Anda di halaman 1dari 23

Nama : Muhammad abyan fatih dzaki

kelas : XI Al Hasib

Leukemia
Definisi
Apa itu penyakit leukemia?

Leukemia adalah penyakit yang terjadi ketika sel kanker ditemukan di darah
dan sumsum tulang. Kondisi ini disebabkan oleh produksi sel darah putih
abnormal atau terlalu banyak. Oleh karena itu, penyakit ini juga kerap disebut
dengan kanker sel darah putih.

Sel abnormal ini menghalangi kerja sel darah putih dalam melawan infeksi
serta merusak kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah
merah dan trombosit yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut dapat
menyebabkan masalah serius pada tubuh, seperti anemia, perdarahan, dan
infeksi.
Bahkan, sel leukemia juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening atau organ
lainnya, sehingga menimbulkan pembengkakan atau nyeri di area tubuh
tertentu.

Beberapa pasien leukemia masih bisa sembuh. Namun, pada kondisi tertentu,
leukemia bisa sulit disembuhkan, sehingga pengobatan yang diberikan hanya
untuk mengendalikan penyakit serta memperpanjang angka harapan hidup
pasien.

Seberapa umum leukemia terjadi?

Leukemia adalah satu dari tiga jenis kanker darah yang sering terjadi. Adapun
dua jenis kanker darah lainnya, yaitu limfoma dan multiple myeloma.
Kanker sel darah putih ini paling sering ditemukan pada lansia, yaitu berusia
65-74 tahun. Namun, leukemia pada anak pun bisa terjadi. Bahkan, penyakit
ini merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Di Indonesia, leukemia menempati posisi ke-9 dengan jumlah kasus kanker
terbanyak. Berdasarkan data Globocan 2018, jumlah kasus baru leukemia
mencapai 13.498 kasus dengan jumlah kematian mencapai 11.314 kasus.
Anda masih bisa mencegah penyakit ini dengan menghindari berbagai faktor
risiko penyebabnya. Tanyakan pada dokter untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai penyakit ini.

Jenis-jenis
Jenis-jenis leukemia

Leukemia dapat berkembang secara cepat atau lambat. Sel kanker yang
berkembang secara lambat disebut dengan leukemia kronis, sedangkan yang
berkembang secara cepat disebut leukemia akut.

Selain perkembangan penyakitnya, penyakit ini pun dibagi kembali


berdasarkan jenis sel darah putih yang terkena kanker. Berdasarkan kedua hal
tersebut, berikut adalah empat jenis leukemia yang utama:
 Leukemia limfoblastik akut: Terjadi ketika sumsum tulang memproduksi
terlalu banyak sel darah putih limfosit abnormal yang belum dewasa (matang)
atau disebut limfoblas. Jenis ini adalah yang sering terjadi pada anak-anak.
 Leukemia mieloid akut: Terjadi ketika sumsum tulang memproduksi terlalu
banyak sel darah putih mieloid abnormal yang belum dewasa (matang) atau
disebut myeloblast.
 Leukemia limfositik kronis: Sel kanker yang melibatkan sel limfosit yang
sudah dewasa atau matang.
 Leukemia mieloid kronis: Sel kanker yang melibatkan sel mieloid yang sudah
matang.
Selain jenis yang umum, ada pula tipe lainnya yang jarang terjadi, seperti hairy
cell leukemia, praleukemia atau myelodysplastic syndromes (MDS), atau
myeloproliferative disorders.
Tanda & gejala
Tanda-tanda dan gejala dari leukemia

Gejala leukemia bisa bervariasi, tergantung pada jenis yang dialami. Namun,
secara umum, tanda-tanda atau gejala terjadinya penyakit ini, yaitu:
 Demam, menggigil, atau berkeringat yang berlebihan pada malam hari.
 Kelelahan dan terasa lemah.
 Sakit kepala.
 Sering infeksi atau mengalami infeksi yang parah.
 Penurunan berat badan drastis yang tidak dapat dijelaskan.
 Mudah berdarah atau memar.
 Mimisan yang berulang.
 Bintik-bintik merah kecil di kulit.
 Nyeri tulang atau sendi.
 Kulit pucat.
 Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, selangkangan, atau
perut (akibat limpa atau hati yang membesar).
Gejala leukemia pada anak umumnya sama dengan yang terjadi pada orang
dewasa yang disebutkan di atas.

Penyebab & faktor-faktor risiko


Penyebab terjadinya leukemia

Secara umum, penyebab leukemia adalah perubahan atau mutasi DNA pada
sel darah, atau kelainan sel darah putih lainnya. Kelainan ini menyebabkan sel
darah tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Sel abnormal ini akan
tetap hidup dan berkembang ketika sel yang normal justru akan mati.
Sampai saat ini penyebab terjadinya hal tersebut belum diketahui. Namun,
para peneliti menduga beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit ini.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko leukemia


Beberapa faktor disebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit ini. Faktor-faktor tersebut, yaitu:

 Pernah menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.


 Kelainan genetik tertentu, seperti down syndrome.
 Terpapar bahan kimia tertentu, seperti benzene.
 Kebiasaan merokok.
 Riwayat keluarga dengan penyakit leukemia.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas belum tentu Anda akan pasti
terkena penyakit ini. Sebaliknya, seseorang yang terkena leukemia pun bisa
saja memiliki faktor risiko lain yang tidak disebutkan di atas atau tidak
diketahui.

Limfoma
Definisi
Apa itu limfoma atau lymphoma (kanker getah bening)?

Limfoma (lymphoma), atau kanker getah bening, adalah salah satu jenis
kanker darah yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit.
Limfosit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berperan besar
dalam melindungi tubuh Anda dari infeksi atau penyakit.
Sel limfosit tersebar dalam sebuah sistem limfatik yang berada di seluruh
bagian tubuh. Sistem limfatik ini meliputi kelenjar getah bening, limpa,
sumsum tulang, dan kelenjar timus.

Penyakit limfoma terjadi karena adanya sel-sel limfosit yang berkembang


secara abnormal dan tidak terkendali. Sel-sel limfosit abnormal ini menumpuk
di kelenjar getah bening manapun. Namun, penumpukan tersebut biasanya
terjadi di kelenjar getah bening ketiak, leher, atau selangkangan.
Sel abnormal ini pun dapat berkembang dan menyebar ke seluruh sistem
limfatik, bahkan hingga ke organ lain dari tubuh. Pada kondisi ini, kanker yang
Anda alami disebut juga dengan limfoma maligna. Adapun lymphoma atau
limfoma maligna adalah kondisi sel kanker yang ganas.

Lalu, apakah limfoma atau kanker kelenjar getah bening bisa disembuhkan?
Jawabannya adalah tergantung dari tingkat keparahan dan jenis kanker yang
Anda derita. Beberapa jenis limfoma bisa diatasi dan mencapai remisi total,
yaitu kondisi ketika gejala tidak lagi timbul dan tidak lagi ditemukan sel kanker
di tubuh Anda.

Pada kondisi ini pun, kemungkinan kembalinya sel kanker sangat kecil.
Dengan kata lain, beberapa penderita kanker kelenjar getah bening masih bisa
sembuh.

Seberapa umumkah limfoma?

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang
tergolong langka. Namun, penyakit ini merupakan jenis kanker darah yang
paling sering terjadi, dibandingkan leukemia dan multiple myeloma. Dilansir
dari American Society of Hematology, sekitar setengah dari kasus kanker
darah yang terjadi setiap tahun adalah limfoma.
Penyakit kanker getah bening dapat terjadi pada siapa saja. Namun, angka
kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, terutama di
atas 55 tahun. Penyakit ini pun lebih sering terjadi pada pasien berjenis
kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Jenis
Apa saja jenis-jenis dari limfoma?

Kanker getah bening atau limfoma memiliki beragam jenis. Jenis-jenis tersebut
tergabung dalam dua kelompok besar, yaitu limfoma Hodgkin (Hodgkin
disease) dan limfoma non-Hodgkin.
Orang-orang yang menderita tipe Hodgkin memiliki sel kanker berbahaya
yang berkembang di tubuhnya, yaitu sel Reed-Sternberg (RS). Sementara
penderita tipe non-Hodgkin tidak memiliki sel tersebut.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing jenisnya:

1. Limfoma Hodgkin

Kanker jenis Hodgkin umumnya terjadi di sel limfosit B. Beberapa subtipe dari
kanker jenis ini, yaitu:

 Lymphocyte-depleted Hodgkin’s lymphoma.


 Lymphocyte-rich Hodgkin’s lymphoma.
 Mixed cellularity Hodgkin lymphoma.
 Nodular sclerosis Hodgkin lymphoma.
 Nodular lymphocyte-predominant Hodgkin lymphoma.
2. Limfoma non-Hodgkin

Kanker tipe ini lebih umum terjadi dibandingkan dengan tipe Hodgkin. Tipe
non-Hodgkin bisa terjadi di sel limfosit B atau sel limfosit T, serta bisa
berkembang dan menyebar secara lambat atau cepat.

Beberapa subtipe pada jenis non-Hodgkin ini, yaitu diffuse large B-cell
lymphoma (DLBCL), Burkitt’s lymphoma, atau follicular lymphoma.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala limfoma?

Setiap jenis kanker getah bening, baik itu Hodgkin maupun non-Hodgkin,
menimbulkan tanda, gejala, atau ciri-ciri yang berbeda. Namun, secara umum,
tanda-tanda dan gejala limfoma adalah:
 Benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau
selangkangan, yang tidak nyeri.
 Kelelahan terus menerus.
 Demam.
 Berkeringat pada malam hari.
 Batuk atau sesak napas.
 Kulit gatal-gatal.
 Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
 Bengkak atau perasaan seperti kenyang di perut (terutama bila sel kanker
memengaruhi bagian perut).
Selain ciri-ciri di atas, ada beberapa gejala limfoma lain yang mungkin terjadi,
meski sangat jarang. Gejala tersebut, yaitu kejang, pusing, kaki dan lengan
terasa lemah, atau nyeri di bagian tubuh tertentu.

Penyebab
Apa penyebab penyakit limfoma?

Penyebab kanker limfoma adalah mutasi genetik atau kerusakan pada sel
darah putih yang disebut limfosit. Pada kondisi yang normal, sel-sel tubuh,
termasuk limfosit, akan berkembang dan mati dalam kecepatan tertentu.
Setiap 1 menit, sekitar 100 juta sel-sel di tubuh manusia akan mati dan
digantikan dengan sel-sel baru.
Namun, bila terjadi mutasi, sel-sel tubuh akan berkembang dan terus hidup
secara tidak terkendali. Sel-sel yang rusak ini akan menumpuk dan
menyebabkan terjadinya kanker.

Pada limfoma, sel-sel limfosit yang berkembang secara abnormal akan


menumpuk di kelenjar getah bening, sehingga menimbulkan pembengkakan.
Penumpukan sel-sel abnormal ini pun dapat menyebar ke bagian lain dari
tubuh.

Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya mutasi sel-sel pada penyakit
limfoma belum diketahui. Namun, beberapa faktor disebut dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko terjadinya limfoma?
Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah salah satu jenis kanker
yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak memandang kelompok
usia atau golongan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.

Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko
bukan berarti Anda dipastikan akan terserang suatu penyakit. Sebaliknya,
seseorang yang terkena penyakit tertentu pun mungkin memiliki faktor risiko
yang tidak diketahui.

Namun, secara umum, berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu
kemunculan penyakit kanker getah bening:

1. Penambahan usia

Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pasien berusia 55 tahun ke atas. Jika
Anda termasuk dalam kelompok usia tersebut, peluang Anda untuk terkena
kondisi ini jauh lebih besar.

2. Jenis kelamin pria

Kanker jenis ini juga lebih sering terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki
dibanding dengan perempuan. Apabila Anda laki-laki, risiko Anda untuk
terkena kanker jenis ini lebih tinggi.

3. Riwayat penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang bermasalah

Jika sistem kekebalan tubuh lemah karena penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS,
rheumatoid arthritis, sindrom Sjögren, lupus, atau penyakit celiac, peluang
Anda untuk mengalami kanker di sel darah putih lebih besar.
4. Terinfeksi virus tertentu

Apabila Anda telah terinfeksi dengan virus, seperti Epstein-Barr, hepatitis C,


atau virus herpes HHV8, Anda juga berkesempatan besar untuk terserang
kanker ini.
5. Keturunan keluarga

Jika Anda memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita
kanker jenis ini, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini jauh lebih tinggi,
terutama jenis Hodgkin.

6. Pola hidup yang buruk

Pola hidup yang buruk, seperti merokok, kurang olahraga, obesitas, dan terlalu
sering mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jahat tinggi
(termasuk daging merah), dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker,
termasuk limfoma.

7. Paparan bahan kimia

Paparan bahan kimia tertentu, seperti pestisida, dapat meningkatkan risiko


terjadinya penyakit kanker ini. Meski demikian, faktor risiko ini belum
sepenuhnya dapat dibuktikan.

Endokarditis
Definisi endokarditis
Apa itu endokarditis?

Endokarditis adalah infeksi yang menyerang endokardium, yakni lapisan dalam


ruang jantung dan katup jantung. Lapisan jantung ini berfungsi untuk
mengumpulkan darah, memompa, dan mengatur sel-sel otot untuk
memberikan reaksi terhadap rangsangan.
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute endokarditis adalah satu
dari tiga jenis peradangan jantung, selain miokarditis dan perikarditis.
Infeksi pada jantung ini bisa disebabkan bakteri, jamur, parasit, atau kuman
lainnya yang berawal dari mulut, menyebar ke darah, hingga akhirnya sampai
ke area jantung.

Infeksi jantung yang disebabkan oleh bakteri ini dikenal juga dengan
endokarditis infektif. Kadang beberapa ahli kesehatan menyebutnya dengan
istilah endokarditis bakterial. Tidak hanya pada endokardium, tapi infeksi juga
bisa mengarah pada katup dan otot jantung.

Namun pada beberapa kasus, dokter mungkin tidak dapat menemukan


penyebab pasti karena banyaknya hal dan faktor yang menyebabkan infeksi
pada jantung.

Jika tidak segera diobati, infeksi semakin bertambah parah dan dapat
menyebabkan komplikasi, seperti aritmia atau denyut jantung tidak beraturan
dan gagal jantung. Oleh karena itu, perawatan dokter harus segera dilakukan
setelah pasien mengeluhkan gejala.
Seberapa umumkah penyakit ini?

Endokarditis adalah penyakit jantung yang bisa menyerang siapa saja. Namun,
umumnya penyakit ini rentan menyerang orang dengan cacat jantung
bawaan, memiliki kerusakan pada katup jantung, dan menggunakan katup
jantung buatan.
Tanda & gejala endokarditis
Gejala endokarditis dapat muncul secara tiba-tiba dan parah atau ringan. Ini
bergantung dengan kuman apa yang menyebabkan infeksi dan masalah
jantung yang sebelumnya Anda miliki.

Tanda dan gejala endokarditis yang umum terjadi adalah:

 Mengalami gejala mirip flu, seperti demam, kedinginan, dan tubuh menggigil.
 Tubuh lelah disertai nyeri sendi dan nyeri otot (myalgia).
 Sesak napas dan nyeri dada.
 Pergelangan tangan atau pergelangan kaki membengkak.
 Tubuh berkeringat di malam hari.
 Terdengarnya bunyi jantung karena darah mengalir deras ke jantung.
Pada beberapa kasus, endokarditis juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti:

 Berat badan terus menurun tanpa penyebab yang jelas.


 Ada darah dalam urine, ini bisa dilihat langsung atau perlu dilihat dokter lewat
pemeriksaan dengan mikroskop.
 Muncul bintik-bintik merah di telapak kaki atau telapak tangan (Lesi Janeway),
bintik-bintik merah dan lunak di bawah kulit jari tangan atau kaki (Osler’s
nodes), atau bintik merah keunguan pada kulit, putih mata, dan di dalam
mulut (Petechiae).
 Sisi kiri tubuh dekat tulang rusuk menjadi lebih sensitif.
Setiap orang bisa mengalami gejala dan intensitas yang berbeda-beda.
Beberapa orang juga bisa mengalami gejala lain yang tidak disebutkan.

Penyebab endokarditis
Penyebab utama endokarditis adalah infeksi dari kuman, seperti bakteri, jamur,
atau parasit. Penyebab infeksi yang paling umum adalah bakteri. Sementara
yang paling jarang jadi penyebab adalah jamur. Meski begitu, infeksi jamur
umumnya jauh lebih parah dan membahayakan.
Infeksi ini berawal dari area tubuh lain yang memasuki aliran darah dan
mengalir ke jantung. Kuman tersebut cenderung menempel di permukaan
lapisan jantung yang kasar, contohnya pada orang yang kondisi jantungnya
bermasalah atau mengalami peradangan.

Kuman yang menempel inilah yang akhirnya jadi penyebab infeksi jantung.
Meskipun begitu, infeksi juga bisa menyerang orang yang kondisi jantungnya
sehat.

Tubuh seharusnya memerintah sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan


kuman. Kuman tersebut akan mati, mengalir bersama darah, dan melewati
jantung tanpa menimbulkan masalah.

Akan tetapi, beberapa kuman membandel tetap hidup, mengalir ke dalam


darah, dan menimbulkan infeksi pada jantung. Kuman yang cenderung
menimbulkan infeksi ini umumnya hidup di mulut, tenggorokan, atau kulit,
dan usus.
Berbagai kemungkinan kuman masuk ke dalam darah

Dilansir dari situs Mayo Clinic, kuman dapat masuk ke aliran darah dan jadi
penyebab endokarditis dengan berbagai cara, di antaranya:
 Kondisi gigi dan mulut
Kegiatan menyikat gigi yang sering kali menimbulkan gusi berdarah dan luka
atau punya masalah gigi karena jarang menggosok gigi atau menggunakan
benang gigi.

 Infeksi atau kondisi medis lain


Infeksi tidak hanya berasal dari mulut saja, tapi juga dari bagian tubuh lainnya,
seperti infeksi menular seksual atau radang usus yang memberi peluang
bakteri masuk ke dalam darah dan sampai ke jantung.

 Penggunaan kateter dalam waktu lama


Bakteri dapat masuk melalui tubuh melalui kateter, yakni tabung tipis yang
digunakan dokter untuk menyuntikkan atau mengeluarkan cairan dari tubuh.

 Penggunaan jarum suntik


Penggunaan jarum suntik bisa membawa bakteri masuk ke tubuh, terutama
yang kondisi tidak steril, seperti jarum tato, jarum tindik badan, dan jarum
untuk obat-obatan terlarang.

 Prosedur gigi tertentu


Prosedur medis gigi yang memengaruhi gusi memungkinkan bakteri masuk ke
aliran darah.

Faktor risiko endokarditis


Pada orang dengan jantung sehat, risiko penyakit endokarditis tetap ada
walaupun kecil. Risikonya sangat tinggi jika orang tersebut memiliki
permukaan endokardium yang kasar. Ini karena kuman dapat dengan mudah
menempel dan berkembang biak di area tersebut.

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena infeksi jantung tersebut adalah:


 Orang yang memiliki katup jantung buatan (prostetik) karena katup
jantungnya rusak atau tidak berfungsi dengan baik.
 Orang yang terlahir dengan penyakit jantung bawaan, yang membuatnya
sangat rentan terhadap infeksi.
 Sebelumnya pernah mengalami endokarditis dan punya kemungkinan
kambuh kembali di kemudian hari.
 Orang yang punya demam rematik yang parah. Kondisi ini bisa merusak katup
dan memudahkan terjadinya infeksi di area jantung tersebut.
 Orang-orang yang menggunakan obat-obatan terlarang lewat jarum suntik
tidak steril.

Komplikasi endokarditis
Saat endokarditis terjadi, gumpalan bakteri dan fragmen sel dapat terbentuk
di area jantung yang terinfeksi.

Bakteri tersebut berkumpul membuat suatu koloni, sementara fragmen sel


akan menumpuk. Keduanya, dapat terlepas dan menyebar ke organ lain,
seperti otak, paru-paru, perut, atau ginjal.
Penyebaran infeksi ini terjadi karena darah yang dipompa jantung bersirkulasi
ke seluruh tubuh sehingga memperbesar peluang bakteri menyebar ke area
tubuh lain dan menimbulkan infeksi lebih luas. Kondisi inilah yang dikenal
sebagai komplikasi infeksi jantung.

Komplikasi endokarditis yang dapat membahayakan jiwa adalah:

 Murmur jantung, kerusakan katup jantung lebih parah, dan gagal jantung.
 Stroke dan kejang.
 Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh (lumpuh).
 Terbentuk abses (benjolan berisi nanah) di jantung, otak, paru-paru, atau
organ lain dalam tubuh.
 Kerusakan ginjal.
 Limpa membengkak dan terinfeksi.
Aritmia
Definisi aritmia
Apa itu aritmia?

Aritmia adalah gangguan irama atau laju detak pada jantung. Kondisi aritmia
bisa diartikan jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari detak
jantung yang normal. Bisa juga terjadi detak jantung tidak teratur; di waktu
tertentu jadi lebih cepat dan berubah jadi lebih lambat, dan ini dikenal dengan
istilah sinus aritmia.
Detak jantung normal untuk orang dewasa berkisar 60 hingga 100 denyut per
menit. Sementara pada atlet yang rutin melakukan latihan aktivitas fisik,
denyut jantung normalnya berkisar 40-60 denyut per menit.
Normalnya, detak jantung akan jadi lebih cepat ketika melakukan aktivitas,
seperti olahraga karena butuh lebih banyak oksigen tambahan. Jumlahnya
akan jadi lebih rendah ketika sedang beristirahat.

Pada orang yang mengalami gangguan laju detak jantung, perubahan irama
jantung tidak terkait dengan aktivitas. Perubahan ini dikaitkan dengan
perubahan jaringan dan aktivitas kelistrikan di dalam jantung.

 Bradikardia
Bradikardia ditandai dengan denyut jantung sangat lemah, yakni kurang dari
60 detak per menit.
 Detak jantung prematur
Jenis aritmia yang menyebabkan jeda singkat yang diikuti dengan detak
jantung lebih kuat ketika jantung kembali ke irama teratur.
 Aritmia supraventrikular
Klasifikasi aritmia yang terjadi di atrium dan terbagi menjadi atrial fibrilasi
(denyut jantung cepat lebih dari 400 detak per menit), atrial flutter (denyut
jantung sekitar 250-350 detak per menit), dan takikardia supraventrikular
paroksismal (penambahan denyut jantung karena sinyal listrik terganggu).
 Aritmia ventrikular
Kelainan denyut jantung pada bilik bawah yang terbagi menjadi ventricular
tachycardia (denyut jantung lebih dari 200 detak per menit) dan fibrilasi
ventrikel (gangguan sinyal listrik yang membuat ventrikel bergetar dapat
menyebabkan henti jantung mendadak dan kematian).
Seberapa umumkah penyakit ini?

Aritmia adalah jenis penyakit jantung yang umum terjadi. Gangguan pada
jantung ini dapat menyerang pria dan wanita segala usia.
Kelainan irama jantung ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.
Tanda & gejala aritmia
Aritmia yang menyerang mungkin saja tidak menimbulkan gejala atau ciri-ciri
yang khas. Namun, kebanyakan orang dengan kondisi ini melaporkan bahwa
mereka merasakan adanya perubahan denyut jantung.

Detak jantung jadi lebih cepat melebihi 100 detak per menit dan sering kali
digambarkan dengan perasaan berdebar-debar. Bisa juga denyut jantung
menjadi lebih lambat, yakni di bawah 60 detak per menit.

Selain itu, gejala aritmia lain yang mungkin menyertai adalah:

 Nyeri dada.
 Pusing.
 Berkeringat.
 Pingsan (syncope) atau hampir pingsan.
 Jantung berdebar (palpitasi).
 Hentakan pada dada.
 Sesak napas.
 Tubuh merasa lemah dan lelah.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas.
Penyebab aritmia
Penyebab utama dari aritmia adalah perubahan jaringan pada jantung.
Terkadang pada beberapa kasus, gangguan irama jantung ini tidak diketahui
penyebab pastinya.

Beberapa hal yang menyebabkan perubahan jaringan jantung sehingga


memicu gangguan denyut jantung, antara lain:

Masalah pada jantung atau kondisi medis tertentu

Masalah pada organ yang memompa darah ini bisa disebabkan oleh kelainan
anatomi jantung, berkurangnya aliran darah ke jantung, atau terjadi gangguan
sistem kelistrikan jantung. Bisa juga terjadi akibat pengerasan jaringan
jantung, adanya jaringan parut di jantung, atau kelainan katup jantung
bawaan.
Orang dengan penyakit hipertensi, gangguan katup jantung, penyakit jantung
koroner, dan perubahan otot jantung (kardiomiopati) juga bisa memicu
gangguan irama jantung.
Aktivitas fisik dan emosi

Penyebab aritmia yang umum terjadi adalah pengerahan tenaga dalam jumlah
besar dan berbagai emosi, seperti stres, cemas, marah, dan sakit yang kuat.
Kondisi ini membuat tubuh menghasilkan hormon adrenalin dan kortisol yang
nantinya menaikkan tekanan darah dan membuat denyut jantung jadi lebih
cepat.

Ketidakseimbangan zat tertentu dalam tubuh

Kelebihan atau kekurangan elektrolit, hormon, dan cairan tubuh dapat


mengubah detak jantung yang tadinya normal menjadi tidak beraturan.
Kondisi tersebut sangat mungkin terjadi ketika dehidrasi, kadar gula darah
rendah, kelebihan produksi hormon tiroid, atau tubuh kurang kalium,
magnesium, dan kalsium dalam darah.
Penggunaan obat-obatan tertentu

Penggunaan obat tekanan darah tinggi, antibiotik, obat flu atau obat alergi
yang dijual bebas bisa memicu perubahan denyut jantung.
Faktor-faktor risiko aritmia
Selain adanya penyebab aritmia, seseorang mungkin saja lebih rentan
mengalami gangguan denyut jantung ini karena berbagai faktor, seperti:

 Usia
Risiko kelainan denyut jantung ini akan meningkat seiring bertambahnya
waktu karena perubahan jaringan dan fungsi jantung dari waktu ke waktu.
 Lingkungan
Beberapa studi menunjukkan paparan polusi, terutama partikulat dan gas
dapat meningkatkan risiko aritmia jangka pendek.

 Riwayat kesehatan keluarga dan genetik


Seseorang yang orangtuanya mengalami aritmia, cenderung mengalami
kondisi serupa. Ini juga bisa dipicu oleh gangguan mutasi gen yang
menyebabkan sel yang mengirim sinyal detak jantung tidak bekerja dengan
benar.

 Kebiasaan tertentu
Orang yang punya kebiasaan merokok, minum alkohol, dan menggunakan
obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin berisiko mengalami
denyut jantung abnormal. Di samping itu, merokok adalah penyebab utama
penyakit jantung.
 Masalah kesehatan tertentu
Orang yang punya penyakit jantung, hipertensi, lupus, obesitas, penyakit
ginjal, dan diabetes berisiko mengalami percepatan atau perlambatan denyut
jantung.
 Jenis kelamin
Studi menemukan bahwa pria lebih sering mengalami atrial fibrilasi. Namun,
pada waktu tertentu wanita juga rentan mengalami gangguan irama jantung,
yakni saat sedang hamil atau menstruasi.
Komplikasi aritmia
Gangguan irama jantung yang tidak mendapat perawatan segara, dapat
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Awalnya kondisinya ringan,
namun kian waktu dapat memburuk menimbulkan jenis kelainan denyut
jantung jadi bermunculan.

Selain bertambah buruk, komplikasi aritmia yang mungkin terjadi adalah:

 Gagal jantung
Detak jantung abnormal yang berulang kali terjadi dapat memicu gagal
jantung, yakni jantung yang gagal memompa cukup darah ke jaringan tubuh
lain.
 Stroke
Salah satu jenis denyut jantung abnormal dapat menyebabkan gumpalan
darah yang berujung pada penyumbatan. Kondisi ini bisa menyebabkan
pasokan darah ke otak berkurang bahkan berhenti dan akhirnya menjadi
stroke.
 Serangan jantung mendadak
Irama jantung yang tidak beraturan memungkinkan otot jantung tidak
mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan serangan jantung
mendadak.
 Gangguan kognitif
Penderita gangguan irama jantung juga lebih sering terkena penyakit
Alzheimer atau demensia vaskular karena sirkulasi darah ke otak yang
terganggu.

Aterosklerosis
Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh
darah. Kondisi ini merupakan penyebab umum penyakit jantung koroner
(atherosclerosis heart disease).
Arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi dari dan ke
jantung juga ke seluruh organ lain. Tersumbatnya arteri akibat penumpukan
plak kolesterol akan menghambat aliran darah ke organ-organ tubuh.
Pada awalnya, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul
ketika aliran darah ke organ atau jaringan terhambat. Penumpukan plak
hingga menimbulkan gejala bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.

Gejala dan Komplikasi Aterosklerosis


Aterosklerosis awalnya tidak menimbulkan gejala, sampai pembuluh darah
arteri sudah sangat menyempit bahkan tertutup hingga tidak lagi dapat
menyalurkan darah dalam jumlah cukup ke organ-organ tubuh.
Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
aterosklerosis hingga timbul komplikasi. Komplikasi ini biasanya terjadi ketika
pembuluh darah sudah menyempit. Beberapa jenis aterosklerosis, tergantung
lokasi terjadinya aterosklerosis, antara lain:

Aterosklerosis pada jantung


Aterosklerosis pada jantung bisa menyebabkan penyakit jantung
koroner dan serangan jantung. Kedua gangguan tersebut memiliki sejumlah
gejala yang serupa, yaitu:

 Nyeri dada seperti ditekan atau diremas (angina).


 Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung.
 Gangguan irama jantung (aritmia).
 Sesak napas, berkeringat, dan gelisah.

Aterosklerosis pada tungkai


Aterosklerosis pada area tungkai kaki maupun lengan bisa
menyebabkan penyakit arteri perifer. Gangguan ini ditandai dengan gejala-
gejala sebagai berikut:

 Nyeri, kram, hingga mati rasa pada area lengan maupun tungkai.
 Nyeri saat berjalan dan mereda setelah beristirahat (klaudikasio
intermiten).
 Tungkai bagian bawah terasa dingin.
 Luka di jempol, telapak, atau kaki tak kunjung sembuh.

Aterosklerosis pada otak


Bila terjadi pada pembuluh darah di otak, aterosklerosis bisa
menyebabkan stroke yang ditandai dengan gejala berupa:

 Mati rasa hingga lumpuh pada salah satu sisi wajah, lengan, atau
tungkai.
 Kebingungan dan sulit untuk dapat berbicara dengan jelas.
 Kehilangan penglihatan pada salah satu mata atau kedua mata.
 Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.
 Pusing dan sakit kepala berat.
 Sulit bernapas dan kehilangan kesadaran.

Aterosklerosis pada ginjal


Penumpukan plak pada pembuluh arteri di ginjal dapat menyebabkan gagal
ginjal. Gangguan ini bisa dikenali dari sejumlah gejala, seperti:

 Jarang buang air kecil.


 Terus menerus merasa mual.
 Merasa sangat lelah dan mengantuk.
 Tungkai membengkak.
 Bingung dan sulit berkonsentrasi.
 Sesak napas dan dada terasa nyeri.

Kapan harus ke dokter


Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala aterosklerosis
yang telah disebutkan di atas. Anda perlu segera ke IGD bila mengalami gejala
serangan jantung atau stroke. Kedua kondisi ini membutuhkan penanganan
sesegera mungkin karena bisa berakibat fatal bila menunggu lama.
Penderita diabetes atau hipertensi perlu melakukan kontrol rutin ke dokter
untuk memantau kondisi penyakitnya dan mencegah kemungkinan komplikasi
aterosklerosis.
Bila Anda perokok, berusahalah untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
Merokok bukan hanya bisa menyebabkan aterosklerosis, namun juga sejumlah
penyakit lain. Bila berhenti merokok dirasa sangat sulit, pergilah ke dokter
untuk mengikuti program berhenti merokok.

Penyebab Aterosklerosis
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai
saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri. Kerusakan
tersebut dapat disebabkan oleh:

 Kolesterol tinggi.
 Tekanan darah yang tinggi.
 Diabetes.
 Peradangan akibat penyakit tertentu, seperti lupus.
 Obesitas.
 Kebiasaan merokok.

Saat lapisan dalam arteri rusak, lemak serta zat lain menjadi mudah menempel
dan menggumpal di sana. Seiring berjalannya waktu, gumpalan (plak) ini terus
menumpuk, mengeras, hingga pembuluh darah arteri menyempit dan kaku.
Penyempitan pembuluh darah akan menghambat suplai oksigen serta nutrisi
ke organ-organ yang dialirinya. Hal ini membuat fungsi organ tersebut
menurun bahkan terhenti, tergantung seberapa parah sumbatan yang terjadi.
Perkembangan aterosklerosis hingga menimbulkan gejala sangat lambat,
bahkan bisa sampai puluhan tahun. Namun, sejumlah kondisi ini dapat
membuat seseorang lebih berisiko atau lebih cepat mengalaminya:

 Berusia di atas 40 atau 50 tahun.


 Memiliki gaya hidup malas bergerak atau jarang berolahraga.
 Memiliki pola makan tidak sehat dan sering konsumsi minuman
beralkohol.
 Mengalami stres berkepanjangan.
 Memiliki anggota keluarga yang juga menderita aterosklerosis

Aneurisma aorta perut


Definisi
Apa itu aneurisma aorta perut?
Aneurisma aorta perut adalah penonjolan pembuluh darah utama yang
membawa darah dari jantung ke organ dan jaringan di bagian bawah tubuh,
yang disebut dengan aorta. Pembuluh ini merupakan arteri terbesar dalam
tubuh. Peregangan atau menggembungnya aorta dapat berbahaya karena
dapat merusak daerah pada dinding aorta sehingga aorta pecah dan
menyebabkan perdarahan jika tidak segera diobati.
Seberapa umumkah aneurisma aorta perut?
Aneurisma aorta adalah penyakit yang umum terjadi. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), aneurisma aorta perut lebih banyak terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki, terutama pada orang-orang yang berusia
lebih dari 60 tahun. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi
lebih lanjut.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala aneurisma aorta perut?
Aneurisma aorta perut sering berkembang secara lambat dan biasanya tanpa
gejala. Namun, dalam beberapa kasus, ketika terinfeksi Anda biasanya
merasakan rasa sakit seperti dirobek di perut atau di punggung.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Penyebab
Apa penyebab aneurisma aorta perut?
Meskipun penyebab pasti dari aneurisma aorta perut tidak diketahui, ada
kombinasi dari faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap penyebabnya.
Beberapa faktor antara lain:
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Pengerasan arteri (atherosclerosis) – ini adalah faktor risiko utama
 Penggunaan tembakau. Merokok dapat menyebabkan aneurisma untuk
berkembang lebih cepat dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta
pengerasan pembuluh darah
Beberapa penyebab lain adalah:
 Infeksi pada aorta – ini jarang terjadi namun dapat menyebabkan aneurisma
 Gangguan jaringan ikat (sindrom Ehlers-Danlos)
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk aneurisma aorta perut?
Ada banyak faktor risiko untuk penyakit ini seperti:
 Orang-orang yang berusia 50-65 tahun.
 Merokok atau minum alkohol.
 Memiliki tekanan darah tinggi.
 Memiliki aterosklerosis. Akumulasi lemak dan zat-zat lain yang dapat merusak
pembuluh darah dapat meningkatkan risiko aneurisma aorta perut.
 Memiliki kerabat yang terinfeksi oleh aneurisma aorta perut. Menurut
penelitian, 25% pasien memiliki kerabat dengan penyakit aneurisma aorta.
 Statistik menunjukkan bahwa pria cenderung memiliki aneurisma aorta perut 6
kali lebih banyak dari wanita.

Anda mungkin juga menyukai