kelas : XI Al Hasib
Leukemia
Definisi
Apa itu penyakit leukemia?
Leukemia adalah penyakit yang terjadi ketika sel kanker ditemukan di darah
dan sumsum tulang. Kondisi ini disebabkan oleh produksi sel darah putih
abnormal atau terlalu banyak. Oleh karena itu, penyakit ini juga kerap disebut
dengan kanker sel darah putih.
Sel abnormal ini menghalangi kerja sel darah putih dalam melawan infeksi
serta merusak kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah
merah dan trombosit yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut dapat
menyebabkan masalah serius pada tubuh, seperti anemia, perdarahan, dan
infeksi.
Bahkan, sel leukemia juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening atau organ
lainnya, sehingga menimbulkan pembengkakan atau nyeri di area tubuh
tertentu.
Beberapa pasien leukemia masih bisa sembuh. Namun, pada kondisi tertentu,
leukemia bisa sulit disembuhkan, sehingga pengobatan yang diberikan hanya
untuk mengendalikan penyakit serta memperpanjang angka harapan hidup
pasien.
Leukemia adalah satu dari tiga jenis kanker darah yang sering terjadi. Adapun
dua jenis kanker darah lainnya, yaitu limfoma dan multiple myeloma.
Kanker sel darah putih ini paling sering ditemukan pada lansia, yaitu berusia
65-74 tahun. Namun, leukemia pada anak pun bisa terjadi. Bahkan, penyakit
ini merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Di Indonesia, leukemia menempati posisi ke-9 dengan jumlah kasus kanker
terbanyak. Berdasarkan data Globocan 2018, jumlah kasus baru leukemia
mencapai 13.498 kasus dengan jumlah kematian mencapai 11.314 kasus.
Anda masih bisa mencegah penyakit ini dengan menghindari berbagai faktor
risiko penyebabnya. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai penyakit ini.
Jenis-jenis
Jenis-jenis leukemia
Leukemia dapat berkembang secara cepat atau lambat. Sel kanker yang
berkembang secara lambat disebut dengan leukemia kronis, sedangkan yang
berkembang secara cepat disebut leukemia akut.
Gejala leukemia bisa bervariasi, tergantung pada jenis yang dialami. Namun,
secara umum, tanda-tanda atau gejala terjadinya penyakit ini, yaitu:
Demam, menggigil, atau berkeringat yang berlebihan pada malam hari.
Kelelahan dan terasa lemah.
Sakit kepala.
Sering infeksi atau mengalami infeksi yang parah.
Penurunan berat badan drastis yang tidak dapat dijelaskan.
Mudah berdarah atau memar.
Mimisan yang berulang.
Bintik-bintik merah kecil di kulit.
Nyeri tulang atau sendi.
Kulit pucat.
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, selangkangan, atau
perut (akibat limpa atau hati yang membesar).
Gejala leukemia pada anak umumnya sama dengan yang terjadi pada orang
dewasa yang disebutkan di atas.
Secara umum, penyebab leukemia adalah perubahan atau mutasi DNA pada
sel darah, atau kelainan sel darah putih lainnya. Kelainan ini menyebabkan sel
darah tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Sel abnormal ini akan
tetap hidup dan berkembang ketika sel yang normal justru akan mati.
Sampai saat ini penyebab terjadinya hal tersebut belum diketahui. Namun,
para peneliti menduga beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit ini.
Limfoma
Definisi
Apa itu limfoma atau lymphoma (kanker getah bening)?
Limfoma (lymphoma), atau kanker getah bening, adalah salah satu jenis
kanker darah yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit.
Limfosit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berperan besar
dalam melindungi tubuh Anda dari infeksi atau penyakit.
Sel limfosit tersebar dalam sebuah sistem limfatik yang berada di seluruh
bagian tubuh. Sistem limfatik ini meliputi kelenjar getah bening, limpa,
sumsum tulang, dan kelenjar timus.
Lalu, apakah limfoma atau kanker kelenjar getah bening bisa disembuhkan?
Jawabannya adalah tergantung dari tingkat keparahan dan jenis kanker yang
Anda derita. Beberapa jenis limfoma bisa diatasi dan mencapai remisi total,
yaitu kondisi ketika gejala tidak lagi timbul dan tidak lagi ditemukan sel kanker
di tubuh Anda.
