Leukemia sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya menyerupai gejala penyakit
lain. Deteksi dini perlu dilakukan agar leukemia dapat cepat ditangani.
Demam dan menggigil.
Tubuh terasa lelah dan rasa lelah tidak hilang meski sudah beristirahat.
Berat badan turun drastis.
Gejala anemia.
Bintik merah pada kulit.
Mimisan.
Tubuh mudah memar.
Keringan berlebihan (terutama pada malam hari).
Mudah terkena infeksi.
Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Perut terasa tidak nyaman akibat organ hati dan limpa membengkak.
Penyebab Leukemia
Penyakit leukemia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh dan
tumbuh secara tidak terkendali. Belum diketahui penyebab pasti dari perubahan
yang terjadi, namun beberapa faktor berikut ini diduga dapat meningkatkan risiko
terkena leukemia. Faktor risiko yang dimaksud meliputi:
Jenis Leukemia
Leukemia dapat bersifat kronis dan akut. Pada leukemia kronis, sel kanker
berkembang secara perlahan dan gejala awal yang muncul biasanya tergolong
sangat ringan. Sementara pada leukemia akut, perkembangan sel kanker terjadi
sangat cepat dan gejala yang muncul dapat memburuk dalam waktu singkat.
Leukemia akut lebih berbahaya dibandingkan leukemia kronis.
Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia terbagi menjadi empat
jenis utama, yaitu:
Leukemia limfoblastik akut
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut terjadi ketika
sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit yang belum
matang atau limfoblas.
Leukemia limfositik kronis
Chronic lymphocytic leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis terjadi ketika
sumsum tulang terlalu banyak memproduksi limfosit yang tidak normal dan secara
perlahan menyebabkan kanker.
Leukemia mieloblastik akut
Acute myeloblastic leukemia (AML) atau leukemia mieloblastik akut terjadi ketika
sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel mieloid yang tidak matang atau
mieloblas.
Leukemia mielositik kronis
Chronic myelocytic leukemia (CML) atau leukemia mielositik kronis terjadi ketika
sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel mieloid yang matang.
Selain keempat jenis leukemia di atas, ada beberapa jenis leukemia lain yang jarang
terjadi, di antaranya:
Diagnosis Leukemia
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami penderita dan melakukan
pemeriksaan fisik. Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat mendeteksi tanda-tanda
leukemia yang muncul, seperti memar pada kulit, kulit pucat akibat anemia, serta
pembengkakan kelenjar getah bening, hati, dan limpa.
Meski demikian, diagnosis leukemia belum dapat dipastikan hanya dengan
pemeriksaan fisik. Karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk
memastikan diagnosis dan jenis leukemia yang dialami penderita. Jenis
pemeriksaan yang dilakukan, meliputi:
Tes darah
Tes hitung darah lengkap dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit. Dokter dapat menduga penderita mengalami leukemia
jika jumlah sel darah merah atau trombosit rendah dan bentuk sel darah tidak
normal.
Aspirasi sumsum tulang
Prosedur aspirasi sumsum tulang dilakukan melalui pengambilan sampel jaringan
sumsum tulang belakang dari tulang pinggul dengan menggunakan jarum panjang
dan tipis. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi sel-sel
kanker.
Selain tes diagnosis di atas, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain
untuk memeriksa kelainan organ akibat leukemia. Jenis tes yang dapat dilakukan
adalah:
Pengobatan Leukemia
Dokter spesialis hematologi onkologi (dokter spesialis darah dan kanker) akan
menentukan jenis pengobatan yang dilakukan berdasarkan jenis leukemia dan
kondisi pasien secara keseluruhan. Berikut ini beberapa metode pengobatan untuk
mengatasi leukemia:
Komplikasi Leukemia
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak segera dilakukan.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan. Berikut ini
beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia:
Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum tulang.
Anemia hemolitik.
Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
Gangguan fungsi ginjal.
Infertilitas.
Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan.
Pencegahan Leukemia
Belum ada cara yang efektif untuk mencegah leukemia hingga saat ini. Namun, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena
leukemia, di antaranya:
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini,
terutama jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
Sumber : alodokter.com