Anda di halaman 1dari 28

Tugas PKN

Tentang : Demokrasi

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :
 Abelya Dexsy
 Ade Okta
 Bima Dwi Cahya
 Dede Effendi
 Hanifah Indriana
 Shalsa Septia Zulni

Kelas : XI MIPA 4
DEMOKRASI
Demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia. Kata ini terbentuk dari
kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuatan atau kekuasaan.
Jadi, demokrasi sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu
mencakup sektor sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan


memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam pengambilan
keputusan. Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat.
Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Sistem pemerintahan ini, mengizinkan seluruh warga negara untuk berpartisipasi


aktif. Peran serta itu bisa diwakilkan atau secara langsung dalam perumusan,
pengembangan, dan penetapan undang-undang. Setiap ahli memiliki penafsiran
tersendiri terhadap demokrasi. Meskipun bermuara pada tujuan yang sama.

Abraham Lincoln berpendapat kalau demokrasi merupakan sistem pemerintahan,


yang dirancang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sedangkan bagi Charles
Costello, demokrasi termasuk sistem sosial dan politik, yang membatasi kekuasaan
pemerintah dengan hukum. Demi melindungi hak selruuh warga negara.

Demokrasi Menurut Para Ahli


Menurut Hannry B. Mayo
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi
kebebasan politik.

Menurut International Commission of Jurist


Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-
wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka
melalui suatu proses pemilihan yang bebas.

 
Menurut C.F. Strong
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan
dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya
pada mayoritas tersebut.

Menurut Samuel Huntington


Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam
sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala
dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan
hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.

Menurut Merriam, Webster Dictionary


Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh
mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan
dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang
diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber
otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau
kesewenang-wenangan.

Menurut Yusuf Al-Qordhawi


Demokrasi adalah Wadah Masyarakat untuk memilih sesorang untuk mengurus
dan mengatur urusan mereka. Pimpinanya bukan orang yang mereka benci,
peraturannya bukan yang mereka tidak kehendaki, dan mereka berhak meminta
pertanggungjawaban penguasa jika pemimpin tersebut salah. Merekapun berhak
memecatnya jika menyeleweng, mereka juga tidak boleh dibawa ke sistem
ekonomi, sosial, budaya, atau sistem politik yang tidak mereka kenal dan tidak
mereka sukai

 
Menurut Abrahan Lincoln, 1863
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
( government of the people, by the people, and for the people).

 
Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal
Di dalam bukunya, Al Islamiyyin wa Sarah Ad Dimuqrathiyyahmendefinisikan
demokrasi sebagai “kekuasaan rakyat oleh rakyat”. Rakyat adalah sumber
kekuasaan. Ia juga menyebutkan bahwa orang yang pertama kali mengungkap teori
demokrasi adalah Plato. Menurut Plato, sumber kekuasaan adalah keinginan yang
satu bukan majemuk. Definisi ini juga yang dikatakan oleh Muhammad Quthb
dalam bukunya Madzahib Fikriyyah Mu’ashirah
 

Menurut Hans Kelsen


Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan
kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah
yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam
melaksanakan kekuasaan Negara.

Menurut John L Esposito


Pada dasarnya kekuasaan adalah dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya
berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah
terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Menurut Sidney Hook


Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

 
Menurut Affan Gaffar
Demokrasi dimaknai dalam dua bentuk, yaitu :

Makna normatif (demokrasi normatif) adalah demokrasi yang secara ideal ingin
diwujudkan oleh negara

Makna empirik (demokrasi empirik) adalah demokrasi dalam perwujudannya pada


dunia politik.

Menurut Amien Rais


Suatu Negara disebut sebagai negara demokrasi jika memenuhi beberapa kriteria,
yaitu; (1) partisipasi dalam pembuatan keputusan, (2) persamaan di depan hukum,
(3) distribusi pendapat secara adil, (4) kesempatan pendidikan yang sama, (5)
empat macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan
persuratkabaran, kebebasan berkumpul dan kebebasan beragama, (6) ketersediaan
dan keterbukaan informasi, (7) mengindahkan fatsoen atau tata krama politik, (8)
kebebasan individu, (9) semangat kerja sama dan (10) hak untuk protes.

Menurut Robert A. Dahl


Sebuah demokrasi idealnya memiliki : (1) persamaan hak pilih dalam menentukan
keputusan kolektif yang mengikat, (2) partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang
sama bagi semua warga negara dalam proses pembuatan keputusan secara kolektif,
(3) pembeberan kebenaran, yaitu adanya peluang yang sama bagi setiap orang
untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan
secara logis, (4) kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan
eksklusif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus dan tidak
harus diputuskan melalui proses pemerintahan, termasuk mendelegasikan
kekuasaan itu pada orang lain atau lembaga yang mewakili masyakat, dan (5)
pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasa
dalam kaitannya dengan hukum.

 
Menurut Abdul Wadud Nashruddin
Demokrasi adalah sebuah sistem kehidupan yang menempatkan pendapat rakyat
sebagai prioritas utama pengambilan kebijakan, di mana pendapat tersebut harus
memenuhi kriteria agama, susila, hukum dan didasari semangat untuk menjunjung
kemaslahatan bersama. Suara atau pendapat rakyat harus diiringi rasa
tanggungjawab dan komitmen positif atas pelaksanaanya juga harus melalui
evaluasi secara terus-menerus agar selalu sesuai dengan kebutuhan bersama.
Demokrasi bukan hanya sebagai alat politik semata tetapi juga membentuk
berbagai aspek tata masyarakat lainnya, seperti ekonomi, sosial maupun budaya.
Masyarakat yang berhak menyalurkan suara dan pendapatnya boleh didengar
hanya bagian masyarakat yang faham dan mampu mempertanggungjawabkan
pendapatnya baik secara keilmuan, sosial maupun syar’i.

Menurut Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara,


secara etimologis demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan
cratein atau cratos yang berarti pemerintahan. Jadi demokrasi artinya pemerintahan
oleh rakyat yang dalam declaration of independence adalah of the people, for the
people and by the people.

Menurut Charles Costello,


demokrasi dalam konteks kontemporer adalah sistem sosial dan politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum
dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara. Demokrasi
mengakui kehendak rakyat sebagai landasan bagi legitimasi dan kewenangan
pemerintahan (kedaulatan rakyat) bahwa kehendak itu akan dinyatakan dalam
sebuah iklim politik yang terbuka melalui pemilihan umum yang bebas dan
berkala. Setiap warga negara memilih pihak yang akan memerintah serta
menurunkan pemerintah yang ada kapan saja mereka mau.

 
Menurut Joseph A. Schumpeter,
sebuah sistem politik disebut demokratis sejauh para pengabil keputusan
kolektifnya yang paling kuat dipilih melalui pemilu periodik, dimana hampir
semua orang dewasa berhak memilih. Dalam hal ini demokrasi mencakup dua
dimensi, yaitu: (1) Persaingan; dan (2) Partisipasi.

Menurut Ranny,
demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang ditata dan diorganisasikan
berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (popular soveregnity), kesamaan
politik (political equality), konsultasi atau dialog dengan rakyat (political
consultation), dan berdasarkan pada aturan mayoritas.

Menurut Philippe C. Schmitter,


teori demokrasi yaitu bahwa agar suatu negara tanggap terhadap kebutuhan dan
kepentingan warga negaranya, warga negara tersebut harus berpartisipasi secara
aktif dan bebas dalam merumuskan kebutuhan dan mengungkapkan kepentingan.
Mereka tak hanya harus memiliki “pengertian jelas” mengenai kepentingan-
kepentingan…tetapi juga harus mempunyai sumber-sumber dan keinginan untuk
melibatkan diri dalam perjuangan politik yang diperlukan agar preferensi mereka
itu dipertimbangkan oleh yang berkuasa atau dengan berusaha menduduki jabatan
pemerintahan.

Menurut Sarjen,
setiap sistem demokrasi selalu didasrkan pad aide bahwa warga negara seharusnya
terlibat dalam hal tertentu di bidang pembuatan keputusan politik, baik secara
langsung maupun melalui wakil pilihan mereka di lembaga perwakilan.
Hakikat Demokrasi

Dari pegertian dan makna demokrasi di atas dapat diterik kesimpulan bahwa
hakikat demokrasi dapat dikatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.

Pemerintahan dari rakyat memiliki arti bahwa sebuah sistem pemerintahan yang
sah dan diakui oleh rakyat. Diakui dan sah memiliki arti bahwa tanggung jawab
pemerintahan diberikan oleh rakyat. Sebaliknya pemerintah yang tidak diakui
adalah pemerintah yang tidak mendapatkan dukungan dan persetujuan dari rakyat.
Rakyat memegang kendali penuh atas pemilihan pemerintahan berdasarkan
persamaan pandangan dan politik tanpa ada unsur paksaan.