Pada kondisi ini pun, kemungkinan kembalinya sel kanker sangat kecil.
Dengan kata lain, beberapa penderita kanker kelenjar getah bening masih bisa
sembuh.
Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang
tergolong langka. Namun, penyakit ini merupakan jenis kanker darah yang
paling sering terjadi, dibandingkan leukemia dan multiple myeloma. Dilansir
dari American Society of Hematology, sekitar setengah dari kasus kanker
darah yang terjadi setiap tahun adalah limfoma.
Penyakit kanker getah bening dapat terjadi pada siapa saja. Namun, angka
kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, terutama di
atas 55 tahun. Penyakit ini pun lebih sering terjadi pada pasien berjenis
kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Jenis
Apa saja jenis-jenis dari limfoma?
Kanker getah bening atau limfoma memiliki beragam jenis. Jenis-jenis tersebut
tergabung dalam dua kelompok besar, yaitu limfoma Hodgkin (Hodgkin
disease) dan limfoma non-Hodgkin.
Orang-orang yang menderita tipe Hodgkin memiliki sel kanker berbahaya
yang berkembang di tubuhnya, yaitu sel Reed-Sternberg (RS). Sementara
penderita tipe non-Hodgkin tidak memiliki sel tersebut.
1. Limfoma Hodgkin
Kanker jenis Hodgkin umumnya terjadi di sel limfosit B. Beberapa subtipe dari
kanker jenis ini, yaitu:
Kanker tipe ini lebih umum terjadi dibandingkan dengan tipe Hodgkin. Tipe
non-Hodgkin bisa terjadi di sel limfosit B atau sel limfosit T, serta bisa
berkembang dan menyebar secara lambat atau cepat.
Beberapa subtipe pada jenis non-Hodgkin ini, yaitu diffuse large B-cell
lymphoma (DLBCL), Burkitt’s lymphoma, atau follicular lymphoma.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala limfoma?
Setiap jenis kanker getah bening, baik itu Hodgkin maupun non-Hodgkin,
menimbulkan tanda, gejala, atau ciri-ciri yang berbeda. Namun, secara umum,
tanda-tanda dan gejala limfoma adalah:
Benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau
selangkangan, yang tidak nyeri.
Kelelahan terus menerus.
Demam.
Berkeringat pada malam hari.
Batuk atau sesak napas.
Kulit gatal-gatal.
Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Bengkak atau perasaan seperti kenyang di perut (terutama bila sel kanker
memengaruhi bagian perut).
Selain ciri-ciri di atas, ada beberapa gejala limfoma lain yang mungkin terjadi,
meski sangat jarang. Gejala tersebut, yaitu kejang, pusing, kaki dan lengan
terasa lemah, atau nyeri di bagian tubuh tertentu.
Penyebab
Apa penyebab penyakit limfoma?
Penyebab kanker limfoma adalah mutasi genetik atau kerusakan pada sel
darah putih yang disebut limfosit. Pada kondisi yang normal, sel-sel tubuh,
termasuk limfosit, akan berkembang dan mati dalam kecepatan tertentu.
Setiap 1 menit, sekitar 100 juta sel-sel di tubuh manusia akan mati dan
digantikan dengan sel-sel baru.
Namun, bila terjadi mutasi, sel-sel tubuh akan berkembang dan terus hidup
secara tidak terkendali. Sel-sel yang rusak ini akan menumpuk dan
menyebabkan terjadinya kanker.
Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya mutasi sel-sel pada penyakit
limfoma belum diketahui. Namun, beberapa faktor disebut dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko terjadinya limfoma?
Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah salah satu jenis kanker
yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak memandang kelompok
usia atau golongan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.
Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko
bukan berarti Anda dipastikan akan terserang suatu penyakit. Sebaliknya,
seseorang yang terkena penyakit tertentu pun mungkin memiliki faktor risiko
yang tidak diketahui.
Namun, secara umum, berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu
kemunculan penyakit kanker getah bening:
1. Penambahan usia
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pasien berusia 55 tahun ke atas. Jika
Anda termasuk dalam kelompok usia tersebut, peluang Anda untuk terkena
kondisi ini jauh lebih besar.
Kanker jenis ini juga lebih sering terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki
dibanding dengan perempuan. Apabila Anda laki-laki, risiko Anda untuk
terkena kanker jenis ini lebih tinggi.
Jika sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS,
rheumatoid arthritis, sindrom Sjögren, lupus, atau penyakit celiac, peluang
Anda untuk mengalami kanker di sel darah putih lebih besar.
4. Terinfeksi virus tertentu
Jika Anda memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita
kanker jenis ini, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini jauh lebih tinggi,
terutama jenis Hodgkin.
Pola hidup yang buruk, seperti merokok, kurang olahraga, obesitas, dan terlalu
sering mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jahat tinggi
(termasuk daging merah), dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker,
termasuk limfoma.
Endokarditis
Definisi endokarditis
Apa itu endokarditis?
Infeksi jantung yang disebabkan oleh bakteri ini dikenal juga dengan
endokarditis infektif. Kadang beberapa ahli kesehatan menyebutnya dengan
istilah endokarditis bakterial. Tidak hanya pada endokardium, tapi infeksi juga
bisa mengarah pada katup dan otot jantung.
Jika tidak segera diobati, infeksi semakin bertambah parah dan dapat
menyebabkan komplikasi, seperti aritmia atau denyut jantung tidak beraturan
dan gagal jantung. Oleh karena itu, perawatan dokter harus segera dilakukan
setelah pasien mengeluhkan gejala.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Endokarditis adalah penyakit jantung yang bisa menyerang siapa saja. Namun,
umumnya penyakit ini rentan menyerang orang dengan cacat jantung
bawaan, memiliki kerusakan pada katup jantung, dan menggunakan katup
jantung buatan.
Tanda & gejala endokarditis
Gejala endokarditis dapat muncul secara tiba-tiba dan parah atau ringan. Ini
bergantung dengan kuman apa yang menyebabkan infeksi dan masalah
jantung yang sebelumnya Anda miliki.
Mengalami gejala mirip flu, seperti demam, kedinginan, dan tubuh menggigil.
Tubuh lelah disertai nyeri sendi dan nyeri otot (myalgia).
Sesak napas dan nyeri dada.
Pergelangan tangan atau pergelangan kaki membengkak.
Tubuh berkeringat di malam hari.
Terdengarnya bunyi jantung karena darah mengalir deras ke jantung.
Pada beberapa kasus, endokarditis juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti:
Penyebab endokarditis
Penyebab utama endokarditis adalah infeksi dari kuman, seperti bakteri, jamur,
atau parasit. Penyebab infeksi yang paling umum adalah bakteri. Sementara
yang paling jarang jadi penyebab adalah jamur. Meski begitu, infeksi jamur
umumnya jauh lebih parah dan membahayakan.
Infeksi ini berawal dari area tubuh lain yang memasuki aliran darah dan
mengalir ke jantung. Kuman tersebut cenderung menempel di permukaan
lapisan jantung yang kasar, contohnya pada orang yang kondisi jantungnya
bermasalah atau mengalami peradangan.
Kuman yang menempel inilah yang akhirnya jadi penyebab infeksi jantung.
Meskipun begitu, infeksi juga bisa menyerang orang yang kondisi jantungnya
sehat.
Dilansir dari situs Mayo Clinic, kuman dapat masuk ke aliran darah dan jadi
penyebab endokarditis dengan berbagai cara, di antaranya:
Kondisi gigi dan mulut
Kegiatan menyikat gigi yang sering kali menimbulkan gusi berdarah dan luka
atau punya masalah gigi karena jarang menggosok gigi atau menggunakan
benang gigi.
Komplikasi endokarditis
Saat endokarditis terjadi, gumpalan bakteri dan fragmen sel dapat terbentuk
di area jantung yang terinfeksi.
Murmur jantung, kerusakan katup jantung lebih parah, dan gagal jantung.
Stroke dan kejang.
Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh (lumpuh).
Terbentuk abses (benjolan berisi nanah) di jantung, otak, paru-paru, atau
organ lain dalam tubuh.
Kerusakan ginjal.
Limpa membengkak dan terinfeksi.
Aritmia
Definisi aritmia
Apa itu aritmia?
Aritmia adalah gangguan irama atau laju detak pada jantung. Kondisi aritmia
bisa diartikan jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari detak
jantung yang normal. Bisa juga terjadi detak jantung tidak teratur; di waktu
tertentu jadi lebih cepat dan berubah jadi lebih lambat, dan ini dikenal dengan
istilah sinus aritmia.
