Anda di halaman 1dari 17

2.

1 Pengertian, Arti dan Makna Demokrasi

 Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia. Kata ini terbentuk dari kata
demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Jadi, demokrasi
sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu mencakup sektor sosial, ekonomi,
budaya, dan politik.
Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan memberikan kesempatan
kepada seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan. Dimana keputusan itu akan
berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hokum. Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Setiap
ahli memiliki penafsiran tersendiri terhadap demokrasi. Meskipun bermuara pada tujuan yang
sama.

Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani Kuno, khususnya dikota Athena, untuk
menunjukkan system pemerintahan yang berlaku disana.Kota-kota di daerah Yunani pada waktu
itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan eh pemerintah
dalam suatu rapatuntuk bermusyawarah. Dalam rapat tersebut. Diambil keputusan bersama
mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala
permasalahan kemasyarakatan.

Karena rakyat ikut berpartisi secara langsung, pemerintahan itu disebutkan pemerintahan
demokrasi langsung. Pemerintahan demokrasi langsung di Indonesia dapat dilihat di dalam
pemerintahan desa itu dilakukan secara sederhana sekali. Para calon menggunakan tanda gambar
hasil pertanian, seperti padi atau pisang. Rakyat memberikan suara kepada calon masing-masing
yang dipilih ddengan memasukan lidi ke dalam tabung bambu milik calon yang dipihnya. Calon
yang memiliki lidi terbanyaklah yang terpilih menjadi kepala desa. Di samping memilih kepala
desa, pada hari-hari tertentu warga desa dikumpulkan oleh kepala desa dibalai desa untuk
membicarakan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Peristiwa semacam ini dikenal
dengan nama musyawarah desa.

Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembangdan penduduknya pun terus bertambah
sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena;

1. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak mungkin
disediakan.

2. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin dilaksanakan.

3. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena sulitnya
memungut suara dari semua peserta yang hadir.

Bagi Negara-negara besar yang berpendudukannya berjuta-juta, yang tempat tinggalnya


bertebaran di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung juga mengalami
kesukaran. Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap penduduk dalam jumlah tertentu memilih
wakilnya untuk duduk dalam suatu badan perwalikan. Wakil-wakil rakyat yang duduk dalam
badan perwakilan inilah yang menjalankan demokrasi. Rakyat tetap merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Bagi Negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan karena hal-hal berkut.

a. Penduduk yang selalu bertambah seingga suatu musyawarah pada suatu tempat
tidak mungkin dilakukan.

b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin ruit dan tidak sederhana
lagi,berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh pemerintah desa yang tradisional.

c. Setiap warga Negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri di dalam aktivitas


kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang
berminat dan mempunyai keahlian dibidang pemerintahan negara.

Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu sesudah zaman Yunani Kuno tidak disebut
lagi. Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, istilah demokrasi
muncul kembali sebagai lawan system pemeintahan yang absolute (monarki muthlak), yang
menguasai pemerintahan di dunia Barat sebelumnya.

Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sisem pemerintahan yang baru ini mempunyai arti
luas sebagai berikut.

a. Mula-mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang pengakuan hak-
hak asasi manusia, seperti hak kemedekaan pers, hak berapat, serta hak memiliki dan
dipilih untuk badan-badan perwakilan.

b. Kemudian digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, selain meliputi sisetm politik,juga
mencakup system ekonomi dan system sosial.

Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian demokrasi
pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun, pengertian demokrasi yang
paling banyakdari dahulu sampai sekarang ialahdemokrasi pemerintahan.

Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah yang pengakuan hakikat
manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan antara yang satu dan yang lain. Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua buah
asas pokok sebagai berikut.

a. Pengakuan partisipasi di dalam pemeritahan. Misalnya, pemilihan wakil-wakil rakyat


untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia.

b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, tindakan pemerintah untuk


melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Adapun pengertian demokrasi menurut para ahli antara lain :

1. Abraham Lincoln

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.

2. Charles Costello

Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan
pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga
negara.

3. John L. Esposito

Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya
berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas
antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

4. Hans Kelsen

Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan
Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di mana rakyat telah yakin, bahwa segala
kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.

5. Sidney Hook

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting


secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas
dari rakyat dewasa.

6. C.F. Strong

Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat
ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
7. Hannry B. Mayo

Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.

8. Merriem

Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas;
pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik
langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan
cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk
mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan
keturunan atau kesewenang-wenangan.

9. Samuel Huntington

Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem
dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para
calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat
memberikan suara.

 Arti dan Makna Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat menentukan.
Jadi, maknanya secara harfiah ialah kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu sendiri mencakup sektor
sosial, politik, budaya dan ekonomi. Atau makna ini memiliki arti bahwa rakyat ialah sebagai
yang menentukan sebuah keputusan dan permasalahan yang mempengaruhi kehidupannya.
Secara umum, pengertiannya ialah sistem pemerintahan di mana seluruh warga negara diberi
kesempatan dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan ini nantinya akan membawa
dampak pada seluruh rakyat. Arti lain ialah rakyat yang bertindak sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.
Di dalam The Advancced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby,dkk,; 261)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
“(1) country with principles of government in which all adult citizen share through their elected
representatives; (2) country with government which encounrages and allows rigts of citizenship
such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law,
majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities; (3) society in whicht there is
treatment of each other by citizens as equals”.

Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa demokrasi merujuk pada konsep kehidupan
Negara atau masyarakat tempat warga Negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih. Lalu,pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama,berpendapat, berserikat, serta menegakkan rul of law. Selain itu, adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan masyarakat yang
warga negaranya saling member peluang yang sama.

2.2 Jenis-jenis Demokrasi

Demokrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai aspek. Berikut jenis-
jenis demokrasi yang ada di berbagai negara:

1. Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan cara penyaluran aspirasi rakyat

 Demokrasi Langsung: Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang


memberikan kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan
saat menentukan arah kebijakan umum dari negara atau undang-undang. Bisa
dikatakan demokrasi langsung adalah demokrasi yang bersih karena rakyat diberikan
hak mutlak untuk memberikan aspirasinya.

 Demokrasi Tidak Langsung: Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi


yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan. System demokrasi yang untuk
menyalurkan kehendaknya rakyat memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam
parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakilnya di parlemen.
Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari rakyat
(referendum) yang dapat diklasifikasi; a) referendum wajib; b) referendum tidak
wajib; dan c) refendum fakultatif.
a) Referendum wajib (referendum obligator), referendum ini dilakukan ketika ada
perubahan atau pembentukan norma penting dan mendasar dalam UUD
(konstitusi) atau UU yang sangat politis.
b) Referendum tidak wajib/referendum fakultas, referendum dilakukan jika waktu
tertentu setelah rancangan UU di umumkan, sejumlah rakyat mengusulkan di
adakan referendum. Jika dalam waktu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat,
rancangan UU itu dapat menjadi UU yang bersifat tetap.
c) Referendum konsultatif, referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan,
kaarena rakyat tidak mengerti permaslahannya, pemerintah meminta
pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut.

2. Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian

 Demokrasi Formal

Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu secara hukum menempatkan
semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi
kesenjangan ekonorni.

 Demokrasi Material

Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial


ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi
material dikembangkan di Negara sosialis-komunis.

 Demokrasi Campuran

Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi tersebut Demokrasi ini
berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.

3. Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi


 Demokrasi Rakyat: Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak
mengenal kelas sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi
tanpa ada paksaan atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat yang dicita-
citakan tersebut dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau dengan kata lain
negara adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif.

 Demokrasi Konstitusional/ Liberal : Demokrasi konstitusional adalah demokrasi


yang dilandaskan kebebasan setiap orang atau manusia sebagai makhluk sosial.
Hobbe, Lockdan Rousseaue mengemukakan pemikirannya tentang negara demokrasi
bahwa negara terbentuk disebabkan oleh benturan kepentingan hidup orang yang
hidup bermasyarakat. Ini mengakibatkan terjadinya penindasan diantara mereka.
Oleh sebab itu kumpulan orang tersebut membentuk komunitas yang dinamakan
negara atas dasar kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian
adalah munculnya kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.

4. Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan


negara

 Demokrasi Sistem Parlementer

Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain:

a) DPR lebih kuat dari pada pemerintah.

b) Menteri bertanggung jawab pada DPR.

c) Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan memimpin


kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.

d) Program kebijakan cabinet di sesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.

e) Kedudukan kepala Negara sebagai simbol tidak dapat diganggu gugat. Kedudukan
kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan, biasanya hanya berfungsi
sebagal symbol Negara. Tugas kepala Negara sebagian besar bersifat serimonial
seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata (kehormatan).
f) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerinta.
Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali
pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk
pemerintahan baru hasil pemilu.

 Demokrasi Sistem Presidensial

Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan system presidensial sebagai berikut:

a) Negara di kepalai presiden.

b) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari


dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.

c) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.

d) Menteri tidak dapat bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.

e) Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara
dan tidak dapat saling membubarkan.

2.3 Nilai Demokrasi dan Keunggulan Pelaksaan Demokrasi di Indonesia

 Nilai Demokrasi

Terbukanya gerbang era reformasi pada akhir 90-an, mengobarkan semangat demokrasi yang
semakin kuat di Indonesia. Nilai-nilai demokrasi yang dulu sempat lama terbendung di era orde
baru kini menjadi agenda utama pemerintahan reformasi. Oleh karena itu dibutuhkan program-
program guna mensosialisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai tersebut.

Sekian lama agenda sosialisasi-transformasi nilai-nilai demokrasi dilaksanakan oleh pemerintah


ternyata belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, Selama ini agenda pemerintah yang
masuk dalam kategori paling sukses baru menyentuh pada aspek politik. Terealisasinya Pemilu
langsung oleh rakyat dari tingkat presiden sampai tingkat desa biasa menjadi bukti nyata
suksesnya agenda tersebut. Akan tetapi dilain sisi masih banyak terjadi peristiwa atau fenomena
yang menyimpang bahkan sama sekali tidak demokratis. Masih banyak sekali terjadi demonstrasi
yang berujung kerusuhan atau kebebasan pers yang berujung pada pertikaian dan saling
membuka aib.
Banyak pihak yang berpendapat bahwa persitiwa dan fenomena tersebut adalah akibat dari
kurangnya serta minimnya pengetahuan masyarakat terhadap urgensi nilai-nilai demokrasi yang
sesungguhnya. Diantara urgensi nilai-nilai demokrasi tersebut adalah :
1) Kebebasan Berpendapat adalah merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga negara dapat
mengutarakan pendapatnya secara bebas untuk dijamin dalam batang tubuh UUD 1945 pasal
28 dalam undang-undang Nomor 15 Tahun 2005. Menuju masa demokrasi seperti sekarang
ini, perubahan-perubahan di segala bidang sering memunculkan permasalahan baru bagi
warga negara atau masyarakat. Apabila problema tersebut membahayakan, maka warga
berhak untuk menyatakan keluhan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada pemerintah. Hal ini wajib dijamin oleh pemerintah sebagai wujud dan bentuk
kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Semakin cepat dan efektif penyelesaiannya,
maka kualitas demokrasi pemerintahan tersebut semakin tinggi. Pada orde lama, kebebasan
ini sangat dibatasi. Hanya pendapat yang mendukung pemerintahan yang diterima. Jika ada
pendapat yang bertolak belakang dan mengancam kekuasaan pemerintahan maka dilarang
untuk disalurkan melalui media apapun. Bahkan banyak dari mereka dipaksa mengaku
“bersalah” dan ditempatkan di hotel prodeo. Di masa orde baru, tindakan tersebut
berlangsung makin intensif dan sistematis. Bahkan pemerintahan membentuk badan intelijen
khusus untuk memantau dan mengawasi segala macam gerakan atau pendapat tokoh
masyarakat dan segera menindas mereka bila dianggap membahayakan tanpa memperdulikan
hak asasi manusia (HAM). Inilah yang memicu kematian nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
Represi terhadap perbedaan pendapat dengan para eksekutif cukup potensial dalam
menghadirkan disintegrasi bangsa. Karena demokrasi mengajarkan kebebasan berpendapat
yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sehingga segala jenis penindasan ini harus
dijauhkan agar tidak menghalangi demokratisasi dalam tata kehidupan politik Indonesia.
Karenanya, setiap warga berhak memberikan tanggapan dan sikap didalam era keterbukaan
ini.
2) Kebebasan Berkelompok merupakan naluri dasar manusia yang tak mungkin diingkari.
Kebebasan berkelompok dalam berorganisasi merupakan nilai dasar demokrasi yang harus
diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada masa modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan
berkembang semakin pesat. Semisal seorang calon presiden tidak mungkin mencalonkan
dirinya sendiri kecuali dicalonkan oleh kelompoknya (partainya). Berkelompok pada masa
orde baru sangat dibatasi kebebasannya. Pembentukan partai selain yang disetujui oleh rezim
sangat dilarang pada waktu itu. Kalaupun ada, maka tidak diperbolehkan berkampanye
secara luas sampai ke pelosok daerah. Hanya partai pemerintah (Golkar) dan militer yang
berhak beraktifitas hingga ke desa-desa. Hasilnya, ketidakadilan semacam ini secara otomatis
menguatkan basis Golkar yang merupakan partai pemerintah. Seiring runtuhnya rezim orde
baru, segala bentuk diskriminisasi tersebut ternyata tidak mampu memusnahkan eksistensi
mereka. Golkar menjadi kehilangan banyak pendukung dan sebaliknya jumlah aktivis partai
lain (PPP dan PDI) semakin bertambah dan terus berkembang menyusul datangnya era
reformasi. Demokrasi telah memberikan banyak alternatif pilihan sebagai bentuk dukungan
akan kebebasan berkelompok. Tidak ada suatu keharusan untuk tunduk dan mengikuti ajakan
maupun intimidasi dari pemerintah atau kelompok tertentu. Dan juga tidak ada rasa takut
dalam menyampaikan afiliasinya ke dalam sebuah partai atau kelompoknya selain dari partai
pemerintah.
3) Kebebasan Berpartisipasi, secara umum, negara demokrasi yang berkembang selalu
mengharapkan agar jumlah partisipan dalam pemberian suara pada pemilihan umum dapat
mencapai suara sebanyak-banyaknya. Jenis partisipasi yang pertama ini adalah wujud
kebebasan berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh karena pada zaman otoriter, semakin
banyak pemilih berarti semakin besar kebanggaan suatu rezim yang mendapatkan dukungan
tersebut. Maka, segala bentuk intimidasi kepada warga negara sering dijadikan sarana untuk
meningkatkan dukungan masyarakat. Tetapi saat memasuki era reformasi, tidak ditemukan
partai politik yang mampu mengumpulkan lebih dari 50 % suara pemilih. Ini membuktikan
bahwa negara Indonesia sedang melangkah ke arah demokrasi yang didalamnya terdapat
jaminan kebebasan berpartisipasi. Hasil positifnya adalah semakin banyak partai yang
mampu mengirimkan wakilnya ke DPR ataupun DPRD. Bentuk partisipasi kedua adalah
kontak atau hubungan dengan pejabat pemerintah. Seorang anggota DPR terpilih belum tentu
mampu bekerja sesuai harapan masyarakat bahkan presiden yang terpilih secara aklamasi
terkadang tidak mampu memenuhi cita-cita masyarakat. Maka, upaya untuk mengontak
langsung para pejabat merupakan kebutuhan yang semakin urgen. Rakyat perlu mengontrol
dan mengawasi langsung terhadap segala kebijakan dan keputusan para legislatif maupun
eksekutif. Meski begitu, masih terdapat kendala utama yakni pendidikan politik kepada
masyarakat tentang manfaat partisipasi ini yang belum ditempuh dengan baik. Karena
urgensi mengembangkan tingkat kesadaran ini akan membantu masyarakat dalam
menemukan solusi mengatasi problematika kehidupan yang semakin kompleks. Melakukan
protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah adalah jenis partisipasi ketiga. Hal ini
merupakan suatu keharusan dalam sebuah negara berdemokrasi yang bertujuan menjadikan
sistem politik dapat bekerja maksimal,. Namun perlu diarahkan dengan baik untuk
memperbaiki kebijakan dari pemerintah maupun swasta. Tidak diperkenankan protes tersebut
bertujuan menciptakan gangguan dan hambatan bagi publik. Merupakan bentuk partisipasi
keempat yakni mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik sesuai dengan sistem yang
berlaku. Hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi. Diharapkan
setiap dari mereka akan dapat bertanggung jawab sepenuhnya bila kelak terpilih dan mau
menanggung resiko apabila melakukan penyimpangan etika pemerintahan.
4) Kesetaraan Antar Warga yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap warga negara untuk
menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan usaha keras agar tidak terjadi
diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah ataupun agama tertentu demi menjunjung
tinggi kesetaraan. Intimidasi pada masa orde baru sangat menyulitkan untuk mewujudkan
suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan berkesempatan yang sama dalam
memperoleh keadilan. Dalam segala bidang terjadi pelanggaran asas kesetaraan yang
seharusnya mereka dapat mereka dapatkan secara utuh. Hanya mereka yang mendukung
rezim otoriter tersebut yang akan mendapatkan fasilitas melimpah. Semua bentuk penolakan
perihal kesetaraan ini tentu berseberangan dengan prinsip dan nilai demokrasi. Namun
seiring bangsa ini memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini perlahan mulai
ditegakkan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan bila mampu
dipelihara secara kontinyu akan membawa kepada demokrasi yang sehat dan terbuka bagi
perkembangan kesetaraan di lingkungan masyarakatnya.
5) Kepercayaan, dalam proses pemerintahan, kepercayaan antar kelompok masyarakat
merupakan nilai yang diperlukan untuk meningkatkan sistem demokrasi. Semakin
kompleksnya permasalahan suatu bangsa maka semakin urgen pula penanaman rasa saling
percaya di kalangan politisi. Nilai ini juga dapat memperbanyak relasi sosial dan politik
dalam masyarakat serta menghilangkan ketakutan, kecurigaan dan permusuhan di lingkungan
mereka. Akibat dari kepercayaan yang menurun diantaranya adalah semakin sulitnya
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik disebabkan ketiadaan dukungan dan
kepercayaan dari rakyat. Maka pemerintah diharuskan dapat memupuk nilai-nilai ini pada
dirinya sendiri demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas.
6) Kerjasama, demokrasi tidak akan berkembang jika setiap orang atau kelompok enggan untuk
memunculkan kesatuan pendapat. Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong
tumbuhnya persaingan antar satu dengan yang lain, namun demokrasi menginginkan tujuan
yang bisa disikapi dengan kerjasama yang baik. Kompetisi menuju sesuatu yang berkualitas
mutlak dibutuhkan, di lain sisi untuk menopang upaya tersebut maka diperlukan kerjasama
yang maksimal.
7) Kedaulatan Rakyat, sebagai bagian dari suatu negara, maka setiap warga negara memiliki
kedaulatan dalam pembentukan pemerintahan. Pemerintah itu sendiri sesungguhnya berasal
dari rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat. Tidak diperbolehkan para politisi
untuk mengabaikan bahkan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Kedaulatan rakyat
hanya bisa terlaksana jika para politisi menyadari tanggung jawabnya. Mayoritas politisi
zaman orde baru melupakan asal-usulnya dan mengabaikan harapan serta tuntutan rakyat.
Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan mengeksploitasi mereka demi kepentingan pribadi.
Karena itu, dalam rezim demokrasi, para politisi seharusnya sadar bahwa amanat yang
mereka peroleh dari rakyat harus dikembalikan dengan sebaik mungkin kepada rakyat.

Menurut Henry B. Mayo demokrasi didasari oleh beberapa nilai yaitu :


1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Nilai – nilai demokrasi tersebut merupakan nilai – nilai yang diperlukan untuk mengembangkan
pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itu, nilai – nilai demokrasi membutuhkan hal – hal
yang diantaranya :
1. Kesadaran akan pluralisme
2. Sikap jujur dan pikiran yang sehat.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antar warga masyarakat dan sikap, serta itikad baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral.
Adapun lembaga – lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan nilai – nilai demokrasi antara
lain :
1. Pemerintah yang bertanggungjawab.
2. DPR yang memiliki golongan – golongan dan kepentingan – kepentingan dalam
masyarakat yang dipilih berdasarkan pemilu, dimana dimungkinkan adanya oposisi
sebagai control.
3. ORPOL ( Parpol )
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
5. Sistem pengadilan yang bebas untuk menjamin hak asasi dan mempertahankan keadilan.

 Keunggulan Pelaksaan Demokrasi di Indonesia


Dalam buku Globalisasi dank Krisis Demokrasi (41:2007) Dah1 menyebutkan bahawa
demokrasi setidaknya memiliki sepuluh keunggulan :
1. Demokrasi mencegah tumbuhnya suatu pemerintahan otokratis (pemerintahan pada satu
orang), karena otokratis kebanyakan melahirkan penguasa yang atas nama Sesuatu,
menggunakan keunggulan suatu negara, bangsa dengan kekerasan atau pemaksaan untuk
mencapai satu tujuan
2. Demokrasi menjamin bagi warganya untuk menggunakan hak-hak asasi yang tidak
diberikan oleh system yang demokratis
3. Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas kepada warga negaranya
daripada alternatif lain yang memungkinkan
4. Demokrasi melindungi orang-orang, yang berhubungan dengan kepentingan pokok
mereka, seperti kelangsungan hidup, Cinta, rasa hormat dan sebagainya. Demokrasi
memberikan kebebasan untuk memilih, membentuk hidup sesuai tujuan dan sebagainya,
lebih baik dari system politik manapun
5. Pemerintahan demokratis memberikan kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri,
sesuai dengan hokum yang mereka pilih sendiri
6. Pemerintahan demokratis memberikan kesempatan sebesar=besarnya untuk menjalankan
tanggungjawab moral
7. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih daripada system lain
8. Pemerintahan demokratis dapat membantu perkembangan kadar persamaan politik yang
relative tinggi
9. Demokrasi negara-negara demokrasi tidak berperang satu sama lain
10. Negara-negara dengan pemerintahan demokratis biasanya lebih maju daripada negara
dengan pemerintahan non-demokratis.

 Pandangan terhadap Keunggulan Demokrasi Pancasila di Indonesia


Demokrasi Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 memiliki keunggulan antara
lain :
1. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat
kekeluargaan
2. Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum
3. Lebih mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
golongan.

 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


1) Demokrasi Parlementer (1945-1959)
a. Kehidupan politik dan pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu negara
tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan berkeseimbangan. Sering bergantinya yang
bertugas melaksanakan pemerintahan.
b. Kedudukan Negara berada dibawah DPR dan keberadaannya bergantung pada
dukungan DPR dan Negara lain. Timbulnya perbedaan yang sangat mendasar
diantara partai politik yang ada saat itu.
2) Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
a. Demokrasi terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan keyakinan terhadap
keburukan yang diakibatkan oleh praktek demokrasi parlementer.
b. Secara konsepsional demokrasi terpimpin mempunyai kelebihan yang dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat.
c. Pokok-pokok demokrasi terpimpin menurut Bung Karno tertanggal 22 April 1959
sebagai berikut:
 Demokrasi terpimpin bukan diktator
 Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar
hidup bangsa Indonesia
 Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang ekonomi, politik dan sosial.
 Inti dari pada pemimpin dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
 Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun dalam
demokrasi terpimpin

3) Demokrasi Pancasila pada era orde baru (1966-1998)


a. Demokrasi pancasila bersumber pada pola pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa
Indonesia dan menghargai hak individu yang tidak terlepas dari kepentingan sosial.
b. Demokrasi pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional
c. Demokrasi pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong
d. Penyimpangan yang dilakukan orde baru khususnya yang berkaitan dengan
pancasila, yaitu:
 Penyelenggaraan Pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
 Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS
 Masih adanya intervensi pemerintahan terhadap lembaga peradilan
 Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
 System kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
 Maraknya praktek KKN
 Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR
4) Demokrasi Pancasila pada orde reformasi (1998-saat ini)
a. Demokrasi yang dilaksaanakan tetap demokrasi pancasila. Perbedaan terleltak pada
aturan pelaksanaan dan praktek penyelenggaraan.
b. Terdapat perubahan pelaksanaan demokrasi pada era reformasi sebagai berikut:
1. Pemilihan umum lebih demokratis
2. Partai politik lebih mandiri
3. Pengaturan hak asasi manusia
4. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
c. Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai
yang trerkanbdung didalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai
budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya
d. Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertaidengan pembangunan bangsa secara
keserluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan ke arah kemajuan dan
proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.

2.4 Pendidikan Demokrasi Makna dan Urgensi

Anda mungkin juga menyukai