Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SISWA PRAKERIN

Semester Gasal
 (Periode Juli s.d Desember 2019)

Nama :
Kelas : XI TKR 1
Mata Pelajaran : PKN

Tahun Pelajaran 2019-2020


SMK NEGERI 2 SRAGEN
Tahun 2019
TUGAS MANDIRI III & IV
TUGAS 1
1. A. Jelaskan pengertian demokrasi berdasarkan etimologi dan
beberapa tokoh/ahli:
→ Arti demokrasi secara etimologi berasal dari dua kata dari bahasa
Yunani, yakni demos dan kratos. Demos berarti rakyat, sementara kratos
atau cratein berarti pemerintahan.
Maka dapat diartikan definisi demokrasi secara etimologis adalah
sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
→Definisi dan pengertian demokrasi menurut para ahli, baik ahli luar
negeri dan dalam negeri dari dulu sampai sekarang.
Menurut Plato
Pengertian demokrasi menurut Plato adalah bentuk pemerintahan yang
dijalankan oleh rakyat yang memimimpin untuk kepentingan rakyat
banyak.
Menurut Abraham Lincoln
Pengertian demokrasi menurut Abraham Lincol adalah sistem
pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
Menurut Charles Costello
Pengertian demokrasi menurut Charles Costello adalah sistem sosial dan
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang
dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan
warga negara.
B. Sebutkan macam-macam demokrasi berdasarkan:
√. Penyaluran kehendak rakyat:
→ Secara umum, demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Demokrasi langsung (direct democracy), pada sistem demokrasi ini
setiap warga negara terlibat langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung/ perwakilan (indirect democracy),
meskipun kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, pada sistem
demokrasi ini kekuasaan politik warga negara dilaksanakan secara tidak
langsung yaitu melalui perwakilan.
√. Hubungan antara kelengkapan negara:
1. → Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Referendum, yaitu sistem
demokrasi dimana semua warga negara dilibatkan dalam memilih para
wakil mereka di parlemen. Tetapi rakyat memiliki kendali terhadap
parlemen tersebut melalui system referendum. Sistem referndum adalah
pemungutan suara yang dilakukan untuk mengetahui kehendak rakyat
secara langsung dan menyeluruh.
2. Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Parlementer, yaitu sistem
demokrasi dimana pemerintah (badan eksekutif) memiliki hubungan erat
dengan badan perwakilan rakyat (badan legislatif). Pemerintah
menjalankan program yang telah disetujui oleh badan perwakilan rakyat.
3. Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Pemisahan Kekuasaan, yaitu
system demokrasi dimana kedudukan antara badan eksekutif dan badan
legislatif berada pada tempat yang terpisah. Artinya, keduanya tidak
berkaitan secara langsung seperti halnya pada sistem demokrasi
parlementer.
4. Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Refrendum dan Inisiatif
Rakyat, yaitu sistem demokrasi yang menggabungkan sistem demokrasi
perwakilan dengan sistem demokrasi secara langsung. Pada sistem
demokrasi ini masih terdapat badan perwakilan namun dikendalikan
oleh rakyat melelui referendum dimana sifatnya obligator dan fakultatif.
√. Prinsip Idiolog
1. → Demokrasi Liberal, yaitu sistem demokrasi yang menjunjung
tinggi hak individu setiap warga negara dan memberikan kebebasan
setiap orang dalam menyampaikan pendapatnya. Sistem
demokrasi liberal disebut juga dengan demokrasi konstitusional dimana
pemerintah wajib melindungi hak-hak individu warganya sesuai yang
tercantum dalam konstitusi.
2. Demokrasi Rakyat, yaitu sistem demokrasi yang dijalankan
berdasarkan paham sosialis atau komunisme, dimana kepentingan
negara dan kepentingan umum adalah yang terpenting di atas
kepentingan individu.
3. Demokrasi Pancasila, yaitu sistem demokrasi yang dijalankan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sistem
demokrasi Pancasila berasaskan musyawarah mufakat yang
mengutamakan kepentingan umum.

C. Sebutkan ciri-ciri negara demokrasi:


1. .Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2.Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
3.Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4.Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan.

D. Sebutkan dan jelaskan prinsip negara demokrasi:


→ 1. Negara Berdasarkan Konstitusi
Pengertian negara demokratis adalah negara yang pemerintah dan
warganya menjadikan konstitusi sebagai dasar penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi dapat diartikan sebagai
undang-undang dasar atau seluruh peraturan hukum yang berlaku di
sebuah negara. Sebagai prinsip demokrasi, keberadaan konstitusi sangat
penting sebab dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Konstitusi
berfungsi untuk membatasi wewenang penguasa atau pemerintah serta
menjamin hak rakyat. Dengan demikian, penguasa atau pemerintah tidak
akan bertindak sewenang-wenang kepada rakyatnya dan rakyat tidak
akan bertindak anarki dalam menggunakan hak dan pemenuhan
kewajibannya.

2. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang
dimiliki manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Hak asasi manusia mencakup hak untuk hidup, kebebasan memeluk
agama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,
serta hak-hak lain sesuai ketentuan undang-undang. Perlindungan
terhadap HAM merupakan salah satu prinsip negara demokrasi karena
perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya merupakan bagian dari
pembangunan negara yang demokratis.

3. Kebebasan Berserikat dan Mengeluarkan Pendapat


Salah satu prinsip demokrasi adalah mengakui dan memberikan
kebebasan setiap orang untuk berserikat atau membentuk organisasi.
Setiap orang boleh berkumpul dan membentuk identitas dengan
organisasi yang ia dirikan. Melalui organisasi tersebut setiap orang dapat
memperjuangkan hak sekaligus memenuhi kewajibannya. Sejarah
demokrasi memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berpikir
dan menggunakan hati nurani serta menyampaikan pendapat dengan
cara yang baik. Paham demokrasi tidak membatasi seseorang untuk
berpendapat, tetapi mengatur penyampaian pendapat dengan cara bijak.
4. Pergantian Kekuasaan Secara Berkala
Gagasan tentang perlunya pembatasan kekuasaan dalam prinsip
demokrasi dicetuskan oleh Lord Acton (seorang ahli sejarah Inggris).
Lord Acton menyatakan bahwa pemerintahan yang diselenggarakan
manusia penuh dengan kelemahan. Pendapatnya yang cukup terkenal
adalah "ower tends to corrupt, but absolute power corrupts
absolutely". Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung
untuk menyalahgunakan kekuasaan, tetapi manusia yang memiliki
kekuasaan tidak terbatas pasti akan menyalah gunakannya.
Pergantian kekuasaan secara berkala bertujuan untuk membatasi
kekuasaan atau kewenangan penguasa. Pergantian kekuasaan secara
berkala dapat meminimalisasi penyelewengan dalam pemerintahan
seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pergantian seorang kepala negara
atau kepala daerah dapat dilakukan dengan mekanisme pemilihan umum
yang jujur dan adil.
5. Adanya Peradilan Bebas dan Tidak Memihak
Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan bebas dari
campur tangan pihak lain termasuk tangan penguasa. Pengadilan bebas
merupakan prinsip demokrasi yang mutlak diperlukan agar aturan
hukum dapat ditegakkan dengan baik. Para hakim memiliki kesempatan
dan kebebasan untuk menemukan kebenaran dan memberlakukan
hukum tanpa pandang bulu. Apabila peradilan tidak lagi bebas untuk
menegakkan hukum dapat dipastikan hukum tidak akan tegak akibat
intervensi atau campur tangan pihak di luar hukum oleh karena itu,
peradilan yang bebas dari campur tangan pihak lain menjadi salah satu
prinsip demokrasi. Peradilan tidak memihak artinya peradilan yang tidak
condong kepada salah satu pihak yang bersengketa di muka persidangan.
Posisi netral sangat dibutuhkan untuk melihat masalah secara jernih dan
tepat Kejernihan pemahaman tersebut akan membantu hakim
menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya Selanjutnya, hakim dapat
mempertimbangkan keadaan yang ada dan menerapkan hukum dengan
adil bagi pihak beperkara.
6. Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan Setiap Warga Negara
di Depan Hukum
Hukum merupakan instrumen untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan. Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah hukum tidak boleh berat
sebelah atau pandang bulu. Setiap perbuatan melawan hukum harus
ditindak secara tegas. Persamaan kedudukan warga negara di depan
hukum akan memunculkan wibawa hukum. Saat hukum memiliki
wibawa, hukum tersebut akan ditaati oleh setiap warga negara.
7. Jaminan Kebebasan Pers
Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam prinsip prinsip
demokrasi. Pers yang bebas dapat menjadi media bagi masyarakat untuk
menyalurkan aspirasi serta memberikan kritikan dan masukan kepada
pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik. Di sisi lain, pers juga
menjadi sarana sosialisasi program-program yang dibuat pemerintah.
Melalui pers diharapkan dapat terjalin komunikasi yang baik antara
pemerintah masyarakat.

2. A. Jelaskan pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama,orde


baru,orde refornasi:
→ ● Orde Lama
Sebagai masa pemerintahan Presiden Soekarno pada era demokrasi
terpimpin. Pada masa ini ada 2 pelaksanaan:

1. Masa demokrasi liberal / parlementer, berlangsung pada tahun


1950-1959
2. Masa demokrasi terpimpin, berlanjut pada tahun 1959-1966.

● Orde Baru
Orde Baru adalah suatu orde yang memiliki sikap dan tekad untuk
mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh
semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945.

● Masa Reformasi
Reformasi arti perubahan sistem pada massa. Di Indonesia, reformasi
berujuk pada gerakan menjatuhkan Presiden Soeharto di tahun 1998
pada masa Orde Baru. Pelaksanaan masa reformasi dimulainya dengan
pemindahan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada Presiden BJ
Habibie pada 21 Mei 1998. Pada masa reformasi, Indonesia
menggunakan Demokrasi Pancasila.
B. Jelaskan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan demokrasi orde
lama,orde baru,orde reformasi:
→● Orde lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soekarno di Indonesia. Pada saat orde lama, terjadi demokrasi liberal
lalu berganti menjadi demokrasi terpimpin yang condong ke sosialis.
Ciri-ciri demokrasi pada Orde Lama:
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat, jadi
perannya dominan.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3. Presiden berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
5. Terbatasnya partai politik
6. Berkembangnya pengaruh komunis
7. Meluasnya peran ABRI sebagai unsur sosial politik.
● Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno dengan masa Suharto.
Ciri-ciri demokrasi pada Orde baru:
1. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden.
2. Pembatasan hak-hak politik rakyat dengan penggunaan intimidasi
bagi lawan politik yang merupakan tindakan pelanggaran HAM
3. Pemilu yang tidak demokratis dan kurang bersih karena adanya upaya
intervensi dari pihak yang berkuasa
4. Pembentukan lembaga ektrakonstitusional dan penafsiran tunggal
konstitusi oleh penguasa.
5. Maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
6. Hak kebebasan berpendapat dan berorganisasi dibatasi dan juga
dikekang.

● Era reformasi adalah era perubahan yang radikal dan menyeluruh


untuk perbaikan.
Pada era ini, dianut demokrasi Pancasila.
Ciri-ciri Demokrasi pada era Reformasi:
1. Adanya partai politik yang independen, tidak dipengaruhi kekuasaan
birokrat militer dan mempunyai dukungan luas dari masyarakat.
2. Adanya konsensus atau persetujuan umum mengenai aturan main
politik menyangkut pengambilan keputusan dan nilai-nilai ekonomi,
sosial dan budaya.
3. Adanya pemberdayaan masyarakat sipil melalui penyampaian
informasi secara transparan sehingga bisa mengambil sikap terhadap
permasalahan politik negara.
4. Adanya penguatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat sehingga
dapat melaksanakan fungsi kontrol dengan baik.
5. Pemilihan langsung kepala pemerintahan.
C. Sebutkan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
demokrasi dalam satu negara:
→ 1. keadilan
indonesia telah berusaha dan masih berusaha untuk menegakkan
keadilan di negaranya. terbukti dengan bermunculannya berbagai
macam lembaga-lembaga berbasis bantuan bagi keadilan sosial untuk
masyarakat. selain itu pemerintah juga mendirikan badan2 hukum untuk
menjamin terciptanya keadilan. namun Indonesia belum bisa disebut
berhasil menegakkan keadilan karena hukum masih banyak diterapkan
secara pandang bulu.
2. kebebasan
sebagai contoh nyata indonesia menjalankan pemilu yang berbasis
LUBER dimana di dalamnya seharusnya masyarakat bisa berpartisipasi
secara bebas untuk memilih calon sesuai kehendak hati nya. namun
dalam kenyataan di lapangan, masih banyak intervensi yang terjadi
dalam penyelenggaraan pemilu. bisa itu uang, ancaman, iming-iming,
dan berbagai macam bentuk suap lain. artinya indonesia belum berhasil
menjamin kebebasan warganya.
3. kesejahteraan
belum semua masyarakat indonesia telah sejahtera dengan ketimpangan
pendapatan antara yang kaya dan yang miskin. kelaparan dan
kemiskinan masih menjadi pemandangan umum dimana-mana. artinya
indonesia belum sejahtera.

3.Pelaksanaan sistem demokrasi:


→ ● sumber: https://www.padamu.net/pelaksanaan-demokrasi-di-
indonesia
● sumber: https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/naurareva/
5cfcad1b3d68d555906ba
a57/pelaksanaan-demokrasi-di-
indonesia?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15724271087183&
referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=http
s%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fnaurareva
%2F5cfcad1b3d68d555906baa57%2Fpe
laksanaan-demokrasi-di-indonesia
● sumber: http://malahayati.ac.id/?p=14121
● sumber: https://m.liputan6.com/citizen6/read/3921832/ciri-ciri-
demokrasi-dan-
penerapannya-di-indonesia-dilengkapi-sejarahnya
TUGAS IV
1) A. Pengertian hukum:
→ Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat
dengan
tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban,
keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan.
B. Unsur-Unsur Hukum:
● Peraturan yang mengatur tingkah laku dalam pergaulan masyarakat
●Peraturan diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
●Peraturan itu bersifat memaksa
●Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
C. Ciri-Ciri Hukum:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat;
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
3. Peraturan itu bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas;
5. Berisi perintah dan atau larangan; dan
6. Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.
D. Sifat hukum:
1. Mengatur
2. Memaksa
3. Melindungi
2) A. Hukum berdasarkan sumbernya:
 Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan.
 Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-
peraturan kebiasaan.
 Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di
dalam suatu perjanjian antarnegara.
 Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan
hakim.
B. Hukum berdasarkan tempat berlakunya:
 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu
negara tertentu.
 Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antarnegara dalam dunia internasional. Hukum internasional berlaku
universal.
 Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
 Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh
gereja untuk para anggotanya.
C. Hukum berdasarkan bentuknya:
 Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun
secara lengkap,sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu
lagi peraturan pelaksanaan.Misalnya UU Perkawinan, UU Dagang,
KUHP, UU Perlindungan Anak, UU Agraria, UU HAM, dan
sebagainya.
 Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, yaitu hukum yang
meskipun tertulis, tetapi tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap,
dan masih terpisah-pisah sehingga masih sering memerlukan peraturan
pelaksanaan dalam penerapannya. Misalnya, Traktat,Konvenan,
Perjanjian Bilateral, dan sebagainya
D. Hukum berdasarkan waktu berlakunya:
 Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang
bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contohnya
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Ius Constituendum (hukum negatif/prospektif), yaitu hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Contohnya,
Rancangan Undang-Undang (RUU).
 Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak
mengenal batas waktu, melainkan berlaku untuk selama-lamanya
terhadap siapapun dan diseluruh tempat.
E. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya:
 Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang
dan dibolehkan untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum
perdata, hukum dagang dan sebagainya.
 Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Misalnya, Hukum
Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara, Hukum Acara, dan sebagainya.
F. Hukum berdasarkan sifatnya:
 Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak. Misalnya,
jika melakukan pembunuhan maka sanksinya secara paksa wajib
dilaksanakan hukuman.
 Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri
dalam suatu perjanjian. Dengan kata lain, hukum yang mengatur
hubungan antarindividu yang baru berlaku apabila yang bersangkutan
tidak menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum
(undang-undang). Contohnya, ketentuan dalam pewarisan ab-intesto
(pewarisan berdasarkan undang-undang), baru memungkinkan untuk
dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat (testamen).
G. Hukum berdasarkan wujudnya:
 Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua
orang atau lebih yang berlaku umum. Dengan pengertian, hukum dalam
suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenal orang atau
golongan tertentu.
 Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan
berlaku terhadap seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga
disebut hak.
H. Hukum berdasarkan isinya:
 Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan
antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan
pada kepentingan perseorangan.
 Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan alat-alat perlengkapannya atau hubungan negara dengan
perseorangan (warga negara).

3) A. Sebutkan dasar hukum lembaga peradilan Indonesia:


1. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 : menegaskan bahwa kekuasaan negara
dijalankan atas dasar hukum yang baik dan adil 
2. Pasal 24  ayat  1 UUD  1945 : menegaskan kekuasaan kehakiman
harus bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya 
3. Pasal 24 ayat 2  UUD  1945 : menegaskan bahwa kekuasaan
kehakiman dilaksanakan oleh MA dan badan peradilan yang ada
dibawahnya
4. Pasal 24 B UUD 1945 :  mengatur bahwa suatu lembaga baru yang
berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman 
5. UU No. 14 tahun 1970 : ketentuan pokok kekuasaan kehakiman.
B. Sebut dan jelaskan secara lengkap lembaga peradilan di
Indonesia:
1.    Peradilan Umum,  
Berwenang menangani perkara pidana dan perdata, termasuk juga
perkara pidana khusus seperti tindak pidana korupsi. Peradilan umum ini
terbagi menjadi tingkat pertama dan tingkat banding.  Peradilan umum
tingkat pertama disebut “Pengadilan Negeri” dan berkedudukan di
kabupaten dan memiliki wilayah hukum satu atau lebih kabupaten atau
kota. Perkara pidana dan perdata pertama kali disidang di tingkat ini.
Bila pihak berperkara, terdakwa, atau jaksa tidak puas dengan putusan
pengadilan ini dapat melakukan banding ke tingkat berikutnya.
Contohnya, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri
bandung, dan sebagainya. Peradilan umum tingkat banding disebut
“Pengadilan Tinggi” dan berkedudukan di provinsi dan memiliki
wilayah hukum satu atau lebih provinsi. Pengadilan ini menangani
perkara banding dari pengadilan tingkat pertama di bawahnya. Bila
pihak berperkara, terdakwa, atau jaksa setelah banding masih tidak puas
dengan putusan pengadilan, dapat melakukan kasasi ke tingkat
Mahkamah Agung. Contohnya, Pengadilan Tinggi Jakarta yang
membawahi seluruh pengadilan negeri di DKI Jakarta.  
2.  Peradilan Agama,  
Berwenang menangani perkara yang berhubungan dengan hukum Islam,
termasuk perkara cerai dan perselisihan yang berkaitan dengan ekonomi
syariah. Sama seperti peradilan umum, peradilan agama  ini terbagi
menjadi tingkat pertama dan tingkat banding.   Peradilan agama tingkat
pertama disebut “Pengadilan Agama” dan berkedudukan di kabupaten
dan memiliki wilayah hukum satu atau lebih kabupaten atau kota.
Khusus untuk kota dan kabupaten provinsi Aceh, disebut dengan
“Mahkamah Syariyah”. Perkara pertama kali disidang di tingkat ini. Bila
pihak berperkara, terdakwa, atau jaksa tidak puas dengan putusan
pengadilan ini dapat melakukan banding ke tingkat berikutnya.
Contohnya, Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Mahkamah Syariyah
Banda Aceh, dan sebagainya. Peradilan agama tingkat banding disebut
“Pengadilan Tinggi Agama” dan berkedudukan di provinsi dan memiliki
wilayah hukum satu atau lebih provinsi. Khusus untuk provinsi Aceh,
“Pengadilan Tinggi Agama Aceh”  disebut dengan “Mahkamah
Syariyah Aceh”. Pengadilan ini menangani perkara banding dari
Pengadilan Agama di bawahnya. Bila pihak berperkara, terdakwa, atau
jaksa setelah banding masih tidak puas dengan putusan pengadilan,
dapat melakukan kasasi ke tingkat Mahkamah Agung. Contohnya,
Pengadilan Tinggi Agama Jakarta yang membawahi seluruh pengadilan
agama di DKI Jakarta.              
3.   Peradilan Militer,
Berwenang menangani perkara yang dilakukan oleh anggota TNI.
Peradilan ini memiliki sistemberbeda dengan peradilan umum dan
agama yang berbasis wilayah hukum. Peradilan militer ini terbagi
menjadi:  
a.   Pengadilan Militer (Dilmil) untuk tingkat Kapten ke bawah. Saat ini
di seluruh Indonesia terdapat 19 Pengadilan Militer, mulai dari
Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh hingga Pengadilan Militer III-19
Jayapura. Banding dari perkara ini dilakukan ke Pengadilan Militer
Tinggi.
b.   Pengadilan Militer Tinggi (Dilmilti) untuk tingkat Mayor ke atas.
Saat ini terdapat tiga Pengadilan Militer Tinggi yakni : Pengadilan
Militer Tinggi I Medan, Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta dan
Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya
c.   Pengadilan Militer Utama (Dilmiltama) untuk banding dari
Pengadilan Militer Tinggi. Hanya terdapat satu Pengadilan Militer
Utama, yang berada di Jakarta.
d.   Pengadilan Militer Pertempuran, khusus di medan pertempuran.  
4.    Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
Berwenang menangani perkara Tata Usaha Negara, misalnya mengenai
pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dan administrasi kenegaraan
lainnnya. Peradilan Tata Usaha tingkat pertama disebut “Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN)” dan berkedudukan di ibukota provinsi. Ini
berbeda dengan peradilan agama dan umum yang peradilan tingkat
pertamanya berada di tingkat kabupaten/kota. Saat ini terdapat 28 PTUN
di Indonesia, beberapa PTUN membawahi lebih dari satu provinsi.
Contohnya, PTUN Jakarta, PTUN Surabaya, dan sebagainya. Peradilan
Tata Usaha tingkat banding disebut “Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PTTUN)”. Peradilan ini menerima banding dari tingkat PTUN.
Saat ini terdapat 4 PTTUN di Indonesia yaitu PTTUN Jakarta, PTTUN
Makassar, PTTUN Medan dan PTTUN Surabaya.

4) Carilah contoh kasus pelanggaran hukum yang ditangani oleh


lembaga peradilan terendah sampai yang paling atas. Lampirkan
perjalanan peradilan tentang kasus yang ada:

1. Kasus hukum catatan KPK: 43 orang dari lembaga peradilan terjerat


korupsi.
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang
perjalanannya mencatat telah menangani 43 orang dari lingkup lembaga
peradilan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Sebagian besar
diantaranya berprofesi sebagai hakim. 

Kepala Biro Humas KPK, Febri Diansyah mengungkapkan, dari 43 orang yang
telah berhasil ditangani kasusnya, 15 orang di antaranya adalah hakim, 11 orang
advokat, tujuh orang panitera, tujuh jaksa, dan tiga orang lainnya berlatar
belakang polisi.

"Dari polisi tiga ini sebenernya salah satu adalah mantan penyidik KPK juga,
Suparman, jadi kami sendiri yang menangani saat itu dari temuan di
pengawasan internal," ujar Febri di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, kemarin
(24/1/). Modus yang dilakukan pun beragam. Sebanyak 36 orang tertangkap
karena modus penyuapan, dua orang dengan modus pemerasan, dua orang
lainnya karena pengadaan barang dan jasa, sisanya karena pencucian uang. 

Secara lebih rinci, Febri mengatakan, sebagian besar hakim yang sudah
diproses adalah hakim yang mendapatkan tugas di pengadilan tindak pidana
korupsi. Salah satunya kasus yang menjerat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
(MK), Akil Mochtar. 

"Jadi, ada enam hakim tipikor. Kemudian empat hakim di Tata Usaha Negara, di
Mahkamah Konstitusi ada satu, waktu itu Ketua MK, Akil Mochtar, di Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI) satu, dan di Peradilan Umum ada sekitar empat
orang," kata Febri. 
Pada kesempatan yang sama, Todung Mulya Lubis, Ketua Ikatan Advokat
Indonesia (Ikadin), mengungkapkan hal yang serupa. Apabila ingin mengubah
dan mentransformasikan lembaga penegakkan hukum, terutama peradilan, kata
Todung, peran dari Komisi Yudisial seharusnya dioptimalkan. 

"Kalau ingin mengubah dan mentransformasikan lembaga penegakkan hukum,


terutama peradilan, dari tingkat paling bawah sampai Mahkamah Agung,
semestinya juga memberdayakan kembali Komisi Yudisial yang setengah
lumpuh sekarang ini," ucap Todung.

Menurut Todung, kewenangan Komisi Yudisial harus lebih ditingkatkan. Tidak


cukup hanya menyeleksi hakim agung dan melakukan pengawasan sebatas
pada perilaku dan pelanggaran kode etik. peningkatan peran itu bisa dilakukan
seperti memperluas kewenangan Komisi Yudisial dalam hal pemeriksaan
substansi persidangan.

Todung juga berharap Mahkamah Agung dalam beberapa kasus strategis dapat
membuat sidang terbuka agar tidak hanya memeriksa berkas. Hal itu diperlukan
untuk menjamin akuntabilitas dan sebagai bentuk tanggung jawab serta
transparantasi. 

Todung menganggap akuntabilitas di lembaga peradilan cukup


mengkhawatirkan, terlebih dengan temuan beberapa kasus korupsi yang
melibatkan aparat penegak hukum. (gil)

Anda mungkin juga menyukai