dijumpai dalam
saku pakaian yang dikenakan
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
n ga m a tan
Pe
a i an d an
Pak
Perhiasan
Metode ini dilakukan dengan memeriksa pakaian dan perhiasan yang dikenakan
jenzah.
Dari pemeriksaan ini dapat diketahui merek, ukuran, inisial nama pemilik, badge,
yang semuanya dapat membantu identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan
pada jenazah.
Untuk kepentingan lebih lanjut, pakaian atau perhiasan yang telah diperiksa,
sebaiknya disimpan dan didokumentsikan dalam bentuk foto.
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Identifikasi
Medik
Metode ini memiliki akurasi yang tinggi, oleh karena dilakukan oleh seorang ahli
dengan menggunakan berbagai cara atau modifikasi.
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
ik sa a n
Pemer
Gigi
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan manual, sinar x, cetakan gigi serta rahang.
Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi
dan sebagainya.
Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian
khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada
dua orang yang berbeda
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Se ro l ogi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan golongan darah yang diambil baik
dari tubuh korban atau pelaku, maupun bercak darah yang terdapat di tempat
Ada dua tipe orang dalamperkara.
kejadian menentukan golongan darah, yaitu:
Sekretor Non-sekretor
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Metode
eksklusi
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
s i Ka s us
Identifika
Mutilasi
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Identifikasi
Kerangka
Kemudian dicari pula tanda kekerasan pada tulang serta keadaan kekeringan tulang
untuk memperkirakan saat kematian.
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007 Hal 149
Penentuan jenis kelamin
Pada korban kebakaran atau pada mayat yang sudah membusuk dimana penentuan
jenis kelamin tidak mungkin dilakukan dengan pemeriksaan luar
Knight B. Forensic pathology. Second ed. New York: Oxford University Press, 1996
Jaringan lunak tertentu
Dari jaringan lunak juga dapat dilakukan pemeriksaan sex chromatin untuk
menentukan jenis kelamin, terutama jaringan kulit dan tulang rawan.
Uterus dan prostat merupakan jaringan lunak yang lebih tahan terhadap
pembusukan dan dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Mun’im A, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 1997
PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN
PEMERIKSAAN TULANG
Tulang yang bisa digunakan dalam
identifikasi jenis kelamin
Tulang kranium Tulang Dada
Miring ke
Vertikal belakang
Membulat Kurang
membulat
PROSESUS
Sedang-besar ♀ Kecil-sedang
♂
MASTOIDEUS
male femal
e
Briggs CA. Anthropological assessment. In : Clement JG, Ranson DL, editors. Craniofacial identification in forensic medicine. New York:
Oxford University Press, 1998. p. 53-55
PINTU ATAS PANGGUL
male female
♂ bentuk seperti jantung ♀ eliptik, bundar, besar
Briggs CA. Anthropological assessment. In : Clement JG, Ranson DL, editors. Craniofacial identification in forensic medicine. New York:
Oxford University Press, 1998. p. 53-55
SACRUM
♂ ♀
Briggs CA. Anthropological assessment. In : Clement JG, Ranson DL, editors. Craniofacial identification in forensic medicine. New York:
Oxford University Press, 1998. p. 53-55
Identifikasi jenis kelamin
berdasarkan tulang panjang
1. Karakteristik umum
3. Kaput femur
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Mun’im A, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI, 1997
2. Determination of sex by foramen magnum. Available from URL: HYPERLINK http://www.ispub.com
3. Diameter Kaput femur
♂ > 45 mm
♀ < 41 mm
♂ > 80o
♀ + 76o
1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Mun’im A, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI, 1997
2. Determination of sex by foramen magnum. Available from URL: HYPERLINK http://www.ispub.com
Identifikasi jenis kelamin berdasarkan tulang dada
Knight B. Forensic pathology. Second ed. New York: Oxford University Press, 1996
Anatomi
telapak
tangan
Moore, 2002
Diseksi tangan, memperlihatkan vagina synovialis tendini digiti manus 1-5 (biru) tendo otot-otot fleksor
panjang (Moore, 2002)
Moore, 2002
KESIMPULAN
Kesimpulan
Identifikasi personal adalah salah satu bidang utama dalam ilmu forensik yang lebih mudah
dilakukan secara visual untuk membantu mengidentifikasi individu sampai tingkat tertentu dan
sebagai bukti tambahan pemeriksaan fisik yaitu analisis dimensi tangan dengan metode
penghitungan antropometri tangan.
Pengukuran antropometri tangan dilihat dari panjang tangan, luas tangan, dan penghitungan indeks
tangan
ditemukan hubungan yang signifikan ditemukan pada perbedaan panjang tangan dan luas tangan
antara laki-laki dan perempuan.
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk
menentukan identitas seseorang dapat menggunakan metode primer dan sekunder untuk
mendukung metode lainnya.
Cara identifikasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan sidik jari, metode visual, pemeriksaan
dokumen, pengamatan pakaian dan perhiasan, identifikasi medik, pemeriksaan gigi, serologi,
identifikasi kasus mutilasi dan kerangka serta terdapat metode eksklusi.
JURNAL PEMBANDING
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Latar Belakang Kesulitan identifikasi jenis Tangan dan kaki sering ditemukan
kelamin pada kasus-kasus dari lokasi bencana alam maupun
mutilasi dan fragmentasi buatan manusia karena ledakan
dimana seringkali ditemukan bom, kecelakaan kereta api,
bagian-bagian tubuh yang kecelakaan pesawat, atau
sudah terpisah. pembunuhan massal.
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Tujuan 1. Mengidentifikasi jenis kelamin Menetapkan standar untuk penentuan jenis
menurut dimensi tangan. kelamin dari dimensi tangan dan kaki
2. Untuk mengidentifikasi variabel
terbaik yang dapat memprediksi jenis
kelamin
3. Untuk memperoleh sectioning point
dalam membedakan pria dan wanita.
4. Untuk menggambarkan atau
membandingkan kategori indeks
tangan antara kedua jenis kelamin.
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Waktu dan Udaipur district of Rajasthan. North Indian
tempat
penelitian
Sampel - 182 subjek (91 pria dan 91 - 246 subjek (123 pria and 123
wanita). wanita).
- Usia: 18 – 60 tahun - Usia: 17 – 20 tahun.
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Cara - Panjang tangan dan Luas - Panjang tangan dan kaki, luas
pengambilan tangan menggunakan tangan dan kaki menggunakan
data caliper. caliper.
- Indeks tangan: dihitung - Indeks tangan dan kaki: dihitung
dengan membagi luas dengan membagi luas
tangan dengan panjang tangan/kaki dengan panjang
tangan dan dikalikan tangan/kaki dan dikalikan
dengan 100. dengan 100.
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Dimensi tangan dan kaki (panjang dan luas)
Hasil - Panjang tangan: secara signifikan secara signifikan lebih tinggi (p <0,001) pada
lebih besar pada pria sekitar 1.8cm pria di kedua sisi kanan dan kiri.Panjang tangan
dibandingkan dengan wanita. ditemukan secara signifikan lebih besar di sisi
kanan pada pria sajaLuas tangan ditemukan
- Luas tangan: secara signifikan lebih secara signifikan lebih besar di sisi kanan pada
kedua pria (t = 5,606, p <0,001) dan wanita (t =
besar pada pria, sekitar 0.7cm,
5,493, p <0,001)Luas kaki yang ditemukan
dibandingkan dengan wanita. secara signifikan lebih besar di sisi kanan pada
- Indeks tangan: nilai indeks tangan pria (t = 2.539, p = 0,01) dan wanitaIndeks
tangan dan indeks kaki ditemukan secara
sama dengan atau kurang dari 43 signifikan lebih tinggi pada pria di kedua sisi
adalah pria, sedangkan diatas 43 kanan dan kiri (p <0,05).
adalah wanita.
Jurnal Utama Jurnal Pembanding
Dimensi tangan dan kaki
Kesimpulan - Dimensi tangan dapat menunjukkan perbedaan yang
digunakan secara aplikatif signifikan pada kedua jenis
dalam menentukan jenis kelamin.Luas tangan dan luas kaki
menunjukkan akurasi yang lebih
kelamin. baik dalam penentuan jenis kelamin
daripada panjang tangan dan
- Titik potong dibawah atau panjang kakiIndeks tangan dan
sama dengan 43 adalah indeks kaki tetap merupakan
pria dan diatas 43 adalah diskriminator seks yang buruk
dalam penelitian ini.
wanita
KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN
Jurnal Utama : “Sex determination from hand dimensions for forensic
identification”
Keunggulan Kelemahan
• Dapat mengidentifikasi jenis • Hanya mengidentifikasi subjek pada
kelamin melalui dimensi tangan orang asia
• Dapat mengidentifikasi jenis • Hanya dapat memprediksi jenis kelamin
kelamin pada kasus mutilasi dan sekitar < 80 %
fragmentasi tangan.
• Subjek Rentang lebih luas 18
tahun – 60 tahun
Jurnal Pembanding : “ Sex Determination from Hand and Foot
Dimensions in a North Indian Population”
Keunggulan Kelemahan
• Dapat mengidentifikasi jenis • Hanya mengidentifikasi subjek pada orang
kelamin melalui dimensi tangan dan asia
kaki • Hanya dapat memprediksi jenis kelamin
• Dapat mengidentifikasi jenis sekitar < 80 %
kelamin pada kasus mutilasi dan
fragmentasi tangan dan kaki
• Subjek rentang usia lebih sempit
17 tahun – 20 tahun
Terimakasih!