Definisi Bank Darah Rumah Sakit adalah Bank Darah Rumah Sakit yang
didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit yang berkewajiban menyimpan
darah yang telah diuji saring oleh UTD PMI dan melakukan uji cocok serasi
berdasarkan perjanjian kerjasama antara UTD PMI dan Rumah Sakit.
2. Pembiayaan
- Tenaga ATD/PTTD/Analis terlatih di bidang Transfusi Darah dibayar
oleh Rumah Sakit yang bersangkutan.
- Biaya Penggantian Pengolahan Darah (BPPD)/Service cost dibebankan
pada pihak Rumah Sakit yang bersangkutan.
- Besarnya biaya service cost ditetapkan oleh Pengurus Pusat PMI yang
diketahui oleh Dinas Kesehatan setempat.
- Prosedur penagihan service cost mengikuti petunjuk dari UTD PMI
setempat yang mengirimkan darahnya.
5. Pelaporan
BDRS berkewajiban melakukan pembuatan laporan bulanan kepada
UTD PMI tentang setiap kegiatan di Bank darah yang bersangkutan,
meliputi :
- Kebutuhan, penerimaan dan pemakaian darah
- Reaksi transfusi
- Pemakaian reagnesia
- Pemakaian alat-alat dll.
6. Pengawasan
Pengawasan / Audit teknis pelayanan darah secara periodik dilakukan
oleh tim yang terdiri dari personal Rumah Sakit, UTD PMI setempat dan
Dinas Kesehatan setempat. Laporan audit teknis disampaikan pada
Kepala Rumah Sakit, Kepala UTD setempat dan Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
7. Peralatan standar yang dibutuhkan :
- Gunting Stainless
- Tempat klem & gunting
- Rak Tabung 24 lb Stainless
- Tabung reaksi uk. 12 x 75
- Mikroskope Binokulair
- Blood Bank Kapasitas 150 kantong
- Electric sealer
- Hand Sealer
- Medical Refrigerator
- Centrifuge (Serofuge)
- Set peralatan Cross Gel Test ( jika cross test menggunakan metode
gel )
- Waterbath / Incubator
- Rotator (untuk pemeriksaan sifilis)
- Micropipet
- Timer Bel
- Agitator Trombosit (untuk menyimpan trombosit) harga tergantung
saat permintaan.
Teknik Kerja :
a. Pembuatan suspensi Eryhtrosit 5 %
1. Kedalam tabung 12 x 75 mm diisi dengan larutan NaCl 0,9 % sebanyak 5
ml.
2. Tambahkan 5 tetes darah EDTA dan campur.
3. Putar pada sentrifuge pada 1500 rpm selama 5 menit.
4. Cairan dibuang dan pada endapan ditambahkan larutan NaCl 0,9 %
sebanyak 5 ml. Campur dan putar lagi, ulangi langkah tadi sebanyak 3 kali.
5. Terakhir pada penambahan NaCl 0,9 % yang ke-4 kalinya sebanyak 5 ml
merupakan suspensi eryhtrosit 5 %.
b. Pemeriksaan reaksi silang fase I
1. Sediakan dua buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah kiri untuk
mayor test dan sebelah kanan untuk minor test.
2. Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes suspensi
erythrosit donor 5 % dalam larutan NaCl 0,9 % dan 2 tetes bovine albumin
20%.
3. Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes suspensi
erythrosit penerima 5 % dalam larutan NaCl 0,9 % 2 tetes bovine albumin
20%.
4. Masing-masing tabung dicampur dan diputar disentrifuge pada 1000 rpm
selama 1 menit.
5. Goyangkan hati-hati dan periksa adanya aglutinasi dan hemolisis.
6. Bila hasil Mayor dan minor negatif, pemeriksaan dilanjutkan ke fase II
7. Bila hasil Mayor dan minor positif, pemeriksaan tidak dilanjutkan (tidak
cocok)
c. Crossmatch Fase II
1. Tabung tadi diinkubasi pada suhu 370C selama 15 menit
2. Putar selama 1 menit pada 1000 rpm disentrifuge.
3. Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang perlahan-
lahan sama dengan fase I, bila negatif dilanjutkan ke fase III
Penafsiran :
Bila aglutinasi dan hemolisis negatif (-) maka darah dapat ditransfusikan
Bila aglutinasi dan hemolisis positif (+) maka darah tidak dapat
ditransfusikan (tidak cocok)