Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Partai Politik


Partai politik adalah kelompok otonom dari warga negara, memiliki kegunaan
dalam membuat nominasi-nominasi dan peserta pemilu, memiliki keinginan memandu
pengawasan pada kekuasaan pemerintahan terus merebut jabatanjabatan publik dalam
organisasi pemerintahan.1
Menurut Miriam Budiardjo, partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
programnya.2
Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan pengusaan
terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasaan ini,
memberikan pada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil serta material.3
menurut Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi dan aktivisaktivis politik yang
berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat
melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai
pandangan yang berbeda.4
Selanjutnya pakar ilmu politik lainnya, Giovani Sartori, berpendapat bahwa partai
politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan melalui
pemilihan umum itu, mampu menempatkan caloncalonnya untuk menduduki
jabatanjabatan politik.5
Secara operasional lebih teknis, sebagaimana digambarkan oleh undang-undang
(UU) Politik, yaitu UU No. 2/2008 tentang Partai Politik, menegaskan bahwa pengertian
partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan
negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.6
1
Robert Huckshorn,Political Parties in America (Monterey,CA:Brooks/Cole,1984,p.10.
2
Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik,2008,Jakarta: Gramedia,hal.404.
3
Miriam Budiardjo,Ibid.
4
Sigmund Neuman, Modern Political Parties,dalam Comparative Politics:A Reader,diedit oleh Harry Ecktein dan
David E. Apter,1963,London,The Free Press of Glencoe, hal.342.
5
Giovani Sartori,Parties and Party Systems: A Framework for Analysis,1976,Cambridge University Press,hal.352.
6
Republik Indonesia, UU No.2/2008 tentang Partai Politik,Jakarta,Komisi Pemilihan Umum,2011.
2. Definisi Pemilu
Pemilihan umum diakui secara global sebuah arena untuk membentuk demokrasi
perwakilan serta mengelar pergantian pemerintahan secara berkala. Menurut teori
demokrasi minimalis (Schumpetrian), pemilu merupakan sebuah arena yang mewadahi
kompetisi (kontestasi) antara aktor politik untuk meraih kekuasaan; partisipasi politik
rakyat untuk menentukan pilihan; liberalisasi hak –hak sipil dan politik warga negara.7
Berikut pengertia pemilu menurut beberapa para ahli :
 Menurut Indria Samego pemeilihan umum adalah pasar politik tempat individu
atau masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial antara peserta
pemilihan umum (partai poltik), dan calon kepala daerah dengan pemilih (rakyat)
yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas
politik yang meliputi kampanye, propaganda, iklan politik melalui media massa
cetak,audio (radio) maupun audio visual (televisi) serta media lainnya seperti,
spanduk, selebaran, bahkan komunikasi antar pribadi yang berbetuk face to face
(tatap muka) atau loby yang berisi penyampaian pesan menegnai program,
platfrorm, asas, idiologi, serta janji –janji politik lainnya guna meyakinkan
pemilih sehingga pada pencoblosan dapat menentukan pilihannya terhadap saah
satu partai poltik yang menjadi pserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam
badan legeslatif maupun eksekutif.
 Menurut Huntington (1991:9) dalam (Arifin,2014:85) pemelihan umum yang
bebas merupakan definisi minimal dmokrasi, yang mengharapkan lahirnya
tindakan politik atau prilaku politik pemilih sebagai bagian dari partisipasi politik
warga negara. Keikutsertaan warga negara memberian suaranya dalam pemilu
merupakan salah satu bentuk partisipasi minimal. Namun selalu saja ada
orangorang yang tidak menggunakan hak politiknya dengan tidak memberikan
suaranya dalam pemilu.
 Menurut Betham (1994) dalam Anwar Arifin1Pemilihan umum merupakan
persyaratan minimum negara demokrasi. Suatu sitem demokrasi dapat dikatakan
sudah berjalan ketika sudah terpenuhi beberapa karakteristik, seperti pemilihan

7
Robert A. Dahl. Polyarchy: participation and Opposition.(New Haven: Yale University Press.1971) hal 2. dan Lary
Diamond, Juan Linz dan Seymour Martin Lipset (eds). Democracy in Asi.(Boulder, Colorado: Lynne Rienner,
1989), hal xvi atau Lary Diamond, Juan Linz dan Seymour Martin Lipset (eds). Political and developing Countries:
Comparing Experience with Democracy. (Boulder, Colorado: Lynne Rienner, 1990). Hal 6-7.
umum yang fair dan priodik, adanya akuntabilitas publik (pertanggungjawaban)
negara di depan rakyat, dan adanya jaminan kebebasan berekspresi dan
berorganiassi. Diamond (2003) dalam Anwar Arifin, (2014:78-79), menulis
bahwa demokrasi semakin terkait denagn kebebasan individu dan kelompok
untuk bersikap dan mengekspresikan diri.
 Pemilihan umum menurut Cole adalah sarana kompetisi untuk meraih tampik
kekuasaan di pemerintahan. Pemilihan umum kepala daerah adalah sebuah konrak
sosial antara masyarakat dan negara atau pemerintah. Dalam teorinya Thomas
Hobes tentang kontrak sosial, bahwa proses pembentukan negara di dasarkan
pada kontrak sosial antara masaakat dan negara. Karena manusia adalah makluk
sosial secara alamiah cendrung menciptakan kekacauan sehingga perlu adanya
negara atau pemerintah untuk mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam pandangan Hobes bahwa masarakat dalam konteks ini individu-
individu, dan kelompok memberikan kekuasaan poltik kepada negara atau
pemerintah untuk mengatur hidup masyarakatnya agar tercipta keadilan,
ketenraman, dan kesejahteraan.
3. Pengertian Demokrasi
Definisi dan terminologi demokrasi sangatlah beragam sebagaimana yang dikutif oleh
Esposito tentang bentuk dan istitusi demokrasi yang harus ada dalam suatu pemerintahan
yang demokratis.8 Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa
(epistemologis) dan istilah (terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari
dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara
di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan
oleh rakyat.9
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli
sebagai berikut:
 Menurut Joseph A. Schemer Demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan polituk dimana individu- individu
8
Chusnul Mari’yah, Islam, Muslim, Demokrasi,dalam Politics of Diference, cmariyah@indosat, net.id. 2005 hal. 2.
9
Samuel P. Huntington, The Third Wave Democratization in the Late Twentieth Century, University of Oklahoma
Press, 1991.
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat.
 Menurut Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.
 Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl Demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan—
tindakan mereka diwilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang
terpilih.
 Henry B. Mayo Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan- pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Daftar Pustaka

Budiardjo,Miriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.


Neumann, Sigmund, 1963. “Modern Political Parties”dalam Comparative Politics: A
Reader,diedit oleh Harry Ecktein dan David E. Apter. London: The Free Press of Glencoe,
hal.342

Baker, William H, H Lon Addams, and Brian Davis, 2005, “Critical Factors for Enhancing
Municipal Public Hearings”, Public Administration

Gaffar, Afan. “Transisi Menuju Demokrasi: Pelajaran dari Spanyol”. Makalah diajukan pada
Seminar Pembangunan Politik dan Demokrasi, PAU-SS UGM, Yogyakarta, 7-9 September 1989

Anda mungkin juga menyukai