A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks
karena adanya pelayanan yang menyangkut berbagai fungsi, antara lain pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan penelitian. Oleh sebab itu agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka rumah sakit harus memiliki
sumber daya manusia yang professional baik di bidang teknis medis maupun
administrasi kesehatan. Untuk itu, dalam menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanannya rumah sakit harus mempunyai suatu tolak ukur atau indikator untuk
memantau peningkatan mutu pelayanan di semua tingkatan.
Rumah Sakit Bhayangkara TK II Makassar dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan menetapkan indikator mutu untuk masing-masing unit kerja
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai konsep dasar dan prinsip untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya suatu pengertian tentang upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit Bhayangkara Makassar.
b. Mengetahui konsep dasar dan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien d rumah sakit Bhayangkara Makassar.
c. Mengetahui cara – cara atau langkah – langkah dalam melaksanakan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien d rumah sakit Bhayangkara
Makassar.
d. Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
minimal keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien .
e. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan di rumah sakit Bhyangkara
Makassar melalui indikator mutu unit dan mutu Rumah Sakit.
f. Dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu indakan atau tidak melakukan tindakan yang
sebenarnya.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Pengumpulan data program PMKP Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
dilaksanakan mulai bulan Januari 2019. Kegiatan ini dilaksanakan berkoordinasi
dengan unit kerja dan komite terkait.
Jumlah pasien 13
11 pasien tanpa penyakit penyerta
2 pasien dengan penambahan pemeriksaan lab SGOT/SGPT
Keterangan:
Dari 13 pasien didapatkan 2 pasien yang menerima pemeriksaan
penunjang tidak sesuai CP yaitu diperiksa fungsi hati SGOT SGPT
karena pasien ikterik.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
VARIABEL
PRA CP x 100% PASCA CP
KEPATUHAN
VARIABEL
0.76 0.316
PENUNJANG
VARIABEL OBAT (AB) 0.76 0.871
LOS 7.0 6.948
HIPEREMESIS GRAVID 38
Jumlah pasien 38
26 pasien dengan penyakit penyerta HT
4 pasien dengan diagnosa tambahan DM
4 pasien dengan penyakit penyerta HT dan DM
2 pasien dengan penyerta hiperkolesterol
2 pasien dengan penyerta hiperurecemia
Keterangan:
Pasien stroke infark sulit untuk dibuat CP karena hampir semua
ada penyakit penyerta.
APPENDISITIS AKUT
VARIABEL
PRA CP x 100% PASCA CP
KEPATUHAN
VARIABEL
0.571 0
PENUNJANG
VARIABEL OBAT (AB) 0.714 0
LOS 4.7 4.444
APPENDISITIS AKUT 7
Jumlah pasien 7
7 pasien tanpa penyakit penyerta
Jumlah pasien 21
21 pasien sesuai CP
SECTIO CAESARIA
VARIABEL
PRA CP x 100% PASCA CP
KEPATUHAN
VARIABEL
0 0
PENUNJANG
VARIABEL OBAT (AB) 0.02 0.007
LOS 4.1 3.38
SECTIO CAESARIA 142
90%
85%
80% 71% 72%
70%
60%
46%
50%
40%
PERSENTASE
30%
20% STANDARD
10%
5% 5% 5% 5%
0%
90%
80% 84%
70% 57%
60%
50%
40%
40% PERSENTASE
30%
20% STANDARD
14%
10%
0% 0% 0% 0% 0%
Dari data diatas didapatkan bahwa indikator (5) Angka ketidaktepatan waktu
pemberian injeksi antibiotik di ruang rawat inap Gelatik dari bulan Juli sampai
dengan Agustus 2017 mengalami trend kenaikan dan belum sesuai dengan
standart yaitu sebesar 0 %. Berturut turut mengalami kenaikan pada angka 21%,
22%, 23% dan 29% Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan biaya dari pasien
sehingga pembelian obat terlambat. Disamping tebatasnya tenaga apoteker
karena penggunaan sistem ODD.
OUTCOME
Masih ada
resep yang tidak
sesuai dengan
kaidah
penulisan resep
90%
78% 76%
80%
70% 69%
67%
60%
50%
40%
PERSENTASE
30%
20% STANDARD
10%
0% 0% 0% 0% 0%
OUTCOME
Masih adanya
keterlambatan
pelayanan darah ≤
1 jam
OUTCOME
Utilisasi ruang
VVIP belum
mencapai 80%
35% 32%
30% 28%
27%
25% 26%
20% 20% 20% 20% 20%
15%
PROSENTASE
10%
STANDARD
5%
0%
30% 28%
26% 25%
25%
23%
20% 20% 20% 20% 20%
15%
10% PROSENTASE
5% STANDARD
0%
OUTCOME
Belum
terpasang
gelang
identitas oleh
petugas
admisi pada
semua
pasien rawat
Plan Do Study Action
inap dan
rawat jalan
yang resiko
tinggi (HD)
OUTCOME
Catatan
verbal order
belum
seluruhnya
diverifikasi
dan ditanda
tangani oleh
dokter
(3) Angka tidak dilaksanakannya double check pada obat
golongan elektrolit konsentrat tinggi
BULAN CAPAIAN STANDARD
JULI 55% 0%
AGUSTUS 41% 0%
SEPTEMBER 34% 0%
OUTCOME
Belum
sepenuhnya
form double
check terisi
lengkap
(4) Angka ketidaktepatan penandaan pada semua kasus
operasi termasuk sisi (laterality), multiple struktur atau
multiple level
BULAN CAPAIAN STANDARD
JULI 27% 0%
AGUSTUS 24% 0%
SEPTEMBER 19% 0%
6.00%
5.10%
4.90%
5.00%
4.50%
4.00%
RS BHAYANGKARA
3.00%
2.26% 2.21% 2.15% RS X
2.00%
1.00%
0.00%
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
2.50%
2.00%
RS BHAYANGKARA
1.50% RS X
1.00%
0.50% 0.22%
0.00% 0.01% 0.00% 0.04%
0.00%
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
58.00% 58.00%
60.00%
50.00%
40.00%
40.00%
32.00% RS BHAYANGKARA
28.79%
30.00% RS X
20.00%
20.00%
10.00%
0.00%
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
Dari tabel diatas pada tahun 2017 ada tiga indikator yang
sama dengan rumah sakit lain yaitu :
1) Angka Plebitis.
