Anda di halaman 1dari 3

Diabetik Ketoacidosis

Definisi:
Kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, acidosis, dan
ketosis. Dapat disebabkan defisiensi insulin absolut atau relative.

Faktor predisposisi:
- Tidak ada compliance terhadap pemberian insulin
- Infeksi
- Infarksi
- Intoksikasi kokain

Kriteria Diagnosis
1. Kadar glukosa > 250mg/dl
2. pH <7.35
3. HCO3 <15
4. Anion gap tinggi
5. Keton serum positif atau ketonuria
6. Natrium 125-135
7. Kalium >3.5

Pemeriksaan penunjang : DL, GDS, UL, AGD, BUN/SC, elektrolit

Diagnosis banding :HHS

Tatalaksana:
FASE 1
1. Rehidrasi NaCl 0.9% atau RL 2 liter dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm
selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam. (Total 4-6L/24jam)
2. Regulasi insulin IV dosis 0.1 IU/kgBB atau IM dosis 0.4 IU/kgBB,
kemudian dilanjutkan IV drip atau continuous pump dosis
0.1IU/kgBB/jam. Dosis dinaikkan 2-10 kali lipat tidak ada respon dalam
2-4jam.
3. Jangan mulai terapi insulin bila kadar K <3mmoL/L. Koreksi kalium
terlebih dulu.
4. Koreksi Kalium
a. Jika <3.3 mmoL/L, berikan kalium drip 40 mEq/jam (2/3 KCl dan
1/3 KPO4) sampai kadar K >3.3
b. Jika 3.3-5.0, berikan 20-30 mEq dalam setiap 1 L cairan IVFD.
c. Jika >5.0, jangan berikan suplementasi K. Cek kadar K tiap 2 4
jam.
5. Bikarbonat diberikan bila pH <7.1
6. Antibiotika diberikan jika pencetus KAD adalah infeksi

FASE 2 Batas GDS 200-250


1. Maintenance D5% 1/2NS atau NaCl 0.9% 150-250 cc/jam
2. Insulin drip/continuous pump 0.05-0.1 IU/kgBB/jam untuk
mempertahankan kadar glukosa 150-200 mg/dL
3. Jika KAD sudah membaik dan pasien bisa makan, berikan insulin SC basal
bolus sesuai kebutuhan. Insulin drip stop 1-2 jam setelah insulin SC
diberikan.

Cardiogenic Pulmonary Edema - Edem Pulmoner Akut Kardiogenik

Definisi:
Kondisi dimana menumpukknya cairan di dalam paru-paru. Penumpukan terjadi
dalam alveolus, bukan pada kavitas pleura.

Penyebab:
- Kardiogenik Gagal jantung akut
- Non-kardiogenik neurogenic, ARDS, aspirasi, TRALI, infeksi berat

Pemeriksaan
- Pulse oxymetry
- AGD
- DL
- Fungsi ginjal
- OT/PT
- Chest X-ray
- EKG

Tatalaksana
1. IV Bolus loop diuretic (Furosemide). Bila pasien sudah mengonsumsi obat
sebelumnya, berikan dosis 2.5 kali lipat
a. Pasang kateter untuk menilai diuresis
2. Jika Sat O2 <90% beri oksigen 40-60%, target Sat O2 >90%. Hati-hati
retensi CO2
3. Bila pasien distress atau sangat gelisah, berikan morfin 4-8mg dan
metoklopramid 10mg. Hati-hati depresi nafas.
4. Periksa TDS
a. Bila TDS <85 atau syok, berikan inotrope non vasodilator (infus
dobutamin 2.5mcg/kg/menit, dinaikkan 2mcg tiap 15 menit
sampai mencapai target. Alternatif lain adalah pemberian
dopamine karena pemberian dobutamin pada TDS <80mmHg
dapat menurunkan tensi.
b. TDS 85-100 observasi
c. TDS >110 Pertimbangkan pemberian vasodilator nitroglycerin,
mulai dosis infus IV 10 mcg/menit, dosis dititrasi tiap 10 menit
sampai mencapai target.
5. Penilaian terapi
- penurunan gejala sesak
- diuresis cukup >100cc per jam
- peningkatan saturasi oksigen
- nadi dan laju nafas menurun
- peningkatan temperature dan warna kulit
- menunrunnya bunyi nafas rales atau ronchi pada paru
6. Bila respons terapi tidak tercapai, periksa ulang pasien
a. Bila TDS <85 mmHg kembali ke nomor 4a.
b. Bila Sat O2 <90%, beri oksigen, pertimbangkan ETT dan ventilator
c. Bila produksi urin <20cc/jam, pertimbangkan untuk meningkatkan
dosis diuretic atau kombinasi diuretic (furosemide maksimal 500
mg, bila dosis lebih dari 250 mg, beri dalam infus karena efek
samping ototoksik)
i. Bila tidak ada respons, pertimbangkan dopamine (bila awal
belum diberikan) mulai infus 2.5 mcg/kg/menit untuk
meningkatkan diuresis.
ii. Bila tidak ada respons setelah penambahan diuretic atau
dopamine, pertimbangkan untuk ultrafiltrasi.

Anda mungkin juga menyukai