Detak jantung normal untuk orang dewasa berkisar 60 hingga 100 denyut per
menit. Sementara pada atlet yang rutin melakukan latihan aktivitas fisik,
denyut jantung normalnya berkisar 40-60 denyut per menit.
Normalnya, detak jantung akan jadi lebih cepat ketika melakukan aktivitas,
seperti olahraga karena butuh lebih banyak oksigen tambahan. Jumlahnya
akan jadi lebih rendah ketika sedang beristirahat.
Pada orang yang mengalami gangguan laju detak jantung, perubahan irama
jantung tidak terkait dengan aktivitas. Perubahan ini dikaitkan dengan
perubahan jaringan dan aktivitas kelistrikan di dalam jantung.
Bradikardia
Bradikardia ditandai dengan denyut jantung sangat lemah, yakni kurang dari
60 detak per menit.
Detak jantung prematur
Jenis aritmia yang menyebabkan jeda singkat yang diikuti dengan detak
jantung lebih kuat ketika jantung kembali ke irama teratur.
Aritmia supraventrikular
Klasifikasi aritmia yang terjadi di atrium dan terbagi menjadi atrial fibrilasi
(denyut jantung cepat lebih dari 400 detak per menit), atrial flutter (denyut
jantung sekitar 250-350 detak per menit), dan takikardia supraventrikular
paroksismal (penambahan denyut jantung karena sinyal listrik terganggu).
Aritmia ventrikular
Kelainan denyut jantung pada bilik bawah yang terbagi menjadi ventricular
tachycardia (denyut jantung lebih dari 200 detak per menit) dan fibrilasi
ventrikel (gangguan sinyal listrik yang membuat ventrikel bergetar dapat
menyebabkan henti jantung mendadak dan kematian).
Seberapa umumkah penyakit ini?
Aritmia adalah jenis penyakit jantung yang umum terjadi. Gangguan pada
jantung ini dapat menyerang pria dan wanita segala usia.
Kelainan irama jantung ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.
Tanda & gejala aritmia
Aritmia yang menyerang mungkin saja tidak menimbulkan gejala atau ciri-ciri
yang khas. Namun, kebanyakan orang dengan kondisi ini melaporkan bahwa
mereka merasakan adanya perubahan denyut jantung.
Detak jantung jadi lebih cepat melebihi 100 detak per menit dan sering kali
digambarkan dengan perasaan berdebar-debar. Bisa juga denyut jantung
menjadi lebih lambat, yakni di bawah 60 detak per menit.
Nyeri dada.
Pusing.
Berkeringat.
Pingsan (syncope) atau hampir pingsan.
Jantung berdebar (palpitasi).
Hentakan pada dada.
Sesak napas.
Tubuh merasa lemah dan lelah.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas.
Penyebab aritmia
Penyebab utama dari aritmia adalah perubahan jaringan pada jantung.
Terkadang pada beberapa kasus, gangguan irama jantung ini tidak diketahui
penyebab pastinya.
Masalah pada organ yang memompa darah ini bisa disebabkan oleh kelainan
anatomi jantung, berkurangnya aliran darah ke jantung, atau terjadi gangguan
sistem kelistrikan jantung. Bisa juga terjadi akibat pengerasan jaringan
jantung, adanya jaringan parut di jantung, atau kelainan katup jantung
bawaan.
Orang dengan penyakit hipertensi, gangguan katup jantung, penyakit jantung
koroner, dan perubahan otot jantung (kardiomiopati) juga bisa memicu
gangguan irama jantung.
Aktivitas fisik dan emosi
Penyebab aritmia yang umum terjadi adalah pengerahan tenaga dalam jumlah
besar dan berbagai emosi, seperti stres, cemas, marah, dan sakit yang kuat.
Kondisi ini membuat tubuh menghasilkan hormon adrenalin dan kortisol yang
nantinya menaikkan tekanan darah dan membuat denyut jantung jadi lebih
cepat.
Penggunaan obat tekanan darah tinggi, antibiotik, obat flu atau obat alergi
yang dijual bebas bisa memicu perubahan denyut jantung.
Faktor-faktor risiko aritmia
Selain adanya penyebab aritmia, seseorang mungkin saja lebih rentan
mengalami gangguan denyut jantung ini karena berbagai faktor, seperti:
Usia
Risiko kelainan denyut jantung ini akan meningkat seiring bertambahnya
waktu karena perubahan jaringan dan fungsi jantung dari waktu ke waktu.
Lingkungan
Beberapa studi menunjukkan paparan polusi, terutama partikulat dan gas
dapat meningkatkan risiko aritmia jangka pendek.
Kebiasaan tertentu
Orang yang punya kebiasaan merokok, minum alkohol, dan menggunakan
obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin berisiko mengalami
denyut jantung abnormal. Di samping itu, merokok adalah penyebab utama
penyakit jantung.
Masalah kesehatan tertentu
Orang yang punya penyakit jantung, hipertensi, lupus, obesitas, penyakit
ginjal, dan diabetes berisiko mengalami percepatan atau perlambatan denyut
jantung.
Jenis kelamin
Studi menemukan bahwa pria lebih sering mengalami atrial fibrilasi. Namun,
pada waktu tertentu wanita juga rentan mengalami gangguan irama jantung,
yakni saat sedang hamil atau menstruasi.
Komplikasi aritmia
Gangguan irama jantung yang tidak mendapat perawatan segara, dapat
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Awalnya kondisinya ringan,
namun kian waktu dapat memburuk menimbulkan jenis kelainan denyut
jantung jadi bermunculan.
Gagal jantung
Detak jantung abnormal yang berulang kali terjadi dapat memicu gagal
jantung, yakni jantung yang gagal memompa cukup darah ke jaringan tubuh
lain.
Stroke
Salah satu jenis denyut jantung abnormal dapat menyebabkan gumpalan
darah yang berujung pada penyumbatan. Kondisi ini bisa menyebabkan
pasokan darah ke otak berkurang bahkan berhenti dan akhirnya menjadi
stroke.
Serangan jantung mendadak
Irama jantung yang tidak beraturan memungkinkan otot jantung tidak
mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan serangan jantung
mendadak.
Gangguan kognitif
Penderita gangguan irama jantung juga lebih sering terkena penyakit
Alzheimer atau demensia vaskular karena sirkulasi darah ke otak yang
terganggu.
Aterosklerosis
Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh
darah. Kondisi ini merupakan penyebab umum penyakit jantung koroner
(atherosclerosis heart disease).
Arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi dari dan ke
jantung juga ke seluruh organ lain. Tersumbatnya arteri akibat penumpukan
plak kolesterol akan menghambat aliran darah ke organ-organ tubuh.
Pada awalnya, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul
ketika aliran darah ke organ atau jaringan terhambat. Penumpukan plak
hingga menimbulkan gejala bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.
Nyeri, kram, hingga mati rasa pada area lengan maupun tungkai.
Nyeri saat berjalan dan mereda setelah beristirahat (klaudikasio
intermiten).
Tungkai bagian bawah terasa dingin.
Luka di jempol, telapak, atau kaki tak kunjung sembuh.
Mati rasa hingga lumpuh pada salah satu sisi wajah, lengan, atau
tungkai.
Kebingungan dan sulit untuk dapat berbicara dengan jelas.
Kehilangan penglihatan pada salah satu mata atau kedua mata.
Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.
Pusing dan sakit kepala berat.
Sulit bernapas dan kehilangan kesadaran.
Penyebab Aterosklerosis
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai
saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan
tersebut dapat disebabkan oleh:
Kolesterol tinggi.
Tekanan darah yang tinggi.
Diabetes.
Peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus.
Obesitas.
Kebiasaan merokok.
Saat lapisan dalam arteri rusak, lemak serta zat lain menjadi mudah menempel
dan menggumpal di sana. Seiring berjalannya waktu, gumpalan (plak) ini terus
menumpuk, mengeras, hingga pembuluh darah arteri menyempit dan kaku.
Penyempitan pembuluh darah akan menghambat suplai oksigen serta nutrisi
ke organ-organ yang dialirinya. Hal ini membuat fungsi organ tersebut
menurun bahkan terhenti, tergantung seberapa parah sumbatan yang terjadi.
Perkembangan aterosklerosis hingga menimbulkan gejala sangat lambat,
bahkan bisa sampai puluhan tahun. Namun, sejumlah kondisi ini dapat
membuat seseorang lebih berisiko atau lebih cepat mengalaminya: