2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisis tanda perdarahan khas berupa hemartrosis
dan/atau hematoma. Hemartrosis umumnya terjadi di sendi lutut, siku,
atau pergelangan tangan, namun dapat terjadi pada semua sendi.
perdarahan di susunan saraf pusat, mata, saluran cerna,
leher/tenggorok, perdarahan akibat trauma berat dan sindrom
kompartemen akut. Pada perdarahan berat dapat terjadi pucat, syok
hemoragik, dan penurunan kesadaran. Pada perdarahan intrakranial akan
ditemukan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah,
penurunan kesadaran, kelemahan anggota tubuh, atau kejang.
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pasien baru (belum tegak diagnosis hemofilia) dengan klinis perdarahan,
perlu dilakukan pemeriksaan skrining hemostasis untuk mencari kemungkinan
penyebabnya, yaitu hitung trombosit, masa perdarahan (Bleeding Tim = BT),
masa protrombin (Prothrombin Time = PT) dan masa tromboplastin parsial
teraktivasi (Activated Partial Thromboplastin Time = aPTT)
.
Kemungkinan PT APTT BT Jumlah
penyebab trombosit
Normal Normal Normal Normal Normal
Hemofilia A Normal Memanjang Normal Normal
atau B
Penyakit von Normal Normal atau Normal Normal
Willebrand memanjang atau atau
memanjang rendah
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis seperti radiografi, ultrasonografi (USG), tomografi
komputer (CT), dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dilakukan sesuai
indikasi klinis dan komplikasi yang terjadi.
.
Diagnosis Banding
1. Defisiensi faktor XI
2. Penyakit von Willebrand
3. Kelainan fibrinogen
4. Kelainan fungsi trombosit
Tatalaksana
Tatalaksana penderita hemofilia yang mengalami perdarahan akut
dilakukan dengan pemberian faktor pengganti yaitu F VIII untuk
hemofilia A dan F IX untuk hemofilia B setelah terjadinya perdarahan.
Penderita sebaiknya diberikan faktor pengganti dalam 2 jam setelah
perdarahan.
Tatalaksana
Perhitungan dosis faktor pembekuan merujuk pada kadar faktor pembekuan saat
hemofilia didiagnosis dan tidak perlu diperiksakan ulang. Waktu paruh faktor VIII
adalah 8-12 jam, sehingga perlu diberikan setiap 12 jam atau 2 kali sehari. Waktu
paruh faktor IX adalah 18-24 jam, sehingga faktor IX dapat diberikan setiap 24
jam.
a. Cara menghitung kebutuhan faktor VIII :
Terima
kasih Ctrl