Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi.
Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos berarti
rakyat dan kratos berarti kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian, demokrasi
artinya pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka
pilih di bawah sistem pemilihan bebas. Dalam ucapan Abraham Lincoln, Presiden
Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana diartikan
sebagai the government from the people, by the people, and for the people,
yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan dan
demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama.
Arisoteles: Definisi demokrasi
Pengertian demokrasi adalah sebagai kebebasan, atau prinsip dari demokrasi
adalah kebebasan karena hanya lewat kebebasan setiap warga negara dapat saling
berbagi kekuasaan. Aristoteles mengatakan bahwa ada dalam , setiap orang atau
individu sebagai warga negara itu seimbang dalam jumlah yaitu 1 dan 1 dan tidak
dilihat dari nilai dari 1 orang tersebut. Dia menambahkan bahwa seseorang yang
hidup tanpa bebas memilih cara hidupnya sama saja dengan budak.
Menurut Alamudi (1991)
Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk
melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering
disebut suatu pelembagaan dari kebebasan. Karena itu, mungkin saja mengenali
dasar-dasar pemerintahan konstitusional yang sudah teruji oleh zaman, yakni hak
asasi dan persamaan di depan hukum yang harus dimiliki setiap masyarakat untuk
secara pantas disebut demokrasi.

Pengertian Demokrasi Menurut Wikipedia.id


Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak yang setara dalam mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi
hidup mereka. Berdasarkan pengertian demokrasi memberikan izin secara
langsung maupun melalui perwakilan dalam rancangan, pengembangan serta
pembuatan aturan. Demokrasi harus memperhatikan kondisi sosial, ekonomi serta
budaya yang memberikan kemungkinan dalam aplikasi kebebasan politik secara
bebas dan setara.
Kranemburg: Pengertian Demokrasi
Kraneburg mengartikan demokrasi sesuai dengan arti dasarnya yaitu cara
memerintah rakyat.
Koentjoro Poerbopranoto: Definisi Demokrasi
Dia mengatakan bahwa demokrasi adalah sebuah sistem dimana rakyat ikut
berpartisipasi secara aktif dalam pemerintahan negara.
Menurut Abraham Lincoln: Definisi demokrasi
Mantan presiden Amerika ini berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintah
dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Charles Costello
Pengertian demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
Kemudian, beberapa ahli mengemukakan pengertian demokrasi yang lebih
bertanggung jawab dengan menitik beratkan bahwa warga yang dimaksud adalah
warga dewasa dari sebuah negara. Untuk negara Indonesia, Warga dewasa apabila
telah memiliki KTP, berumur 18 tahun keatas atau dan sudah menikah.
Ayo simak arti demokrasi menurut mereka.

Sidney Hook: Pengertian demokrasi


Pengertian Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi sebagai
suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang memberikan
penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik penyelenggaraan
negara maupun pemerintahan.
2.2

Konsep Dasar Demokrasi


Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung atau melalui
perwakilan. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang
berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Istilah demokrasi pertama
kali diperkenalkan oleh Aristosteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang
banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg nya mendefiniskan
demokrasi sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam
hal ini berarti bahwa kekuasaan tertinggi pemerintahan dipegang oleh rakyat.
2.2.1 Bentuk Demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung
dan demokrasi perwakilan (tak langsung). Berikut penjelasan tentang dua
hal tersebut:
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap
rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga
mereka memilih pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.
Di era modern, sistem ini tidak praktis karena umumnya suatu populasi
negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat ke dalam satu forum
tidaklah mudah,

selain itu sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat, sedangkan
rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari setiap
permasalahan

politik

yang

terjadi

di

dalam

negara.

2. Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan demokrasi yang


dilakukan oleh masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk
menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
2.3

Prinsip prinsip dan Indikator Demokrasi


2.3.1 Prinsip Demokrasi Di Indonesia
Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan

politik

negara

(eksekutif,yudikatif,dan

legislatif)

untuk

diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas


(independen ) dalam berada dalam peringkat yang sejajar satu sama
lain.Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling mengawasi dan
saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and balances.
Ketiga lembaga negara tersebut adalah lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan
eksekutif , lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan
kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan rakyat (DPR,untuk Indonesia)
yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasan legislatif .Di bawah
sistem ini,keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang
wajib bekerja dan bertindak sesuai dengan aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilian
umum legislatif,selain sesuai dengan hukum dan peraturan.
Selain pemlihan umum legislatif , banyak keputusan atau hasil- hasil
penting,misalnya pemilihan presiden suatu negara ,diperoleh melalui
pemilihan umum.Di Indonesia , hak pilih hanya diberikan kepada warga
negara yang telah melewati umur tertentu ,misalnya umur 18 tahun , dan
yang tidak memiliki catatan criminal (misalnya,narapidana atau bekas
narapidana).Pada dasarnya prinsip demokrasi itu sebagai berikut:
6

a. Kedaulatan di tangan rakyat


Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi.
Apabila setiap warga negara mampu memahami arti dan makna dari
prinsip demokrasi
b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang
sama, dengan tidak membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama,
suku dan sebagainya. Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia
telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya
terlebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang
lahir pada tanggal 24 Desember 1945. Peraturan tentang hak asasi
manusia Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam: Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama dan empat, Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR mengenai hak asasi
manusia

Indonesia

telah

tertuang

dalam

ketetapan

MPR

No.XVII/MPR/1998. Setelah itu, dibentuk Undang-Undang No.39 Tahun


1999 tentang hak asasi manusia, Undang-Undang yang mengatur dan
menjadi hak asasi manusia di Indonesia adalah Undang-Undang No.39
Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
c. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan
tidakbersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional

ini

lebih

menegaskan

bahwa

pemerintah

dalam

melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan


konstitusi.

d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak


Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di
depan hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan jenis
kelamin, ras, suku, agama, kekayaan, pangkat, dan jabatan. Dalam
persidangan di pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan perlakuan dan
tidak memihak si kaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika
merekabersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan hukuman
sesuai dengan kesalahannya.
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan
sesuai keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial politik ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
g. Pemilu yang demkratis
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2.3.2 Indikator Demokrasi
Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang
demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang
dirumuskan oleh Affan Gaffar dalam bukunya yang berjudul Politik
Indonesia;Transisi Menuju Demokrasi (2004:7-9) berikut ini:
a. Akuntabilitas.
Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat
harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan

telah

ditempuhnya.

Tidak

hanya

itu,

ia

juga

harus

dapat

mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya,


serta yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang
pernah, sedang, bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban itu
tidak hanya menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya
dalam arti luas, yaitu perilaku anak dan isterinya, juga sanak keluarganya
terutama yang berkaitan dengan jabatannya.
b. Rotasi kekuasaan.
Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada,
dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang
selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama
sekali.
c. Rekruitmen politik yang terbuka.
Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan satu
sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang
memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat
mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk
mengisi jabatan politik tersebut.
d. Pemilihan Umum.
Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur.
Pemilu merupakan sarana untuk melaksanakan rotasi kekuasaan dan
rekruitmen politik. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai
hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut
sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk menentukan
partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau
paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam
akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan penghitungan
suara.

e. Pemenuhan hak-hak dasar.


Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat
menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya hak
untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat serta
hak untuk menikmati pers yang bebas.
2.4

Perjalanan Demokrasi Indonesia


Demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan negara, dimana sistem
tersebut mengizinkan rakyat memimpin diwakili oleh badan-badan negara demi
mewujudkan kedaulatan rakyat. demokrasi di Indonesia sendiri sebenarnya sudah
muncul sejak zaman penjajahan Belanda dimana pada masa itu banyak orangorang dari kaum elit yang disekolahkan oleh Belanda dan banyak membaca
tentang pemerintahan luar negeri sehingga mereka terekspos pada sistem
demokrasi negara barat.
Perjalanan Demokrasi Indonesia pada masa Orde Lama yang berlangsung dari
awal tahun 1950, mulai terjadi banyak perpecahan pada sistem sosial di Indonesia
menyusul berakhirnya perjuangan bersama untuk menjaga kemerdekaan
Indonesia. Perpecahan tersebut menyerang hampir seluruh lini mulai dari kultur,
moral, tradisi, kekristenan, Marxisme, dan ketakutan bahwa masyarakat Jawa
akan mendominasi dunia politik. Karena perbedaan ini, beberapa gerakan
separatis mulai muncul dan menentang republik Indonesia, seperti misalnya Darul
Islam yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia dan melakukan serangan
gerilya pada tahun 1948 hingga 1962. Di Maluku juga terjadi hal yang sama,
dimana masyarakat Ambon yang pada masa itu adalah bekas tentara Hindia
Belanda menuntut kemerdekaan terhadap Republik Maluku Selatan. Hal yang
sama juga muncul di Sumatera dan Sulawesi pada tahun 1955 dan 1961.
Perjalanan demokrasi di Indonesia dimulai dengan Demokrasi Liberal yang
diterapkan pada tahun 1950 dimana saat itu terjadi banyak sekali pergantian
kabinet, dimana kabinet paling sukses hanya dapat berjalan 2 tahun. Bahkan,
pemilihan umum pertama yang dilangsungkan pada tahun 1955 gagal membawa
kestabilan politik pada Indonesia.

10

Pada Oktober 1956, Soekarno melakukan kunjungan resmi ke Republik Rakyat


Tiongkok dimana ia terpukau dengan perkembangan yang ada disana setelah
perang sipil. Soekarno berkesimpulan bahwa hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
Mao Zedong untuk memimpin, dimana sentralisasi kekuatannya sangat kontras
dengan kekacauan politik di Indonesia. Setelah pulang dari kunjungan tersebut
pada 30 Oktober 1956, Soekarno membicarakan konsep barunya tentang sistem
pemerintahan yang baru dimana 2 hari sebelumnya ia meminta partai-partai
politik untuk dikubur. Awalnya, partai-partai tersebut menolak, tapi setelah diberi
tahu bahwa mereka tidak harus dihancurkan, Partai Komunis Indonesia (PKI)
memberikan dukungan mereka pada Soekarno.
Pada 21 Februari 1957, Soekarno membeberkan detil rencananya. Ia menekankan
bahwa pada tingkat pedesaan, pertanyaan-pertanyaan harus diselesaikan dengan
tujuan mencapai kosensus. Model pengambilan keputusan ini lebih cocok dengan
Indonesia dibandingkan demokrasi ala barat. Dengan sistem yang kemudian
menjadi tonggak sejarah demokrasi di Indonesia bernama Demokrasi Terpimpin
ini, Soekarno menggambarkan bahwa ia akan memimpin para tetua desa pada
level

nasional.

Demokrasi terpimpin dicetuskan oleh Soekarno karena beberapa Sebab:

Alasan keamanan, yaitu beberapa gerakan separatis yang menyebabkan


ketidakstabilan politik pada masa demokrasi liberal.

Alasan ekonomi, dimana penggantian kabinet saat demokrasi liberal


diterapkan menimbulkan banyak perbedaan program, sehingga sektor ekonomi
terhambat pembangunannya.

Alasan politik,

dimana gagalnya penyusunan UUD yang beri demi

menggantikan UUDS 1950.


Yang menjadi awal dari masa ini adalah Soekarno memerintahkan untuk kembali
menggunakan UUD 1945 dan meninggalkan UUDS 1950. Perintah tersebut tentu
saja menuai banyak protes dari anggota konstituante, meski tak sedikit juga yang
setuju.

11

Demi menyelesaikannya dengan adil, diadakan sebuah pemungutan suara oleh


seluruh anggota dengan hasil 269 suara setuju untuk kembali menggunakan UUD
45, dan 119 tidak setuju. Hasil voting yang berat sebelah itu menyimpulkan
bahwa perintah Soekarno akan dilaksanakan.
Masa demokrasi terpimpin ini dipenuhi dengan kerjasama orang-orang atas PKI
dengan kaum borjuis, dimana mereka menekan pergerakan yang dilakukan oleh
para buruh dan juga petani-petani yang ada di Indonesia. Hal yang dilakukan oleh
para borjuis dan pimpinan PKI ini gagal dan banyak efek domino yang terjadi
seperti turunnya pendapatan ekspor, devisa yang terus turun cadangannya, inflasi
yang terus melonjak naik, hingga korupsi yang terus terjadi. Terjadinya semua itu
mendorong banyaknya demonstrasi yang digerakkan oleh para buruh, mahasiswa
dan petani.
Pada 30 September 1965, terjadi sebuah insiden yang diberi nama Gerakan 30
September (G30S) yang menewaskan 6 perwira TNI yang paling senior saat itu.
Setelah aksi ini ditutup dengan pembersihan komunis yang menewaskan 500.000
jiwa dan secara total menghancurkan PKI, Soekarno terpaksa melakukan transfer
kekuatan politik dan militer kepada Soeharto. Soeharto akhirnya resmi ditunjuk
sebagai presiden pada tahun 1968.
Meski naiknya Soeharto membawa kestabilan di bidang ekonomi dan politik,
terjadi perubahan lagi dalam sejarah demokrasi di Indonesia dimana partai politik
disederhanakan menjadi hanya tiga kekuatan besar yaitu: Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) yang adalah gabungan dari NU, PSSI, PERTI, dan Parmusi;
Partai Demokrasi Indonesia (PDI), gabungan Partai Katolik, Parkindo, IPKO,
PNI, Partai Murba, dan Golongan Karya (Golkar). Ini dilakukan untuk
memberikan kestabilan bangsa dan negara karena pada masa Orde Lama terlalu
banyak perbedaan pandangan politik hingga menyebabkan perpecahan yang
hebat. Selama pemerintahan Orde Baru juga terjadi 6 kali pemilu yang masingmasing diadakan selama 5 tahun sekali mulai dari 1971 hingga 1997.
Sejarah demokrasi di Indonesia terus berlanjut hingga di masa reformasi. Masa ini
diawali dengan mundurnya presiden Soeharto dan digantikan BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.

12

Demokrasi pada era ini berlangsung terus menerus melanjutkan tradisi pada masa
Orde Baru, yaitu setiap 5 tahun sekali. Meski begitu, jumlah partai yang ada
semakin bertambah seiring waktu dan total partai terbanyak dalam pemilu adalah
pada tahun 2009 yaitu 38 parpol nasional ditambah 6 parpol lokal di Aceh.
2.5

Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan
demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan,
kesadaran dan nilai-nilai demokrasi.
Sosialisasi nilai-nilai demokrasi melalui pendidikan demokrasi adalah
bagian dari sosialisasi politik negara terhadap warganya. Namun demikian,
pendidikan demokrasi tidaklah identik dengan sosialisasi politik itu sendiri.
Sosialisasi politik mencakup pengertian yang luas sedangkan pendidikan
demokrasi mengenai cakupan yang lebih sempit. Sesuai dengan makna
pendidikan sebagai proses yang sadar dan terencana, sosialisasi nilai-nilai
demokrasi dilakukan secara terencana, terprogram, terorganisasi secara baik
khususnya melalui pendidikan formal. Pendidikan formal dalam hal ini sekolah
berperan penting dalam melaksanakan pendidikan demokrasi kepada generasi
muda.

Sistem

persekolahan

memiliki

peran

penting

khususnya

untuk

kelangsungan sistem politik demokrasi melalui penanaman pengetahuan,


kesadaran nilai-nilai demokrasi. Sosialisasi nilai-nilai demokrasi melalui
pendidikan hendaklah dibedakan dengan indoktrinasi nilai-nilai poltik negara.
Memang sangatlah tipis perbedaan antara sosialisasi dengan indoktrinasi.
Karena itu dalam sosialisasi yang dihasilkan haruslah kesadaran bukan
keterpaksaan. Adapun proses yang dijalani adalah dialog bukan monolog.
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah adalah
mengenai kurikulum pendidikan demokrasi. Kurikulum pendidikan demokrasi
menyangkut dua hal; penataan dan isi materi. Penataan menyangkut kemuatan
pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan kurikuler (mata pelajaran/mata
kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau bahan apa sajakah yang layak
dari pendidikan demokrasi.

13

Pendidikan

demokrasi

dapat

saja

merupakam

pendidikan

yang

diintegrasikan kedalam berbagai bidang study, misal dalam mata pelajara PPKn
dan sejarah atau diintegrasikan kedalam kelompok ilmu sosial lainnya. Akan tepat
bila pendidikan demokrasi masuk kedalam kelompok studi sosial (social studies).
Dilain pihak pendidikan demokrasi dapat pula di jadikan subject matter tersendiri
sehingga merupakan suatu bidang studi atau mata pelajaran. Misalkan
dimunculkan mata pelajaran civics yang masa lalu pernah menjadi mata pelajaran
sokolah. Namun, civics yang sekarang hendaknya dipertegas dan dibatasi sebagai
pendidikan demokrasi di Indonesia. Dapat pula pendidikan demokrasi dikemas
dalam wujud pendidikan kewarganegaraan.
Selain masalah penataan, yang lebih penting lagi adalah masalah isi materi
dari pendidikan demokrasi. Agar benar-benar berfungsi sebagai pendidikan
demokrasi maka materinya perlu ditekankan pada 4 hal, yaitu asal usul sejarah
demokrasi dan perkembangan demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, jiwa
demokrasi Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945, masa depan
demokrasi. Asal

usul

demokrasi

akan

mempelajarkan

anak

mengenai

perkembangan konsep demokrasi dari mulai konsep awal sampai sekarang


menjadi konsep global sekarang ini. Materi tentang demokrasi Indonesia
membelajarkan anak akn kelebihan, kekurangan serta bentuk-bentuk ideal
demokrasi yang tepat untuk Indonesia. Materi masa depan demokrasi akan
membangkitkan kesadaran anak mengenai pentingnya demokrasi serta memahami
tantangan demokrasi yang akan muncul di masa depan. Untuk menghindari
terjadinya indoktrinasi, materi-materi yang berisi doktrin-doktrin negara sedapat
mungkin diminimalkan di ganti dengan pendekatan historis dan ilmiah serta
dikenalkan dengan fakta-fakta yang relevan.

14

15

Anda mungkin juga menyukai