Pemerintahan oleh rakyat memiliki pengertian bahwa pemerintah menjalankan


kekuasaannya bukan atas dorongan atau tujuan pribadinya melainkan didasari oleh
keinginan rakyat. Segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah akan dikaji,
dinilai dan diawasi oleh rakyat baik secara langsung maupun melalui lembaga
rakyat (DPR, MPR). Maka dari itu pemerintah harus tunduk pada pengawasan
rakyat.

Pemerintahan untuk rakyat memiliki arti bahwa segala kuasa yang dilimpahkan
kepada pemerintah dibuat untuk kepentingan rakyat. Maka dari itu kepentingan
rakyat sudah seharusnya didahulukan sebelum kepentingan pemerintah. Dalam
membuat suatu putusan pemerintah juga harus mempertimbangkan aspirasi rakyat
karena baik buruknya putusan yang dibuat oleh pemerintah juga akan
mempengaruhi nasib rakyat.
Jenis-Jenis Demokrasi

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak masyarakat, terbagi


menjadi dua yaitu :

1. Demokrasi Langsung : Suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh


rakyat secara langsung dalam menentukan berbagai kebijakan umum, urusan
negara dan permusyawaratan dalam suatu negara.
2. Demokrasi Tidak langsung : Demokrasi tidak langsung ialah suatu sistem
demokrasi untuk menyalurkan keinginan warga atau rakyatnya melalui
perwakilan dari parlemen.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan hubungan antar alat negara 

1. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah


satu macam demokrasi dimana rakyat memilih perwakilannya untuk
menjabat di parlemen, akan tetapi tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat. 
2. Sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya
hubungan yang kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif. Ciri utama
sebuah negara yang menganut sistem parlementer ialah adanya parlemen
dalam sistem pemerintahannya. 
3. Sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan
dimana jabatan legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga keduanya tidak
berkaitan secara langsung seperti sistem demokrasi parlementer. 
4. Sistem referendum dan inisiatif rakyat yang dimaksud ialah gabungan antara
demokrasi perwakilan dengan demokrasi langsung.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi 

1. Demokrasi Liberal merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan


dan mengabaikan kepentingan umum 
2.  Demokrasi Rakyat merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham
sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum
atau negara. 
3.  Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang ada di Indonesia
bersumberkan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan
musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh
msyarakat atau warga negara.
Manfaat Demokrasi

1. Menjamin Hak-hak Dasar

Negara yang menjalankan pemerintahannya dengan sistem


demokrasi menjamin hak-hak dasar. Penjaminan hak dasar ini
dilakukan dengan terbuka sebagai cara untuk mengungkap serta
mengatasi adanya masalah sosial yang belum terwujud.
Ketidakterwujudnya hak dasar ini terjadi karena tidak adanya
kebebasan. Kebebasan inilah yang dapat mewujudkan
keterbukaan yang nantinya menjamin hak-hak dasar.

2. Adanya Kesetaraan Setiap Warga Negara

Sistem negara demokratis mengedepankan kepentingan rakyat


dengan menomorsatukan rakyat. Kekuasaan tertinggi negara
demokrasi dimiliki oleh rakyat, entah dari mana rakyat tersebut
berasal dan latar belakangnya. Semua warga negara dianggap
sama tanpa melihat latar belakang dan asal rakyat tersebut.
Sehingga, dalam suatu negara demokrasi semua warga negara
dianggap memiliki kesetaraan.

3. Pemenuhan Kebutuhan Umum

Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat


terpenuhi. Pengambilan kebijakan ada negara demokrasi
tergantung pada keinginan dan aspirasi rakyat secara umum.
Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan
masyarakat, dalam negara demokrasi akan tercipta kepuasan
rakyat karena kebutuhan masyarakat umum dpat terpenuhi.

4. Pembaharuan Kebijakan Sosial

Kebijakan emerintah dibuat sesuai dengan keinginan rakyat.


Akan tetapi, suatu kebijakan memiliki tenggang waktu karena
dimungkinkan karena adanya perkembangan jaman, akan
berpengaruh juga terhadap kebutuhan kebijakan yang diperlukan.
Negara demokrasi memungkinkan dirumuskannya kebijakan baru
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. Kebebasan Rakyat Untuk Menyampaikan Pendapat

Negara yang memiliki kekuasaan tertinggi di tangan rakyatnya


akan menyediakan ruang bagi rakyat untuk menyampaikan
pendapatnya. Rakyat yang hidup di dalam negara demokrasi
bebas untuk menyampaikan pendapat selama pendapat yang
dikemukakan tidak bertentangan dengan pancasila, UUD serta
memiliki etika dalam menyampaikan pendapat yang
dikemukakan.

6. Mencegah Tirani

Sistem pemerintahan demokrasi disebut sebagai sistem


pemerintahan paling aman karena pemerintah  dan rakyat dapat
saling berinteraksi melalui dewan yang telah diiplih oleh rakyat.
Negara dengan sistem demokrasi mencegah adanya kekuasaan
tunggal dai pemerintah, karena rakyat turut serta dalam
pemerintah melaluidewan yang telah dipilih.

7. Mencegah Terjadinya Pemerintahan Yang Diktaktor

Adanya peran rakyat dalam turut serta merumuskan kebijakan


pemerintah secara tidak langsung, dapat mencegah adanya
pemerintah yang diktaktor.

8. Menciptakan Pemerintah Yang Bertanggungjawab

Pemerintah hanyalah sebagai wakil rakyat yang ditugasi untuk


merangkup semua kebutuhan rakyat sebagai salah satu acuan
untuk merumuskan kebijakan. Rakyat dapat menilai dan
menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan
kebijakan yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan tuntutan
apabila pemerintah melakukan penyelewengan terhadap
kebijakan yang telah dibuat.

9. Meningkatkan Kerjasama Antar Warga Negara


Warga negara membutuhkan satu sama lain untuk membangun
masa yang banyak sebagai salah satu cara untuk forum
perundingan dan juga pengajuan kebutuhan untuk pemerintah.
Meskipun setiap warga negara memiliki haknya sendiri untuk
mengemukakan pendapatnya, warga negara memerlukan
pendapat yang lainnya juga untuk menguatkan pendapatnya di
pemerintahan. Dengan adanya demokrasi, maka rakyat akan
memiiki kesadaran untuk bekerjasama satu sama lain.

10. Membuat Masyarakat Memiliki Tanggungjawab

Adanya peran rakyat dalam pemerintahan, membuat setiap


warga negara untuk bertanggungjawab terhadap peran yang
dimilikinya sebagai seorang warga negara yang wajib menjaga
keutuhan negara. Sistem negara demokrasi menjadikan warga
masyarakat memiliki tanggung jawab dalam ikut serta berperan
dalam penentuan kebijakan pemerintah.

Demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang baik,


karena dengan demokrasi akan tercipta keharmonisan antara
pemerintahan dan juga masyarakat warga negara. Sistem
demokrasi yang baik akan selalu menurutsertakan warga negara
dalam menentukan setiap kebijakan.

Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia

DEMOKRASI LIBERAL (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau demokrasi liberal.


Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas politik.
Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan hal-hal sebagai
berikut:

1.    Dominanya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat mementingkan


kelompok atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan kepentingan bangsa
2.    Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah

3.    Tidka mampunya para anggota konstituante bersidang dalam mennetukan dasar


negara.

Presiden sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi 3


keputusan yaitu:

1)     Menetapkan pembubaran konstituante


2)     Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak
berlakunya UUDS 1950
3)     Pembentukan MPRS dan DPRS
Dengan turunnya dekrit presiden berakhirlan masa demokrasi parlementer atau
demokrasi liberal.

Demokrasi Liberal lebih sering disebut sebagai Demokrasi Parlementer.


Pada tanggal 17 Agustus 1945 (Setelah Kemerdekaan Indonesia), Ir. Soekarno
yang menjadi Ketua PPKI dipercaya menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada
tanggal 29 Agustus 1945, Ir. Soekarno dilantik oleh Kasman Singodimedjo
menjadi presiden Republik Indonesia pertama beserta wakilnya yaitu Muhammad
Hatta. Bersamaan dengan itu, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Badan ini bertujuan untuk membantu tugas Presiden. Hasilnya antara lain :

1. Terbentuknya 12 departemen   kenegaraan dalam pemerintahan yang baru.

2. Pembagian wilayah pemerintahan RI            menjadi 8 provinsi yang masing-

    masing terdiri dari beberapa karesidenan.Tanggal 7 Oktober 1945 lahir

    memorandum yang ditandatangani oleh 50 orang dari 150 orang anggota

    KNIP.

Isinya antara lain :


1)    Mendesak Presiden untuk segera membentuk MPR.

2)    Meminta kepada Presiden agar anggota-anggota KNIP turut berwenang


melakukan fungsi dan tugas MPR, sebelum badan tersebut terbentuk.

Tanggal 16 Oktober 1945 keluar Maklumat Wakil Presiden No. X tahun 1945,yang


isinya :

“Bahwa komite nasional pusat, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN, serta menyetujui bahwa
pekerjaan komite-komite pusat sehari-hari berhubung dengan gentingnya keadaan
dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang dipilih di antara mereka dan
bertanggung jawab kepada komite nasional pusat.”

Pada tanggal 3 November 1945, keluar maklumat untuk kebebasan membentuk


banyak partai atau multipartai sebagai persiapan pemilu yang akan diselenggarakan
bulan Juni 1946.  Pada tanggal 14 November 1945 terbentuk susunan kabinet
berdasarkan sistem parlementer (Demokrasi Liberal).

Ketika Indonesia menjalani sistem Liberal, Indonesia dibagi manjadi 10 Provinsi


yang mempunyai otonomi dan berdasarkan Undang – undang Dasar Sementara
tahun 1950. Pemerintahan RI dijalankan oleh suatu dewan mentri (kabinet) yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).

Sistem politik pada masa demokrasi liberal telah mendorong untuk lahirnya partai–
partai politik, karena dalam system kepartaian menganut system multi partai.
Maka, PNI dan Masyumi lah yang menjalankan pemerintahan melalui
perimbangan kekuasaan dalam parlemen dalam tahun 1950 – 1959 dan merupakan
partai yang terkuat dalam DPR. Dalam waktu lima tahun (1950 -1955) PNI dan
Masyumi silih berganti memegang kekuasaan dalam empat kabinet.

KABINET-KABINET DALAM MASA DEMOKRASI LIBERAL

a.    Kabinet Natsir (7 September 1950-21 Maret 1951)

b.    Kabinet Soekiman (27 April 1951-23 Februari 1952)

c.    Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)


d.    Kabinet Ali-Wongso (1 Agustus 1953-24 Juli 1955)

e.    Kabinet Burhanudin Harahap

f.     Kabinet Ali II (24 Maret 1957)

g.    Kabinet Djuanda ( 9 April 1957-10 Juli 1959)

Sejak berlakunya UUDS 1950 pada 17 Agustus 1950 dengan sistem demokrasi
liberal selama 9 tahun tidak menunjukkan adanya hasil yang sesuai harapan rakyat.

Bahkan, muncul disintegrasi bangsa.

Disintegrasi tersebut antara lain :

1)    Pemberontakan PRRI, Permesta, atau DI/TII yang ingin melepaskan diri dari
NKRI.

2)    Konstituante tidak berhasil menetapkan UUD sehingga negara benar-benar


dalam keadaan darurat.

3)    Untuk mengatasi hal tsb dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

4)    Hal ini menandakan bahwa Sistem demokrasi liberal tidak berhasil


dilaksanakan di Indonesia, karena tidak sesuai dengan pandangan hidup dan
kepribadian bangsa Indonesia.

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

· Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum memadani

· Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi

· Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial


· Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas

· Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator

· Gaya politik – ideologis

· Kepemimpinan – dikuasai oleh angkatan sumpah pemuda tahun 1928

· Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan hingga muncul kudeta

· Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil

· Aparat negara – loyak kepada kepentingan kelompok atau partai

· Stabilitas – instabilitas

· Demokrasi ini menimbulkan sikap saling menjatuhkan antar partai satu dengan
partai yang lain.

KESIMPULAN

Pada masa ini, walaupun Indonesia masih tergolong negara baru, namun Indonesia
dapat menjalankan sistem politiknya walaupun masih belum sempurna, diwarnai
dengan adanya kudeta, dll. Dengan adanya KNIP membuat pemerintahan lebih
teratur dan terorganisir.

DEMOKRASI TERPIMPIN  (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)

Pada sistem ini berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juni 1959
yang berbunyi sebagai berikut.

1) Pembubaran Konstituante,

2) Berlakunya kembali UUD 1945.

3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.


Dalam Demokrasi Terpimpin ini menggunakan sistem presidensial. Dalam sistem
presidensial ini mempunyai dua hal yang perlu diingat yaitu:

1) kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dan

2) para menteri bertanggung jawab kepada presiden.

Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika
keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik
Indonesia. Kebijakan pemerintah setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu:

A. Pembentukan MPRS

Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara


berdasarkan Penpres no.2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat
melalui pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
3 syarat, yaitu :

1.   Setuju kembali kepada UUD 1945

2.   Setia kepada perjuangan RI

3.   Setuju kepada manifesto politik

B.           Pembentukan DPAS

C.           Pembentukan Kabinet Kerja

D.           Pembentukan Front Nasional

E.           Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan

F.            Penyederhanaan Partai-partai Politik

G.           Penyederhanaan Ekonomi
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.

Mufakat

Berporoskan Nasakom, dengan ciri-ciri :

            1. Dominasi Presiden

            2. Terbatasnya peran partai politik

            3. Berkembangnya pengaruh PKI

Sama seperti yang tercantum pada sila ke empat Pancasila, demokrasi terpimpin
adalah dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, akan tetapi presiden menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan
terletak di tangan “Pemimpin Besar Revolusi”.

 Situasi politik pada masa demokrasi terpimpin diwarnai tiga


kekuatanpolitik utama yaitu Soekarno, PKI, dan AD. Ketiga kekuatan tersebut
saling merangkul satu sama lain.Terutama PKI membutuhkan Soekarno untuk
menghadapi angkatan darat yang menyainginya dan meminta perlindungan. Begitu
juga angkatan darat,membutuhkan Soekarno untuk legitimasi keterlibatannya di
dunia politik. Rakyat maupun wakil rakyat tidak memiliki peranan penting dalam
Demokrasi Terpimpin.

Akhirnya, pemerintahan Orde Lama beserta Demokrasi terpimpinnya jatuh setelah


terjadinya Peristiwa G 30 S/PKI pada tahun 1965 dengan diikuti krisis ekonomi
yang cukup parah hingga dikeluarkannya Supersemar (Surat perintah sebelas
Maret).

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1.    Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

2.    Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan


presiden membentuk DPRGR

3.    Jaminan HAM lemah

4.    Terjadi sentralisasi kekuasaan

5.    Terbatasnya peranan pers

6.    Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

7.    Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas

8.    Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah

9.     Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju

10. Integrasi vertikal – atas bawah

11. Integrasi horizontal – berperan solidarity makers,

12. Gaya politik – ber-ideologi, nasakom

13. Kepemimpinan – tokoh kharismatik dan paternalistik

14. Partisipasi massa – dibatasi

15. Keterlibatan militer – militer masuk ke pemerintahan

16. Aparat negara – loyal kepada negara

17. Stabilitas – stabil

KESIMPULAN
Pada masa ini, pemerintahan dominan lebih bisa mengatur rakyat karena
adanya sentralisasi, namun rakyat tak bisa berbuat apa-apa karena semua
keputusan ada di tangan presiden. Tidak adanya kebebasan pers dan juga anggota
partai yang dipenjara menunjukkan pada masa ini jaminan HAM lemah.
Terbatasnya peran partai politik dan berkembangnya pengaruh PKI semakin
membuat demokrasi ini runtuh.

DEMOKRASI PANCASILA ORDE BARU (Maret 1966 – 21 Mei 1998)

           

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh sila kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan  dalam permusyawaratan/perwakilan
yang berKetuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut :

a.    Demokrasi dalam bidang politik pada hakekatnya adalah menegakkan kembali


azas negara hukum dan kepastian hukum.

b.    Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakekatnya adalah kehidupan yang


layak bagi semua warga negara.

c.    Demokrasi dalam bidang hukum pada hakekatnya membawa pengakuan dan


perlindungan HAM, peradilan yang bebas tidak memihak.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi pancasila sama


dengan demokrasi pada umumnya. Namun “Demokrasi Pancasila” dalam rezim
orde baru hanya sebagai retorika dan belum sampai pada tatanan prasis atau
penerapan. Karena dalam prate kenegaraan dan pemerintahan rezim ini tidak
memberikan ruang bagi kehidupan demokrasi, yang di tandai oleh :

1. Dominanya peranan ABRI

2. Biro kratisasi dan sentralisasi pemgembalian keputusan politik.


3. Pesebirian peran dan fungsi partai politik.
4. Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan politk.
5. Masa mengembang.
6. Monolitisasi ideologi negara.
7. Info porasilembaga non pemerintah,

Dengan demikian nlai demokrasi juga belum ditegaskan dalam demokrasi

Pancasila Soeharto. Akibat adanya tuntutan massa untuk diadakan reformasi di


dalam segala bidang, rezim Orde Baru tidak mampu mempertahankan
kekuasaannya. Danterpaksa Soeharto mundur dari kekuasaannya dan
kekuasaannya dilimpahkan kepada  B. J. Habibie pada 21 Mei 1998.

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan sistem pemerintahan Orde Baru 

• Perkembangan GPD per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 mencapai lebih AS$ 1.000.

• Sukses transmigrasi
• Sukses KB
• Sukses swasembada pangan
• Penganguran minimum

• Sukses REPELITA (Rancangan Pembangunan Lima Tahun.

• Sukses gerakan wajib belajar


• Sukses gerakan nasional orang – tua asuh
• Sukses keamanan dalam negeri
• Investor sing mau menanamkan modal di Indonesia
• Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.
Kekurangan sistem pemerintahan Orde Baru 

• Semarak korupsi, kolusi dan nepotisme

• Pembangunan Indonesia tidak rata dan timbul kesenjangan pembangunan antara

  pusat daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagai besar  

  disedot ke pusat.

• Munculnya rasa ketidak puasan di semjumlah daerah krena kesejangan


pembanguna terutana di Aceh dan Papua
• Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
• Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi
sikaya dan si miskin)

• Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

• Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyaknya koran dan majalah
yang

  dibreidel.

• Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan

  program “penembakan misterius” (petrus)

• Tidak ada rencana suksensi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/ presiden


selanjutnya)

· Penyaluran tuntutan – awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi

      · Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM

      · Kapabilitas – sistem terbuka


      · Integrasi vertikal – atas bawah

      · Integrasi horizontal - nampak

      · Gaya politik – intelek, pragmatik, konsep pembangunan

      ·Kepemimpinan – teknokrat dan ABRI

      ·Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi

· Keterlibatan militer – merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI

· Aparat negara – loyal kepada pemerintah (Golkar)

· Stabilitas stabil

KESIMPULAN

Pada masa Demokrasi Pancasila, terlihat bahwa pemerintahan berlangsung


lebih aman tanpa adanya kudeta (kecuali ketika masa keruntuhan di tahun 1998).
Namun, rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada, inflasi yang
merebak, rekrutmen politik yang tertutup, pemilu yang jauh dari semangat
demokratis, pengakuan HAM yang terbatas, serta tumbuhnya KKN yang
merajalela membuat demokrasi ini disebut demokrasi yang tipis akan arti
demokrasi yang sesungguhnya.

DEMOKRASI REFORMASI (21 Mei 1998 - Sekarang)

Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah


demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan
penyempurnaan. Meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara
lain:

1.    Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998

2.    Ketetapan No. VII/MPR/1998

3.    Tap MPR RI No. XI/MPR/1998

4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998

5. Amandemen UUD 1945

 Pada masa ini, Kepemimpinan rezim B. J. Habibie dikenal dengan nama Super
Power, karena dikuaai oleh orang-orang mua yang memiliki juwa reformasi dan
demokrasi yang tinggi. Namun, B.J. Habibie tidak mendapat dukungan sosial
politik dari sebagian besar masyarakat. Akibatnya B. J. Habibie tidak mampu
mempertahankan kekuasaannya dan lengser pada tahun 1999. Kemudian, melalui
pemilu presiden yang ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid terpilih secara demokratis di
parlemen sebagai Presiden RI pada 21 Oktober 1999. Akan tetapi, karena K.H.
Abdurrahman Wahid membuat beberapa kebijakan yang kurang sejalan  dengan
proses demokratisasi itu sendiri, maka pemerintahan sipil K.H. Abdurrahman
Wahid terpaksa tersingkir dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri pada 23
Juli 2001.

Megawati Soekarnoputri kembali membangkitkan semangat sang ayah, Soekarno


sebagai pelopor bangsa dengan semangat Partai Demokrasi Indonesia –
Perjuangan. Proses pemerintahan demokrasi pada masa Megawati Soekarnoputri
masih cukup sulit untuk dievaluasi dan diketahui secara optimal.
Akibatnya,ketidakpuasaan akan pelaksanaan pemerintahan dirasakan kembali oleh
rakyat dan hampir terjadi krisis kepemimpinan. Rakyat merasa bahwa siapa yang
berkuasa di pemerintahan hanya ingin mencari keuntungan semata, bukan untuk
kepentingan rakyat. Megawati pun akhirnya lengser pada tahun 2004 digantikan
oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang sedang menjalani 2 periode pemerintahan
(2004-2009 dan 2009-2014).

  
ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1.    Masyarakat mulai berani untuk mengutarakan pendapatnya tanpa ragu lagi

2.    Era Super-power pada zaman reformasi menimbulkan semangat baru untuk


rakyat

3.    Terselenggaranya pemilu 7 Juni 1999 sebagai pemilu paling bersih dan jujur

4.    Kabinet yang bersih dan anti-PKI pun tercipta

5.   Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi

6.   Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi

7.   Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah

8.   Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas

9.   Integrasi horizontal – nampak, muncul kebebasan (euforia)

10. Gaya politik – pragmatic

11. Kepemimpinan – sipil, purnawiranan, politisi

12. Partisipasi massa – tinggi

13. Keterlibatan militer – dibatasi

14. Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah

15.Stabilitas - instabil
Contoh Demokrasi di Kebun Binatang
Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama, karena kita ingin mendengar
gagasan pimpinan baru kota para hewan itu,

Pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang, dan kandang itu
kandang yang penting posisinya,

Kandang itu berpagar kawat yang cantik ornamennya, tinggi oleh siapa pun tak
terlompati, kekar oleh siapa pun tak tergoyahkan, luasnya sepuluh hektar, di dalamnya
ada danau, gua, padang rumput dan belukar,

Penduduk kandang itu kambing, kancil, kelinci, kijang, kucing, kuda, kerbau, keledai,
anjing, domba, sapi, gajah, rusa, monyet, perkutut, burung hantu, dan jerapah,

Pak kepala kebun binatang berminat benar memasukkan serigala ke dalam kandang
besar itu, karena katanya, sudah 34 tahun lamanya makhluk ini berada di luar sana,

Alasannya adalah bahwa demokrasi hewan harus ditegakkan, termasuk demokrasi


serigala. Menurut serigala, ukuran demokrasi adalah "sama-sama hewan", dan
gagasan ini dengan gigih didukung kepala kebun binatang,

Ke-17 hewan lainnya itu tak setuju. Menurut mereka, definisi demokrasi adalah
"sama-sama hewan yang tidak memakan satu sama lain, tidak memangsa satu sama
lain". Pak kepala, ganjilnya, tak menerima logika ini dan tetap berfihak kepada
definisi demokrasi serigala,

Keesokan harinya, selepas acara makan pagi penghuni kebun binatang, dia membawa
seekor hewan berkaki empat ke depan kandang itu. "Kalian tengoklah makhluk
penyabar ini. Perhatikan bulunya yang bersih berkilat, telinganya yang lemas terkulai
dan bahasa badannya yang sopan. Nah, kan dia jinak dan baik hati," kata pak kepala,

Ke-17 hewan itu berteriak. "Lho, itu kan serigala, yang memakai jaket kulit kambing
dan memakai telinga kambing palsu!" seru mereka. "Biar menyamar seperti apa, pak
kepala, kami tetap kenal betul bau keringat badannya!"

Dua puluh empat jam kemudian, kepala kebun binatang datang ke depan pintu
kandang, menuntun lagi makhluk itu. "Saya minta kalian dengan hati terbuka
memperhatikan ciptaan Tuhan ini. Perhatikan tingkah lakunya yang mandiri, matanya
yang bening dan suci, ekspresi luhurnya budi pekerti. Nah, bukankah dia jinak dan
baik hati?" tanyanya.

Ke-17 hewan penghuni kandang bersorak. "Yaaah, itu kan serigala menyamar lagi,
yang memakai rompi bulu domba, dan memakai tanduk domba palsu!" seru mereka.
"Biar menyamar seperti apa, pak kepala, biar bulunya wol putih seperti domba Ostrali,
kami tetap kenal gigi dan taringnya yang runcing-runcing itu!"

Kepala kebun binatang tampak kesal, gerahamnya gemeletuk dan wajahnya mulai
memerah. "Bagaimana ini kalian, kok tidak menghormati demokrasi serigala?
Hargailah hak asasi hewan, artinya, jangan mengucilkan hewan apa pun," katanya.

Ke-17 hewan penghuni kandang berebutan bicara.

"Bagi kami, hak asasi hewan adalah tidak mempertakuti hewan yang lain.Serigala ini
dulu, 42 tahun yang lalu, juga 34 tahun yang lalu, bukan saja mempertakuti, tapi
memakan daging penghuni kandang yang lain. Buas sekali dia ini. Bekasceceran
darah mangsanya masih melekat di pagar kandang. Pak kepala kok seperti tidak
belajar biologi. Dulu 34 tahun silam, di mana pak kepala ?"

Kepala kebun binatang tidak pernah menjawab pertanyaan ini,

Pelan-pelan dia lesu berjalan, pulang ke kantor kebun binatang. Serigala itu
menitipkan rompi bulu domba dan tanduk palsu dombanya pada kepala kebun
binatang. Lalu dia melarikan diri, ke dalam belukar bersembunyi,

Barangkali kepala kebun binatang membuang kedua titipan itu

Anda mungkin juga menyukai