Anda di halaman 1dari 6

Penyebab Leukemia

Pengertian leukemia sudah anda ketahui. Penyebab dasar leukimia belum


diketahui secara pasti, tetapi kelainan kromosom, paparan polusi, paparan
radiasi, dan merokok adalah beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko.
Selain itu, perubahan lain dalam sel darah putih akibat faktor gen dan
lingkungan juga diperkirakan turut berperan memicu penyakit leukemia.

Jadi, penyebab leukemia adalah dari faktor eksternal maupun faktor internal
tubuh. Faktor internal penyebab leukemia adalah termasuk paparan radiasi,
polusi, atau zat kimia tertentu yang berbahaya. Biasakan untuk menjalani
gaya hidup sehat dan kurangi merokok agar tidak meningkatkan risiko
leukemia.

Gejala Leukemia adalah Hal Yang Perlu Diperhatikan

Leukemia tidak memberikan gejala leukemia yang khas pada tahap awal.
Ketika timbul, salah satu dari gejala leukemia berikut dapat muncul:

 Anemia dan gejala yang terkait, seperti kelelahan, pucat di bibir,


pucat di konjungtiva mata bisa menjadi salah satu tanda gejala
leukemia.
 Kecenderungan untuk memar atau mudah berdarah, termasuk
perdarahan dari gusi dan hidung, atau darah dalam tinja atau urine
bisa menjadi salah satu gejala leukemia.
 Selain itu, gejala leukemia salah satunya juga kerentanan terhadap
infeksi seperti sakit tenggorokan atau pneumonia bronkial, yang
bisa disertai dengan sakit kepala, demam ringan, sariawan, atau
ruam kulit.
 Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di
tenggorokan, ketiak, atau selangkangan.
 Kehilangan nafsu makan dan berat badan juga merupakan salah
satu gejala leukemia.
 Ketidaknyamanan di bawah tulang rusuk kiri bawah (yang
disebabkan oleh limpa bengkak).
 Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi dapat mengakibatkan
masalah penglihatan karena perdarahan retina, telinga berdenging
(tinnitus), perubahan status mental, ereksi berkepanjangan
(priapismus), stroke, ataupun kejang karena perdarahan di otak.
Jika beberapa gejala leukemia ini muncul, maka siapa pun harus
waspada.

Penanganan Leukimia

Ada hal-hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu penderita


leukimia mengelola efek samping. Jika dokter telah memberikan instruksi
atau obat-obatan untuk mengobati gejala-gejala ini, patuhi obat-obatannya.
Secara umum, kebiasaan untuk mengkonsumsi menu sehat seperti makan
makanan seimbang dan cukup tidur serta olahraga dapat membantu
penderita leukimia mengontrol gejala.

Sementara perawatan di rumah bisa dilakukan untuk gejala seperti mual


atau muntah dan mengatasi tanda-tanda awal dehidrasi, seperti mulut kering
atau pusing ketika dalam posisi duduk ke berdiri. Konsumsi
permen jahe atau teh jahe juga mampu membantu mengatasi gejala. Jika
ada gejala diare, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.

Masalah Penyakit Leukimia lain yang dapat diobati di


rumah:

 Masalah tidur.
 Merasa sangat lelah. Jika pasien kekurangan energi atau menjadi
lemah dengan mudah, cobalah untuk mengelola energi dan
menjadwalkan istirahat ekstra..
 Rambut rontok. Gunakanlah sampo yang ringan bahan kimia dan
sisir rambut dengan cara yang lembut.
 Rasa sakit. Perawatan di rumah dapat membantu Anda mengatasi
rasa sakit.
 Penanganan stres karena kanker: Pikiran yang berat untuk
menghadapi tantangan penyakit leukimia itu sendiri serta rasa sakit
yang dirasakan perlu mendapatkan dukungan keluarga dan orang-
orang terdekat. Menemukan cara baru untuk mengatasi gejala stres
dapat meningkatkan kualitas keseluruhan hidup Anda seperti
melakukan hal-hal yang disenangi pasien dan menyarankan pasien
untuk berpikiran positif.
 Berbagi kisah dan perasaan. Menemukan kelompok dukungan untuk
sesama penyandang penyakit kanker dapat meringankan pikiran.

Pengobatan Leukimia: Bagaimana Cara Mengobati


Leukemia?

Tujuan pengobatan leukemia adalah untuk menghancurkan sel-sel leukemia


dan memungkinkan sel-sel darah yang normal dibentuk di dalam sumsum
tulang. Keputusan pengobatan leukemia didasarkan pada jenis leukemia
yang dimiliki, stadium penyakit, usia dan kondisi kesehatan secara umum.

Jenis leukimia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum


tulang, apakah jenis leukimia limfoblastik atau mieloblastik. Pemeriksaan ini
juga dapat menentukan apakah penderita leukimia masuk kategori akut atau
kronis.

 Leukimia limfoblastik akut

Cara mengobati leukemia limfoblastik akut (ALL) memiliki 3 langkah yang


terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan.

1. Terapi induksi leukemia adalah tahap puntuk membunuh sel-sel


leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Perawatan tahap ini
termasuk kemoterapi dan kortikosteroid. Induksi biasanya
berlangsung 4 minggu dan dilakukan di rumah sakit. Tetapi
beberapa pasien memiliki sel-sel leukemia dengan perubahan gen
tertentu. Gen ini disebut kromosom Philadelphia. Pasien dengan gen
tersebut akan diberikan inhibitor tyrosine kinase.
2. Cara mengobati leukemia adalah dengan terapi konsolidasi
membunuh sel-sel leukemia yang mungkin masih tersisa. Jika sel-
sel tersisa, sel ini dapat tumbuh kembali dan dapat kambuh.
Perawatan termasuk kemoterapi dan mungkin transplantasi
sumsum tulang. Konsolidasi biasanya membutuhkan waktu
beberapa bulan tetapi tidak memerlukan opname di rumah sakit.
3. Terapi pemeliharaan leukemia adalah cara pengobatan mencegah
sel-sel leukemia yang tersisa untuk tumbuh. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan dosis kemoterapi yang lebih rendah dari yang
digunakan selama induksi atau konsolidasi. Kemoterapi diberikan
dengan obat minum dan obat suntik intravena (IV). Terapi
pemeliharaan dilakukan selama 3 tahun berturut-turut, tapi selama
ini, kebanyakan pasien leukimia mengalami kekambuhan ketika
sedang dalam terapi pemeliharaan.

 Leukimia mieloblastik akut

Pengobatan leukemia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan


genetik dari sel myeloid normal. Rencana pengobatannya biasanya memiliki
2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi.

1. Terapi remisi adalah pengobatan leukemia untuk membunuh sel-sel


leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Kemoterapi diberikan
pada penderita dengan cara pengobatan suntikan intravena (IV).
Induksi biasanya berlangsung 4 minggu, dengan diikuti 3 minggu
kemudian untuk pemulihan sumsum tulang. Terapi remisi biasanya
memerlukan opname di rumah sakit.
2. Terapi pasca-remisi dilakukan untuk membunuh sel-sel leukemia
yang mungkin ada meskipun mereka tidak terdeteksi. Terapi ini
dapat berupa kemoterapi tambahan atau transplantasi sumsum
tulang. Kemoterapi dapat diberikan kepada pasien di rumah sakit
selama beberapa hari setiap bulannya dan proses sebaiknya dijalani
selama 3 sampai 4 bulan.

Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga


pasien atau penderita leukemia mendapatkan obat-obatan lain, seperti
arsenik trioksida dan obat all-trans retinoic acid (ATRA). Transplantasi sel
induk dan kemoterapi juga digunakan ketika leukemia tidak respon terhadap
pengobatan atau jika AML kambuh kembali.

 Leukemia Limfositik Kronis (CLL)

Berikut ini adalah pilihan pengobatan leukemia limfositik kronis, diantaranya:

1. Terapi radiasi. Ini dapat digunakan untuk mengobati kelenjar getah


bening yang bengkak karena terlalu banyak limfosit abnormal.
2. Cara ini merupakan kombinasi dari obat leukemia, termasuk
antibodi monoklonal.
3. Ketika CLL tidak respon terhadap pengobatan, atau jika kambuh
kembali setelah pasien telah reda gejalanya selama beberapa waktu
tertentu, cara mengobati leukemia yang seperti ini adalah dengan
kemoterapi lebih atau transplantasi sumsum tulang.

Pasien CLL tidak mampu melawan infeksi dengan baik. Pasien atau penderita
dan dokter perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda
infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur. Pengobatan dini
akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukemia
disesuaikan dengan tingkat keparahan leukemia yang dideita oleh pasien.

 Leukimia Mieloblastik Kronis

Penyakit leukimia mieloblastik kronis (CML) perlu diobati dengan segera.


Pilihan obat leukemia untuk penyakit jenis ini yang paling umum termasuk:

1. Target terapi dengan inhibitor tyrosine kinase. Ini adalah


pengobatan pertama kali digunakan untuk CML.
2. Transplantasi sumsum tulang. Sebelum transplantasi bisa dilakukan,
kemoterapi atau radiasi digunakan untuk menghancurkan aktivitas
sumsum tulang.

Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase
kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika
pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan
transplantasi sumsum tulang. Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien
melakukan transplantasi sumsum tulang.

Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya


(fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan
kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum
dilakukannya transplantasi sumsum tulang–guna meningkatkan
kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.

Leukemia pada Anak-anak

Untuk diketahui, perawatan penderita leukimia untuk anak-anak yang


leukemia tidak sama dengan pengobatan untuk orang dewasa. Setelah
leukemia telah diobati, anak-anak memerlukan pantauan khusus untuk efek
samping pengobatan yang mungkin muncul dalam beberapa bulan hingga
beberapa tahun kemudian. Obat leukemia untuk anak juga disesuaikan
dengan tingkat keparahan penyakit leukimia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai