Anda di halaman 1dari 46

BAKTERIOLOGI INFEKSI

SALURAN NAPAS
dr. Titiek Sulistyowati, M. Ked Klin., Sp. MK
KULIAH BAKTERIOLOGI 2
ANATOMI SISTEM SALURAN PERNAPASAN

FUNGSI :
 Untuk respirasi  pertukaran
O2 dan CO2
 Untuk mengantarkan udara
dari alveoli ke seluruh tubuh
 Barier infeksi
BARIER INFEKSI
Rambut hidung  menyaring udara, turbulensi udara, humidifikasi

Sel mukosilier pada permukaan mukosa

Batuk

Bakteri flora normal

Imunoglobulin sekretori

Defensin

Sel fagosit
FLORA NORMAL VS PATOGEN
PEMBAHASAN : INFEKSI BAKTERI

SALURAN NAPAS ATAS


• Faringitis
• Tonsilitis
• Difteri

SALURAN NAPAS BAWAH


• Pneumonia
• bronchopneumonia
• Tuberkulosis (TB)
PENYEBAB TERSERING

INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS INFEKSI SALURAN NAPAS BAWAH


• Streptococcus pyogenes • Streptococcus pneumoniae
• Corynebacterium diphteriae • Mycobacterium tuberculosis
• Enterobactericeae, Pseudomonas
spp, Acinetobacter spp
CONTOH KASUS INFEKSI SALURAN NAPAS
ATAS
Seorang anak usia 11 tahun, dengan keluhan klinis dicurigai menderita
rheumatoid heart diseases. Dari anamnesis historis 1 bulan yang lalu mengalami
faringitis akut disertai panas tinggi. Data laboratorium klinis yang tidak normal
didapatkan titer ASTO positif tinggi. Pada saat pemeriksaan 1 bulan yang lalu,
seharusnya sebagai dokter yang mendiagnosis faringitis akut, bagaimana
langkah-langkah penegakan diagnosis mikrobiologis pada kasus tersebut?

Pasien anak usia 10 tahun dengan keluhan nyeri telan


dan sesak nafas, pemeriksaan fisik positif stridor dan
bull neck appearance. Sebutkan prosedur
laboratorium mikrobiologis untuk menegakkan
diagnosis!
SPESIMEN INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS
swabing nasofaring
• Pasien di beri penjelasan maksud
dan tujuan pemeriksaan, teknis
pemeriksaan dan cara pemeriksaan.
• Pasien di posisikan kepala
pronasi/agak mendongak
sedemikian rupa sehingga
pemeriksa mudah menjangkau
nasofaring.
• Masukkan nasopharyngeal swab
kedalam lubang nasal secara sejajar
dengan arah telinga.
• Putar swab dan biarkan ± 10 detik
lalu tarik keluar dan masukkan ke
media transport
SPESIMEN INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS

swabing dorsofaring dan swabing tonsil


Prinsip: pengambilan spesimen dorsofaring dan tonsil
dilakukan secara bersamaan
• Jelaskan kepada pasien tentang tata cara tindakan yang
akan dilakukan.
• Pasien di suruh berkumur
• Pasien diposisikan duduk tegak dan di suruh membuka
mulut.
• Pasien ditekan lidah ke bawah dengan tongue spaltel
secara lege artis
• Lakukan swabbing berturut-turut dari tonsil kiri, laring,
uvula, dan tonsil kanan.
• Hasil swabbing di masukkan ke dalam media transport.
STREPTOCOCCUS PYOGENES
(GRUP A)

Identifikasi
• Koloni β-hemolysis pada media SBA
(sheep blood agar)
• Sensitif terhadap basitrasin
• Resisten terhadap kotrimoksazole
(SXT)
• Katalase negatif
• PYR positif
DIFTERI
• Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
• Menurut tingkat keparahan : infeksi ringan, sedang, dan berat
• Menurut lokasi : Difteri hidung, difteri faring, difteri laring, difteri kutaneus dan vaginal
• Gejala klinis :
 Panas >38 C
 Ada pseudomembran (pharynx, larynx, tonsil)
 Sakit menelan
 Leher membengkak seperti sapi (bull neck)  pembengkakan kelenjar leher
• Sumber penularan : manusia (penderita/karier)
• Cara penularan : kontak langsung, droplet infection/pernapasan, tanah yang tercemar
• Masa inkubasi : 2-5 hari, penularan penderita 2-4 minggu, penularan karier sd 6 bulan.
Corynebacterium diphtheriae
• Bakteri aerob, batang gram positif
• Bakteri memproduksi toksin bila diinfeksi oleh virus
(phage) yang membawa gen tox (toksin)
• Kultur isolat harus dibedakan dengan diphteroid (flora
normal)
• Hanya strain toxigenik yang menimbulkan penyakit
• Kultur membutuhkan medium selektif yang mengandung
tellurite
• C. diphtheriae mempunyai 4 biotipe yaitu gravis,
intermedius, mitis and belfanti  mempunyai toksin  uji
toksigenitas
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DIFTERI

PENGECATAN NEISSER PENGECATAN METHYLEN BLUE PENGECATAN ALBERT

GAMBARAN :
Batang menggelembung (club shape), berpasangan/palisade/bergerombol,
berjajar/membentuk sudut, berbentuk seperti huruf L/V/huruf China
Pewarnaan metakromatik (Neisser)tampak Granula metakromatik pada kedua ujung
kuman Khas
KULTUR
• Media : Media blood agar, media Loeffler,
media Potasium tellurite, media cystine
• Media Loeffler : tumbuh cepat 6-8 jam, koloni
putih kecil bulat dan berubah menjadi kuning
• Media mengandung potassium tellurite :
koloni abu-abu
• Media agar darah : koloni kecil, granuler, abu-
abu
• Media cystine : tampak halo di sekitar koloni
TOKSIGENITAS

Corynebacterium species toxigenic (C.diphtheriae, C.ulcerans, C.pseudotuberculosis) dapat


dibedakan dengan rapid screening test :

- Cysteinase

- Pyrazinamidase

- Biochemical test  Nitrat, Urea, Fermentasi glucose-maltosa-sucrosa-starch.

Toxigenicity test : Elek, EIA (Enzyme immunoassay), PCR.


C. diphtheriae pada media C. diphtheriae pada media
blood agar hoyle tellurite
UJI TOKSIN C. DIPHTHERIAE = ELEK TEST

Uji Elek pd.media agar mengandung serum kuda diletakkan cakram atau strip kertas
filter yang mengandung antitoksin difteri → terbentuk garis presipitasi
CONTOH KASUS INFEKSI SALURAN NAPAS
BAWAH

Pasien datang ke rumah sakit dicurigai pneumonia,


diagnosis banding bronkopneumonia. Sebutkan
prosedur identifikasi laboratorium mikrobiologi bakteri
penyebab pneumonia pada anak!

Pasien pria usia 50 tahun dengan batuk kronis selama 7


bulan, berdahak produktif purulen. Sebutkan prosedur
laboratorium mikrobiologi untuk penegakkan diagnosis
penyakit infeksi!
PNEUMONIA

• Definisi : Peradangan alveoli dan ruang udara terminal sebagai


respons terhadap invasi oleh agen infeksius
• Patogenesis : Kerusakan pada sistem pertahanan host dan
inokulum agen berlebih
• Transmisi : melalui udara, aspirasi dari flora normal sal. napas atas,
metastatik dari darah
• Etiologi : bakteri, virus, jamur, protozoa, lainnya
GEJALA KLINIS PNEUMONIA

• Keluhan : Demam / menggigil, batuk, sesak napas, nyeri dada


• Pemeriksaan fisik : bervariasi tergantung usia
Bayi : tidak batuk → lebih sering takipnea/sesak, retraksi, mengorok
Dewasa : auskultasi paru dapat terdengar suara tambahan : crackles,
wheezing, friction rub, suara napas menurun
SPESIMEN INFEKSI SALURAN NAFAS
BAWAH
1. sputum spontan
2. sputum induksi (nebulizer)
3. sputum aspirat (endotracheal tube, BAL (bronchoalveolar lavage, bronchial brushing)
DIAGNOSIS PNEUMONIA

• Sputum : paling mudah dan tidak invasive, sering kurang membantu,


terkontaminasi air liur, korelasi rendah terhadap patogen infeksi sal napas
bawah
• Aspirat trachea : kultur kuantitatif
• Brochoalveolar lavage (BAL) : sangat berguna pada pasien dengan ventilator
mekanik dan pada pasien dengan pneumonia rekuren
• Kultur darah dan cairan pleura positif < 20%
KRITERIA SPUTUM JELEK KRITERIA SPUTUM BAIK

Sel epitel skuamos > 10 LPF (low power field), Sel epitel skuamos < 10 LPF (low power field),
sel leukosit < 25 LPF sel leukosit > 25 LPF
MEDIA KULTUR

• Blood agar plate


• Chocolate agar plate
• Mac Conkey agar
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
• Bakteri Gram-positif, cocci berbentuk lancet (cocci
memanjang dengan kelengkungan luar yang sedikit
terarah).
• Sering tampak pasangan cocci (diplococci), tapi
mungkin juga soliter/sendiri maupun dalam rantai
pendek.
• Saat dikultur pada agar darah, koloni bentuk flat-
depressed centre dan terlihat alpha hemolytic
• Tidak membentuk spora dan tidak motil
• Seperti streptokokus lainnya, mereka kekurangan
katalase dan fermentasi glukosa terhadap asam laktat
IDENTIFIKASI
1. HEMOLISIS ALFA PADA MEDIA AGAR
DARAH ATAU CHOCOLATE AGAR
2. SENSITIF TERHADAP OPTOCHIN (d≥14
mm)
3. BILE SOLUBILITY TEST POSITIF
4. FERMENTASI INULIN POSITIF
5. QUELLUNG REACTION POSITIF

FERMENTASI INULIN BILE SOLUBILITY TEST


HAEMOPHILUS INFLUENZAE
• Bakteri kokobasil Gram negatif, pleimorfik
• Sifat pertumbuhan fakultatif anaerob
• Non-typeable and typeable
• Normal flora pada sal. napas dan oral
cavity pada manusia (75% di nasopharing)
• Patogen  tipe B
• Pertumbuhan di media in vitro
membutuhkan faktor V (NAD) dan X
(hemin) media chocolate agar
IDENTIFIKASI :
• Koloni abu-abu, tampak ada
peninggian, koloni halus pada
seluruh tepi. Jenis virulen dan
encapsulated berbentuk cembung,
koloni berkilau pada seluruh tepi,
mukoid.
• Oksidase positif, katalase positif
• Tidak ada hemolysis
• Indol dan urease bervariasi
• Fermentasi glukosa, galaktose, dan
xylose
Tampak koloni kecil-kecil
dari H. influenzae
TES Koloni S. aureus

SATELITISM
BAP
• Pada umumnya, H. influenzae tidak
tumbuh pada blood agar plate/ BAP
(faktor X ada, tapi faktor V tidak)
• Bisa tumbuh pada BAP jika ada koloni
dari S. aureus yang menghasilkan NAD
(faktor V)
UJI KONFIRMATORI UNTUK
PERSYARATAN FAKTOR X DAN V

• Inokulasi satu koloni yang dicurigai dari agar coklat ke


Mueller Hinton agar plate.
• Tempatkan cakram / strip X, V, dan XV yang tersedia secara
komersial pada plate yang telah diinokulasikan bakteri yang
dicurigai.
• Inkubasi suhu 37 ° C pada inkubator CO2 5-10% selama 18-
24 jam.
• Amati pertumbuhan di sekitar cakram dan H. influenzae
hanya akan tumbuh di sekitar disk XV
• Catatan : apabila hanya punya cakram/strip faktor X dan V
(tanpa XV), maka letakkan cakram tsb minimal jarak 2 cm
dan H. influenzae akan tumbuh di antara dua cakram.
TUBERCULOSIS
• TB adalah penyakit menular yang ditularkan dari orang ke orang melalui batuk dan tetesan
udara pernapasan (airborne droplet) yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis
complex (M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, M. canetti, M. caprae and M.
pinnipedii).
• TB terutama mempengaruhi paru-paru, tapi bisa mempengaruhi bagian manapun dari tubuh.
• Menjadi masalah infeksi utama di seluruh dunia, karena mortalitas dan morbiditas tinggi.
• Permasalahan : resistensi dan TB HIV
• Indonesia juara 2 dengan beban TB tertinggi setelah India.
DIAGNOSIS
TUBERKULOSIS
• Gejala klinis : batuk lama > 2 minggu, demam
sumer (subfebris), berkeringat malam hari
dan penurunan berat badan
• Riwayat kontak
• Pemeriksaan fisik
• Gambaran radiologis paru (Rontgen Thorax)
• Mikrobiologi : mikroskopis, kultur, molekuler
• Histopatologi
• Pemeriksaan laboratorium penunjang
• Pemeriksaan Mantoux/TST, IGRA
PENGAMBILAN SPESIMEN
SPESIMEN DAHAK DENGAN BENAR
• Spesimen paru
 Dahak SPS (Sewaktu, pagi, sewaktu)
 Jika tidak tersedia
 induksi sputum
 aspirasi gastrik
 aspirasi transtracheal
 Bronkoskopi
 bronkial lavage
 biopsi paru transbronkial
• Spesimen urin
• Spesimen darah dan cairan tubuh
• Biopsi jaringan
MIKROSKOPIS

• Pemeriksaan BTA dengan Keuntungan mikroskop cahaya :


• Mudah, cepat, sederhana
pewarnaan ZN dan diperiksa • Diagnostik cepat dan prognostik
di mikroskop cahaya
• Pemeriksaan dengan Kelemahan mikroskop cahaya:
pewarnaan fluoresens • Hanya terdeteksi bila jumlah
(auramine-rhodamine, bakteri 5.000 sd 10.000 basil/ml
acridine orange) dan diperiksa • Diferensiasi spesies tidak
dengan mikroskop fluoresens mungkin
• Positif palsu dengan NTM/MOTT
• Sensitivitas 40-70%, spesivitas • Spesimen tidak bisa untuk anak
90% kecil dan lanjut usia
KULTUR

Konvensional

• Media padat (media LJ, Middlebrook agar 7H10, dll)


• Media cair (Middlebrook 7H9, 7H12)

Otomatis

• BACTEC 460 TB
• BacT/Alert 3D system
• MGIT
IDENTIFIKASI MTB

• Tahan asam, non-motil, bentuk batang,


aerobik
• Asam mycolic dan wax di dinding sel
• Pertumbuhan lambat
• Gagal tumbuh pada suhu 25˚C
• Sensitif terhadap PNB (Para-
nitrobenzoic acid)
• Tidak ada produksi pigmen
• Tes lainnya :
 Reduksi nitrat
 Tes niasin
 Tes katalase
 Tes serologi : MPT64
 Metode molekuler
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai