Karakteristik darah:
Volume darah: 7 – 10% BB (5 Lt pada Dewasa Normal)
Komponen darah: Eritrosit, Leukosit, Trombosit 40-
45% Volume darah; Tersuspensi dalam plasma darah
PH darah : 7,37 – 7,45
Temp : 38 ºc
Viskositas lebih kental dari air dgn BJ 1,041 – 1,067
FUNGSI DARAH
Sebagai alat angkut
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit
dan racun dgn perantaraan leukosit dan antibodi
Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
BAGIAN-BAGIAN DARAH
Sel-sel darah
Eritrosit (sel darah merah)
Leukosit (sel darah putih)
Trombosit (sel pembeku darah).
2. Basofil
Basofil adalah leukosit granula berwarna biru, menyerap
pewarna yang bersifat basa
3. Eosinofil
Eosinofil adalah leukosit Granula berwarna merah
terang, menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin)
4. Limfosit
Limposit B dan T dihasilkan dari jaringan RES dan
kelenjar limfe
Limfosit T fungsinya membunuh sel secara langsung
dengan mengeluarkan limfokin
Limfosit B menghasilkan antibodi
5. Monosit
Monosit diproduksi sumsum tulang, merupakan Leukosit
terbesar dan berumur panjang (Infeksi kronis) sehingga
dapat berubah menjadi histiosit jaringan seperti : sel
kuffer di hati, makrofag peritoneal, makrofag alveolar
dll.
Sel darah putih
basofil neutrof
il
monos
it eosino
fil
limfosit
TROMBOSIT
Diproduksi oleh sumsum tulang menjadi megakariosit,
tergantung adanya trombopoetin.
Berukuran 2 – 4 um, bentuk tidak teratur, tidak punya
inti, jumlahnya selalu berubah sekitar 150.000 –
450.000 per mm3 darah. Berperan untuk mengontrol
perdarahan.
Definisi Anemia
Suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan
dengan kadar normal, yang menunjukkan
kurangnya jumlah sel darah merah yang
bersirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang
diangkut ke jaringan tubuh berkurang
Klasifikasi menurut etiologi
Kehilangan sel darah merah
Terjadi karena perdarahan yang disebabkan oleh
penyebab-penyebab utama (sal cerna, uterus,
hidung, luka)
Akut
Kronik
Klasifikasi menurut etiologi
Penurunan produksi sel darah merah
Rendahnya produksi SDM karena defisiensi
faktor yang berperan dalam eritropoesis (as.
Folat, Vit B 12, zat fesi).
Juga pada depresi sumsum tulang (tumor,
pengobatan, toksin) atau ketidakadekuatan
stimulasi karena kurangnya eritropoetin pada
GGK
Klasifikasi menurut etiologi
Peningkatan penghancuran sel darah
merah
Overaktif sistem retikular
endoplasmik/RES (rermasuk
hipersplenisme) atau karena produksi
SDM abnormal yang dihancurkan oleh
RES (spt. Anemia sickle sel)
Ekstrinsik karena trauma, antibodi dan
agen infeksi/toksin
Anemia Defisiensi Besi
Gangguan sintesis Heme
2/3 zat besi dlm tubuh berbentuk Heme pada
hemoglobin, 1/3 dalam bentuk feritin dan
hemosiderin dalam sumsum tulang, limpa, hepar,
dan makrofage
Etiologi: intake tidak adekuat, malabsorpsi,
kehilangan darah dan hemolisis
Thalasemia
Kelainan genetik autosomal resesif
mengakibatkan produksi hemoglobin normal
tidak adekuat
Terjadi gangguan sintesis Hb karena diikuti
gangguan protein globulin
Heterozigot: thalasemia minor, Homozigot:
thalasemia mayor
Anemia Megaloblastik
Defisiensi Cobalamin (Vit B 12)
Sel parietal pada mukosa gaster tidak memproduksi
faktor instrinsik sehingga tidak terjadi penyerapan Vit
B 12 (faktor ekstrinsik)
Defisiensi As Folat
As folat diperlukan untuk sintesis DNA dalam
pembuatan dan maturasi sel darah merah
Anemia Aplastik
Penyakit dimana terjadi penurunan semua tipe sel
darah (RBC, WBC, platelet) dan hiposelular
sumsum tulang
Etiologi: Kongenital (sindrom Fanconi), Didapat
(agen kimia, toksin, obat, idiopatik, kehamilan,
radiasi, infeksi virus dan bakteri)
Temuan Laboratorium
Perdarahan Saluran Cerna, menorrhagia,
epistaksis, trauma
Retikulosit ↑
Hb/Ht normal pada awal pendarahan, kemudian ↓
Kadar Ferritin dan zat Besi ↓
Penatalaksanaan Medis
Tujuan
Menghilangkan/mengontrol faktor penyebab
Menghilangkan manifestasi klinis
Mencegah komplikasi
Penatalaksanaan Medis
Terapi Oksigen
Kompensasi berkurangnya pengangkut oksigen dan
membantu mengurangi kerja jantung
Transfusi Darah
Terutama pada kehilangan darah akut (Hb < 6gr/dl)
atau yang tidak respon terhadap pengobatan lain.
Pemberian jangka panjang berisiko tinggi kelebihan
zat besi (kardiomiopati, perikarditis, aritmia, GJK,
insufisiensi tiroid, malfungsi pankreas dan
endokrin, fibrosis hepar, perubahan warna kulit)
Penatalaksanaan Medis
Agen penghancur zat besi
Defroksamin dapat mencegah kelebihan zat besi
Eritropoetin
Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit kronik
anemia. Sumsum tulang harus mampu
memproduksi SDM dan harus tersedia nutrien
Zat besi dan vit B 12
Diet tinggi zat besi
Pada penyakit defisiensi nutrisi atau kehilangan
darah, nutrisi dapat meningkatkan produksi SDM
Pengkajian
Gejala Umum
Keletihan, fatigue, kelemahan umum
Kulit dan membran mukosa (sklera, mukosa oral) pucat
Joundice pada megaloblastik dan hemolitik
Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi besi
Ulserasi mulut (angular cheilosis) pada megaloblastik
dan defisiensi besi
Kuku cekung, bergerigi dan memutih pada defisiensi besi
Pengkajian
Riwayat penggunaan obat yang mempengaruhi sumsum
tulang dan metabolisme asam folat
Riwayat penggunaan alkohol (jumlah dan lamanya)
Riwayat keluarga
Aktifitas atletik
Nutrisi:
Defisiensi esensial: Zat besi, asam folat, Vit B 12
Sosial ekonomi rendah
Vegetarian ketat tanpa suplemen Vit B 12
Pengkajian
Pola kesehatan fungsional
Persepsi kesehatan, manajemen kesehatan
Nutrisi, metabolik
Eliminasi
Aktifitas, latihan
Kognitif, persepsi
Seksualitas, reproduksi
Pemeriksaan Fisik
Status kardiologi
Kadar Hb yang rendah memacu jantung untuk
memompa lebih cepat dan kuat
Gejala: Takikardi, palpitasi, dispnea, pusing,
orthopnea
Tanda: kardiomegali, hepatomegali, Edema perifer
Pemeriksaan Fisik
Sistem pencernaan
Keluhan: Mual/muntah, melena, diare, anoreksia,
glossitis
Pemeriksaan Feses: ditemukan darah
Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita
Kaji penggunaan suplemen zat besi pada kehamilan
Sistem neurologi
Parestesia, ataksia, koordinasi buruk, bingung
Masalah Keperawatan
Penurunan
jumlah eritrosit
Penurunan Kadar Hb
Kompensasi
Jantung Kompensasi Efek GI Hipoksia Serat
Paru saraf
Kardiomegali Konstipasi,
Diare
Prioritas Keperawatan
Meningkatkan perfusi jaringan
Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
Mencagah komplikasi
Memberikan informasi mengenai proses penyakit,
prognosis dan pengobatan
Tujuan Perawatan
ADL terpenuhi secara mandiri atau dibantu
Komplikasi dapat dicegah/dikurangi
Proses penyakit, prognosis dan pengobatan dipahami
Diagnosa Keperawatan 1: gangguan
perfusi jaringan
Intervensi:
Perawatan sirkulasi
Pengaturan hemodinamik
Manajemen cairan dan elektrolit
Manajemen sensasi perifer
Monitoring tanda vital
Terapi oksigen