Anda di halaman 1dari 28

LEUKEMIA AKUT KRONIK

Laila Rahmawati (712022017)


pembimbing : Prof. Dr. dr. Zakarsih, Sp.A (K)
01
BAB I
PENDAHULUAN
Leukimia adalah kanker yang berasal
dari sel-sel yang normalnya akan
menjadi sel-sel darah. Leukimia
sendiri dapat terjadi secara akut
ataupun kronik yang bergantung
pada cepatnya penyakit muncul dan
Leukemia berkembang. Sel-sel darah sendiri
yang menjadi komponen dari darah
diprodukdi pada sumsum tulang dan
berasal dari stem cell. Stem cell ini
yang akan berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel-sel darah ini terdiri
atas 2 jenis yaitu limfoid dan mieloid.
01
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
01 Definisi

leukemia akut adalah keganasan primer sumsum


tulang yang dapat berakibat terdesaknya
komponen darah yang normal oleh komponen
darah yang abnormal (blastosit) yang disertai
dengan penyebaran ke organ lain. Leukemia akut
inimemiliki perjalan klinis yang cepat, pada
penderita tanpa pengobatan akan meninggal
dalam 4-6 bulan.
Epidemiologi
02 Angka kejadian LLA ialah 3-4 kasus per 100.000 anak.1,2 Setiap
tahun, di Amerika Serikat sekitar 2.500-3.000 anak, dan di Eropa
sekitar 5000 anak menderita LLA. Insiden tertinggi terjadi pada
usia 2-5 tahun. 2,9 LLA merupakan keganasan yang tersering
ditemukan pada usia < 15 tahun dan sekitar 25-30% dari seluruh
penyakit keganasan pada anak.2,3 Anak laki-laki mempunyai
risiko leukemia yang lebih tinggi daripada anak perempuan, tetapi
diagnosis leukemia pada tahun pertama kehidupan lebih sering
pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.
Etiologi
1. Host
a. Umur, jenis kelamin, ras
b. Faktor genetik
2. Agent
a. Virus
b. Sinar radioaktif
c. Zat kimia
Klasifikasi
1. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Leukemia Limfostik Akut (LLA)
merupakan keganasan klonal dari sel-sel
prekusor limfoid. Leukemia ini merupakan
leukemia yang paling banyak pada anak-
anak (80%) dan sebagian pada dewasa
(20%). Insidensi LLA mencapai
puncaknya pada usia 3-5 tahun. LLA lebih
sering ditemukan pada laki-laki dari pada
wanita.19
Klasifikasi
2. Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Leukemia Mielositik Akut (LMA)
merupakan suatu penyakit yang dapat
ditandai dengan adanya transformasi
neoplastik dan serta gangguan diferensiasi
kesemua sel mieloid.20,21Insidensi penyakit
ini lebih sering pada dewasa (85%)
dibandingkan pada anak-anak (15%).
Manifestasi Klinis

Gejala klinis umumnya berupa rasa tidak sehat, demam, pucat, kurang
nafsu makan, berat badan menurun, malaise, kelelahan, nyeri tulang dan
sendi, epistaksis dan cenderung terjadi perdarahan, rentan terhadap
infeksi, serta sakit kepala. Tanda klinis yang ditemukan ialah kenaikan
suhu tubuh, ekimosis atau petekie, splenomegali, hepatomegali,
limfadenopati, dan anemia, dan letargi
Diagnosis
1. Gejala
-Kelemahan dan malaise
-Febris
-Perdarahan
-Penurunan berat badan
-Nyeri tulang
2. Pemeriksaan fisik
- Pucat, takikardi, murmur
- Pembesaran organ
- Kelainan kulit dan hipertrofi gusi
Pemeriksaan penunjang
1. Morfologi Aspirasi sumsum tulang

2. Immunophenotyping

3. Sitogenetika abnormalitas

4. Sitogenetika molekul

5. Pemeriksaan imaging
Tatalaksana

1. Terapi Induksi

Terapi induksi bertujuan untuk mencapai remisi komplit yang


didefinisikan sebagai blast dalam sumsum tulang 1.000/μL, dan trombosit ≥
100.000/μL. Terapi induksi biasanya menggunakan kombinasi 2 jenis obat
kemoterapi (cystosine arabinoside atau cytarabine dan anthracycline
antibiotic).
Tatalaksana

2. Terapi konsolidasi
Terapi konsolidasi atau pasca-induksi diberikan untuk mencegah
kekambuhan dan eradikasi minimal residual leukemia dalam
sumsum tulang.Biasanya untuk mencegah kekambuhan, digunakan
regimen yang sama dan dosis kemoterapi yang sama atau lebih
tinggi seperti yang digunakan pada terapi induksi.
3. Tranplantasi sel induk Untuk sebagian orang, dosis kemoterapi yang
sangat tinggi atau radioterapi
Prognosis
ALL yang tidak diterapi bersifat fatal dengan median survival
11-20 minggu. Saat ini penyakit ini sembuh (tidak terjadi
kekambuhan dalam 5 tahun) pada 35-40% pasien dewasa
usia ≤ 60 tahun dan 5-15% pasien usia > 60 tahun.
01 Definisi

Leukemia kronik merupakan penyakit yang ditandai


dengan proliferasi neoplastik dari salah satu sel
yang dapat terjadi karena keganasan hematologi.
Epidemiologi
02 Angka kejadian LLA ialah 3-4 kasus per 100.000 anak.1,2 Setiap
tahun, di Amerika Serikat sekitar 2.500-3.000 anak, dan di Eropa
sekitar 5000 anak menderita LLA. Insiden tertinggi terjadi pada
usia 2-5 tahun. 2,9 LLA merupakan keganasan yang tersering
ditemukan pada usia < 15 tahun dan sekitar 25-30% dari seluruh
penyakit keganasan pada anak.2,3 Anak laki-laki mempunyai
risiko leukemia yang lebih tinggi daripada anak perempuan, tetapi
diagnosis leukemia pada tahun pertama kehidupan lebih sering
pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.
Etiologi
Leukemia mielositik kronik adalah salah satu dari kanker yang diketahui
disebabkan oleh sebuah mutasi spesifik tunggal di lebih dari 90% kasus.
Transformasi leukemia mielositik kronik disebabkan oleh sebuah translokasi
respirokal dari gen BCR pada kromosom 22 dan gen ABL pada kromosom 9,
menghasilkan gabungan gen BCR-ABL yang dijuluki kromosom Philadelphia.
Klasifikasi

1. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)


Leukemia Limfositik Kronik (LLK) adalah suatu keganasan yang
ditandai proliferasi klonal limfosit B neoplastik. Tanda pada LLK
meliputi limfositosis, limfadenopati dan splenomegali.
Kebanyakan LLK (95%) berasal dari neoplasma sel B, sisanya
neoplasma sel T.19,21 LLK kebanyakan dikenal sebagai kelainan
ringan yang menyerang individu dengan insidensi lebih banyak
laki-laki dibandingkan wanita.
Klasifikasi

2. Leukemia Mielositik Kronik (LMK)


Leukemia Mielositik Kronik (LMK) adalah gangguan
mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel
mieloid (seri granulosit) yang relatif matang. LMK
mencangkup 20% leukemia dan lebih sering pada dewasa usia
40-50 tahun dan dapat ditemukan pada usia muda yang
biasanya lebih perkembangannya progresif.
Manifestasi Klinis
a. penurunan berat badan, kelelahan, anoreksia, keringat malam.
b. Splenomegali
c. Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardia.
d. Memar, epistaksis, menorhagia, atau pendarahan dari tempat- tempat
lain akibat fungsi trombosit yang abnormal.
e. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia
f. Gejala yang jarang dijumpai gangguan penglihatan.
Pemeriksaan penunjang
1. Hematologi rutin

2. Apus darah tepi

3. Apusan sumsum tulang

4. Karyotipik
Tatalaksana

a. Hidroksiurea

Obat ini diberikan per oral dan menunjukan bioavailabilitas yang mendekati
100%. Dosisnya adalah 30mg/kgBB/hari diberikan sebagai dosis tunggal maupun
dibagi 2-3 dosis. Efek sampingnya adalah mielosupresi, mual, muntah, diare,
mukositis, sakit kepala, dan letargi.
Tatalaksana

2. busulfan

Untuk pengobatan jangka panjang pada leukemia mielositik kronik


dosisnya sebanyak 2-6mg/hari secara oral dan dapat dinaikan sampai 12
mg/hari.Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh busulfan antara lain
adalah asthenia, hopotensi, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
Tatalaksana

e. Interferon alfa-2a atau Interferon alfa-2b

Perlu premedikasi dengan analgetik dan antipiretik sebelum pemberian obat ini
untuk mencegah/mengurangi efek samping interferon berupa flu like syndrome.
Dosis 5 juta IU/mk/hari subkutan sampai tercapai remisi sitogenetik, biasanya setelah
12 bulan terapi. Sedangkan berdasar hasil penelitian di Indonesia, dosis yang dapat
ditoleransi adalah 3 juta IU/m3/hari.
Tatalaksana

f. Cangkok sumsum tulang belakang

Data menunjukan bahwa cangkok sumsum tulang dapat memperpanjang masa


remisi sampai >9 tahun, terutama pada cangkok sumsum tulang alogenik. Cangkok
sumsum tulang tidak dilakukan pada kromosom Ph negatif atau BCR-ABL negatif
Prognosis
Faktor-faktor dibawah ini merupakan faktor yang
memperburuk prognosis pada pasien LMK, antara lain :
a. Pasien pada usia lanjut, keadaan umum yang
memburuk, disertai dengan gejala sistemik seperti
penurunan berat badan, demam dan keringat malam.
b. Temuan pada laboratorium yaitu anemia berat,
trombositopenia, trombosistosis, basofilia, eosinofilia,
kromosom Ph negatif dan BCR-ABL negatif.
c. Terapi yang memerlukan waktu lama butuh waktu >3
bulan untuk mencapai remisi, memerlukan terapi
dengan dosis tinggi, dan waktu remisi yang singkat.
+
Cmd

Terima
kasih Ctrl

Z CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai