KELOMPOK 1 :
3. Sumarni (12620)
UNIVERSITAS KADIRI
1
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya dan
Gawat Darurat II PSIK Semester 7B, sekaligus sebagai cara untuk meningkatkan
pengetahuan. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari semua
1. Erik Irham, S.Kep. Ns, sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembuat
3
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 Pengkajian 4
3.1 Kesimpulan 12
4
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
kranial dan biasanya diukur sebagai tekanan dalam ventrikel lateral otak (Joanna
Beeckler, 2006). Menurut Morton, et.al tahun 2005, tekanan intrakranial normal
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu otak (sekitar 80% dari volume total), cairan
serebrospinal (sekitar 10%) dan darah (sekitar 10%) (Joanna Beeckler, 2006).
merupakan bencana sejak masa awal bedah saraf, dan tetap merupakan penyebab
kematian paling sering pada penderita bedah saraf. Ini terjadi pada penderita
cedera kepala, stroke hemorrhagic dan trombotik, serta lesi desak ruang seperti
5
Salah satu tindakan keperawatan yang juga berperan penting dalam
elevation. Posisi head up atau head elevation pada pasien peningkatan TIK
dilakukan supaya drainase vena ke otak tetap lancar. Hal itu dilakukan jika tidak
ada kontraindikasi bagi pasien untuk dilakukan head up. Hasil dari penelitian
Duward et al (1983) yang dikutip oleh peneliti dalam jurnal dari Felix, M et al.,
maintenance CPP dan cardiac output dibandingkan dengan posisi 60⁰ yang
penelitian systematic review dari Jun Yu Fan (2004) dan Orlando et al (2000) juga
memperkuat hasil tersebut bahwa posisi head up 30⁰ sangat efektif menurunkan
ICP dengan stabilitas CPP tetap terjaga. Sehingga disimpulkan bahwa posisi head
menurunkan nilai CPP, dengan kata lain posisi tersebut tidak merubah atau
6
1.3. Tujuan
a. Manfaat teoritis
sebagian bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.
b. Manfaat praktis
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengkajian
a. Airway
● Gelisah
b. Breathing
8
● Takipnea
● Dispnea
● Hipoksia
c. Circulation
● Hipotensi / hipertensi
● Takipnea
● Hipotermi
● Sianosis
● Ekstremitas dingin
● Nyeri
d. Pemeriksaan GCS.
dapat dilakukan jika klien diintubasi sehingga tidak bisa berbicara, mata
9
head up 30 derajad akan berpengaruh terhadap peningkatan GCS (Novia.P
2013).
e. Tingkat kesadaran.
(Black&Hawks, 2005).
f. Respon pupil.
terpengaruh biasanya pada sisi yang sama (ipsilateral) dengan lesi otak yang
terjadi, dan deficit motorik dan sensorik biasanya pada sisi yang berlawanan
pupil (ditengah atau miring), rekasi terhadap cahaya, bentuk pupil (pupil
oval bukti awal peningkatan TIK), akomodasi pupil (Black & Hawks, 2005).
diperiksa setiap 15 menit sampai keadaan klien stabil. Suhu tubuh diukur
2.3.
10
● Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pemberian posisi head up
yang salah
salah
Intervensi :
standart
11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Felix Mahfoud & Jürgen Beck & Andreas Raabe. 2009. Intracranial Pressure
13