2) Angka ketidaktepatan pemasangan gelang kuning pada
pasien beresiko jatuh.
3) Angka ketidaktepatan waktu penyediaan rekam medis pada
rawat jalan.
Dari ketiga indikator diatas karena standar yang digunakan
berbeda maka angka capaian tidak dapat dibandingkan.
e) Indikator International Library measure (ILM)
(1) Angka Penggunaan Furosemid pada pasien gagal
jantung dengan overload cairan di ICU
(2) Angka Pemberian Aspirin dalam jangka waktu 24 jam
pertama pada IMA di ICU
(3) Angka Penggunaan anti Thrombotik pada Stroke Infark
di ruang Rawat Inap
(4) Angka Pasien dengan persalinan normal atau Sectio
Caesaria elektif pada usia kehamilan ≥ 37 - < 39 minggu
dengan janin lengkap
(5) Angka Pasien pediatrik dengan asma yang mendapat
kortikosteroid selama rawat inap
d. Penyusunan Panduan Kontrak dan Perjanjian Kerjasama
Penyusunan panduan kontrak dan perjanjian kerjasama dengan instalasi
lain berdasarkan peraturan kepala rumah sakit bhayangkara Makassar
perihal Kontrak dan Perjanjian Kerjasama dengan pihak ketiga
didapatkan hasil :
1) Evaluasi Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan dan Farmasi
Kesehatan
2) Evaluasi Kerjasama Sewa Alat
3) Evaluasi Kerjasama Sewa Tempat
4) Evaluasi Kerjasama Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil rapat evaluasi yang dilakukan oleh Unit pengusul dan
Tim evaluasi kerjasama memberikan rekomendasi kepada karumkit
bahwa perjanjian kerjasama telah sesuai secara prosedur dan dapat
diperpanjang karena tidak ada hal-hal yang melanggar ketentuan dan
sudah sesuai perundang-undangan yang berlaku.
e. Penilaian kinerja staf medis (dokter, perawat / bidan dan staf klinis yang
lain) dan staf non medis.
Kegiatan penilaian kinerja ini terintegrasi dalam program kerja unit
personalia/Urmin, komite medis dan komite keperawatan. Kegiatan yang
dilakukan adalah penyusunan panduan penilaian kinerja yang meliputi :
(1) Penilaian kinerja Rumah Sakit RS Bhayangkara Makassar
Dinilai berdasarkan peraturan menteri Keuangan No./PMK.05/ 2013
tentang pedoman penilaian badan layanan Umum Bidang layanan
kesehatan, dimana hasil penilaian pada tahun 2017 yang
dituangkan dalam surat keputusan Direktur pembinaan
Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Nomor : KEP –
273/PB.5/2017 tanggal 30 September 3015 yang menempati urutan
ke dua dengan nilai AA-Baik.
(2) Penilaian kinerja Kepala Rumah Sakit.
Penilaian Kinerja kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
berdasarkan Sistem Management Kinerja yang dikeluarkan oleh
Kapolri berdasar Peraturan Kapolri No.16 th 2011 tentang
penilaian kinerja bagi Pegawai Negeri Sipil pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan sistem management kinerja.Penilaian
dilakukan satu tahun dua kali / tiap dua semester yang
ditandatangani oleh Dewan Pengawas. Adapun hasil yang dicapai
oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dengan kriteria
Baik.
(3) Penilaian kinerja (praktik profesional) staf medis, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya
Penilaian Kinerja Praktek Profesional Staf medis, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
berdasarkan OPPE (On Going Profesional Practice Evaluation)
yang dilaksanakan 1 tahun sekali yaitu dibulan Oktober 2017
dengan hasil sebagai berikut :
∑
No. NAMA YANG BAIK SEDANG KURANG
DINILAI
1 DOKTER 40 40
2 PERAWAT/BIDAN 209 40
3 ANALIS 23 23
KESEHATAN
4 RADIOGRAFER 5 5
5 APOTEKER 2 2
6 ASISTEN
APOTEKER
7 GIZI 5 5
8 FISIOTERAPI 2 2
9 KESLING 1 1
10 TEHNIK 1 1
ELEKTROMEDIK
Pelaksanaan penilaian sesuai dengan program dan prosedur yang
ada.
(4) Penilaian kinerja Staf Non Medis
Penilaian Kinerja staf non medis untuk tenaga PNS (pegawai negeri
sipil) dan tenaga kontrak di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
berdasarkan PPK ( Penilaian prestasi Kinerja ) yang dilaksanakan
1 tahun sekali yaitu dibulan Oktober 2017 dengan hasil sebagai
berikut :
∑ YANG
No. NAMA BAIK SEDANG KURANG
DINILAI
1 STAF PNS 99 99 0 0
2 STAF 153 153 0 0
KONTRAK
TOTAL 252 252 0 0
KARUMKIT
KETUA KOMITE
PMKP
KOMITE-KOMITE
PIC DATA
PIC DATA
Diagram 4.1 Struktur Organisasi Komite PMKP
1) KTD
a). DATA KTD BULAN JULI – NOPEMBER 2017
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
1. Kesalahan √ √
pemasangan
identitas
2. Kesalahan
menaruh √ √ √
hasil
laboratorium.
3 Perawat √ √
tertusuk
jarum.
√ √
4. Pasien jatuh
dari tempat
tidur.
Total 0 4 0 0 4
b) Grafik Capaian
STORY BOARD DATA IKP KTD
ANALISA DATA KTD 2017
Bulan DENOMENATOR NUMENATOR Total (%)
Agustus 10 4 40,00%
September 37 2 5,41%
Oktober 1 0 0,00%
c) Analisa
Berdasarkan Grafik KTD tahun 2017 dapat diketahui bahwa
Kejadian tidak diinginkan pada bulan Agustus 40,00%, pada
bulan September 5,41% dan pada bulan Oktober 0,00%.
Dari prosentase angka kejadian tidak di harapkan di Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar dapat diambil kesimpulan
bahwa angka tertinggi terjadi pada bulan Agustus maka perlu
dilakukan perbaikan peningkatan pelayanan di seluruh unit
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Dari data KTD yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar KTD yang terjadi disebabkan karena ketidak
patuhan petugas dalam melaksanakan tindakan pada pasien
sesuai SPO.
d) Tindak Lanjut
Untuk menangani insiden Kejadian tak diharapkan yang terjadi
di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar maka Komite PMKP
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk
melakukan tindakan perbaikan berupa sosialisasi tindakan
keperawatan dan monitoring kinerja pada semua unit.
2) KNC
a) DATA KNC BULAN AGUSTUS – OKTOBER 2017
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
1. Kesalahan √ √
hasil lab
2. Kesalahan √
menaruh √
hsl lab.
3 Kesalahan √ √
pemberian
obat.
4 Penulisan √
pada FPO √
tdk
lengkap.
5 √
FPO √
tertukar dg √
pasien √
6 lain.
Kesalahan √
pemberian √
7 obat.
Kesalahan √
pemberian √
8 obat.
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
Kesalahan √
diagnosa √
9 pasien pre
operasi.
√
Etiket lab √
10 tdk sesuai
dg nama
pasien. √
√
11 Resep tdk
terbaca.
√
Kesalahan √
12 penandaan
sisi
operasi. √
√
13
√
√
14
√
√
15
√
√
16
√
√
17
√
√
18
√
√
19
√
√
20
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
√ √
Total 26 0 0 0 26 0
b) Grafik Capaian
ANALISA DATA KNC 2017
Bulan Denomenator Numenator Total (%)
Agustus 10 4 40,00%
September 37 21 56,76%
Oktober 1 1 100,00%
100.00% 100.00%
80.00%
60.00% 56.76%
40.00% 40.00%
20.00%
0.00%
Oktober Nopember Desember
c) Analisa
Berdasarkan Grafik KNC tahun 2017 dapat diketahui bahwa
kejadian nyaris cedera pada bulan Agustus 40,00 % , pada
bulan September 56,76% , pada bulan Oktober menurun
sebesar 100,00%.
Dari prosentase angka kejadian nyaris cedera yang
cenderung tinggi di Rumah sakit Bhayangkara Makassar
dapat diambil kesimpulan bahwa masih sangat diperlukan
perbaikan mutu di seluruh unit Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
d) Tindak Lanjut
Untuk menangani insiden Kejadian Nyaris Cedera yang terjadi
di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar maka Komite PMKP
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk
melakukan tindakan perbaikan berupa orientasi secara
berkala, dilakukan diklat penyegaran dan sosialisasi tindakan
pada semua staf dan monitoring kinerja profesi pada semua
unit.
3) KTC
a) DATA KTC BULAN AGUSTUS – OKTOBER 2017
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
1. Gelang √ √
identitas
tidak
terpasang
√
2 Gelang alergi √
tdk
terpasang.
3 Tidak √
terpasang √
gelang resiko
jatuh.
4 Hopistal data √
macet. √
5 Tidak √
terpasang √
gelang
identitas.
6 Kesalahan
memasukkan √ √
no ID pasien.
7 Tidak
terpasang √ √
gelang
identitas.
8 Tidak √ √
Hasil grading Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
terpasang
gelang
identitas.
9 Tidak √ √
terpasang
gelang
identitas
10 Perubahan √ √
wujud obat.
11 Kesalahan
identifikasi √ √
12 Penulisan
resep pada √ √
FPO tidak
13 lengkap.
Diit sonde √
tidak ada √
14 etiket.
Diit sonde √
tidak ada √
etiket.
15
Salah √ √
pelayanan
cairan infus
pz dilayani
16 RL.
Obat √ √
ketinggalan
di apotik.
Total 0 0 0 16 0
16
Investigasi sederhana terlampir.
c) Analisa
Berdasarkan Grafik KTC tahun 2017 dapat diketahui bahwa
Angka Kejadian tidak cedera pada bulan Agustus adalah
30,00%, pada bulan September 35,14%, sedangkan pada
bulan Oktober menurun menjadi 0,00%.
Dari prosentase Angka kejadian tidak cedera di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar yang cenderung menurun
menunjukan bahwa dapat diambil kesimpulan ada perbaikan
mutu di seluruh unit Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
d) TINDAK LANJUT
Untuk menangani insiden Kejadian Tidak Cedera yang terjadi
di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar maka Komite PMKP
merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk
melakukan tindakan perbaikan berupa sosialisasi penerapan
pemasangan gelang identitas,Double kroscek hasil
pemeriksaan, dan tindakan serta monitoring kinerja staf pada
semua unit.
4) KPC
a) DATA KPC BULAN AGUSTUS – OKTOBER 2017
Hasil gradingPenanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
1. Lantai V V
licin
saat
Hasil grading
Penanganan
NO Insiden Investigasi
Biru Hijau Kuning Merah RCA
sederhana
hujan.
2. Plavon V V
gudang
ICU
rusak.
Total 0 2 0 0 2
Investigasi sederhana terlampir.
b) GRAFIK CAPAIAN
ANALISA DATA KPC 2017
Bulan Denumenator Numenator Total (%)
Agustus 10 1 10,00%
September 37 1 2,70%
Oktober 1 0 0,00%
10.00% 10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.70%
2.00%
0.00% 0.00%
Oktober Nopember Desember
c) Analisa
Berdasarkan Grafik KPC tahun 2017 dapat diketahui bahwa
Angka Kejadian potensial cedera pada bulan Agustus adalah
10,0%, pada bulan September 2,70%, sedangkan pada bulan
Oktober menurun menjadi 0,00%.
Dari prosentase Angka kejadian tidak cedera di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar yang cenderung menurun
menunjukan bahwa dapat diambil kesimpulan sudah ada
perbaikan mutu di seluruh unit Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar yang harus dipertahankan.
d) TINDAK LANJUT
Untuk menangani insiden Kejadian Potensial Cedera yang
terjadi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar maka Komite
PMKP merekomendasikan kepada Kepala Rumah Sakit untuk
melakukan tindakan perbaikan berupa perbaikan fasilitas dan
monitoring kinerja pada semua unit.
5) SENTINEL
ANALISA DATA SENTINEL 2017
Bulan Denomenator Numenator Total (%)
Agustus 10 0 0,00%
September 37 0 0,00%
Oktober 1 0 0,00%
0.60% 0.62%
0.50%
0.40%
0.30%
0.20%
0.10%
Total 1 0 0 0 1 0
b) GRAFIK CAPAIAN
ANALISA DATA REAKSI TRANFUSI 2017
Bulan Denomenator Numenator Total (%)
Agustus 161 1 0,62%
September 132 0 0,00%
Oktober 108 0 0,00%
0.60% 0.62%
0.50%
0.40%
0.30%
0.20%
0.10%
c) ANALISA
Berdasarkan Grafik laporan reaksi tranfusi tahun 2017 dapat
diketahui bahwa pada bulan Agustus adalah 0,62%, pada
bulan September 0,00%, sedangkan pada bulan Oktober tetap
0,00%.
Dari prosentase reaksi tranfusi di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar yang cenderung menurun menunjukan bahwa dapat
diambil kesimpulan sudah ada perbaikan mutu di seluruh unit
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang harus
dipertahankan.
d) TINDAK LANJUT
Untuk menangani reaksi tranfusi yang terjadi di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar maka semua pasien yang
mendapatkan tranfusi darah perlu diberikan monitoring apabila
sewaktu waktu terjadi kejadian reksi tranfusi bisa segera
diberikan tindakan lebih lanjut.
c. Pelaksanaan dan Pendokumentasian FMEA dan rancang ulang
Pelaksanaan dan Pendokumentasian FMEA adalah :
1) RISK REGISTER TAHUN 2017
Hasil Risk Register dari semua unit kerja tahun 2017 didapatkan 152
risiko sebagai berikut :
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
Bidang Pelayanan
Medis
IGD
1. Assesmen yang 1 2 2
kurang memadai
pada saat pasien
pulang
2. Managemen 2 2 4
yang jelek saat
pasien overload
3. Anamnese 2 2 4
kurang tajam
4. Gagal 1 2 2
menegakkan
diagnosa
5. Kerusakan 5 3 15
brancart
6. Maintenance alat 2 2 4
Elektromedis
yang buruk
IBS
1. Penundaan 2 2 4
operasi elektif
2. Keterlambatan 1 5 5
operasi
3. Infeksi luka 2 2 4
operasi
4. Ketidaklengkapan 2 2 4
informed concent
5. Ketidaklengkapa 1 2 2
n laporan operasi
6. Kesalahan 1 3 3
identifikasi
7. Penandaan 3 1 3
operasi
8. Insiden 3 1 3
tertinggalnya kain
kasa
9. Insiden 3 1 3
tertinggalnya
instrumen
10. Ketidaklengkapa 1 1 1
n laporan
anesthesi
11. Luka combus 3 1 3
yang di sebabkan
oleh element
couter
12. Resiko jatuh 3 2 6
karena efek obat
bius
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
13. Resiko injuri 3 1 3
karena transfer
yang tidak benar
14. Resiko 2 2 4
tertularnya
petugas karena
interaksi
langsung dengan
pasien
RAJAL
1. Pasien jatuh 5 1 5
2. Pasien di panggil 1 5 5
tidak ada
3. Tulisan / advis 1 5 5
dokter tidak jelas
4. Serah terima 1 3 3
pasien
5. Salah pasien 1 3 3
7. Salah tarip 1 2 2
pelayanan
IRNA
1. Tertusuk jarum 5 3
15
2. Terpapar cairan 2
acid dan
3 6
bicarbonat
3. Infeksi pada 3
lokasi penusukan 3 9
4. Pasien jatuh 1
3 3
5. Penusukan 3
akses vaskuler
2 6
>2X
6. Salah pasien 1 3 3
BIDANG
KEPERAWATAN
IRNA
1. Tulisan dokter 1 5 5
tidak jelas
2. Tidak melakukan 2 2 4
7 benar
pemberian obat
dengan lengkap
3. Insiden 2 1 2
penggunaan
antibiotik double
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
4. Kesalahan 2 1 2
mengerjakan
pesanan dokter
5. Tempat tidur 5 3 15
tidak
dimaintenence
secara teratur
6. Tindakan 4 4 16
keperawatan
tidak
terdokumentasik
an
7. Pasien komplain 1 5 5
karena tenaga
yang kurang
8. Alat medis tidak 2 2 4
lengkap
9. APD tidak 2 2 4
lengkap
10. Infeksi 4 4 16
nosokomial
PONEK
1. Penculikan bayi 5 5 20
2. Salah gelang 1 5 5
bayi
3. Bayi lahir saat 2 2 4
transfer
ICU
1. Tenaga perawat 4 5 20
tidak sesuai
standart
kompetensi
2. Tulisan dokter 1 5 5
tidak jelas
3. Tidak melakukan 2 1 2
7 benar
pemberian obat
dengan lengkap
4. Insiden 2 2 4
penggunaan
antibiotik double
5. Kesalahan 2 1 2
mengerjakan
pesanan dokter
6. Tempat tidur 3 12
tidak di
maintenance
secara teratur
7. Alat medis tidak 2 2 4
lengkap
8. APD tidak 2 2 4
lengkap
9. Angka kejadian 3 1 3
plebitis
10. Kepatuhan cuci 2 2 4
tangan
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
11. Ketepatan 2 2 4
identitas
12. Pasien jatuh 5 3 15
13. Terjadinya ulkus 2 2 4
dekubitus
14. Ketidaktepatan 3 2 6
waktu visite
dokter
15. Sulitnya dokter 4 1 4
dihubungi via telp
BIDANG DOKPOL
Dokpol
1. Penularan 4 2 8
penyakit
2. Tersetrum 4 1 4
3. Kecelakaan 3 2 6
tindakan
BIDANG
PENUJANG MEDIS
LABORATORIUM
1. Ketidakpatuhan 1 3 3
pemakaian APD
2. Keterlambatan 1 4 4
pengeluaran
hasil
3. Salah 1 4 4
penempelan
label identitas
4. Alat tidak 2 2 4
terkontrol/
terkalibrasi
5. Kesalahan 3 3 9
penulisan angka
hasil lab
6. Penusukan vena 2 2 4
>1x
7. Kesalahan 2 2 1 2
pengambilan
sample waktu
analisa
8. Perdarahan 2 3 6
bekas tusukan
karena
penekanan yang
kurang lama
9. Infeksi 4 3 12
nosokomial
BDRS
1. Ketidakpatuhan 3 3
pemakaian APD
2. Kejadian reaksi 3 1 3
transfusi
3. Kesalahan 5 1 5
Penyerahan
Darah Transfusi
4. Alat tidak 2 2 4
terkontrol/
terkalibrasi
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
5. Terlalu lama 3 2 6
proses
pengerjaan darah
transfusi
6. Kesalahan 4 1 4
pembacaan uji
silang serasi
RADIOLOGI
1. Salah Identitas 4 2 8
pasien
2. Salah pasien 2 2 4
dalam melakukan
pemeriksaan
3. Menggunakan 2 1 2
pesawat rontgent
bukan pada jenis
pemeriksaan
yang seharusnya
dilakukan
4. Salah memberi 2 1 2
tanda marker
5. Salah 2 1 2
memasukkan
hasil ekspertise
radiologi ke
pasien lain
6. Salah pemberian 2 1 2
identitas pada
foto
7. Pengulangan foto 2 2 4
karena objek
bergerak, salah
factor eksposi,
salah posisi
FARMASI
1. Pasien tidak 2 1 2
memahami
fungsi / cara
pemakaian obat
2. Cara pemakaian 3 1 3
obat yang salah
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
3. Kesulitan 1 4 4
komunikasi
dengan pasien
4. Kesalahan 2 1 2
indikasi obat
dalam resep
5. Pasien tidak 1 5 5
mendapatkan
obat yang sudah
diresepkan
6. Salah pasien/ 1 4 4
identitas pasien
7. Salah pemberian 4 4 16
obat
8. Salah cara 2 1 2
penyimpanan
obat
GIZI
1. Pengkajian dan 2 1 1
asuhan gizi tidak
terlaksana
2. Kesalahan dalam 1 4 4
penulisan diet
3. Keterlambatan 2 2 4
pemberian diet
4. Keterlambatan 1 2 2
kedatangan
bahan makanan
5. Bon permintaan 2 1 2
diet terlambat
ditulis
6. Tidak teliti dalam 2 1 2
pemrosesan
makanan
7. Kerusakan pada 1 2 2
kereta makanan
8. Kesalahan dalam 2 1 2
pemberian diet
REHABILITASI
MEDIS
1. Maintenance alat 2
fisioterapi yang 2 4
buruk
2. Kerusakan alat 3 2 6
3. Tenaga tidak 1
sesuai standart 2 2
kompetensi
4. Angka kejadian 5
1 5
drop out
5. Kesalahan 5
pemberian 1 5
tindakan
6. Terjadinya luka 2
3 6
bakar
7. Salah tarif 3
1 3
pelayanan
8. Pasien jatuh 4 2 8
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
9. Alat tidak 2
terkontrol/ 3 6
terkalibrasi
PENUNJANG
UMUM
IPPRS
1. Kalibrasi alat 2 4
kesehatan
2. Kerusakan 2 2 4
genzet
3. Kecelakaan kerja 5 1 5
4. Risiko infeksi 5 2 10
5. Kerusakan alat 2 2 4
kerja
6. Listrik padam 2 2 4
LAUNDRY
1. Risiko terkena 5 2 10
infeksi
2. Terpapar bahan 4 2 8
kimia
3. Risiko tersengat 4 2 8
listrik
4. Kerusakan alat 2 2 4
kerja
CSSD
1. Risiko terkena 5 2 10
infeksi
2. Risiko terkena 5 2 10
benda tajam
3. Terpapar bahan 3 3 9
kimia
IPKL
1. Risiko terjadinya 5 2 10
infeksi
2. Risiko 5 2 10
kecelakaan kerja
BIDANG
PEMBINAAN
FUNGSI
REKAM MEDIK
1. Kesalahan label 5 4 20
nama
2. Berkas RM 2 1 2
hilang
3. Salah dalam 2 2 4
melakukan
pendaftaran
4. Ketidakjelasan 1 5 5
penulisan catatan
medis/ diagnosa
pasien
5. Salah entry atau 1 2 2
penulisan data
pasien
6. Keterlambatan 1 4 4
pengisian catatan
medis/ resume
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
DIKLIT
1. Penempatan 1 2 2
SDM yang tidak
sesuai
kompetensi
2. Kurangnya 1 2 2
pelatihan bagi
karyawan
HUMSAR
1. Kesalahan dalam 1 2 2
menanggani
Keluhan
pelanggan
2. Ketenagaan yang 1 2 2
kurang
BIDANG
PERENCANAAN
DAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRASI
1. Risiko hilangnya 2 2 4
arsip
2. Risiko ketidak 2 2 4
tepatan surat
menyurat
3. Risiko kebakaran 2 3 6
KEUANGAN
1. Komplain dari 1 5 5
pasien rawat inap
tentang KRS
karena respon
time lama
2. Kelebihan dari 1 2 2
pasien asuransi
yang rawat inap
3. Komplain dari 1 2 2
pasien asuransi
yang rawat jalan/
operasional
RANMOR
1. Risiko tertular 5 1 5
penyakit saat
mengangkat
pasien
2. Respon time 1 2 2
lebih 5 menit
3. Alkes di 2 1 2
ambulance tidak
lengkap
4. Kecelakaan kerja 5 1 5
5. Ketenagaan yang 1 2 2
kurang
BIDANG
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
INTERN
SECURITY
1. Kesalahan dalam 4 2 8
membantu
Risk
Kategori risiko Severity/impact (dampak) Like lihood (frekuensi) Risk
score
ranking
Insigni Moder Maj Catas Very Medi Very
Minor Low High SxL For Act
ficant ate or tropic Low um High
pasien gawat
darurat
2. Risiko infeksi 5 2 10
LANGKAH 1:
JUDUL PROSES : PELAYANAN PERAWATAN BAYI RAWAT GABUNG DAN
PERINATOLOGI
ALASAN PEMILIHAN PROSES (PENCULIKAN BAYI)
NO KRITERIAK
1 Urgensi Penculikan bayi pada sistem pelayanan perawatan bayi
merupakan isu utama yg harus diselesaikan dalam 1- 3 tahun
kedepan.
Eksternal : penculikan bayi telah terjadi di beberapa RS di
Indonesia.
2 Potensial Isu ini akan berdampak pada satu atau lebih populasi khusus
dampak terutama populasi ibu melahirkan
3 Action yg Ada peluang untuk menyelesaikan isu ini dengan melengkapi
fisibel SPO, edukasi dan peningkatan pengawasan
4 Sumber Daya Ada dana, Sarana dan SDM mencegah isu ini
5 Kesiapan Isu ini merupakan hal penting dalam masyarakat dan masyarakat
masyarakat tertarik dengan isu ini
6 Integrasi Kolaborasi dengan program PONEK DAN SATPAM
LANGKAH 2:
PEMBENTUKAN TIM :
FASILITATOR : Drs. PANCAMA PUTRA H.W., S. Apt., MARS
KETUA : Dr. HUSNUL KHOTIMAH
SEKRETARIS : IDA SULISTYANI, S. Kep. Ns.
ANGGOTA :
- ETA RULIANA
- EMILDA
- FITRI NIA SARI
- ISTIROAH
- GALUH
- NOVITASARI
SASARAN : PENCEGAHAN PENCULIKAN BAYI DI RUANG ANGGREK DAN
PERINATOLOGI
Project Status
Status : COMPLETE
LANGKAH 3 :
ALUR PROSES
PROSES
1 2 3 4 5
PERSALINAN SERAH PERAWATAN PERAWATAN KRS
TERIMA BAYI RAWAT
GABUNG
Failure CAUSE Recommendat Action(s) to Implem Implem Implementat Resource Reso Evidence of Monitoring Sign-off by Sign-
Mode ion(s) achieve entatio entation ion of the required urce completion & off
recommendati n by by place (Time) requir evaluation Date
ons (How) Whom when (Where) ed arrangeme
(Mone nts
y)
Banyakn
1. Buat 1 minggu Absensi,
ya pintu 100.0 Saat
Adanya prosedur Ruang untuk Notulen,
Bayi akses 00 Pasien Koord. Mar-
prosedur satu 2. Sosialisasi Satpam Jan -16 Perinatologi/r membuat SPO, SPO
diculik masuk untuk Pulang oleh Satpam 16
pintu keluar 3. awat gabung SPO & terimplement
dan sign Satpam
Implementasi Sosialisasi asi
keluar
1.
Kurangn
Implementasi
ya Superviasi
Panduan dan 7 jam / shift Laporan
pengawa Pengawasan oleh
SPO CCTV dengan Pemantauan
san oleh 24 jam oleh Koordinator Koord. Mar-
khususnya di Satpam Jan -16 Ruang CCTV supervisi - CCTV &
SATPAM satpam melalui SATPAM Satpam 16
Rawat Gabung. berkala (5 Supervisi
diruang CCTV secara
2. Supervisi menit) terlaksana
Rawat berkala
pengawasan
Gabung
CCTV
1. Buat
prosedur tata
Pembata Adanya tertib 1 minggu Absensi, Koord.
san jam kebijakan/perat berkunjung ke Ruang untuk Notulen, Setiap Shift Satpam &
Mar-
kunjung uran RS terkait perinatologi Satpam Jan -16 Perinatologi/r membuat - SPO, SPO oleh Kasubbag
16
belum pembatasan 2. Sosialisasi awat gabung SPO & terimplement SATPAM Humas
dipatuhi jam kunjung 3. Sosialisasi asi Pemasaran
Implementasi
4. Evaluasi
1. Buat SPO
Ibu dan pencegahan
1 minggu Absensi,
keluarga Edukasi penculikan Ruang 100.0
Petugas untuk Notulen, Setiap Shift
tidak tentang Bayi Perinatologi/ 00 Karu Mar-
Perinato Jan -16 membuat SPO, SPO oleh Ka.
mengena prosedur serah 2. Sosialisasi Rawat untuk Anggrek 16
logi SPO & terimplement Shift
li terima bayi 3. Gabung stiker
Sosialisasi asi
petugas Implementasi
4. Evaluasi
97
PERUBAHAN DESIGN
EVALUASI
NO KEGIATAN EVALUASI
1 Memberlakukan satu a. SPO Akses keluar masuk satu
pintu keluar, Kartu pintu , di SK kan Januari 2016
penunjuk identitas b. Sosialisasi dilakukan pada
orang tua bayi. tanggal 5 Januari 2016 , oleh
a. Membuat SPI kepada Satpam dan
prosedur Humas
b. Sosialisasi c. Implementasi dilakukan pada
c. implementasi tanggal 8 Februari 2016 ,uji
coba dilakukan pada tanggal 8
Januari 2016, oleh satpam
bekerjasama dengan Humas
d. SPO identitas orang tua bayi
sudah ada di SK kan mei 2017
e. Sosialisasi dilakukan pada
tanggal Juni 2017, oleh Karu
anggrek dan perinatologi
kepada Anggotanya.
98
2 Melakukan a. Sudah terpasang CCTV
pengawasan 24 jam didepan ruang Perinatologi
oleh satpam melalui dan ruang rawat gabung
CCTV b. Sudah adanya panduan
CCTV
c. Implementasi pemantauan
keamanan lewat CCTV
sudah dilakukan oleh
satpam selama 24 jam,
dengan mencatat pada
buku pantau CCTV
d. Supervisi pengawasan
CCTV dilakukan oleh
Koordinator satpam dan
dilaporkan SPI terkait
temuan selama pantauan
24 jam
3 Memberlakukan a. SPO Tata tertib Berkunjung
pembatasan jam Ruang Perinatologi di SK
kunjung kan pada tanggal 7
September 2017
b. Sosialisasi SPO Tata Tertib
Berkunjung tanggal 8
September 2017
c. Implementasi dilakukan
mulai tanggal 8 Oktober
2017, pengunjung ruang
Perinatologi dibatasi dan
jam kunjung di jadwal.
d. Evaluasi pelaksanaan
dilakukan pada tanggal 8
Januari 2016 oleh KA IRNA,
Kaur Keperawatan dan
Karu beserta crew ruang
99
Perinatologi. Materi evaluasi
yaitu pelaksanaan
kunjungan sesuai SPO Tata
Tertib dan kepatuhan
pengunjung terhadap
pemberlakuan tata tertib
100
5 Melakukan monitoring a. Form Monitoring dan
dan evaluai tehnik evaluasi edukasi dan tehnik
menyusui yang benar menyusui sudah ada
untuk mencegah salah b. melakukan edukasi kepada
posisi bayi yang dapat orang tua bayi tentang
menyebabkan tehnik menyusui yang benar
kematian bayi seperti posisi menggendong
bayi, cara menyangga
payudara yang benar, dan
cara perlekatan yang benar
c. Monev mulai dilakukan per
tanggal 1 Januari 2016
dengan melakukan
monitoring dilakukan oleh
Karu kepada staff
pelaksana ruang
Perinatologi. Monitoring
edukasi dilakukan pada
saat pertemuan pertama
dengan ibu bayi, evaluasi
tehnik menyusui ibu
dilakukan pada hari
kedua/ketiga. Analisa
dilakukan tiap akhir bulan
oleh Karu Perinatologi pada
saat rapat rutin ruang
perinatologi.
6 Memberikan edukasi Staff pelaksana Ruang
dan simulasi cara Perinatologi selalu mengajarkan
menyendawakan bayi cara menyendawakan bayi setelah
setelah minum diberi minum. Ibu memperhatikan
dan mempraktekan kepada
bayinya.
101
7 Melakukan skrinning a. Petugas di ruang anggrek dan
pasien saat awal MRS. Perinatologi sudah melakukan
Serta mengajari hand skrinning sesuai dengan
hygiend pada orang penyakit
tua dan keluarga b. Petugas di ruang anggrek dan
penunggu untuk Perinatologi sudah
mengurangi risiko mengajarkan hand hygiene
nosokomial yang benar kepada orang tua
ataupun penunggu. Orangtua
paham dan mampu
mereplikasi gerakan hand
hygiene.
d. Petugas di ruang anggrek dan
Perinatologi dibantu oleh CS
untuk membersihkan dan
menjaga ruangan selalu
bersih dan rapi bebas debu.
102
30%
25%
24%
20%
15%
15% PROSENTASE
12%
STANDARD
10%
7%
5%
0% 0% 0% 0% 0%
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
Grafik 2. Angka ketidaktepatan verifikasi dan tanda tangan dokter dalam waktu
≤ 24 jam pada verbal order
103
30%
27%
25%
25%
20%
20%
15% PROSENTASE
14%
STANDARD
10%
5%
0% 0% 0% 0% 0%
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
3. Angka tidak dilaksanakannya kegiatan double check pada obat high alert
golongan elektrolit konsentrat tinggi
Tabel 3.1. Angka tidak dilaksanakannya kegiatan double check pada obat high
alert golongan elektrolit konsentrat tinggi
BULAN PROSENTASE STANDARD
JULI 55% 0%
AGUSTUS 41% 0%
SEPTEMBER 34% 0%
Grafik 3. Angka tidak dilaksanakannya kegiatan double check pada obat high
alert golongan elektrolit konsentrat tinggi
104
60%
55%
50%
41%
40%
34%
30% PROSENTASE
STANDARD
20%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0%
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
Indikator diatas masih kurang dari standar yang ditentukan sehingga perlu
diadakan tindak lanjut (PDSA) untuk mencapai target tersebut.
105
4. Angka ketidaktepatan penandaan pada semua kasus operasi.
Tabel 4.1. Angka ketidaktepatan penandaan pada semua kasus operasi
BULAN PROSENTASE STANDARD
JULI 27% 0%
AGUSTUS 24% 0%
SEPTEMBER 19% 0%
19%
20%
15% PROSENTASE
14% STANDARD
10%
5%
0% 0% 0% 0% 0%
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
106
5. Angka ketidakpatuhan cuci tangan perawat Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar
BULAN CAPAIAN STANDARD
JULI 38% ≤ 20%
AGUSTUS 34% ≤ 20%
SEPTEMBER 30% ≤ 20%
6. Angka tidak terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko jatuh.
Tabel 5.1. Angka tidak terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko
jatuh
BULAN PROSENTASE STANDARD
JULI 24% 0%
AGUSTUS 22% 0%
SEPTEMBER 17% 0%
107
Grafik 5. Angka tidak terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko
jatuh
30%
24%
25%
22%
20%
17%
15% PROSENTASE
STANDARD
10% 9%
5%
0% 0% 0% 0% 0%
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
A. PENUTUP
109
110