Anda di halaman 1dari 7

Artikel Pelayanan Informasi Obat

DOSIS DOXORUBICIN PADA PASIEN PEDIATRI BARU DIDIAGNOSIS


LEUKEMIA LYMPHOBLASTIC AKUT

Maya Dwi Wulan Sari, S.Farm1), Mayang Biyan Pamungkas S.Farm1)


1
Universitas Setia Budi
e-mail: mayadwi123@gmail.com, mayangbiyan123@gmail.com

Abstrak
Insiden leukemia 2,5-4,0% per 100.000 anak dengan estimasi 2000-3200 kasus baru
jenis LLA tiap tahunnya. Pengobatan kanker pada anak-anak yang baru didiagnosi
Leukemia Lymphoblastic Akut efektif menggunakan doxorubicin dengan dosis 30 mg/m2.
Namun, terkait dengan aktivitasnya doxorubicin memiliki efek infeksi lebih besar
dibandingkan dengan donurubicin sehingga dapat doxorubicin dapat disubtitusi dengan
danurubicin dengan dosis 30 atau 40 mg/m2. Kedua obat ini termasuk ke dalam kelas
golongan Anthracyclines yang memiliki efek samping besar pada kardiomiopati segingga
dibutuhkan agen kuat chelasi besi yaitu dexrazoxane.

Keywords: Doxorubicin, Leukemia Lymphoblastic Akut, Dexrazoxane

I. PENDAHULUAN anak usia 0-14 tahun, dengan puncak


insidensi pada anak usia 2-5 tahun (Wolley
Penyakit kanker merupakan salah satu et al.,2016).
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia, melalui penelitian yang
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian dilakukan di Rumah Sakit Cipto
disebabkan oleh kanker (DepKes RI, 2015). Mangunkusumo (RSCM) ditemukan bahwa
Yayasan Onkologi Anak Indonesia leukemia merupakan jenis kanker yang
(YOAI) pada tahun 2018 memperkirakan paling banyak terjadi pada anak dengan
terdapat 650 pasien kanker anak per tahun umur di bawah 15 tahun (30-40%).
di Jakarta dan sekitarnya, dan kurang lebih Data lain menyatakan bahwa di
terdapat 11.000 kasus baru per tahun di Indonesia insiden leukemia 2,5-4,0 per
seluruh Indonesia (YOAI, 2018). 100.000 anak dengan estimasi 2000-3200
Leukemia merupakan kanker yang kasus baru jenis LLA tiap tahunnya. Dari
paling sering ditemukan pada anak. Laki- penelitian yang dilakukan di RS Dr.
laki lebih sering ditemukan dibanding Sardjito Universitas Gajah Mada,
perempuan, sesuai dengan laporan oleh Yogyakarta, 30-40 leukemia anak jenis
beberapa peneliti sebelumnya di negara- LLA didiagnosis setiap tahun (Wolley et
negara lain (Tehuteru, 2011; Widiaskara, al.,2016).
2010). Berdasarkan data rekam medik RSUP
Leukemia merupakan penyakit Prof. Dr. R.D. Kandou Manado sepanjang
keganasan sel darah yang ditandai dengan tahun 2008-2012 jumlah anak yang
sel darah putih abnormal dalam sumsum menderita LLA sekitar 60 anak yang rawat
tulang. Leukemia limfoblastik akut (LLA) inap di bagian Estella Prof. Dr. R.D.
merupakan keganasan yang paling banyak Kandou (Wolley et al.,2016).
didiagnosis pada anak-anak, yang mewakili Kemoterapi merupakan terapi sistematik
lebih dari seperempat dari semua jenis yang dapat digunakan untuk menghambat
kanker pada anak. Kejadian tahunan LLA di pertumbuhan kanker atau untuk membunuh
Amerika Serikat 3,7-4,9 kasus per 100.000
sel-sel kanker dengan obat-obat sitostatika • Trombositopenia (memar spontan,
(Sukardja, 2000). purpura, gusi berdarah, dan menoragia)
Infiltrasi organ
II. KAJIAN LITERATUR Nyeri tulang, limfadenopati,
splenomegali moderat, hepatomegali, dan
Leukemia akut adalah suatu keganasan sindrom meningen (nyeri kepala, mual dan
pada sel progenitor pembentuk sel darah. muntah, penglihatan kabur, dan diplopia).
Leukemia akut biasanya terjadi dengan
tanda dan gejala yang berhubungan dengan
menurunnya fungsi sumsum tulang.
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah
leukemia akut yang paling sering ditemukan Terapi
pada anak-anak, yang terdiri dari 80 - 85% Kemoterapi LLA dibagi menjadi
kasus. Puncak insiden LLA ini terjadi pada beberapa tahap induksi remisi, konsolidasi
anak berusia 2 - 4 tahun. Leukemia atau intensifikasi, profilaksis susunan saraf
Limfoblastik Akut meliputi kelompok sel- pusat (SSP), dan pemeliharaan jangka
sel tumor yang terdiri dari prekursor panjang atau rumatan (maintenance)
limfosit B atau limfosit T yang imatur. (Fianza, 2009).
Sebagian besar kasus LLA, sekitar 80% Terapi spesifik LLA ialah dengan
kasus, berasal dari prekursor limfosit B kemoterapi dan kadang radioterapi.
(Porth, 2005). Protokol pengobatan sangat kompleks.
Klasifikasi LLA berdasarkan risiko7-8 Terdapat beberapa fase dalam pengobatan
yang biasanya memiliki empat komponen.
Risiko standar
Protokol-protokol ini disesuaikan dengan
• Anak-anak berusia 1-9 tahun yang
risiko untuk mengurangi pengobatan yang
memiliki jumlah sel darah putih kurang
diberikan kepada pasien dengan prognosis
dari 50.000/μL pada saat diagnosis
baik. Faktor yang menentukan pengobatan
• Tidak ada sel-sel leukemia dalam cairan
mencakup usia, jenis kelamin, dan hitung
serebrospinal (CSF)
sel darah putih saat datang. Respon awal
• Respon yang baik pada tahap pertama
terhadap pengobatan juga penting karena
kemoterapi (induksi)
lenyapnya blas dari darah atau sumsum
Risiko tinggi tulang yang berlangsung secara perlahan
• Anak-anak berusia 9 tahun dan anak-anak satu atau dua minggu setelah terapi induksi
yang memiliki jumlah sel darah putih atau menetapnya minimal residual disease
50.000 / µL atau lebih pada saat (MRD) berkaitan dengan risiko
diagnosis. kekambuhan yang tinggi. LLA pada bayi (<
• Memiliki sejumlah besar sel-sel leukemia 1 tahun) memiiki prognosis lebih buruk
dalam CSF dengan angka kekambuhan hanya 20-50%
• Anak-anak dengan LLA risiko tinggi (Hoffbrand et al., 2011).
biasanya menerima perawatan lebih Untuk mengatasi masalah resistensi sel
agresif daripada anak-anak dengan LLA kanker dan meningkatkan efektivitas agen
risiko standar. kemoterapi salah satu cara yang dapat
Gejala Klinis ditempuh adalah kombinasi dengan agen
• Kegagalan sumsum tulang kemopreventif sehingga dapat memberikan
• Anemia (pucat, letargi, dan dispnea) respon yang lebih baik dibandingkan
• Neutropenia (demam, malaise, gambaran penggunaan tunggalnya (Fimognari et al.,
infeksi mulut, tenggorokan, kulit, saluran 2006).
napas, perianus, atau bagian lain)
Induksi remisi prednison, vincristin, 6-mercaptopurine,
Saat datang, pasien dengan leukemia dan metotreksat) telah terbukti menjadi
akut memiliki beban tumor yang sangat terapi yang efektif dan aman dalam
tinggi dan berisiko besar mengalami rangkaian penelitian studi kelompok
komplikasi kegagalan sumsum tulang da Onkologi Pediatrik (Alexander, et al.,
infiltrasi leukemia. Tujuan induksi remisi 2014).
ialah dengan cepat mematikan sebagian Doxorubicin adalah agen kemoterapi
besar sel tumor dan membawa pasien ke yang umum dipakai untuk terapi kanker
dalam remisi. Deksametason, vinkristin, payudara, namun efektivitas penggunaan
dan asparaginase merupakan obat-obat yang agen kemoterapi ini menjadi terbatas karena
biasanya digunakan dan ketiganya sangat munculnya masalah resistensi sel kanker
efektif – mencapai remisi pada lebih 90% dan adanya efek toksik pada jaringan
anak (Hoffbrand et al., 2011). normal tubuh (Fimognari et al., 2006).
DOXORUBICIN
Intentifikasi (konsolidasi)
Terapi ini menggunakan dosis tinggi
beragam obat kemoterapi untuk
mengeliminasi penyakit atau mengurangi
beban tumor ke tingkat yang sangat rendah.
Protokol tipikal berisi vinkristin,
siklofosfamid, sitosin arabinosid,
daunorubisin, doxorubicin, etoposid, atau
merkaptopurin yang diberikan sebagai blok
dalam berbagai kombinasi (Hoffbrand et
al., 2011). Gambar 1. Struktur Kimia Doxorubicin

Terapi yang ditujukan untuk susunan Daunorubisin dan turunan 14-hidroksi,


saraf pusat (SSP) doksorubisin, adalah anthracycline
antibiotik yang diproduksi oleh jamur
Beberapa obat yang diberikan secara Streptomyces peucetius. Rumus struktur
sistemik mampu mencapai cairan DNR dan DOX adalah sangat mirip, kecuali
serebrospinal (CSS) dan untuk mencegah substitusi atom hidrogen dengan gugus
atau mengobati penyakit di SSP diperlukan hidroksil dalam radikal asetil dalam
terapi spesifik. Pilihannya ialah metotreksat doksorubisin (Escherich et al., 2012).
dosis tinggi yang diberikan secara Berdasarkan sejarah daunorubisin,
intravena, metotreksat atau sitosin pertama kali diisolasi pada tahun 1963 oleh
arabinosid intratekal, atau iradiasi kranial. Grein et al., menjadi anthracycline pilihan
Iradiasi kranial kini dihindari sebisa terapi induksi leukemia limfoblastik akut,
mungkin pada anak karena efek samping sedangkan doksorubisin, yang diisolasi 4
yang substansial (Hoffbrand et al., 2011). tahun kemudian oleh Arcamone et al.,
Pemeliharaan adalah anthracycline yang digunakan dalam
Hal ini diberikan selama 2 tahun pada terapi reinduksi (Escherich et al., 2012).
anak perempuan serta untuk 3 tahun pada Doxorubicin merusak DNA melalui
anak laki-laki, dengan merkaptopurin oral interkalasi anthracycline bagian, khelasi ion
perhari dan metotreksat oral seminggu logam, atau oleh generasi radikal bebas.
sekali. Vinkristin intravena disertai Doxorubicin mengikat langsung ke DNA
pemberian singkat (5 hari) deksametason melalui interkalasi antara pasangan basa
oral per bulan (Hoffbrand et al., 2011). pada heliks DNA. Doxorubicin juga
Regimen APO (doksorubisin dengan menghambat perbaikan DNA dengan
dosis 30 mg/m2 sehari dikombinasi dengan menghambat topoisomerase II. Tindakan ini
menghasilkan blokade DNA dan sintesis minggu (Drug Information Handbook
RNA dan fragmentasi DNA.4 Doxoubicin 17th ed.)
juga merupakan chelator besi yang kuat. Ada juga kecenderungan yang tidak
Kompleks besi-doxorubicin dapat mengikat signifikan menuju kemanjuran antitumor
DNA dan membran sel yang menghasilkan anthracyclines yang lebih besar pada anak
radikal bebas yang segera membelah DNA didiagnosis dengan ALL.
dan membran sel. Meskipun secara Namun, kelemahan yang paling
maksimal sitotoksik pada fase S, mengancam kelas obat ini adalah
doksorubisin bukan spesifik siklus sel. kardiotoksisitas yang bergantung pada
Aktivitas sitotoksik adalah fase siklus sel akumulasi jumlah akhir dosis. Penggunaan
tidak spesifik (London Cancer, 2017; BC jangka panjang orang yang selamat dari
Agent Cancer, 2017). kanker masa kanak-kanak memiliki risiko
Golongan Anthracyclines yaitu sekitar lima sampai enam kali lipat lebih
daunorubicin (DNR) dan doksorubisin besar disfungsi jantung dibandingkan
(DOX) adalah obat terpenting dalam dengan saudara mereka yang sehat.
penanganan garis depan atau awal
leukemia limfoblastik akut masa kanak-
kanak, sedangkan mitoxantrone dan
idarubisin lebih utama digunakan dalam
refraktori atau kekambuh pasien.
Khususnya, pengenalan DNR dalam terapi
induksi meningkat baik tingkat remisi dan
durasi remisi (Escherich et al., 2012).

Dosis Terapi Doxorubicin


Saat ini doxorubicin merupakan terapi
yang poten digunakan hampir 60% dengan
harapan tinggi pada keberhasilan terapeutik.
Anthracyclines secara signifikan
meningkatkan umur harapan hidup untuk
sejumlah keganasan kanker pada anak-anak,
seperti limfoblastik akut leukemia (ALL),
leukemia myeloid akut, tumor Wilms,
sarkoma ewing, osteosarcoma, dan sarkoma
jaringan lunak (Voller et al., 2016).
Dalam uji coba CoALL DNR telah
menjadi anthracycline standar digunakan
dalam terapi induksi dengan dosis 36 mg/
m2 dan DOX telah digunakan dalam terapi (BC Agent Cancer, 2017).
reinduksi dengan dosis 30 mg/m2 selama Kejadian jelas kardiotoksisitas terkait
satu dekade terakhir (Escherich et al., dengan dosis kumulatif, dengan dosis lebih
2012). besar dari 300 mg / m2 menghasilkan risiko
Dosis biasa/tipikal untuk anak-anak kardiotoksisitas yang lebih tinggi.
pemberian IV : Dalam uji coba CoALL 06-97 tingkat
infeksi tertinggi komplikasi terjadi saat
 35-75 mg / m2 / dosis setiap 21 hari atau
terapi reinduksi, dimana digunakan
 20-30 mg / m2 / dosis sekali seminggu dosis.doksorubisin 30 mg/m2 dalam 2-4
 60-90 mg / m2 diberikan sebagai infus Sekitar dua pertiga dari pasien mengalami
kontinu selama 96 jam setiap 3-4 infeksi selama fase terapi ini dibandingkan
sepertiga selama terapi induksi. doxorubicin. Berdasarkan penelitian
Danurubicin memiliki efek samping atau Escherich et al., (2012) DNR dengan dosis
toksisitas yang lebih kecil dibandingkan 30 atau 40 mg/m2 menghasilkan penurunan
dengan doxorubicin, sehingga dapat blast yang serupa dibandingkan DOX
digunakan sebagai terapi substitusi diberikan dalam dosis 30 mg/m2.
Risiko kardiotoksisitas dapat dikurangi doxorubicin dengan dosis 30 mg/m2.
namun tidak dihilangkan dengan Namun, terkait dengan aktivitasnya
penggunaan anthracyclines alternatif doxorubicin memiliki efek infeksi lebih
(misalnya, epirubicin atau liposomal besar dibandingkan dengan donurubicin
doxorubicin) atau dengan mengubah sehingga dapat doxorubicin dapat
frekuensi pemberian (sekali seminggu vs. disubtitusi dengan danurubicin dengan
sekali setiap 3 minggu, atau infus dosis 30 atau 40 mg/m2. Kedua obat ini
kontinyu). termasuk ke dalam kelas golongan
Terapi kardioprotektan dengan Anthracyclines yang memiliki efek samping
dexrazoxane dapat dipertimbangkan untuk besar pada kardiomiopati segingga
pasien yang mendapatkan dosis kumulatif dibutuhkan agen kuat chelasi besi yaitu
setara doksorubisin lebih besar dari 300 mg Dexrazoxane.
/ m2 (BC Agent Cancer, 2017). .
Anthracyclines menyebabkan
kardiomiopati diakibatkan oleh kemampuan IV. REFERENSI
untuk kompleks dengan logam berat Alexander, Sarah. MD, Jacqueline M.
(terutama besi, berasal dari feritin seluler), Kraveka, dkk. 2014. Advanced Stage
menghasilkan radikal bebas yang merusak Anaplastic Large Cell Lymphoma in
kardiomiosit membran dan struktur Children and Adolescents: Results of
intraselular. Dexrazoxane adalah senyawa ANHL0131, a Randomized Phase III
bis- dioxopiperazine yang mudah memasuki Trial of APO Versus a Modified
sel dan terhidrolisis untuk membentuk Regimen With Vinblastine: A Report
chelator kuat berat logam, terutama besi, From the Children’s Oncology Group.
seng, dan tembaga sehingga dexrazoxane Pediatr Blood Cancer.
chelation besi dapat melindungi kerusakan Clinical Practice Guideline Lyhe-005
jantung akibat anthracycline (Asselin et at., Version 1. 2016. Acute Lymphoblastic
2015). Leukemia Effective. Alberta Health
Beberapa studi praklinis telah Services. This material is protected by
mengkonfirmasi efek perlindungan dari Canadian and other international
dexrazoxane, termasuk studi klinis awal copyright laws.
pada orang dewasa dengan kanker payudara
(Asselin et at., 2015). Fimognari, C., Nusse, M. N., Lenzi, M.,
Berdasarkan penelitian Asselin et at., Sciuscio, D., Cantelli-Forti, G., Hrelia,
(2015) dexrazoxane bersifat kardioprotektif P., 2006. Sulforaphane Increases the
dan tidak berkompromi dengan khasiat Efficacy of doxorubicin in mouse
antitumor, tidak meningkatkan frekuensi fibroblasts characterized by p53
toksisitas, dan tidak terkait dengan mutations, Mutation Research, 601,
92–101
peningkatan yang signifikan pada
keganasan kedua dengan rejimen Hoffbrand AV, Moss PAH. 2011. Kapita
kemoterapi yang mengandung selekta hematologi (6th ed). Jakarta:
doksorubisin. Dexrazoxane dapat EGC. p. 210-5. Dalam Wolley,
direkomendasikan sebagai kardioprotektan Nikmatiah G. A., Stefanus Gunawan, Sarah
untuk anak-anak dan remaja yang M. Warouw. 2016. Perubahan Status Gizi
mengalami kanker ganasan yang diobati pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik
dengan anthracyclines. Akut selama Pengobatan. Jurnal e-Clinic
(eCl), Volume 4, Nomor 1.
III. KESIMPULAN Porth C. M. 2005. Patophysiology Concepts
Pengobatan kanker pada anak-anak of Altered Health States. 7th Edition.
yang baru didiagnosi Leukemia Philadelphia: Lippincott Williams and
Lymphoblastic Akut efektif menggunakan
Wilkins dalam Astriningrum, Mega. Recommendation for Doxorubicin in
2011. Hubungan Tahap Kemoterapi Current Opinion : Children. Clin
Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Pharmacokinet.
Akut dengan Status Gizi di Bangsal Widiaskara IM, Purnomo B, Ugrasena IDG,
Ilmu Kesehatan Anak Rsud Dr. Ratwita M. 2010. Luaran pengobatan
Moewardi. Skripsi. Fakultas fase induksi pasien leukemia
Kedokteran Universitas Sebelas Maret. limfoblastik akut pada anak di Rumah
Tehuteru ES. Gambaran tingkat remisi pada Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya.
leukemia limfoblastik akut setelah fase Sari Pediatri, 12(2):130.
induksi di bangsal kanker anak RS Yayasan Onkologi Anak Indonesia. 2009.
kanker “Dharmais”. 2011. Indonesian Indonesian Childhood Cancer
Journal of Cancer. 5(4):160.
Foundation. Childhood Canceris
Tjay T. H dan Rahardja K., 2007, Obat – Curable (Online :,
Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, http://www.yoaifoundation.org/, diakses
dan Efek – Efek Sampingnya, edisi VI, tanggal 10 Maret 2011).
56, 208, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Voller, Swantje; Georg Hempel; dkk. 2016.
Towards a Model-Based Dose

Anda mungkin juga menyukai