Anda di halaman 1dari 10

ARUH BAHARIN SUKU DAYAK KALIMANTAN

TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Guru Pengajar : Siti Alifatur RohmaniahS.Si,M.Sc.

1. M.Fashih Alif Ba’


2. Via Lailatul Muharromah

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


PENDIDIKAM AGAMA ISLAM UNIVERSITAS DARUL
ULUM LAMONGAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“ARUH BAHARIN SUKU DAYAK KALIMANTAN” dapat kami selesaikan
dengan baik.Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
lebih mengenal tentang budaya budaya di Indonesia salah satu nya budaya
Aruh Baharin dari suku dayak.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Ibu Siti Alifatur
Rohmaniah,S.Si.M.Sc, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini,
kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Lamongan,10 Oktober 2022

M.Fahih Alif Ba’


DAFTAR ISI

Contents
ARUH BAHARIN SUKU DAYAK KALIMANTAN......................................1

STUDI ILMU SOSIAL DAN BUDAYA FAKULTAS PENDIDIKAM


AGAMA ISLAM UNIVERSITAS DARUL ULUM LAMONGAN............1

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................4

PENDAHULUAN..............................................................................................4

1,1 LATAR BELAKANG.................................................................................4

I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................6

I.3 TUJUAN MASALAH..................................................................................6

BAB II................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1,1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak pulau.Diantara
pulau yang terbesar yakni Jawa,Sumatra,Kalimantan,dan Papua.di empat
pulau tersebut ada berbagai suku bangsa yang bermacam macam dan
diperkirakan berjumlah lebih dari 300 suku bangsa.Keunikan Indonesia sering
kali dinilai dari keberagaman kebudayaan yang ada di masing masing suku
bangsa.Kebudayaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan sosial masyarakat Indonesia.Kebudayaan sebuah suku bangsa
diperoleh dan dipertahankan secara turun temurun dalam suku tersebut.

Salah satu pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan yang


memiliki berbagai tradisi disetiap daerahnya yang memiliki nama lain
Borneo.Pulau Kalimantan itu memiliki empat provinsi yaitu Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.Suku
yang mendominasi Kalimantan dikenal dengan suku Dayak yang memiliki
banyak tradisi yang berbeda beda disetiap sub sub sukunya. Memang disetiap
daerah memiliki tradisi masing masing yang dilaksanakan sejak dahulu seperti
Aruh Baharin yang diadakan setiap kali setelah panen mengadakan.mungkin
dilain daerah yang dekat dengat daerah saya juga mengadakan acara tersebut
tetapi belum tentu pelaksaannya yang sama.

Maka perbedaan ini harus kita jaga sehingga terwujudlah dasar Negara kita
bhineka tunggal ika “Berbeda beda tetapi tetap satu jua”

I.2 RUMUSAN MASALAH


Berdaarkan rumusan diatas,dapat kami rumuskan permasalahan yang
akan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaiamana persiapan dan pelaksaan tradisi adat aruh baharin?


2. Apa nilai-nilai religi dari pelaksanaa tradisi aruh baharin?
I.3 TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui persiapan dan pelaksanaa tradisi adat aruh baharin
2. Mengetahui nilaia-nilai tradisi aruh baharin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Upacara Adat Aruh Baharin


suku Dayak sendiri terdiri dari banyak cabang cabang suku. Masing – masing
cabang suku memiliki ciri khas yang berbeda – beda, Salah satu suku yang
memiliki ciri khas tradisinya yakni suku Dayak Meratus yang mendiami
provinsi Kalimantan Selatan.Suku Dayak Meratus ini mendiami wilayah
wilayah sungai,perbukitan lembah lembah sempit dan kawasan hutan lindung
pegunungan di Meratus di daerah Kabupaten Balangan, hulu sungai
tengah,hulu sungai selatan,tapian, banjar, tanah laut dan kotabaru,Ada
beberapa lagi sub suku Dayak Meratus yang tinggal dipegunungan Meratus di
wilayah Kabupaten Balangan yang meliputi suku dayak
balangan(halong/dusun),Dayak Bukit,Dayak Pitap.Suku Dayak Meratus
Halong di Kalimantan Selatan.

Kalimantan memiliki sumber daya alam yang melimpah Bagi masyarakat


Kalimantan alam adalah sumber kehidupan sehari – hari.Berbagai hasil selalu
dipanen disetiap tahunnya .Seperti perkebunan’pertanian,perikanan dan lain –
lainnya.Sehingga masyarakat Kalimantan, Khususnya,masyarakat etnis yang
masih menganut kepercayaan dari nenek moyang sangat menghargai dan
menghormati alam.Salah satu tradisi yang masih kental yaitu pesta panen yang
dalam Bahasa Dayak Halong adalah Aruh Baharin.Biasanya,tradisi ini
dilakukan setelah mereka panen padi. Prosesi upacara aruh baharin
berlangsung pada empat tempat pemujaan,salah satu tempat pemujaan,salah
satu tempat terpenting bagi masyarakat Dayak Meratus Halong adalah balai
adat Sarumpun.Namun, selain di balai adat,dapat juga dilaksanakan dirumah
secara pribadi,tentunya dengan skala yang lebih kecil.Upacara Aruh Baharin
diadakan pertiga hingga sepuluh tahun sekali tergantung anggaran.Upacara
adat ini berlangsung selama tujuh hari bertutur-turut dari siang hari hingga
menejelang malam hari.

Prosesi puncak dalam ritual ini terjadi pada malam ketiga hingga
keenam,di mana para balian melakukan proses batandik (menari) mengelilingi
tempat pemujaan dengan diiringi oleh bunyi-bunyian alat music tradisional
berupa gamelan, sedangkan pada hari kesatu dan kedua masyarakat Dayak
Meratus Halong melakukan kegiatan berupa nyiwuwunrung yaitu berupa acara
dimana anak-anak muda mengelilingi dadaunan enau muda (janur) yang akan
digunakan untuk menghiasi balai.

Kemudian hari terakhir di hari ketujuh merupakan acara berguru atau


wewarikan yaitu berupa tarian monyet seperti hanoman dalam cerita
Ramayana.Pada hari terakhir ini, masyarakat Dayak Meratus Halong
melakukan kegiatan memasak untuk penduduk.Makanan tersebut, berupa
sesajian yang nantinya akan dimakan secara bersama-sama dimalam terakhir
upacara aruh baharin.Perlengkapan upacara Aruh Baharin, biasanya
menggunakan hewan kerbau sejumlah 2-5 ekor, dan hewan kambing sejumlah
10-15 ekor, serta ayam sebagai pelengkap.Ditambah lagi beras sebagai
perlengkapan terpenting dalam upacara ini.

Nilai nilai upacara aruh baharin


Upacara aruh baharin terasa penting bagi masyarakat Dayak Meratus Halong,
dikarenakan upacara ini berusaha untuk menunjukan identitas kultural,
kebudayaan, dan keyakinan serta kosmologi Dayak Meratus Halong. Terdapat
nilai-nilai penting di dalam upacara aruh baharin, yaitu: menciptakan asas
gotong-royong bagi sesama masyarakat, menjaga ritual nenek moyang secara
turun-temurun, membentuk nilai kesopanan dan tatakrama, menjunjung nilai
adat serta yang terpenting adalah mengucapkan terimakasih kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rezeki. Dalam paparan ini,
disarikan dari pendapat dari tiga orang informan berdasarkan hasil wawancara
yang telah peneliti lakukan. Wawancara tersebut dilakukan kepada Bapak
Effendi, Bapak Gupen, dan Bapak Ibas. Menurut penuturan Bapak Effendi
nilai-nilai dari upacara aruh baharin adalah diperuntukkan untuk menciptakan
asas gotong-royong bagi sesama warga masyarakat Dayak Meratus Halong.
Hal tersebut, sesuai dengan kondisi ketika berlangsungnya upacara aruh
baharin, yang dimana memerlukan begitu banyak kerjasama masyarakat untuk
mensukseskan serangkaian aruh adat selama tujuh hari. Sedangkan menurut
penuturan Bapak Gupen bahwa nilai-nilai dalam upacara aruh baharin itu ialah
mengambil hikmah dalam melaksanakan acara ritual nenek moyang secara
turun-temurun yang sifatnya tidak boleh dihilangkan. Kalau kita tidak
mengerjakan akan berdampak, dalam bahasa kami itu katampuluan, bisa
punggak atau tulak. Istilah yang digunakan dalam bahasa muslim yaitu kualat
akan menjadi pendek umur dan berkurangnya rezeki. Ditambah lagi nilai-nilai
yang lain yaitu melakukan binaan moral, bahwa kita yang melaksanakan aruh
adat itu harus menjadi contoh bagi warga masyarakat, sebagai warga yang
beradat, sopan santun kita di masyarakat, tatakrama dipergaulan harus terikat
oleh adat yang telah disepakati secara turun-temurun. Pesan moralnya, budaya
itu selalu dilaksanakan dari orang tua kalo bisa sampai yang anak-anak terus
berkesinambungan jangan sampai hilang selama hatinya tergerak ataupun
terpanggil untuk tetap melestarikan. Senada dengan pendapat informan diatas
dijelaskan lagi oleh Bapak Ibas, bahwa nilai-nilai dalam upacara aruh baharin
yaitu pertama mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang telah memberikan rezeki kepada kita sesama umat manusia, lalu kepada
para dewa, bumigawil dan sebagainya, serta yang terpenting mengucapkan
terimakasih kepada Nining Bhatara (Tuhan Yang Maha Kuasa dalam konsep
Dayak Meratus Halong) Itu kuncinya. Dari nilai-nilai di atas, dapat di tarik
kesimpulan bahwa upacara aruh baharin adalah upacara yang penting
peranannya bagi masyarakat Dayak Meratus Halong. Dalam konsep mereka,
nilai-nilai dari upacara aruh baharin adalah bagian dari keyakinan dan identitas
kultural yang membentuk masyarakat Dayak Meratus Halong. Identitas
kultural yang dijaga secara turun-temurun dan keyakinan yang dibangun
melalui serangkaian ritual adat upacara aruh baharin telah membentuk orang
Dayak Meratus Halong dari nenek moyangnya hingga saat ini terus
berkesinambungan tanpa pernah putus.
PENUTUP
BAB III

3.1 Kesimpulan
Aruh baharin adalah sebuah hajatan besar atau pesta panen padi yang diadakan
oleh masyarakat Dayak Meratus Halong. Prosesi upacara aruh baharin
berlangsung pada empat tempat pemujaan, salah satu tempat terpenting bagi
masyarakat Dayak Meratus Halong adalah dibalai adat Sarumpun. Kegiatan
dibalai adat, upacara aruh baharin berlangsung dengan skala yang lebih besar.
Prosesinya diadakan selama 7 hari siang dan malam. Sedangkan untuk skala
yang lebih kecil lagi, diadakan dirumah warga secara pribadi selama 3 hari
siang dan malam.

Nilai-nilai penting di dalam upacara aruh baharin yaitu terdiri dari: pertama
menciptakan asas gotong-royong bagi sesama masyarakat,

kedua menjaga ritual nenek moyang secara turun-temurun,

ketiga membentuk nilai kesopanan dan tatakrama,

keempat menjunjung nilai adat

kelima yang terpenting adalah mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang


Maha Kuasa yang telah memberikan rezeki.

Dewasa ini, nilai-nilai upacara aruh baharin sejatinya memiliki potensi untuk
dapat digunakan sebagai alternatif pendidikan yang berlandaskan pada nilai
budaya bagi peserta didik. Hal itu diperuntukan untuk mengatasi persoalan
berupa degradasi moral pada diri peserta didik, seperti meningkatnya
pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan, penyalahgunaan obatobatan
terlarang, pornografi, dan konflik berbasis SARA yang umumnya telah
menjadi permasalahan sosial. Menjadi relevan kirannya nilai-nilai diatas
seperti nilai kesopanan dan tatakrama dipergaulan serta nilai-nilai gotong-
royong dalam upacara aruh baharin untuk dapat membentuk moral yang baik.

Anda mungkin juga menyukai