Anda di halaman 1dari 21

Leukemia

Dosen Pengampuh
Apt. Satya Candra Indrayanih, M.Farm

1) Delva Syaputri 1843057001


2) Miftahudin 1843057015
3) Amanda Febriana Pradani 1943057002
4) Eka Aprianti Kartini 1943057003
5) Lestari Dicke Pratiwi 1943057021
6) Evelin 1943057022
7) Agung Aji Wahyudi 1943057028
8) Devi Aulia 1943057031
Leukemia
Leukemia merupakan kanker pada sumsum tulang dan sel darah. Leukemia
merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai
oleh proliferasi sel-sel darah putih yang secara tidak teratur dan tidak terkendali dan
fungsinya pun menjadi tidak normal, dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal
dalam darah tepi (Permono, B., et al., 2006).

Ada tiga jenis sel darah yang beredar di dalam darah, yaitu sel darah merah,
trombosit, dan sel darah putih. Ketiganya diproduksi oleh sel induk di sumsum tulang.
Biasanya, sel induk sumsum tulang akan berkembang dan tumbuh menjadi sel darah
dewasa. Sel darah yang sudah dewasa akan meninggalkan sumsum tulang dan beredar
di dalam darah perifer. Dengan leukemia, ada pertumbuhan yang tidak normal atau
akumulasi sel darah putih di sumsum tulang dan darah perifer, yang berakibat pada
meningkatnya jumlah sel darah putih.
01
Klasifikasi Leukemia
• Leukemia myeloid akut (AML): kanker sel darah myeloid yang belum
dewasa. Merupakan jenis leukemia yang paling umum terjadi pada orang
dewasa. Tingkat pertumbuhan sel kanker ini biasanya cepat dan
memengaruhi produksi sel darah normal pada awalnya. Pasien biasanya
akan mengalami gejala rendahnya jumlah sel darah (misalnya anemia,
infeksi karena jumlah sel darah putih yang rendah, pendarahan abnormal
karena jumlah trombosit yang rendah).

• Leukemia Limfoblastik Akut (ALL): kanker sel limfoid yang belum


dewasa. Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia
yang paling umum diderita oleh anak-anak. Presentasinya mirip dengan
AML.

01
• Leukemia myeloid kronis (CML): kanker sel myeloid dewasa yang terkait
dengan kehadiran kromosom Philadelphia. Jenis leukemia ini kebanyakan
terdeteksi pada orang dewasa. Sel kanker berkembang pada tingkatan yang
relatif lambat, penyakit di stadium awal mungkin tidak menunjukkan gejala
apa pun. Pada stadium selanjutnya, pembesaran limpa bisa menyebabkan
sakit perut. Produksi sel darah normal juga bisa terpengaruh, dan
memunculkan gejala-gejala yang tercantum di atas.

• Leukemia Limfositik Kronis (CLL): kanker sel limfoid dewasa. Sebagian besar
diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi
pada anak-anak. Sel kanker ini juga ditandai dengan laju pertumbuhan yang
lambat. Penyakit di stadium awal biasanya bersifat asimtomatik.

01
Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi diduga sebagian besar disebabkan oleh virus ( virus onkogenik ) namun faktor lain turut
berperan adalah:

a. Faktor eksogen :
Efek dari penyinaran seperti : sinar x, sinar radioaktif
Hormon, bahan kimia ( benzol, arsen, preparat sulfat )
Infeksi ( virus dan bakteri )

b. Faktor endogen :
Faktor ras (orang yahudi mudah menderita LLK )
Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom ( aberasi kromosom ) pada sindrom down ( 15-20 kali
risiko)
Herediter : kasus leukemia pada kakak beradik/ kembar satu telur, angka kejadian pada anak lebih
tinggi sesuai dengan usia maternal.
Genetik : virus tertentu mygx perubahan struktur gen ( T. cell leukemia – lymphoma virus/ HTLV )

01
Komplikasi Leukemia
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu :
Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure). Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam umlah yang
memadai, yaitu berupa:
 Lemah dan sesak nafas, karena anemia(sel darah merah terlalu sedikit)
 Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih
 Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
 Infeksi ,
Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal
ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan
kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif
 Hepatomegali (Pembesaran Hati)
Membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal
 Splenomegali (Pembesaran Limpa).
Kelebihan sel-sel darahyang diproduksi saat keadaan LGK sebagai berakumulasi di limpa. Hal ini dapat
menyebabkan limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah
 Limpadenopati.
Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran, konsistensi, ataupun
jumlahnya.
 Kematian

01
Diagnosa

01
Contoh Hasil Mikroskopis darah pasien leukemia pada anak

01
Tata Laksana
1. Kemoterapi
2. Penanganan suportif
a. Pemberian tranfusi komponen darah yang diperlukan
b. Pemberian komponen untuk meningkatkan kadar leukosit
c. Pemberian nutrisi yang baik dan memadai
d. Pemberian antibiotik, anti jamur, dan anti virus bila
diperlukan
e. Pendekatan psikososial
f. Perawatan di ruang yang bersih
g. Kebersihan Oro-anal (mulut dan anus)

01
Contoh Terapi Farmakologi Leukemia
1. Zat alkilasi
Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah, khasiat ini
berdasarkan gugusan alkilnya, yang sangat reaktif dan menyebabkan
cross-linking (saling mengikat antara rantai-rantai DNA didalam inti sel.
Contoh:
Siklofosfamida (Endoxan)
Derivat dengan cincin fosfat yang baru menjadi aktif setelah dioksidasi
didalam hati menjadi metabolitnya a.l.akrolein yang dapat
mengakibatkan hemmorhagic cystitis. Obat ini digunakan pada myeloma
dan leukemia (Tjay & Rajardja, 2007).

01
Contoh Terapi Leukemia
2. Antimetabolit
Antimetabolit golongan antagonis purin (6-merkaptopurin dan 6-
tioguanin yang kedua-duanya khusus digunakan terhadap leukemia
akut)
- Metotreksat: MTX, Farmitrexat, Ledertrexat
Derivat-pteridin ini menghambat reduksi tetrahydrofolic acid (THFA)
dengan jalan pengikatan pada enzim reduktase. Antagonis-folat ini
adalah sitostatikum pertama yang efektif pada leukemia limfe akut dan
kanker chorion yang telah tersebar dengan sekitar 80% penyembuhan.
Dosis:
Pada kanker tergantung jenis dan keadaan pasien.
01
Contoh Terapi Leukemia
Oral 5-30 mg sehari selama 5 hari. Setelah istirahat 2-3 minggu kurang
dapat diulangi lagi 3-5 kali. Tablet tak boleh diminum dengan susu.

-Merkaptopurin: Puri-Nethol
Derivat-thiol dari purin ini adalah antagonis purin dengan daya sitostatis
yang berdasarkan penghambatan sintesa purin dan DNA di sel-sel yang
tumbuh pesat.
Efek samping: Merusak hati (icterus)
Dosis: Anak-anak oral 2,5 mg/kg sehari.

-Cytarabin
01
Contoh Terapi Leukemia
-Cytarabin (Cytosar-U-Alexan)
Derivat obat virus idoksuridin yang berkhasiat virustatis pula di samping
efek sitostatiknya. Obat ini terutama digunakan pada leukemia akut
tertentu, kerjanya hanya singkat kurang 20 menit.
Dosis: Infus intravena 100-200 mg setiap 5 hari, biasanya terkombinasi
dengan suatu antagonis-pirimidin lain, misalnya thioguanin (Lanvis)

3. Antimitotika
Zat-zat ini menghindari pembelahan sel pada metafase (tingkat kedua
dari mitosis) jadi merintangi pembelahan inti seperti obat encok
colchicin.
01
Contoh Terapi Leukemia
Contoh obat:
-Vinkristin: Krebin, Oncovin
Pada garis besarnya sama spektrum kerja dan penggunaannya dengan
vinblastin, antara kedua obat tidak terdapat resistensi silang lengkap.
Pada leukemia limfoblast obat ini lebih ampuh, terutama bila
dikombinasi dengan sitostatika lain. Obat ini digunakan pada tumor
anak-anak

4. Antibiotika (Sitotoksis)
-Doksorubisin: Adriamycin RD, Adriblastina
Derivat-antrasiklin ini bersama dauno-rubisin, diperoleh dari biakan
Streptomyces peuticus. Zat ini menghambat sintesa dari DNA dan RNA,
01
mungkin melalui daya kerjanya terhadap topoisomerase II.
Contoh Terapi Leukemia
Lazimnya obat ini digunakan dalam kombinasi terutama pada lekemia
akut dan limfoma non Hodgkin juga terdapat pada banyak tumor lain
misalnya kanker ovarium, bronchus dam pada kanker mamma yang
tersebar
Kombinasi CAF = Cyclofofamida+Adrianamycin+Fluoruracil. Obat ini
memiliki khasiat imunosupresif.

-Daunorubisin
Obat ini digunakan pada leukemia akut, resistensi silang dengan
doksorubisin dapat terjadi.
Dosis: i.m atau s.c 3 MUI sehari selama 16-24 mg
01
Contoh Terapi Leukemia
5. Hormon dan antihormon
Kortikosteroida (hidrokotison, prednison dan sebagainya)_ antara lain
berkhasiat melarutkan limfosit (limfolitis) dan menekan mitosis di
leukosit. Oleh karena itu obat ini sangat penting pada terapi limfoma dan
leukemia akut.

6. Obat-obat lainnya
- I-Asparaginase: Leunase, Paronal
Enzim ini yang diperoleh dari pembiakan bakteri E.coli mengkatalisir
perombakan hidrolisa levo-asparagin menjadi aspartat (aspartat acid)
dan amoniak. Obat ini berkhasiat imunosupresif dan praktis tidak
merusak
01
Contoh Terapi Leukemia
Mukosa. Terutama digunakan pada leukemia limfe akut pada anak-anak
bila obat-obat lain tidak efektif lagi. Biasanya dikombinasi dengan MTX
atau sitarabin, yang memperkuat khasiatnya bila diberikan 7-14 hari
setelah asparaginase
Efek samping: sering kali gangguan lambung-usus dan gejala-gejala
umum, juga reaksi alergi dengan urticaria, bronchospasme dan
hipotensi.
Dosis: i.m 100-400 U/kg atau i.v 200-2000 U/kg sehari dalam seminggu

-Hidroksikarbamida: Hidroksiurea, Hydrea


Derivat urea bekerja antitumor dengan jalan merusak reduktase yang
penting bagi sintesa DNA. Digunakan pada leukemia kronis dan kanker
01
di daerah kepala
Contoh Terapi Leukemia
Dosis: Oral 1 dd 80 mg/kg setiap 3 hari.

-Topotecan
Zat semi sintesis ini adalah turunan camptothecine, suatu alkaloida
pentasiklis yang dihasilkan dari kayu tanaman Camptotheca acuminata.
Topotecan sangat ampuh terhadap a.l. Kanker paru-paru (sel kecil),
leukemia, rahim, cervix, dll. Mampu memperpanjang hidup penderita
kurang lebih 15 bulan.
Dosisnya: i.v 1-1,5 mg/m2/hari selama 15 hari, diulang minimum 3x
dengan selingan waktu 3 minggu

01
Contoh Terapi Non Farmakologi Leukemia
a. Diet Moerman
1. Dilarang memakan semua daging/organ dan lemak hewan, semua
minyak dengan asam lemak jenuh, margarin, goreng-gorengan, gula,
kacang tanah dan kelwa. Juga semua makanan yang diasapkan
diaweti atau di fermentasi
2. Yang diperbolehkan adalah beras merah/tumbuk, roti “whole grain”
telur 2-3x seminggu, banyak buah-buahan dan sayur mayur
(sebaiknya sebagai lalap atau sebagai jus) teh hijau tak difermentasi
3. Yang diperbolehkan terbatas (madu, mentega, minyak kembang
matahari, jagung dan zaitun, ikan berlemak hati ayam, susu rendah
lemak.

01
Contoh Terapi Non Farmakologi Leukemia
1. Istirahat yang cukup
2. Tidak stress
3. Menjaga kebersihan terutama mulut
4. Konsumsi makanan yang higienis

01
DAFTAR PUSTAKA

Katzung, B. G. 2004. Farmakologi: Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Permono, B., et al., Buku ajar hematologi-onkologi anak. 2006: p.
138-9.
Price, S. A. dan Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6, Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tjay, H, T dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Edisi Keenam.
PT Elex Media Komputindo: Jakarta
01

Anda mungkin juga menyukai