Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 9

SUHU (0C)

TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui Pengaruh Suhu terhadap Reaksi Enzimatik
Mengetahui Presentase substrat yang dicerna pada suhu
tertentu
Membandingkan kurva dan absorbansi pada suhu yang
berbeda-beda

DASAR TEORI
Selain dipengaruhi oleh pH, enzim juga dipengaruhi oleh
suhu. Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul.
Semakin tinggi energi kinetik suatu molekul berarti semakin baik
dia bertumbukkan satu sama lain sehingga cukup untuk mengatasi
hambatan energi untuk mencapai keadaan transisi. Peningkatan
energi kinetik molekul juga meningkaykan gerakan molekul sehingga
frekuensi tumbukan yang lebih sering dan lebih berenergi serta
produkti ini akan meningkatkan laju reaksi.

DASAR TEORI
Peningkatan suhu akan meningkatkan laju baik reaksi yang tidak
dikalisis maupun yang dikatalisis enzim dengan meningkatkan energi kinetik
dan frekuensi tumbukan molekul-molekul yang bereaksi. Namun, energi panas
juga dapat meningkaykan energi kinetik enzim hingga suatu titik yang
melebihi hambatan energi untuk merusak interaksi nonkovalen yang
mempertahankan struktur tiga dimensi enzim.Rantai polipeptida enzim
kemudia mulai mengalami denaturasi. Seperti halnya pH, suhu juga memiliki
suhu optimalnya, tapi rata-rata suhu optimal enzim pada manusia adalah
suhu tubuh, yaitu 37 derajat C.

Prinsip Reaksi Biokimia


Pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun dengan bantuan
enzim, pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari
polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas 3 8 unit
glukosa), maltose, dan akhirnya D-glukosa. Keberadaan pati dalam
makanan dapat dideteksi dengan larutan I2. Larutan akan berubah
warna menjadi biru hitam bila mengandung pati.

Alat

Erlemayer

Tissue

Pipet Tetes

Termometer

Mikro Pipet

Tabung Reaksi & Rak kayu

Spektrofotometer

Stopwatch

Gelas Ukur

Garam

Beaker Glass

Es Batu

Reagensia

Larutan enzim E (saliva)


Larutan NaCl 0,9%
Larutan dapar (buffer) dengan pH 6,5
Larutan substrat S (amilum)
Larutan KI-KIO3
Larutan HCl 0,05 N
Blanko (buffer : NaCl 0.9% : Aquadest) 15 ml : 6 ml : 10 ml

Pembuatan Larutan Blanko


Larurtan Blanko
15 ml larutan
penyangga pH 6,5

10 ml Aquadest
6 ml larutan NaCl
0.9%

Diambil 1 mL

Dimasukkan dalam
tabung reaksi

+ 10 mL HCl 0.05 N

Ditambah 1 mL
larutan KI

Pembuatan Larutan E & S


Larurtan Enzim
E
1 mL Saliva

Larurtan Substrat
S

Ditambah ad 10 mL
Aquadest

Larutan Enzim E

2 g serbuk amilum Solani


ditambah aquadest ad 100 mL

Cara Kerja
. Diisii erlenmeyer :

15 ml larutan penyangga pH 6,5

10 ml larutan substrat
6 ml larutan NaCl 0.9%
Dihomogenkan dengan
cara menggoyangkan
erlemayer
Dimasukkan kedalam wadah yang telas berisi es
batu dan garam kemudian ukur suhunya dengan
menggunakan termometer hingga 0C. Hingga akhir
prosedur praktikum suhu harus tetap dijaga pada
0C

Didalam tabung reaksi

Dimasukkan 10 mL HCl 0.05 N

Dimasukkan dalam tabung ke O


dicampurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibu jari
tangan.
Diambil 1 ml

Setelah mencapai 0C

Dimasukkan dalam Erlemayer


yang bersuhu 0C

1 ml Larutan Enzim E

Dijalankan stopwatch tepat


pada saat enzim dimasukkan
kedalam Erlenmeyer.
Digoyangkan Erlenmeyer agar
isinya tercampur rata.
Setelah itu Erlenmeyer jangan
digoyangkan lagi (diamkan
diatas meja)

5
Diambil 1 ml

Menjelang menit ke 5 memipet 1 ml


larutan dari Erlenmeyer dan tepat
pada menit ke 5 masukkan cairan
kedalang tabung reaksi yang
bertanda 5. Campurlah isinya
dengan seberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibu jari
tangan.

6
Dilakukan
kembali
prosedur
diatas pada menit ke 10, 15 dan
20 dengan memasukkan cairan
kedalam tabung reaksi yang
bertanda 10, 15 dan 20.
Diambil 1 ml

7
Setelah semua selesai ditambahkan 1 ml larutan KI-I2 ad semua campuran,
dihomogenkan.

Kira-kira 5 menit setelah penambahan KI-I2. Bacalah absorbansi pada


masing-masing larutan didalam tabung reaksi pada panjang gelombang 620
nm.

Hasil Praktikum
Absorbansi dan % substrat yang tercerna pada suhu 0C
NO

MENIT KE-

ABSORBAN

%SUBSTRAT

1.

1,876

0%

2.

2,498

-33,16%

3.

10

2,345

-25%

4.

15

2,436

-29,85%

5.

20

2,345

-25%

% substrat VS Waktu yang tercerna pada suhu 0C


KURVA %SUBSTRAT VS WAKTU
0%

0%
0'

5'

10'

15'

20'

-5%

%substrat tercerna

-10%

-15%
Series1
-20%

-25%

-25%

-29.85%

-30%
-33.16%
-35%

-25%

waktu

Perbandingan nilai % yang tercerna pada suhu 0C


dengan kelompok lain.
Menit
Kelompok
0

10

15

20

0%

-10,20%

-6,39%

-7,80%

-6,39%

0%

-52,58%

-51,36%

-52,21%

-51,83%

0%

-33,16%

-25%

-29,85%

-25%

Grafik perbandingan % tercerna pada suhu 0C

Perbandingan nilai & grafik % yang tercerna pada


suhu 0C dengan suhu 27C
Menit

Abs

% Tercerna

1,799

0%

1,316

26,85%

10

0,107

94,05%

15

0,120

92,88%

20

0,002

99,89%

Grafik perbandingan % tercerna suhu 0C dan suhu


27C

Perbandingan nilai & grafik % yang tercerna pada


suhu 0C dengan suhu 40C
Menit

Abs

% Tercerna

1,372

0%

0,051

96,28%

10

0,011

99,20%

15

0,012

99,13%

20

0,010

99,27%

Grafik perbandingan % tercerna suhu 0C dan suhu


40C

Perbandingan nilai & grafik % yang tercerna pada


suhu 0C dan suhu 70C
Menit

Abs

% Tercerna

1,896

0%

2,767

-45,94%

10

2,709

-42,88%

15

2,658

-40,79%

20

2,612

-37,76%

Garik perbandingan % tercerna suhu 0 dan suhu


70

Anda mungkin juga menyukai