Anda di halaman 1dari 7

Pengertian leukemia

Leukemia dalam bahasa Yunani leukos "putih" dan aima “darah” atau lebih dikenal
sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma)
pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau
transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid,
umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) . Sel-sel normal di dalam sumsum tulang
digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis
atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih
sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda,
misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari
sel lainnya.

Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256.000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita
penyakit sejenis leukemia, dan 209.000 orang diantaranya meninggal karena penyakit
tersebut,hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa.

Sejarah Leukemia

Kasus pertama leukemia dilaporkan oleh Velpeau tahun 1827, pasiennya seorang penjual
limun berusia 63 tahun dengan gejala : pembengkakan perut, demam dan rasa lelah.Pasien
tersebut meninggal setelah masuk rumah sakit ,hasil autopsi ditemukan adanya
hepatomegali,pembesaran limpa,darahnya kental (menyerupai ragi pembuat anggur merah)
Velpeau meragukan ini darah atau nanah.
Virchow dari jerman tahun 1845 melaporkan bahwa pembuluh darah pasiennya berisi cairan
putih kuning kehijauan dan dibawah mikroskup terlihat leukosit normal yang besar,dengan
sedikit sel darah merah sedangkan Bennet dari scotland menganggap pasiennya mengalami
pernanahan darah.Virchow pada tahun 1847 meyakini bahwa penyakit ini adalah leukemia
Di Indonesia kasus leukemia termasuk langka karena terjadi kurang dari 150 ribu kasus per
tahun.
Pencegahan

Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit
atau gangguan sebelum hal itu terjadi.
a. Pengendalian Terhadap Pemaparan Sinar Radioaktif
Pencegahan ini ditujukan kepada petugas radiologi dan pasien yang penatalaksanaan
medisnya menggunakan radiasi. Untuk petugas radiologi dapat dilakukan dengan menggunakan
baju khusus anti radiasi, mengurangi paparan terhadap radiasi, dan pergantian atau rotasi
kerja. Untuk pasien dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan diagnostik radiologi
serendah mungkin sesuai kebutuhan klinis.
b. Pengendalian Terhadap Pemaparan Lingkungan Kimia
Pencegahan ini dilakukan pada pekerja yang sering terpapar dengan benzene dan zat aditif
serta senyawa lainnya. Dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan atau informasi
mengenai bahan-bahan karsinogen agar pekerja dapat bekerja dengan hati-hati. Hindari
paparan langsung terhadap zat-zat kimia tersebut.
c. Mengurangi frekuensi merokok
Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok perokok berat agar dapat berhenti atau
mengurangi merokok. Satu dari empat kasus LMA disebabkan oleh merokok.45 Dapat dilakukan
dengan memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok yang bisa menyebabkan kanker
termasuk leukemia (LMA).

d. Pemeriksaan Kesehatan Pranikah46


Pencegahan ini lebih ditujukan pada pasangan yang akan menikah. Pemeriksaan ini memastikan
status kesehatan masing-masing calon mempelai. Apabila masing-masing pasangan atau salah satu
dari pasangan tersebut mempunyai riwayat keluarga yang menderita sindrom Down atau kelainan
gen lainnya, dianjurkan untuk konsultasi dengan ahli hematologi. Jadi pasangan tersebut dapat
memutuskan untuk tetap menikah atau tidak.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit atau cedera


menuju suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan.43 Dapat dilakukan
dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.
a. Diagnosis dini
a.1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik untuk jenis LLA yaitu ditemukan splenomegali (86%),hepatomegali,


limfadenopati,nyeri tekan tulang dada, ekimosis, dan perdarahan retina.Pada penderita LMA
ditemukan hipertrofi gusi yang mudah berdarah.Kadang-kadang ada gangguan penglihatan
yang disebabkan adanya perdarahan fundus oculi. Pada penderita leukemia jenis LLK ditemukan
hepatosplenomegali dan limfadenopati. Anemia, gejala-gejala hipermetabolisme (penurunan
berat badan, berkeringat) menunjukkan penyakitnya sudah berlanjut. Pada LGK/LMK hampir
selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Selain itu Juga didapatkan nyeri tekan
pada tulang dada dan hepatomegali.Kadang-kadang terdapat purpura, perdarahan retina,
panas, pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang priapismus.

a.2. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan
sumsum tulang.
a.2.1. Pemeriksaan darah tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang
leukopenia (25%).48 Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombosit.31
Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm³,sedangkan pada penderita
LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm³.
a.2.2. Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan keadaan
hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast), terdapat perubahan
tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast
minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang.20 Pada penderita LLK ditemukan adanya
infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih
95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B.47 Sedangkan pada penderita LGK/LMK
ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas
granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm³.
b. Penatalaksanaan Medis
b.1. Kemoterapi

b.1.1. Kemoterapi pada penderita LLA


Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang digunakan
untuk semua orang.
a. Tahap 1 (terapi induksi)
Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian besar sel-sel
leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.Terapi induksi kemoterapi biasanya memerlukan
perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal
dalam proses membunuh sel leukemia.Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi
kombinasi yaitu daunorubisin, vincristin, prednison dan asparaginase.

b. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)

Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang bertujuan untuk
mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang
resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian.
c. Tahap 3 ( profilaksis SSP)
Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan yang digunakan
dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih rendah.29 Pada tahap ini menggunakan
obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk
mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf pusat.9
d. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini biasanya
memerlukan waktu 2-3 tahun.
Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak hanya 95%
anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa
mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang, yang
dicapai dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.18
b.2.1. Kemoterapi pada penderita LMA21

a. Fase induksi
Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel
leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi komplit. Walaupun remisi komplit telah
tercapai, masih tersisa sel-sel leukemia di dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi.
Bila dibiarkan, sel-sel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang akan datang.
b. Fase konsolidasi
Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi konsolidasi
biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis
yang sama atau lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi.Dengan pengobatan
modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup
lebih dari 5 tahun hanya 10%.

b.3.1. Kemoterapi pada penderita LLK


Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi terapi dan prognosis.Salah
satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi Rai:
a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang

b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.

c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.

d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).

e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm³


dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi bersifat konvensional,
terutama untuk mengendalikan gejala.20 Pengobatan tidak diberikan kepada penderita tanpa
gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi
adalah pengobatan biasa. Pada stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif.9
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien dapat hidup lebih
dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat bertahan hidup rata-rata 10 tahun.
Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2
tahun.
b.4.1. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK a. Fase Kronik
Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yag mampu menahan pasien bebas dari
gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan bermacam obat yang intensif
merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi
sumsum tulang.
b. Fase Akselerasi
Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.
b.2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sinar
berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi gelombang atau partikel seperti proton,
elektron, x-ray dan sinar gamma. Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat
keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.
b.3. Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan
sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi
kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk
mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80%
angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun setelah
terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen (HLA) yang sesuai.Pada penderita LMA
transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap
pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada awalnya memberikan respon terhadap
pengobatan

b.4. Terapi Suportif

Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan penyakit leukemia dan
mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah untuk penderita leukemia dengan
keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk
mengatasi infeksi.
Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier ditujukan untuk membatasi atau menghalangi perkembangan kemampuan,
kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan
perawatan intensif.43 Untuk penderita leukemia dilakukan perawatan atau penanganan oleh
tenaga medis yang ahli di rumah sakit. Salah satu perawatan yang diberikan yaitu perawatan
paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat
progresifitas penyakit. Selain itu perbaikan di bidang psikologi, sosial dan spiritual. Dukungan
moral dari orang-orang terdekat juga diperlukan

Anda mungkin juga menyukai