Anda di halaman 1dari 1

Nama : Achmad Syaifuloh

No : 01
Kelas : XI ATU 3
EROSI
Erosi yang terjadi di sepanjang tebing Sungai Krueng Meureboe Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Aceh semakin parah, mengakibatkan tujuh desa wilayah tersebut terkena dampak
erosi di antara desa Aleu Lhok Gunung Meuh, Pasie Megat, Meunasah Buloh, Tanjung
Meulaboh, Meunasah Rambut, Meunasah Ara, dan desa Puuk, semakin dihimpit oleh erosi
sungai. Selain mengerus wilayah permukiman, erosi air sungai juga melantak lahan
perkebunan dan pertanian masyarakat, dengan kerugian diperkirakan mencapai miliaran
rupiah.

Warga yang tinggal di bantaran sungai mengeluhkan karena tidak segera ada tindakan
penanggulangan dari pemerintah. Padahal, warga sudah sering sekali melaporkan dampak
erosi tersebut.
"Proses erosi ini sudah lama terjadi, terutama di alur sungai yang menikung erosinya semakin
parah saat musim hujan. Air banjir mengikis tebing dan mengancam rumah warga," kata
Samsudin (50), kepada RRI di Meulaboh, Jumat (29/8/2014).
Fenomena yang selalu terjadi saat musim hujan itu membuat tebing di bagian barat sungai
hanyut rata-rata tiga meter per tahun. Dia mengaku sudah kehilangan tanah hingga ratusan
meter persegi. Kurang lebih 10 tahun lalu, jarak rumahnya dari sungai masih 50 meter,
Samsudin pernah memindah rumah lantaran posisinya semula berubah menjadi sungai.

Longsornya tebing sungai, juga akan mengancam Mesjid Al Ihsan Desa Puuk kecamatan
kaway XVI Kab,Aceh Barat , dengan jarak hanya 5 meter dari bibir sungai.
"Dulu masjid agak jauh dari sungai dari tahun ketahun erosi terus terjadi mejid ini juga akan
sangat ter ancam " ujarnya. Diungkapkan Samsudin, erosi berhenti selama kemarau, namun
kembali terjadi saat musim hujan.
Selain rawan longsor, aliran air juga naik hingga masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir
besar. kami meminta pemerintah Aceh membantu, karena puluhan rumah di pinggir sungai
ini akan ambruk serta perkebunan warga, untuk meringankan beban kami selaku rakyat
lemah harapnya.

Anda mungkin juga menyukai