Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME INDIVIDU

KEPERAWATAN ANAK SAKIT KRONIS DAN TERMINAL

Disusun oleh:

NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH SALSABILA

2110097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

PRODI S1-KEPERAWATAN TINGKAT III

T.A 2023/2024
LEUKIMIA

 PENGERTIAN

Merupakan jenis kanker darah yang terjadi karena sumsum tulang belakang
mengalami gangguan, sehingga menyebabkan produksi sel darah putih tidak normal,
terlalu banyak, tidak terkendali, dan tidak berfungsi.

Tumbuhnya sel darah putih yang abnormal dan tidak berfungsi secara normal
tersebut menyebabkan tubuh tidak mampu melawan infeksi dan juga menyebabkan
terganggunya kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah dan
trombosit yang penting bagi tubuh.

 PENYEBAB

Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun dipercaya bahwa


leukemia disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan, di mana
beberapa sel darah mengalami mutasi pada DNA sel. Normalnya,

 KLASIFIKASI
Klasifikasi leukemia dapat berdasarkan jenis sel limfositik atau mielositik
dan perjalanan penyakit akut atau kronik.
a. Leukemia akut, ada dua macam yaitu leukemia mieloid akut (AML) dan
leukemia limfoblastik akut (AAL). Pasien biasanya mengalami riwayat
penurunan berat badan yang cepat, memar, perdarahan, pucat, lelah, dan
infeksi berulang di mulut dan tenggorokan. Hitung darah lengkap sering
menunjukkan anemia dan trombositopenia. Hitung sel darah putih dapat
meningkat atau sangat rendah. Perdarahan di area vital, akumulasi
leukosit dalam organ vital.
b. Leukemia mieloid akut, jarang terjadi pada anak dan insidennya
meningkat seiring pertambahan usia. Aml sekunder kadang terlihat pada
orang yang diobati dengan kemoterapi sitotoksik atau radioterapi.
c. Leukemia limfoblastik akut (AAL) adalah bentuk keganasan
hematologis yang terjadi pada anak. Jika AAL terjadi pada orang dewasa
adanya peningkatan insidens seiring pertambahan usia. Dengan gejala
pembesaran nodus limfe (limfadenopati), hati, dan limpa
(hepatosplenomegali) serta infiltrasi pada sistem saraf pusat.
d. Leukemia mieloid kronik, (CML) adalah gangguan sel benih yang
disebabkan produksi tidak beraturan dari sel darah putih mieloid. Cml
dapat mengenai semua kelompok usia namun biasanya berusia antara 40
dan 60 tahun.
e. Leukemia limfosit kronik (CLL), adalah gangguan proliferatif limfosit.
Sel ini terakumulasi di darah, sumsum tulang, nodus limfe dan limfa. Cll
adalah kasus dijumpai pada individu berusia diatas 50 tahun.

 ETIOLOGI
a. Faktor genetik, insidensi leukemia akut pada anak penderita sindrom
down 20 kali lebih banyak dari pada anak normal. Pada anak kembar
identik juga akan berisiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami
leukemia.
b. Radioaktif, ini merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada manusia. Jika terpapar sinar radioaktif
sekitar 6% klien akan menderita leukemia setelah 5 tahun.
c. Virus, beberapa hasil penelitian mendukung virus sebagai penyebab
leukemia yaitu enzyme reverse transcriptase ditemukan dalam darah
manusia.

 MANIFESTASI KLINIS
Leukemia kronis berkembang secara lambat dan mungkin hanya
memperhatikan sedikit gejala sampai stadium lanjut.
 Kepucatan dan kelelahan akibat anemia
 Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih
 Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi.
 Nyeri tulang (progresif) akibat penumpukkan sel di sumsum tulang
belakang, menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel.
 Penurunan berat karena kurangnya nafsu makan dan peningkatan
konsumsi kalori oleh sel neoplastik.
 Limfadenopati, spinomegali, hepatomegali akibat infiltrasi sel leukemik
ke organ limfoid dapat terjadi
 Gejala system saraf pusat dapat terjadi.

 PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Terapi definitive leukemia akut adalah dengan kemoterapi sitotoksik
menggunakan kombinasi obat multiple. Obat sitotoksik bekerja dengan
berbagai mekanisme namun semuanya dapat menghancurkan sel leukemia.
Tetapi dengan metode ini beberapa sel normal juga ikut rusak dan ini
menyebabkan efek samping seperti kerontokan rambut, mual, muntah,
nyeri pada mulut (akibat kerusakan pada mukosa mulut), dan kegagalan
sumsum tulang akibat matinya sel sumsum tulan. Salah satu konsekuensi
mayor dari neutropenia akibat kemoterapi adalah infeksi berat. Pasien
harus diterapi selama berbulan-bulan (AML) atau selama 2-3 tahun (ALL).
Menurut Suriadi (2006) dan Yuliani (2006), fase penatalakasanaan
kemoterapi meliputi tiga fase yaitu fase induksi, fase proflaksis, fase
konsolidasi.
a. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnose ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vincristin, dan L
asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang
ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis
Sistem saraf pusat, pada terapi ini diberikan metotreksat, cytarabine
dan hydrocortisone melalui intrathecal untuk mencegah invasi sel
leukemia ke otak. Terapi irradiasi cranial dilakukan hanya pada
pasien leukemia yang mengalami gangguan system saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk
mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia
yang beredar dalam tubuh. Secara berkala. mingguan atau bulanan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon
sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi surpresi sumsum
tulang maka pengobatan dihentikan sementra atau dosis obat
dikurangi.
2. Penatalaksanaan medis dalam pemberian kemoterapi dan radioterapi
a. Prednison untuk efek anti inflamasi
b. Vinkristin (oncovin) untuk antineoplastik yang menghambat
pembelahan sel selama metaphase
c. Asparaginase untuk menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk
pertumbuhan tumor)
d. Metotreksat sebagai antimetabolik untuk menghalangi metabolism
asam folat sebagai zat untuk sintesis nucleoprotein yang diperlukan
yang diperlukan sel-sel yang cepat membelah
e. Sitarabin untuk menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia
granulositik yang menekan sumsum tulang yang kuat.
f. Alopurinol sebagai penghambat produksi asam urat dengan
menghambat reaksi biokimia.
g. Siklofosfamid sebagai antitumor kuat.
h. Daunorubisin sebagai penghambat pembelahan sel selama pengobatan
leukemia akut (Hidayat, Aziz. 2008)
3. Transplantasi sumsum tulang
Ini merupakan pilihan terapi lain setelah kemoterapi dosis tinggi dan
radioterapi pada beberapa pasien leukemia akut. Transplantasi dapat
bersifat autolog, yaitu el sumsum tulang diambil sebelum pasien menerima
terapi dosis tinggi. Disimpan, dan kemudian di infus kan kembali. Selain
itu, dapat juga bersifat alogenik, yaitu sumsum tulang berasal dari donor
yang cocok HLA-nya. Kemoterapi dengan dosis sangat tinggi akan
membunuh sumsum tulang penderita dan hal tersebut tidak dapat pulih
kembali. Sumsum tulang pasien yang di infus kan kembali akan
mengembalikan fungsi sumsum tulang pasien tersebut.
Pasien yang menerima transplantasi alogenik memiliki risiko rekurensi yag
lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang menerima transplantasi
autolog, karena sel tumor yang terinfusi kembali dapat menimbulkan
relaps. Pada transplantasi alogenik, terdapat bukti kuat yang menunjukan
bahwa sumsum yang di transplantasi akan berefek anti tumor yang kuat
karena limfosit T yang tertransplantasi. Penelitian-penelitian baru
menunjukan bahwa transplantasi alogenik menggunakan terapi dosis
rendah dapat dilakukan dan memiliki kemungkinan sembuh akibat
mechanism imunologis.

4. Resusitasi
Pasien yang baru di diagnosis leukemia akut biasanya berada dalam
keadaan sakit berat dan rentan terhadap infeksi berat atau perdarahan.
Prioritas utamanya adalah resusitasi mengguakan antibiotic dosis tinggi
intravena untuk melawan infeksi, transfusi trombosit atau plasma beku
segar (fresh frozen plasma) utuk mengatasi anemia. Penggunaan antibiotic
dalam situasi ini adalah tindakan yang tepat walaupun demam yang terjadi
ternyata merupakan akibat dari penyakit itu sendiri dan bukan akibat
infeksi. Lebih mudah menghentikan pemberian antibiotic dari pada
menyelamatkan pasien dengan syok dan septicemia yang telah diberikan
tanpa terapi antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/219410713/Laporan-Pendahuluan-Leukemia-Pada-Anak

Anda mungkin juga menyukai