Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Materi PKn Kelas 8 semester 2 (KTSP)

BAB IV
DEMOKRASI PANCASILA

A. Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat dan kratein/kratos yang berarti
memerintah/pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menurut Abraham Lincoln (Mantan Presiden AS) :
Democracy is the government from the people, by the people and for the people.

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :


- Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta memerintah dengan
perantaraan wakilnya (partisifasi)
- Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban, kebebasan serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara

B. Sejarah Perkembangan Demokras


1. Yunani Kuno (abad ke-6 ) merupakan demokrasi langsung (direct democracy) yaitu suatu bentuk
pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung
oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung dari
demokrasi Yunani dapat diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam kondisi yang
sederhana, wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya) serta jumlah penduduk
sedikit (300.000 penduduk dalam satu negara-kota).
2. Awal timbulnya demokrasi ditandai dengan munculnya Magna Charta (Piagam Besar) (1215) di
Inggris. Magna Charta merupakan semacam kontrak antara beberapa bangsawan dan Raja John dari
Inggris di mana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan
menjamin beberapa hak dan privileges dari bawahannya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi
keperluan perang dan sebagainya.
Menurut John Locke dari Inggris (I632-1704),: hak-hak politik mencakup hak atas hidup, atas
kebebasan dan hak untuk memiliki (life, liberty and property). Montesquieu mencoba menyusun suatu
sistem yang dapat menjamin hak-hak politik itu, yang kemudian dikenal dengan istilah Trias Politica :
Eksekutif, Legislatif dan Yudicatif

C. Macam-Macam Demokrasi
Beberapa macam demokrasi yang berkembang di dunia, antara lain:
1. Demokrasi Parlementer
Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan eksekutif. Oleh karena
itu, menteri-menteri kabinet harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada
Dewan/DPR/Senat. Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh Dewan/DPR/Senat dengan mosi
tidak percaya.
2. Demokrasi Presidensial
Presiden sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan dan bertanggung jawab kepada
rakyat, baik secara langsung maupun lewat lembaga perwakilan rakyat. Cabinet (para menteri)
dibentuk, bertanggung jawab, dan diberhentikan oleh presiden.
3. Demokrasi Liberal
Dalam sistem liberal, kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dipisahkan (sparate of power ).
Kepala negara/presiden langsung dipilih oleh rakyat (contoh Amerika Serikat). Dalam demokrasi liberal
pemerintah dipegang oleh partai yang menang dalam pemilihan umum, sedangkan partai yang kalah
menjadi pihak oposisi.
4. Demokrasi Sosialis
Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-lembaga demokrasi
pada umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kekuasaan ada di tangan sekelompok
kecil pimpinan partai komunis. Mereka ini yang memegang dan mempergunakan kekuasaan menurut
ideologi totaliter komunis: Dalam demokrasi rakyat, pada dasarnya rakyat tidak memperoleh hak yang
lazimnya di dapat dalam sistem demokrasi lainnya.
5. Demokrasi Terpimpin
Demokrasi yang dikendalikan oleh seorang pemimpin/Presiden. Pemimpin yang kuat akan
mengendalikan semua kekuatan politik, sehingga keberadaan negara akan terjamin. Dalam
demokrasi terpimpin , kehendak Presiden sebagai pemimpin itulah yang berlaku.
Presiden mendominasi kehidupan politik, peran partai politik sangat terbatas, Parlemen (MPRS dan
DPR-GR) lemah.

6. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila tidak
tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemungutan suara
terbanyak (Pasal 2, Ayat (3), UUD 1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi
mayoritas ataupun tirani minoritas. Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai
segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani
minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan mengabaikan kelompok besar.

D. Sedangkan dilihat dari pelaksanaannya dikenal ada dua macam:


a. Demokrasi langsung, adalah suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyatnya dalam
membicarakan atau menentukan segala unsur negara secara langsung.
b. Demokrasi tidak langsung atau perwakilan, adalah suatu sisitem demokrasi yang dalam
menyalurkan aspirasinya, rakyat memilih wakil-wakil untuk duduk dalam suatu lembaga parlemen atau
lembaga perwakilan rakyat.

E. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Negara/pemerintahan yang demokrasi memiliki dua asas pokok, yaitu:
1. Pengakuan akan hakekat dan martabat manusia, misalnya perlindungan dari pemerintah
terhadap hak asasi manusia demi kepentingan bersama;
2. Pengakuan peran serta rakyat dalam pemerintahan, misalnya hak rakyat memilih wakil-wakil rakyat
secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta dilaksanakan secara jujur dan adil.

F. Sedangkan ciri kehidupan masyarakat yang demokratis di bawah Rule of Law menurut Miriam
Budiardjo (1986) adalah:
1. adanya perlindungan konstitusional, dengan pengertian, bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk mempereh perlindungan atas perlindungan at
as hak-hak yang dijamin,
2. adanya kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. adanya pemililihan umum yang bebas,
4. adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat,
5. adanya kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi, dan
6. adanyan pendidikan kewarganegaraan (civic education).
Pandangan lain dikemukakan oleh Lyman Tower Sargent (1987:29), bahwa unsur-unsur kunci
demokrasi adalah:
a. Keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan politik,
b. Tingkat persamaan hak di antara warga negara,
c. Tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan pada atau dipertahankan dan h warga negara,
d. Sistem perwakilan, dan
e. Sistem pemilihan dan ketentuan mayoritas.

Negara demokratis harus memiliki ciri-ciri:


a. Adanya pandangan, bahwa warga negara (rakyat) harus dilibatkan
dalam pengambilan keputusan politik, baik secara langsung maupun
melalui perwakilan.
b. Adanya persamaan hak.
c. Adanya kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan atau
dipertahankan dan dimiliki oleh warga negara.
d. Adanya sistem perwakilan.
e. Adanya sistem pemilihan umum.

Prinsip-prinsip dasar demokrasi Pancasila, yaitu :


a) Pemerintah berdasarkan konstitusi
b) Pemilu yang bebas, jujur dan adil
c) Hak Asasi Manusia dijamin
d) Persamaan kedudukan di depan hukum
e) Peradilan yang bebas dan tidak memihak
f) Kebebasan berserikat/berorganisasi dan mengeluarkan pendapat
g) Kebebasan pers/media massa
G. Landasan Hukum Demokrasi Pancasila
1. Pancasila, sila Ke-4
2. Pembukaan UUD 1945
Alinea keempat yang menyatakan bahwa; ” .... maka disusunlah kemerdekaaan kebangsaan indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
3. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Landasan lainnya adalah :
a. Pasal 28 UUD 1945
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”
b. Pasal 28E UUD 1945 ayat 3
”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”
BAB V
KEDAULATAN

A. Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari kata "daulat" daulat dalam bahasa Arab artinya "kekuasaan atau dinasti
pemerintahan". Jadi kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di
bawah kekuasaan lain atau kekuasaan yang tertinggi yang ada dalam suatu Negara.

Pada dasarnya, kedaulatan mempunyai empat sifat, antara lain :


1. Permanen, artinya kedaulatan itu bersifat tetap dan akan ada selama suatu negara masih berdiri
2. Asli, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
3. Bulat, artinya tidak dapat dibagi-bagi, merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalam
Negara
4. Tidak Terbatas, artinya kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapapun.

B. Pengertian Kedaulatan Rakyat


Kedaulatan rakyat berati bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak ditangan rakyat.
Rakyatlah yang berkuasa, mengatur dan menentukan berlangsungnya kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 : ”Kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
Di negara-negara demokrasi masa kini, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Artinya rakyat
memiliki kekuasaan menentukan bagaimana suatu negara di kelola. Tetapi dalam perwujudannya
rakyat memberikan mandat kepada orang-orang yang dipilihnya melalui pemilihan umum.

C. Pengertian Kedaulatan Keluar dan Kedalam


Menurut Jean Bodin (1500 - 1590), Ada dua jenis kedaulatan yaitu:
1. Kedaulatan ke dalam (intern),
yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara tersebut, dan rakyat harus patuh dan tunduk
dengan apa yang digariskan pemerintah. Pemerintah berhak mengatur segala kepentingan rakyat
melalui berbagai lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain.
2. Kedaulatan ke luar (ekstern),
yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain serta
mempertahankan wilayah dari berbagai ancaman dari luar. Negara berhak mengadakan hubungan
atau kerjasama dengan negara lain guna kepentingan nasionalnya.,

D. Kedaulatan yang dianut Bangsa Indonesia dan Dasar Hukumnya


kedaulatan yang dianut oleh Bangsa Indonesia adalah :
1. Teori Kedaulatan Rakyat, yaitu bahwa rakyatlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 : ”Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
2. Teori Kedaulatan Hukum, yaitu bahwa hukumlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, artinya bahwa semua warga negara sama kedudukannya didalam hukum, hal ini sesuai
deangan pasal 27 ayat (1) UUD 1945 : “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
E. Sistem Pemerintahan Indonesia
Ada dua jenis sistem pemerintahan yang terkenal dalam ilmu negara, yakni sistem parlementer dan
sistem presidensiil.
1. Sistem Parlementer
Perdana menteri merupakan kepala pemerintahan, presiden hanya sebagai kepala negara. Kepala
negara dapat juga berupa raja, kaisar yang memperoleh hak waris secara turun-temurun. Pemegang
kekuasaan eksekutif dalam negara adalah perdana menteri. Perdana menteri bertanggung jawab
kepada parlemen yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan dapat dijatuhkan oleh parlemen
melalui mosi tidak percaya. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Inggris, India, Pakistan,
Ukraina, dan Jepang.

2. Sistem Presidensiil
Pada sistem presidensiil, kepala negara dan kepala pemerintah pegang oleh presiden. Ini berarti
presiden memegang kekuasaan eksekutif dalam negara. Menteri¬menteri negara diangkat dan
ditunjuk oleh presiden, sehingga mereka bertanggung jawab kepada presiden. Presiden menjalankan
fungsi eksekutif dan bertanggung jawab kepada lembaga perwakilan rakyat yang merupakan lembaga
legislatif. Presiden tidak bisa dijatuhkan oleh lembaga legislatif tetapi juga tidak bisa membubarkan
lembaga legislatif. Negara yang menganut sistem ini di antaranya Amerika Serikat, Filipina, dan
Indonesia.

F. Pembagian kekuasaan menurut Montesquieu


Montesquieu dikenal dengan gagasan Trias Politika. Yaitu bahwa untuk menjamin agar kekuasaan
tidak terpusat dan kepentingan rakyat tidak diabaikan, maka kekuasaan negara harus di pisah kedalam
tiga lembaga, yaitu :
1. Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat dan menerapkan undang-undang
2. Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang
3. Kekuasaan Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang oleh badan-
badan peradilan

G. Tugas Lembaga Pelaksana Kedaulatan Rakyat


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan pemegang pelaksana kedaulatan rakyat tertinggi
sebagai penyalur, pengutara, dan penjelma seluruh rakyat yang memegang kedaulatan negara. Oleh
karena itu, segala putusan MPR harus dapat mencerminkari suara hati nurani seluruh masyarakat.
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah sebagai berikut.
a. Majelis sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia adalah pemegang kekuasaan negara tertinggi
dan pelaksana dari kedaulatan rakyat. .
b. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusari-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan
dengan undang-undang.

Adapun tugas dan kewajiban MPR sesuai dengan pasal (3) UUD 1945 adalah:
a. Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-
Undang Dasar
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebuah lembaga tinggl negara yang berkedudukan sejajar
dengan lembaga tinggi negara lainnya, yang berfungsi sebagai dewan legislatif dan rekan kerja
pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi jalannya roda pemerintahan. Kedudukan
Dewan ini sangat kuat, sebab tidak bisa dibubarkan oleh presiden. Semua anggota DPR adalah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ialah sebagai berikut.
a. Bersama-sama dengan Presiden membentuk undang-undang (fungsi Legislasi)
b. Bersama-sama dengan Presiden menetapkan APBN (fungsi Anggaran)
c. Melaksanakan pengawasan (fungsi Pengawasan) terhadap:
1) Pelaksanaan undang-undang,
2) Pelaksanaan APBN serta pengolahan keuangan negara,
3) Kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan TAP MPR RI.
d. Membahas hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang diberitahukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan yang disampaikan Rapat Paripurna untuk dipergunakan sebagai bahan
pengawasan.
e. Membahas untuk meratifikasi dan/atau memberikan persetujuan atas keadaan pernyataan . perang,
serta pembuatan perdamaian dan perjanjian dengan negara lain yang dilakukan oleh presiden.
f. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.
g. Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh TAP MPR RI dan/atau Undang-Undang kepada DPR
RI.

Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai
berikut.
1. Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2. Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan penyelidikan terhadap sesuatu hal.
3. Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan Presiden.
4. Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5. Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6. Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan Belanja
Negara (RAPBN) menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7. Hak bertanya, yaitu hak untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal secara tertulis.

3. Presiden
Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 hasil amandemen adalah ;
a. membuat Undang-Undang bersama DPR (pasal 5 ayat 1)
b. menetapkan Peraturan Pemerintah (pasal 5 ayat 2)
c. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14 ayat (1) UUD
1945)
d. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14 ayat (2) UUD
1945)
e. mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara (pasal 17)
f. mengajukan rancangan undang-undang anggran pendapatan dan belanja negara (pasal 23 ayat
2)

4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus ;
a. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara (pasa 23E ayat 1)
b. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai dengan
kewenagnanya (pasal 23E ayat 2)

5. Mahkamah Agung (MA)


MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping sebuah
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (pasal 24 ayat 2). MA membawahi beberapa macam lingkungan
peradilan, antara lain ;Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha
Negara
Adapun tugas dan wewenang MA, antara lain :
a. Mengadili pada tingkat kasasi, yaitu memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding terakhir)
b. Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang
c. Memeriksa serta memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili
d. Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

6. Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk;
a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
c. Memutus pembubaran partai politik dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu (pasal 24C ayat 1)
e. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presdiden menurut UUD (pasal 24C ayat 2)

7. Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan
DPR (pasal 24B ayat 3 UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (pasal 24B
ayat 2). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim (pasal 24B ayat 1 UUD 1945).

8. Komisi Pemilihan Umum (KPU)


KPU merupakan komisi yang bertanggungjawab akan pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia. KPU
bersifat nasional, tetap dan mandiri (pasal 22E ayat 5 UUD 1945). Pemilu dilaksanakan untuk memilih
anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD (pasal 22E ayat 2).
UU No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD dinyatakan, bahwa
tugas dan wewenang KPU adalah :
a. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum
b. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu
c. Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan pemilu
d. Menetapkan peserta pemilu
e. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan
DPRD Kab/kota
f. Menetapkan waktu, tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara,
menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan
DPRD Kab/Kota
g. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu
h. Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang

Anda mungkin juga menyukai